"Sayang,besok ikut mas ketemu sama nenek mas yok yang, nenek pingin ketemu sama kamu...."Kata Rendi sambil mengunyah nasi.
"Uhuk... uhuk...." Rini terbatuk-batuk karena kaget mendengar ucapan Rendi.
"Aduh yang hati-hati dong,ini cepetan minum,"kata Rendi sambil memberikan satu gelas air putih yang sudah disediakan diwarung.
"Besok mas jemput jam sembilan pagi ya sayang."Lanjut Rendi setelah memberikan air putih kepada Rini.
"Aku tanya dulu sama Mbak Bila ya Mas."Kata Rini.
"Oke...."Jawab Rendi singkat.
Fahri diam-diam memperhatikan Rini dan Rendi dari balik etalase tempat untuk meletakkan lauk pauk atau makanan yang di jual dengan duduk di kursi yang ada di belakang etalase sambil memainkan handphone miliknya
Rendi melirik ke arah Fahri yang terhalang lemari kaca atau etalase warung itu.
"Sayang...kamu makannya yang banyak ya biar gendut."Perintah Rendi sambil menyuapkan nasi ke mulut Rini, Rendi sengaja memanasi Fahri yang diam-diam memperhatikan mereka.
"Nanti aku jadi jelek dong kalau gendut."Ucap Rini sambil cemberut.
"Siapa bilang, mas suka lihat kamu gendut, soalnya biar lebih enak kalau dipeluk, lebih terasa empuk."Kata Rendi berbisik di telinga Rini.
"Ih mas Rendi..."Ucap Rini kesal sambil mencubit pinggang Rendi.
"Auw.... sayang... sakit yang...!"Seru Rendi dengan manja sambil menggeser duduknya agar lebih dekat dengan kekasihnya.
"Abisnya Mas Rendi nyebelin."Ucap Rini sambil cemberut.
"Iya deh Mas minta maaf jangan ngambek dong yang,nanti cantiknya ilang kalau ngambek terus."Rayu Rendi kepada kekasihnya, tangan kirinya menggenggam tangan Rini dengan lembut.
"Sayang...aku pingin kerja,gak enak minta uang sama Mbak Bila terus."Kata Rini sambil menundukkan kepalanya.
"Tapi jangan kerja diwarung ini lagi,mas gak suka!" Rendi menatap tajam ke arah Rini.
"Kalau aku kerja bareng Mas Wahyu boleh tidak?"Tanya Rini membuat Rendi yang sedang minum sampai tersedak karena kaget mendengar ucapan Rini.
"Uhuk..uhuk...apa?Kamu mau kerja bareng Wahyu?Gak boleh."Ucap Rendi tegas.
"Kenapa?Kata Mas Johan, Rini boleh kerja di sana." Rini menjelaskan.
"Siapa lagi itu Johan."Kata Rendi terlihat kesal.
"Mas Johan itu temannya Mas Wahyu yang tadi datang bareng Mas Wahyu."Jelas Rini.
"Enggak boleh.. pokoke ndak oleh, titik gak pakai koma-koma."Kata Rendi gak mau di bantah.
"Terus Rini disini mesti ngapain dong... Rini bosen lah yang diam dikontrakkan terus,gak enak sama Mbak Bila."Kata Rini sambil cemberut.
Rendi diam saja mendengar ucapan Rini sambil memikirkan sesuatu.
"Ya sudah besok kamu ikut sama Mas aja,mas punya pekerjaan buat kamu."Kata Rendi sambil menatap wajah Rini.
"Beneran Mas, serius..gak bohong.."Rini mengembangkan senyumnya dengan wajah yang sudah terlihat ceria.
"Iya... sekarang kamu makan dulu yang banyak."Perintah Rendi sambil menyendokkan nasi ke mulut Rini.
Mereka makan dengan bersuapan seperti berada di alun-alun kajen waktu itu.
Mereka terlihat romantis membuat iri orang-orang yang berada diwarung.
Selesai makan Rini dan Rendi langsung pulang ke kontrakan Salsabila.
"Maaf Mbak ... Rininya aku bawa tadi untuk menemani aku makan di warung depan."Kata Rendi kepada Salsabila setelah mereka sudah berada di kontrakan Salsabila.
"Ya sudah gak apa-apa, yang penting kamu sudah bawa adik Mbak kembali ke kontrakan ini dengan selamat."Ucap Salsabila dengan suara lembut.
"Kalau begitu aku mau pamit pulang dulu Mbak,oh iya...besok aku mau ajak Rini untuk bertemu dengan Nenekku di daerah Pluit boleh ya Mbak,nenek pingin ketemu sama Rini." Rendi meminta izin kepada Salsabila yang usianya satu tahun lebih muda darinya tapi wajah Salsabila terlihat lebih dewasa.
Salsabila menoleh ke arah Rini yang sedang duduk di sebelahnya.
Rini tersenyum menatap wajah Mbaknya.
"Tapi kalian hati-hati ya,kalau sudah selesai bertemu Nenek kamu,kamu harus secepatnya bawa adik Mbak kembali ke kontrakan ini." Kata Salsabila.
"Iya Mbak, aku pasti bakal menjaga Rini dengan sebaik mungkin, karena aku sangat mencintai Rini Mbak,"ucap Rendi dengan bersungguh-sungguh.
"Ya sudah kalau begitu saya pamit pulang dulu,besok pagi saya kesini untuk menjemput Rini."Lanjut Rendi.
.......
.......
Hari minggu pagi tepat pukul 09.00 WIB.Rendi memenuhi janjinya untuk menjemput Rini, mereka pergi ke Pluit yang berada di Jakarta Utara.
Rini pergi dengan mengendarai motor ninja yang Rendi pinjam dari om Agung.
Setelah menempuh jarak sekitar 23 menit, akhirnya mereka sampai di rumah neneknya Rendi yang ada di daerah Pluit.
Pluit adalah kawasan yang cukup terkenal di Jakarta Utara bahkan di ibukota,karena terdapat komplek perumahan mewah dan pusat perbelanjaan seperti Megamal Pluit disana.
"Kita sudah sampai sayang..."Kata Rendi ketika sudah berada di depan rumah yang super mewah.
"Ini rumah Nenek Mas Rendi?"Tanya Rini sambil menatap kagum bangunan rumah berlantai tiga yang sangat besar.
Rendi menghentikan motornya di depan rumah itu, mereka turun dari motor,
Rendi memencet tombol yang terpasang di depan pintu gerbang.
Terlihat seorang wanita yang sudah tampak tua berdiri di teras lantai dua.
Wanita itu tersenyum melihat Rendi yang baru datang dengan seorang gadis cantik.
"Nenek malas kebawah,nenek lempar kuncinya ya Ren...kamu buka sendiri gerbangnya."Kata Neneknya Rendi sambil melempar beberapa kunci yang dijadikan satu ke arah Rendi.
Rendi menarik tangan Rini untuk menjauh takut terkena kunci.
Kluntang...
Bunyi kunci jatuh di aspal jalan, Rendi langsung mengambil kunci itu dan membuka gerbangnya.
Rendi mendorong motornya dan meletakkannya di teras rumah itu,lalu berjalan mendekati Rini yang masih berdiri mematung didepan gerbang.
"Ayok sayang... kok kamu masih diam disitu sih?" Rendi menarik tangan Rini dengan lembut.
Setelah Rini berada di teras rumah, Rendi menutup dan mengunci pintu gerbang rumah Neneknya.
"Ayok sayang,kamu jangan takut yang, nenekku bukan orang jahat kok. "Kata Rendi berusaha meyakinkan Rini yang terlihat ragu.
Rini mengingat kejadian waktu diajak kerumah orang tuanya Rendi oleh seorang laki-laki waktu itu, disana Rini harus menerima hinaan dari orang tua Rendi.
Nampak wajah Rini berubah pucat memikirkan hal itu akan kembali ia alami, dengan lembut Rendi menggenggam tangan Rini dan tersenyum menatap wajah Rini yang berubah pucat.
"Sayang..kamu jangan takut,ada mas yang selalu ada buat kamu.
Percayalah sayang.... mas tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu lagi."Kata Rendi dengan lembut menenangkan Rini yang sedang ketakutan.
Rini menghirup nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya lagi dengan pelan.
Rini menganggukkan kepalanya dan tersenyum menatap wajah kekasihnya setelah hatinya sudah merasa lebih baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments