Tidak Perlu Takut

"Sabar yo, Num!"

Ia melepaskan Sanum kemudian mengajak Idris berpamitan. Para gerombolan pengacau kejam itu turut pergi setelah Rudy dan Idris pulang. Tinggallah Sanubari berdua bersama ibunya.

Sanubari mengenali penampilan para penjahat yang mengusir semua orang dari rumahnya. Kaos hitam dengan gambar sabit kematian dan kucing. Itu sama persis dengan pakaian yang dikenakan orang-orang yang berada di rumah juru kunci kuburan.

Mafia kuburan tersebut tidak hanya melarang ibunya untuk menyemayamkan kakeknya di lahan pemakaman tanpa membayar. Akan tetapi, mereka juga tidak mengizinkan seorang pun untuk mengurus jenazah sang Kakek. Mereka benar-benar keterlaluan.

Sanum berjalan mendekati jasad ayahnya. Ia memeluknya.

"Sorone dadi wong melarat yo, Pak?"

(Sengsaranya menjadi orang melarat ya, Pak?)

Sanum tidak kuasa menahan ungkapan isi hatinya. Kata-kata itu keluar begitu saja berbalutkan kepiluan.

Sanubari menangis dalam diam menyaksikan pemandangan menyedihkan. Di saat-saat seperti ini, ia paling tidak tahu harus bagaimana. Ia hanyalah bocah yang belum banyak pengalaman. Ia belum tahu bagaimana sikap yang tepat untuk menunjukkan kepedulian. Satu hal yang bisa ia lakukan tanpa belajar adalah merasa.

Sanum melepaskan pelukan lalu menyeka air matanya. Bagaimanapun juga masih ada banyak hal yang harus ia lakukan. Ia tidak bisa berlarut-larut dalam peratapan tanpa melakukan apa pun. Sanum beranjak menjauh dari pembaringan sang Ayah.

Sanubari memperhatikan langkah Sanum. Ibunya itu mengambil cangkul yang terletak di sudut ruangan.

"Arep nang ngendi, Mak?"

(Mau pergi kemana, Bu?)

Sanum menoleh begitu mendengar pertanyaan putranya. "Arep ngeduk joglangan nak buritan. Sampeyan nak kene sek wae. Babuko lak ngantuk!"

(Mau menggali lubang di belakang rumah. Kamu di sini saja. Tidurlah bila mengantuk!)

Sanum bermaksud hendak menggali kuburan sendiri. Semua harus ia lakukan sendiri karena bantuan telah diusir. Tiada gunanya lagi menunggu hari esok. Toh hari ini atau esok sama saja. Sanum tetap harus mengurus semuanya sendiri.

Menyicil pekerjaan yang lebih mudah mungkin akan meringankan bebannya. Menggali kuburan sepertinya akan menghabiskan waktu cukup lama. Sebab, Sanum belum pernah menggali lubang sedalam itu. Karena itulah ia lebih mendahulukan berkotor-kotor sebelum memandikan jenazah.

Sanubari menanggapi pesan ibunya dengan gelengan. "Emoh. Aku melu Mamak wae."

(Tidak mau. Aku ikut Ibu saja."

Sanubari berlari kecil menyusul ibunya yang melewati pintu belakang. Nyali Sanubari terlalu ciut untuk tetap berada dalam ruangan ditemani kesenyapan.

Ibu Sanubari kembali berbalik badan. "Yo, wis. Sampeyan ngenteni Nang ngarep Lawang wae. Eh, tapi tutupen disek Lawang ngarepan, Le! Mengko enek kucing mlebu."

(Ya, sudah. Kamu tunggu di depan pintu saja. Eh, tapi tutuplah dulu pintu depan, Nak! Nanti ada kucing masuk lagi.)

"Iya, Mak."

(Iya, Bu.)

Sanubari bergegas menutup pintu lalu kembali dengan membawa dingklik. Ia duduk di tengah gawang pintu sambil memperhatikan ibunya yang sedang mencangkul.

Baru empat–lima ayunan, seseorang menyapa Sanum. Ia menawarkan diri untuk menggantikan Sanum.

"Macul Kuwi panggawehane wong Lanang. Kene aku wae sing nutukne!"

(Mencangkul itu pekerjaannya lelaki. Sini biar aku saja yang melanjutkan!)

Ia adalah Rudy. Rudy datang bersama Idris. Rupanya kedua orang itu tidak benar-benar pulang setelah diusir. Mereka hanya sembunyi di suatu tempat, menunggu para berandalan pergi. Kemudian mereka kembali ke rumah Sanubari setelah memastikan kondisi aman.

"Pak Rudy kalih Ustaz Idris kok mriki malih? Bahaya menawi preman-preman wau ngertos panjenengan-panjenengan mriki malih damel bantu Kulo."

(Pak Rudy dan Ustaz Idris kok kemari lagi? Bahaya bila para preman tadi tahu bahwa kalian kembali ke sini untuk membantu saya.)

Sanum celingukan. Matanya bergerak ke sana-kemari risau. Ia masih merasa ngeri dengan bayangan orang-orang bersenjata yang mengancamnya.

"Aku ora wedi Karo wong-wong kae mau. Podo-podo manungsane, ora perlu enek sing diwedeni. Aku mung Wedi karo Sing Nggawe Urip."

(Aku tidak takut dengan orang-orang tadi. Sama-sama manusia, tidak perlu ada yang ditakutkan. Aku hanya takut dengan Sang Pencipta Kehidupan.)

Idris menyetujui perkataan Rudy itu. Ia menimpalinya dengan berkata, "Ngurusi jenazah iku kewajibane awakedewe. Wis sak mestine awakedewe ngelaksanakne kewajiban Tinimbang nelantarke mergo wedi Karo Podo manungsane."

(Mengurus jenazah itu kewajiban kita. Sudah seharusnya kita melaksanakan kewajiban daripada menelantarkannya karena takut dengan sesama manusia.)

Sanum pun menerima bantuan mereka. Penggalian kembali dilanjutkan. Sanubari belajar banyak hal dari apa yang ia saksikan. Manusia itu tidak untuk ditakuti. Seseram apa pun tampang mereka, sekuat apa pun tenaga mereka, sepenting apa pun mereka—manusia tetaplah manusia.

Kendati demikian, Sanubari masih saja takut dengan yang namanya makhluk halus. Ia sama sekali tidak berani menoleh ke belakang dimana jasad kakeknya terbaring. Ia hanya fokus menatap Idris dan Rudy yang sedang bekerja.

Kegigihan serta kebaikan mereka—Sanum, Idris dan Rudy akan selalu membekas di hati Sanubari kecil. Mungkin saja itu adalah sesuatu yang akan berpengaruh dalam pembentukan kepribadian bocah tersebut.

Bunyi cangkulan yang terus terdengar membuat tetangga terusik. Wanita pemilik rumah terdekat pun mendatangi mereka.

"Nyapo iki bengi-bengi kok pacul-pacul?"

(Kenapa ini malam-malam kok gali-gali?)

"Anu, Mbak Arti. Niki ngeduk joglangan damel kuburane bapak."

(Anu, Mbak Arti. Ini menggali lubang untuk menguburkan bapak)

"Sopo omong Kowe oleh ngubur mayit Nang kene?"

(Siapa bilang kau boleh mengubur mayat di sini?)

"Kulo mboten angsal nguburaken ten makam. Dadose Kulo putusaken ngubur ten pekarangan piyambak kemawon."

(Saya tidak boleh menguburkan di makam. Jadi saya putuskan untuk menguburkannya di pekarangan sendiri.)

"Jare sopo Iki lemahmu?"

(Kata siapa ini tanahmu?)

"Niki ancene sanes gadahan kulo tapi bapak."

(Ini memang bukan milik saya tapi bapak.)

"Ngimpi! Iki lemah wek anku, yo!"

(Mimpi kamu! Ini tanah milikku, ya!)

Sanum tidak percaya mendengarnya. Sanum yakin bahwa ayahnya pernah berkata lahan sempit ini merupakan miliknya. Ia tidak ingat maupun pernah mendengar tentang ayahnya menjual pekarangan yang mereka miliki.

"Pokoke aku emoh yo lak nganti enek kuburan nak lemahku! Lak jek ngengkel, sesok tak bongkar maneh!"

(Pokoknya aku tidak mau ya kalau sampai ada kuburan di tanahku! Kalau masih ngeyel, besok kubongkar.)

Arti masih bersikukuh dengan keinginannya. Ia meninggalkan mereka setelah puas mengomel dan memberi peringatan.

Sanum tidak bisa melawan. Ia tidak memegang akta kepemilikan tanah yang bisa memperkuat keterangannya. Mau dicari pun Sanum tidak tahu dimana sang Ayah menyimpannya.

Sanum tertunduk lesu dengan pasrah.Persoalan kubur mengubur ini benar-benar memusingkan seolah dimana pun orang miskin berada, baik hidup maupun mati mereka tetap tidak diterima masyarakat.

Idris menepuk bahu Sanum memberi saran. "Ora usah susah! Dikuburke nyang Buri masjid wae."

(Tidak usah susah! Dikuburkan di belakang masjid saja.)

"Angsal?"

(Boleh?)

"Masjid deso 'kan tanah waqaf. Dudu hake sopo wae kanggo njaluk upah kanggo nghunakne."

(Masjid deso 'kan tanah waqaf. Bukan hak siapa pun untuk meminta upah atas penggunaannya.)

Pernyataan itu membuat Sanum merasa lega. Akhirnya jalan keluar atas masalahnya ditunjukkan juga.

Idris dan Rudy berdiskusi tentang bagaimana cara mereka mengangkut jenazah. Jarak masjid dan rumah Sanum cukup jauh. Tidak mungkin mayat dibopong dengan berjalan kaki.

Beberapa saat kemudian mereka mufakat. Rudy mengantar pulang Idris lalu kembali mengendarai mobil bak milik Idris.

Jenazah dimuat di belakang. Sanubari naik di belakang juga bersama Idris. Sementara Sanum duduk di depan dengan Rudy yang menyetir.

Serangkaian proses penguburan jenazah hanya dikerjakan berdua. Mulai dari penggalian liang lahat hingga pemandian jenazah—semua itu dilakukan oleh Idris dan Rudy. Sementara Sanum terus membacakan tahlil sampai jenazah siap untuk disalatkan. Sedangkan Sanubari hanya duduk di sebelah ibunya.

Salat jenazah hanya dilakukan perempat—Rudy, Sanubari, Sanum dengan Idris sebagai imam. Rudy dan Idris sudah mencoba mengajak yang lain. Namun, tidak ada lagi yang berani ikut dalam proses tersebut setelah datangnya ancaman.

Proses pemakaman usai sekitar pukul dua dini hari. Kedua pria dewasa itu mengantar Sanum dan Sanubari pulang. Setelahnya mereka kembali ke rumah masing-masing.

Dua jam berlalu begitu cepat. Tidak ada satu pun dari kedua anak dan ibu itu yang bisa terlelap. Waktu subuh pun datang mengantarkan berita yang menyesakkan dada.

[Inalillahi wa Inna ilaihi Raji'un. Telah meninggal ustaz Idris pagi ini pukul tiga empat puluh ....]

Pengumuman dari toa musala setempat itu membuat Sanum membelalakkan mata. Awalnya ia berpikir bahwa ia mungkin saja salah dengar. Namun, pemberitahuan tersebut diulang beberapa kali dengan nama yang sama terucap jelas.

[Inalillahi wa Inna ilaihi Raji'un. Telah meninggal bapak Rudy ....]

Pemberitahuan lanjutan tersebut membuat Sanum semakin berprasangka buruk. Tidak mungkin kedua penolongnya meninggal di waktu yang bersamaan.

Sanum mulai mengaitkan penolakan yang ia lakukan pada juru kunci serta ancaman para preman di rumahnya semalam. Bila kematian Idris dan Rudy ada sangkut pautnya dengan pengurusan jenazah, maka itu sungguh perbuatan yang tidak bisa diterima. Bagaimana mungkin mereka bisa menghabisi nyawa seseorang hanya karena memberikan bantuan padanya? Sanum merasa bersalah telah melibatkan mereka.

"Koyoke pak Rudy karo ustaz Idris jek tas ngewangi awake Dewe ngubur Kakung. Ketorone sehat-sehat tapi kok ujuk-ujuk mati yo, Mak?"

(Sepertinya pak Rudy dan Ustaz Idris baru saja membantu kita menguburkan kakek. Kelihatannya juga sehat-sehat tapi kok mendadak meninggal ya, Bu?)

Sanubari duduk di depan tungku. Ia menghangatkan diri sambil memasukkan kayu yang perlahan termakan api. Sedangkan sang Ibu sibuk menggoreng kerupuk beras.

"Urip LAN patine manungso sopo sing ngerti, Le. Mangkane Kawit sak iki kumpulno sangu Ben ora getun lak dicelok Gusti Pangeran sak wayah-wayah!"

(Hidup dan matinya manusia siapa yang tahu, Nak. Makanya, kumpulkanlah bekal mulai dari sekarang supaya tidak menyesal bila dipanggil Gusti Pangeran sewaktu-waktu!)

"Lah, nak njero kuburan opo yo enek bakul pentol, sosis, es wawan? Kok Ndadak nggowo sangu?"

(Lah, di dalam kuburan memangnya ada penjual pentol, sosis, es wawan? Kok harus bawa uang saku segala?)

"Dudu sangu ngono Kuwi. Wong mati wis ora butuh panganan. Tapi sangu arupo amalan becik. Amalan becik kang akek iki sing besok ISO Nggawe uripe awake Dewe mulyo sak wide mati. Ojo sapisan-pisan ngelakoni tumindak olo lak ora pengen sengsoro saklawase!"

(Bukan bekal seperti itu. Orang meninggal sudah tidak butuh makanan. Tapi bekal berupa amalan kebaikan. Amalan kebaikan banyak inilah yang kelak bisa membuat hidup kita Mulya setelah meninggal kelak. Jangan sesekali berbuat keburukan bila tidak ingin sengsara selamanya!)

"Wong mati ISO Urip maneh?"

(Orang meninggal bisa hidup kembali?)

"ISO tapi Nyang alam liyo."

(Bisa tapi di alam lain.)

Sanum tersenyum. Ia mulai menjelaskan dasar-dasar kehidupan sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh Sanubari. Semakin diterangkan, semakin beranak Pinak pula pertanyaan Sanubari. Keingin Tahuan anak-anak bagaikan aliran sungai yang terus mengalir menuju lautan—Tiada habisnya bila dituruti.

Terpopuler

Comments

BlueMoon🔵

BlueMoon🔵

Kak Cho... Aku mau promosi dong, bolehin ya? Baca novelku yuk, judulnya Lin & Kin. Novel baru, tolong diramekan ya... Terima kasih..🖤

2021-12-22

1

wan byt

wan byt

mesakne

2021-10-09

1

GreaDDoel

GreaDDoel

lanjut tor

2021-10-04

1

lihat semua
Episodes
1 Pengantar
2 Insiden Teluk Gwinea
3 Perundungan
4 Ketidak Sengajaan
5 Kematian
6 Makelar Makam
7 Mafia Rasa Preman Kampung
8 Mafia Kuburan
9 Tidak Perlu Takut
10 Perayaan
11 Pajak
12 Diculik Jin
13 Penculikan Mewah
14 Kakus Kaya
15 Sihir Ajaib
16 Mencari Alamat
17 Dikira Setan
18 Mata Pembawa Bencana
19 Pigmen Mata
20 Maling Singkong
21 Suami Terbodoh
22 Identitas
23 Singkong Keju
24 Penculik Baik Hati
25 Makan Eskalator
26 Wanita Jemawa
27 Hantu Pembunuh
28 Investigasi
29 Kejahatan Sempurna
30 Tersangka Tertangkap
31 Trik Khayal
32 Kasus Terkuak
33 Reka Ulang
34 Istri Pemilik Perusahaan
35 Pedang Beranak
36 Tiba di Jakarta
37 Lidah Api
38 Telepon
39 Monas
40 Tiba di Verona
41 Sudah Menikah
42 Papa Kaget
43 Uang
44 Anggar
45 Olimpiade
46 Duel
47 Transisi Pola Pikir
48 Hari Olimpiade
49 Sanubari Bangkit
50 Kesempatan ke Dua
51 Olimpiade Berakhir
52 Undangan Presiden
53 Kritis
54 Pengejaran
55 Apresiasi
56 Dijenguk Sultan
57 Bos Singkong
58 Penembakan di Saugerties
59 Singkong berjaya
60 Berbagi
61 Focaccia
62 Pelayaran
63 Penyelidikan
64 Lelang
65 Penebusan
66 Chilly
67 Tragis
68 Darurat
69 Operasi
70 Sadar
71 Pemeriksaan Mata
72 Mata Pemandu
73 Rindu
74 Salah Paham Berakhir
75 Trauma
76 Paspor
77 Disergap
78 Selamat Tinggal!
79 Kabur
80 Berteduh
81 Pengganti
82 Lari
83 Makan
84 Bertemu Noka
85 Ditangkap Orang Asing
86 Perlawanan
87 Jadi Manekin
88 Manekin Hidup
89 Dipecat
90 Bebas Tanpa Syarat
91 Penangkapan
92 Adu Domba
93 Dilema Sanubari
94 Reuni Lamaran
95 Jawaban Lamaran
96 Rencana Masa Depan
97 Lompat
98 Menjauh
99 Kejar-kejaran
100 Bertemu Jenius Buta
101 Kebohongan itu Kejujuran
102 Sang Kehendak Abadi
103 Tuna Netra Abal-abal
104 Indonesia Bahasa Internasional
105 Tangan Ajaib Sanubari
106 Kerugian SM
107 Abrizar dan SM
108 Keputusan Sanubari
109 Visi Misi Perdana
110 Syarat Pertama
111 Duel dengan Abrizar
112 Syarat ke Dua
113 Penerbangan Spesial
114 Pembajakan Pesawat
115 Penjaga Perkasa
116 Perompak Udara
117 Terlepas dari Pesawat Perampok
118 Masjid Honjin
119 Terpisah
120 Bidadari Labirin Sakura
121 Tertangkap basah
122 Mendekati Anki
123 Diskusi Shiragami
124 Bersama Anki
125 Kesepakatan dengan Anki
126 Menemukan Markas Onyoudan
127 Masuk Onyoudan
128 Ujian
129 Panggilan Dini
130 Satu Tim dengan Eiji
131 Ketahuan
132 Peti Senapan
133 Tenggelam
134 Ke Rumah Akamizu
135 Ayah dan Anak
136 Kotak Kejutan
137 Ledakan
138 Siapa Kau?
139 Berkilah
140 Sake
141 Ceramah
142 Ceramah
143 Ceramah
144 Solusi
145 Bulan Sabit Bersilang
146 Manhole
147 Bulan yang Indah
148 Konflik
149 Ulang Tahun Eiji
150 Penawaran
151 Mencari Eiji
152 Ulang Tahun Eiji
153 Ulang Tahun Eiji
154 Kerisauan Eiji
155 Pergerakan Pikiran
156 Bertemu Mitsuki Lagi
157 Tentang Anki
158 Karuta di Osu
159 Tiga Pria
160 Mengajak
161 Melawan
162 Melarikan Diri
163 Si Buta dari Sangkar Korea Beraksi
164 Silet Terbang
165 Kembali
166 Ke Kereta
167 Tabrakan Dua Ular Besi
168 Kereta Susulan
169 Terowongan Manhole
170 Sarung
171 Mengutarakan
172 Ajakan
173 Ke Osaka
174 Berpencar
175 Resistem
176 Mendadak Melankolis
177 Umeda Sky Building
178 Sirip Hiu
179 Rencana Berburu Harta Karun
180 Mengejar Kupu-kupu
181 Yosakoi
182 Jatuh Semua
183 Mantra dan Gila
184 Tenggelam Bersama
185 Mulai
186 Tukar Kontak Istimewa
187 Ajaib
188 Pekerjaan Selesai
189 Anki hilang
190 Tak Ingin Dibenci
191 Pengejaran Udara
192 Kabar
193 Menyusul
194 Penggeledahan
195 Laporan
196 Kereta Hantu
197 Ilusi Masa Lalu
198 Somnabulisme
199 Bertemu Abrizar
200 Duplikator
201 Hampir Ketahuan
202 Gara-gara Master Mekatronika Tanpa Celah
203 Apa Itu Terdesak?
204 Pembebasan Eiji
205 Semua Bergerak
206 Pelepasan Anki
207 Elevator
208 Sanubari Jatuh
209 Pengganti Jaring Penangkap
210 Pencegatan
211 Peran
212 Tidak Diharapkan
213 Lanjut atau Tidak
214 Tidak Mau Rugi
215 Tertilang Karena Kimono
216 Darurat
217 Menyembunyikan
218 Yakuza
219 Berbalik
220 Bantai
221 Kisah Kucing
222 Jawaban Kucing Jingga
223 Intra Polisi
224 Santai Sejenak
225 Evakuasi
226 Terkurung
227 Rencana ke Luar
228 Penurunan
229 Gerakan Lanjutan
230 Ketahuan
231 Obor di Tengah Cawan Lautan
232 Lautan Api
233 Laporan
234 Bantuan
235 Membekukan Api
236 Istirahat dengan Tenang
237 Mencari Sanubari
238 Terjebak Ilusi
239 Demam Psikogenik
240 Identitas Sanubari
241 Rujukan
242 Mencari Kontak Canda
243 Kedatangan Dokter Jiwa
244 Penyelidikan
245 Kemajuan
246 Dunia Belalang
247 Tes Ingatan
248 Menerima
249 Selamat Datang Kembali
250 Membangun Ikatan
251 Penolakan
252 Bersikukuh
253 Berakhir
254 Sang Pengacau
255 Undangan
256 Malam Keputusan
257 Taruhan
258 Syarat
259 Langkah Berikutnya
260 Bertolak
261 Rumah Telah Lenyap
262 Wabah
263 Pembeli Tanah
264 Kembali
265 Capung
266 Konspirasi
267 Infeksi
268 Wabah Sintetis
269 Genting
270 Tangan Emas
271 Kejahatan yang Dikacaukan
272 Ingin Segera
273 Rencana Selanjutnya
274 Penyiksaan
275 Pemikiran Konyol
276 Perjalanan
277 Pulau Mafia
278 Mendarat di Pulau Mafia
279 Serangan Lycaon
280 Terseruduk Antelop
281 Kiwano
282 Petani Kiwano
283 Fanon Sangkara
284 Sambutan Hangat
285 Ambil Peran
286 Membujuk Fanon
287 Pembuktian
288 Vampir Pedalaman di Zaman Modern
289 Pengendali Hutan
290 Keluar Hutan
291 Bukan Penginapan Biasa
292 Pulau Lain
293 Objek Penelitian
294 Mwiny Bersaudara
295 Kecepatan Perubahan
296 Ketergesaan
297 Pembuktian Keanehan
298 Serbuan Berlebihan
299 Para Penggali Kubur
300 Sengketa Kuburan
301 Revolusi Kuburan
302 Dicari Polisi
303 Ditangkap
304 Tahanan
305 Ambisi
306 Masa Lalu Aldin
307 Penyelidikan
308 Elang
309 Sidang
310 Putusan Akhir
311 Rekrut
312 Nama
313 Labrak
314 Menyerahkan Diri
315 Beraksi
316 Terdesak
317 Interupsi
318 Kebijakan Baru
319 Telur
320 Telur Kucing
321 Pelaksanaan
322 Eksekusi
323 Evaluasi
324 Penyelidikan
325 Kilas Balik Muktar 1
326 Kilas Balik Muktar 2
327 Kilas Balik Muktar 3
328 Kilas Balik Muktar 4
329 Diskusi
330 Finansial
331 Wawancara
332 Menguntit
333 Berlayar
334 Sadar
335 Satelit Mata-mata
336 Kabur
337 Kapal Kargo Lain
338 Tawanan Bajak Laut
339 Gafrillo
340 Tembakan Jarum Beracun
341 Mata Melompat
342 Cengeng
343 Malaikat Maut
344 Mata Porselen
345 Menuju Pelabuhan
346 Berlabuh
347 Serah Terima
348 Ledakan
349 Pindah Haluan
350 Palsu dan Asli
351 Terkubur Reruntuhan
352 Para Agen
353 Mobil Terbang
354 Saling Terhubung
355 Menyusul Sanubari
356 Mengambil
357 Mengejar
358 Bela Sungkawa
359 Terbakar
360 Mengupas Kulit Telur
361 Dusta Damiyan
362 Kakek Fang Pelit
363 Hujan Lebat
364 Ekosistem Raksasa
365 Persik Legendaris
366 Damiyan Memberontak
367 Menyelinap
368 Ke Sarang Perempuan
369 Terantai
370 Sergap
371 Jalur Peluru
372 Utang
373 Dunia yang akan Datang
374 Terkungkung Perairan Gelap
375 Penemuan Teknologi
376 Tersesat
377 Delapan Kaki
378 Rongga Mulut
379 Kontaminasi
380 Ular Penyangga
381 Kunci Terakhir
382 Melanjutkan Misi
383 Penangkapan
384 Delusi Pinggir Sungai
385 Jus Tomat
386 Menerima Tantangan Tiada Akhir
387 Kultivar Singkong
388 Jalan Bola
389 Cepat Pulang
390 Desensisasi
391 Meditasi Nyamuk
392 Satu Tantangan Terakhir
393 Rencana Pelepasan
394 Menantang Juara
395 Ganti
396 Penangguhan
397 Penyelidikan Sirkuit
398 interogasi
399 Pemindaian Total
400 Mencair
401 Bukti Alkimia
402 Gajah Percobaan
403 Bumi Berlapis
404 Obat Khusus
405 Kombinasi
406 Serdadu Mosan
407 Keturunan Kaisar
408 Baju Peledak
409 Serum Kejujuran
410 Menjadi Pembalap Pengganti
411 Meledak dengan Gaya
412 Mengejar Belut Licin
413 Penyamaran Sempurna
414 Balapan Dimulai
415 Terduga Tersangka
Episodes

Updated 415 Episodes

1
Pengantar
2
Insiden Teluk Gwinea
3
Perundungan
4
Ketidak Sengajaan
5
Kematian
6
Makelar Makam
7
Mafia Rasa Preman Kampung
8
Mafia Kuburan
9
Tidak Perlu Takut
10
Perayaan
11
Pajak
12
Diculik Jin
13
Penculikan Mewah
14
Kakus Kaya
15
Sihir Ajaib
16
Mencari Alamat
17
Dikira Setan
18
Mata Pembawa Bencana
19
Pigmen Mata
20
Maling Singkong
21
Suami Terbodoh
22
Identitas
23
Singkong Keju
24
Penculik Baik Hati
25
Makan Eskalator
26
Wanita Jemawa
27
Hantu Pembunuh
28
Investigasi
29
Kejahatan Sempurna
30
Tersangka Tertangkap
31
Trik Khayal
32
Kasus Terkuak
33
Reka Ulang
34
Istri Pemilik Perusahaan
35
Pedang Beranak
36
Tiba di Jakarta
37
Lidah Api
38
Telepon
39
Monas
40
Tiba di Verona
41
Sudah Menikah
42
Papa Kaget
43
Uang
44
Anggar
45
Olimpiade
46
Duel
47
Transisi Pola Pikir
48
Hari Olimpiade
49
Sanubari Bangkit
50
Kesempatan ke Dua
51
Olimpiade Berakhir
52
Undangan Presiden
53
Kritis
54
Pengejaran
55
Apresiasi
56
Dijenguk Sultan
57
Bos Singkong
58
Penembakan di Saugerties
59
Singkong berjaya
60
Berbagi
61
Focaccia
62
Pelayaran
63
Penyelidikan
64
Lelang
65
Penebusan
66
Chilly
67
Tragis
68
Darurat
69
Operasi
70
Sadar
71
Pemeriksaan Mata
72
Mata Pemandu
73
Rindu
74
Salah Paham Berakhir
75
Trauma
76
Paspor
77
Disergap
78
Selamat Tinggal!
79
Kabur
80
Berteduh
81
Pengganti
82
Lari
83
Makan
84
Bertemu Noka
85
Ditangkap Orang Asing
86
Perlawanan
87
Jadi Manekin
88
Manekin Hidup
89
Dipecat
90
Bebas Tanpa Syarat
91
Penangkapan
92
Adu Domba
93
Dilema Sanubari
94
Reuni Lamaran
95
Jawaban Lamaran
96
Rencana Masa Depan
97
Lompat
98
Menjauh
99
Kejar-kejaran
100
Bertemu Jenius Buta
101
Kebohongan itu Kejujuran
102
Sang Kehendak Abadi
103
Tuna Netra Abal-abal
104
Indonesia Bahasa Internasional
105
Tangan Ajaib Sanubari
106
Kerugian SM
107
Abrizar dan SM
108
Keputusan Sanubari
109
Visi Misi Perdana
110
Syarat Pertama
111
Duel dengan Abrizar
112
Syarat ke Dua
113
Penerbangan Spesial
114
Pembajakan Pesawat
115
Penjaga Perkasa
116
Perompak Udara
117
Terlepas dari Pesawat Perampok
118
Masjid Honjin
119
Terpisah
120
Bidadari Labirin Sakura
121
Tertangkap basah
122
Mendekati Anki
123
Diskusi Shiragami
124
Bersama Anki
125
Kesepakatan dengan Anki
126
Menemukan Markas Onyoudan
127
Masuk Onyoudan
128
Ujian
129
Panggilan Dini
130
Satu Tim dengan Eiji
131
Ketahuan
132
Peti Senapan
133
Tenggelam
134
Ke Rumah Akamizu
135
Ayah dan Anak
136
Kotak Kejutan
137
Ledakan
138
Siapa Kau?
139
Berkilah
140
Sake
141
Ceramah
142
Ceramah
143
Ceramah
144
Solusi
145
Bulan Sabit Bersilang
146
Manhole
147
Bulan yang Indah
148
Konflik
149
Ulang Tahun Eiji
150
Penawaran
151
Mencari Eiji
152
Ulang Tahun Eiji
153
Ulang Tahun Eiji
154
Kerisauan Eiji
155
Pergerakan Pikiran
156
Bertemu Mitsuki Lagi
157
Tentang Anki
158
Karuta di Osu
159
Tiga Pria
160
Mengajak
161
Melawan
162
Melarikan Diri
163
Si Buta dari Sangkar Korea Beraksi
164
Silet Terbang
165
Kembali
166
Ke Kereta
167
Tabrakan Dua Ular Besi
168
Kereta Susulan
169
Terowongan Manhole
170
Sarung
171
Mengutarakan
172
Ajakan
173
Ke Osaka
174
Berpencar
175
Resistem
176
Mendadak Melankolis
177
Umeda Sky Building
178
Sirip Hiu
179
Rencana Berburu Harta Karun
180
Mengejar Kupu-kupu
181
Yosakoi
182
Jatuh Semua
183
Mantra dan Gila
184
Tenggelam Bersama
185
Mulai
186
Tukar Kontak Istimewa
187
Ajaib
188
Pekerjaan Selesai
189
Anki hilang
190
Tak Ingin Dibenci
191
Pengejaran Udara
192
Kabar
193
Menyusul
194
Penggeledahan
195
Laporan
196
Kereta Hantu
197
Ilusi Masa Lalu
198
Somnabulisme
199
Bertemu Abrizar
200
Duplikator
201
Hampir Ketahuan
202
Gara-gara Master Mekatronika Tanpa Celah
203
Apa Itu Terdesak?
204
Pembebasan Eiji
205
Semua Bergerak
206
Pelepasan Anki
207
Elevator
208
Sanubari Jatuh
209
Pengganti Jaring Penangkap
210
Pencegatan
211
Peran
212
Tidak Diharapkan
213
Lanjut atau Tidak
214
Tidak Mau Rugi
215
Tertilang Karena Kimono
216
Darurat
217
Menyembunyikan
218
Yakuza
219
Berbalik
220
Bantai
221
Kisah Kucing
222
Jawaban Kucing Jingga
223
Intra Polisi
224
Santai Sejenak
225
Evakuasi
226
Terkurung
227
Rencana ke Luar
228
Penurunan
229
Gerakan Lanjutan
230
Ketahuan
231
Obor di Tengah Cawan Lautan
232
Lautan Api
233
Laporan
234
Bantuan
235
Membekukan Api
236
Istirahat dengan Tenang
237
Mencari Sanubari
238
Terjebak Ilusi
239
Demam Psikogenik
240
Identitas Sanubari
241
Rujukan
242
Mencari Kontak Canda
243
Kedatangan Dokter Jiwa
244
Penyelidikan
245
Kemajuan
246
Dunia Belalang
247
Tes Ingatan
248
Menerima
249
Selamat Datang Kembali
250
Membangun Ikatan
251
Penolakan
252
Bersikukuh
253
Berakhir
254
Sang Pengacau
255
Undangan
256
Malam Keputusan
257
Taruhan
258
Syarat
259
Langkah Berikutnya
260
Bertolak
261
Rumah Telah Lenyap
262
Wabah
263
Pembeli Tanah
264
Kembali
265
Capung
266
Konspirasi
267
Infeksi
268
Wabah Sintetis
269
Genting
270
Tangan Emas
271
Kejahatan yang Dikacaukan
272
Ingin Segera
273
Rencana Selanjutnya
274
Penyiksaan
275
Pemikiran Konyol
276
Perjalanan
277
Pulau Mafia
278
Mendarat di Pulau Mafia
279
Serangan Lycaon
280
Terseruduk Antelop
281
Kiwano
282
Petani Kiwano
283
Fanon Sangkara
284
Sambutan Hangat
285
Ambil Peran
286
Membujuk Fanon
287
Pembuktian
288
Vampir Pedalaman di Zaman Modern
289
Pengendali Hutan
290
Keluar Hutan
291
Bukan Penginapan Biasa
292
Pulau Lain
293
Objek Penelitian
294
Mwiny Bersaudara
295
Kecepatan Perubahan
296
Ketergesaan
297
Pembuktian Keanehan
298
Serbuan Berlebihan
299
Para Penggali Kubur
300
Sengketa Kuburan
301
Revolusi Kuburan
302
Dicari Polisi
303
Ditangkap
304
Tahanan
305
Ambisi
306
Masa Lalu Aldin
307
Penyelidikan
308
Elang
309
Sidang
310
Putusan Akhir
311
Rekrut
312
Nama
313
Labrak
314
Menyerahkan Diri
315
Beraksi
316
Terdesak
317
Interupsi
318
Kebijakan Baru
319
Telur
320
Telur Kucing
321
Pelaksanaan
322
Eksekusi
323
Evaluasi
324
Penyelidikan
325
Kilas Balik Muktar 1
326
Kilas Balik Muktar 2
327
Kilas Balik Muktar 3
328
Kilas Balik Muktar 4
329
Diskusi
330
Finansial
331
Wawancara
332
Menguntit
333
Berlayar
334
Sadar
335
Satelit Mata-mata
336
Kabur
337
Kapal Kargo Lain
338
Tawanan Bajak Laut
339
Gafrillo
340
Tembakan Jarum Beracun
341
Mata Melompat
342
Cengeng
343
Malaikat Maut
344
Mata Porselen
345
Menuju Pelabuhan
346
Berlabuh
347
Serah Terima
348
Ledakan
349
Pindah Haluan
350
Palsu dan Asli
351
Terkubur Reruntuhan
352
Para Agen
353
Mobil Terbang
354
Saling Terhubung
355
Menyusul Sanubari
356
Mengambil
357
Mengejar
358
Bela Sungkawa
359
Terbakar
360
Mengupas Kulit Telur
361
Dusta Damiyan
362
Kakek Fang Pelit
363
Hujan Lebat
364
Ekosistem Raksasa
365
Persik Legendaris
366
Damiyan Memberontak
367
Menyelinap
368
Ke Sarang Perempuan
369
Terantai
370
Sergap
371
Jalur Peluru
372
Utang
373
Dunia yang akan Datang
374
Terkungkung Perairan Gelap
375
Penemuan Teknologi
376
Tersesat
377
Delapan Kaki
378
Rongga Mulut
379
Kontaminasi
380
Ular Penyangga
381
Kunci Terakhir
382
Melanjutkan Misi
383
Penangkapan
384
Delusi Pinggir Sungai
385
Jus Tomat
386
Menerima Tantangan Tiada Akhir
387
Kultivar Singkong
388
Jalan Bola
389
Cepat Pulang
390
Desensisasi
391
Meditasi Nyamuk
392
Satu Tantangan Terakhir
393
Rencana Pelepasan
394
Menantang Juara
395
Ganti
396
Penangguhan
397
Penyelidikan Sirkuit
398
interogasi
399
Pemindaian Total
400
Mencair
401
Bukti Alkimia
402
Gajah Percobaan
403
Bumi Berlapis
404
Obat Khusus
405
Kombinasi
406
Serdadu Mosan
407
Keturunan Kaisar
408
Baju Peledak
409
Serum Kejujuran
410
Menjadi Pembalap Pengganti
411
Meledak dengan Gaya
412
Mengejar Belut Licin
413
Penyamaran Sempurna
414
Balapan Dimulai
415
Terduga Tersangka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!