"A...."Teriak Rini tapi Rendi langsung menutup mulutnya.
Rini menggigit telapak tangan laki-laki yang mendekap mulutnya.
"Auw...."Teriak Rendi lirih langsung menarik tangannya dari mulut Rini tapi tangan satunya masih menggenggam kuat tangan Rini.
"Lepasin tangan gue...eh...."Teriak Rini sambil memberontak berusaha melepas cengkraman tangan laki-laki itu tanpa menoleh ke wajah si laki-laki itu.
"Sayang diam...ini mas...!"Teriak Rendi lirih.
"Hah... Mas Rendi...kenapa Mas Rendi lakukan ini?"Tanya Rini kaget melihat kekasihnya.
"Kenapa lo masih berhubungan dengannya..?"Tanya balik Rendi sambil melepas tangan Rini dengan kasar.
"Maksud Mas Rendi apa?"Tanya Rini bingung.
"Enggak usah pura-pura, gue sudah tau..."Kata Rendi ketus.
"Aduh mas... Rini benar-benar gak tau maksud Mas Rendi, Rini berhubungan dengan siapa?"Tanya Rini kesal sambil memegang pergelangan tangan kanannya sendiri yang terasa sakit akibat genggaman tangan Rendi yang terlalu kuat.
Lima belas menit yang lalu Rendi sampai di rumah kontrakan Rini dan Salsabila.
Rendi sengaja mematikan motornya agar tidak ketahuan dia datang berniat ingin memberi kejutan untuk kekasihnya.
Tapi ketika Rendi sampai didepan kontrakan, Rendi mendengar ada suatu laki-laki di dalam kontrakan.
Karena penasaran Rendi bersembunyi dan menguping pembicaraan mereka.
"Suaranya seperti Wahyu...?"Gumam Rendi lirih.
"Iya benar dia memang Wahyu,sialan....apa yang sudah mereka lakukan dibelakang gue selama ini..."Kata Rendi lirih dengan mengepalkan kedua tangannya.
"Awas lo Rin, gue tidak akan pernah memaafkan lo jika ternyata lo berani macam-macam dibelakang gue !"
.....
.....
"Oh ... maksud Mas Rendi laki-laki yang tadi ya?"Tanya Rini menebak.
"Tadi Mas Wahyu lho Mas, Rini tidak sengaja ketemu sama Wahyu waktu itu didepan supermarket, terus ketemu lagi waktu Rini masih kerja diwarung."Jelas Rini jujur.
"Ada apa dia datang kesini?"Tanya Rendi dengan wajah dingin menatap Rini.
"Mas Rendi cemburu ya...?"Rini malah menggoda kekasihnya yang lagi marah.
"Untuk apa dia datang kesini...!"Bentak Rendi kesal.
"Ya mainlah... Mas Rendi aneh deh, lagian bukannya Mas Wahyu itu temannya Mas Rendi, kenapa Mas Rendi tadi gak mau menemuinya?"Kata Rini jadi kesal dengan sikap kekasihnya.
"Gue tidak suka lo berhubungan dengan dia, nanti lo diambil dia... gue takut lo nanti ninggalin gue."Kata Rendi sambil menggenggam tangan Rini.
"He...he...Mas Rendi lucu, memangnya gue makanan atau barang..main di ambil aja."Protes Rini sambil tertawa kecil.
"Sayang... gue lagi serius jangan ketawa."Kata Rendi kesal.
"Ya habisnya Mas Rendi ngomongnya seperti itu.Kenapa tadi Mas Rendi gak menemui Mas Wahyu kalau Mas Rendi sudah tau Mas Wahyu ada di kontrakan."
Tanya Rini tapi Rendi hanya diam saja mendengar ucapan Rini.
"Dan satu lagi, kemarin kata Mas Rendi kita gak boleh bicara menggunakan lo-gue,Tapi kenapa Mas Rendi malah bicara dengan menggunakan itu lagi."Ucap Rini jadi kesal.
"Iya,mas tadi emosi."Jawab Rendi.
"Apa kamu menyukai Wahyu?"Tanya Rendi dengan wajah sendu.
"Haha... sudah dong Mas,mana mungkin aku menyukainya... hatiku hanya milikmu seorang Mas,gak mungkin aku semudah itu berpindah ke lain hati,Mas Rendi gak usah berfikir macam-macam deh."Ucap Rini terlihat santai.
"Benarkah..."Ucap Rendi merasa bahagia mendengar ucapan Rini.
"Ya sudah kalau gak percaya.... aku mau beli pulsa dulu."Kata Rini sambil membalikkan badannya hendak jalan.
"Tunggu...biar Mas antar."Kata Rendi menghentikan langkah kaki Rini.
"Ya sudah cepetan kalau mau antar."Ucap Rini kesal.
Rendi segera berlari untuk mengambil motornya yang diletakkan di samping kontrakan Rini dan Salsabila.
"Ayok..."Ajak Rendi setelah berada di samping Rini.
Rini segera naik diatas motor milik Rendi, hanya membutuhkan waktu sebentar untuk sampai ditempat penjual pulsa handphone.
"Temenin Mas makan dulu yok sayang...mas tadi belum makan."Ucap Rendi yang sudah kelaparan setelah mengantar Rini membeli pulsa handphone.
"Sebentar Mas, Rini telpon Mbak Bila dulu takut Mbak Bila khawatir."Kata Rini sambil merogoh handphone miliknya yang dimasukkan didalam kantong celananya.
"Halo...ada apa Rin?"Tanya Salsabila disaluran panggilan telpon.
"Mbak.. aku mau nemenin Mas Rendi makan dulu ya Mbak,tadi aku ketemu Mas Rendi di jalan, Mas Rendi ngajak aku makan."Kata Rini di panggilan telpon minta izin kepada Mbaknya.
"Ya sudah,tapi pulangnya jangan terlalu malam ya Rin."Perintah Salsabila memberi izin.
"Iya Mbak."Jawab Rini langsung mematikan panggilan telpon setelah memberitau kepada mbaknya.
"Ayok Mas..."Kata Rini sambil memasukkan handphone miliknya kedalam kantong celananya.
"Ayok kemana?"Tanya Rendi pura-pura lupa.
"La... katanya mau ditemenin makan."Jawab Rini kaget karena Rendi malah bertanya.
"Oh.. kirain ayok kepenghuluan."Kata Rendi menggoda Rini.
"Mulai deh...malas lah, mending pulang saja."Rini ngambek.
"Iya sayang, bercanda...kita beli bakso aja ya yang,mas kangen makan sepiring berdua seperti waktu itu."Kata Rendi sambil mengingat kenangan romantis sewaktu masih di alun-alun,makan nasi sepiring berdua saling bersuapan.
"kita makan nasi berdua saja ya mas,di warung itu jangan beli bakso lah.Mas Rendi harus makan nasi."Kata Rini sambil menunjuk ke arah warung yang dulu Rini pernah kerja di sana.
"Tapi Mas gak mau diwarung bekas kamu kerja."Kata Rendi keberatan.
"Lho... kenapa Mas? masakannya enak kok."Jelas Rini.
"Pokoknya Mas gak mau,nanti kamu ketemu sama Fa...ri...ri...siapa tuh cowok yang kata kamu kerja jadi manajer."Kata Rendi sambil cemberut.
"Hehe... Mas Fahri...."Jawab Rini membetulkan ucapan kekasihnya.
"Tenang saja Mas,aku tuh gak ada perasaan apa-apa sama dia,mas Rendi gak usah takut.
Pokoknya cintaku hanya untuk Mas Rendi seorang."Sambung Rini sambil tersenyum manis menatap wajah kekasihnya.
"Wah.. ternyata kekasihku ini sudah pintar merayu ya?"Kata Rendi sambil menarik hidung Rini gemas.
"Hehe...iya dong...Siapa dulu gurunya...."Ucap Rini sambil tersenyum malu.
"Ya sudah...ayok ah lapar.."Kata Rendi yang memang sudah sangat kelaparan.
Sepulang dari pabrik milik kakeknya, Rendi langsung ketempat Rini tanpa makan terlebih dahulu.
Sesampai di warung makan Rini langsung berjalan untuk memesan makanan kepada seorang pemuda tampan yang bertugas menjaga warung dimalam hari.
"Sayang pesan makanannya satu piring saja,mas pingin kita makan sepiring berdua ya,awas kalau pesen dua piring, minumnya juga satu gelas saja."Perintah Rendi tidak mau dibantah.
"Iya sayang..."Jawab Rini langsung berjalan kedepan untuk pesan makanan.
"Eh... Mas Fahri toh yang jaga?"Tanya Rini saat melihat Fahri sedang duduk dikursi kayu bersama para pembeli yang sedang makan nasi di warung itu.
Ternyata yang sedang berjaga di depan adalah Fahri,adik dari pemilik warung.
"Oalah.. Rini toh, gimana kabar lo Rin?Lama gak keliatan,sama siapa?"Tanya balik Fahri sambil bangun dari duduknya dan berjalan ke lemari kaca sebagai tempat untuk meletakkan menu makanan.
"Sama pacar gue mas."Jawab Rini sambil menunjuk ke arah Rendi yang sedang duduk sambil menatap tajam Rini yang sedang berdiri didepan lemari kaca untuk pesan makanan.
"Oh..."Kata Fahri sambil melirik ke seorang pemuda tampan yang sedang duduk dengan wajah tampak marah menatapnya.
"Sepertinya cowok lo lagi PMS."Kata Fahri berbisik lirih ke Rini.
"Hah...PMS?"Tanya Rini bingung.
"Hehe.. habis wajahnya sudah seperti harimau siap menerkam mangsanya."Bisik Fahri sambil tertawa kecil.
"Hehehe...mas Fahri bisa saja."Kata Rini dengan tertawa kecil mendengar ucapan Fahri.
"Sudah belum pesannya...."Teriak Rendi dibelakang mereka.
"Iya mas sebentar...Waduh... cepetan mas, cowok gue sudah marah beneran tuh,minta nasi sama sayur buncis, terus sama ikan bawal , minumnya satu gelas es teh manis aja."
Kata Rini langsung berjalan ke arah Rendi yang sedang duduk dengan wajah yang tampak jutek.
"Kok cuma satu piring sih nasinya?Kan kalian berdua."Tanya Fahri merasa aneh.
"Biar romantis."Jawab Rini.
"Romantis apa gak punya uang...!"Seru Fahri menggoda.
"Sudah cepetan keburu cowok gue marah besar bisa ribet urusannya."Perintah Rini.
"Oke...lo duduk dulu gih temenin cowok lo yang sudah seperti singa marah itu,biar gue siapin dulu pesanannya."Kata Fahri sambil mengambil piring dan mengisi piring itu dengan nasi yang ada didalam termos nasi yang berukuran jumbo serta lauk pauk yang Rini sebutkan tadi .
"Lama banget sih... ngomongin apa hayo...?"Tanya Rendi kesal setelah Rini sudah duduk di sampingnya.
"Sudah dong Mas jangan curigaan terus dong."Jawab Rini berusaha menenangkan kekasihnya yang super posesif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments