"Pak Karta..!"
Panggil Rendi kepada bapaknya Rini yang baru keluar dari terminal.
"Rendi?"Ucap Pak Karta kaget dengan kedatangan teman anaknya.
"Rini mana pak?" Tanya Rendi
"Rini sudah berangkat ke Jakarta,bus yang ditumpanginya baru saja jalan 5 menit yang lalu!" Pak Karta menjelaskan.
"Sudah berangkat pak?"Tanya Rendi kaget,badannya lemas seketika.
Rendi menjatuhkan badannya di atas tanah dengan posisi kakinya ditekuk , kedua lututnya menempel ketanah.
"Nak Rendi? Apa yang kamu lakukan nak, bangunlah!" Kata Pak Karta kaget dengan apa yang dilakukan Rendi.
"Apa yang harus aku lakukan,Rini kenapa kamu harus pergi tanpa mencari tau dulu kebenarannya..?" Kata Rendi sambil menundukkan kepalanya, cairan bening keluar dari kedua matanya, badannya terasa lemas,hidupnya seakan telah berakhir.
"Apa yang sabenarnya terjadi? Bangunlah nak, Rini hanya pergi ke Jakarta. Kamu bisa menyusulnya nanti kalau kamu memang benar- benar menyayanginya.
Tapi bapak minta tolong biarkanlah Rini pergi dulu untuk menenangkan hatinya yang sedang terluka."
Pak Karta mencoba menenangkan pemuda yang ada di depannya.
"Rendi sangat mencintai Rini pak, Rendi gak pernah mengkhianatinya.Apa yang dikatakan Siska itu bohong,bukan Rendi yang sudah menghamilinya.Rendi berani sumpah pak!" Jelas Rendi dengan wajah sendu,kedua matanya terus mengeluarkan cairan bening membasahi pipinya.
Seorang Rendi yang terkenal cuek dan sombong, tidak pernah terlihat bersedih. Akhirnya menangis juga karena cinta.
"Ya sudah sekarang kamu pulang saja dulu,nanti kita coba cari solusinya.
Tapi sebaiknya nak Rendi selesaikan dulu urusan nak Rendi dengan keluarga nak Rendi sebelum memutuskan untuk menemui putri bapak.
Bapak tidak akan membiarkan putri bapak terluka lebih dalam lagi karena kamu." Kata Pak Karta tegas.
Pak Karta pun kembali menjalankan motor untuk kembali kerumahnya,karena Pak Karta juga harus bersiap-siap pergi bekerja.
...
...
"Papa... Mama...!" Teriak Rendi di rumah kedua orang tuanya.
Setelah dari terminal Wiradesa, Rendi Langsung pergi kerumah orang tuanya,
Dengan dipenuhi amarah, Rendi langsung masuk kerumah orangtuanya begitu pintu dibuka oleh asisten rumah tangga mereka.
"Papa... Mama...!" Teriak Rendi lagi sambil berjalan mencari keberadaan kedua orang tuanya.
"Rendi... Akhirnya kamu pulang juga nak!" Kata Ibu Citra yang baru keluar dari kamar karena mendengar teriakkan Rendi.
"Mama... mana Papa?" Tanya Rendi.
"Papamu sudah berangkat ke pabrik nak!"Jawab Ibu Citra.
"Kenapa kalian jahat sama Rini ma? Memangnya apa kesalahan Rini, sehingga kalian begitu membencinya?" Tanya Rendi dengan wajah penuh emosi.
"Oh..jadi perempuan itu ngadu sama kamu?"Ucap Ibu Citra sambil tersenyum sinis.
"Ngadu...mana mungkin Rini mengadu, dia bukan wanita seperti itu.
Dia malah lebih memilih pergi daripada mengadu." Jawab Rendi dengan menahan marah.
"Oh...jadi perempuan itu sudah pergi? Baguslah berarti sudah tidak ada yang menggangu kamu dengan Siska lagi,kamu tau Rendi? Siska hamil,dan anak yang ada dalam perutnya adalah anak kamu,jadi kamu harus bertanggung jawab." Kata Ibu Citra memberitahu.
"Hamil.....anak Rendi? Ha...ha....
Bagaimana bisa Rendi menghamilinya, sedangkan Rendi belum pernah menyentuhnya ma, Siska pasti bohong!" Kata Rendi membela diri.
"Sudahlah Ren,kamu jangan mengelak lagi,siska 5 hari yang lalu datang kesini bersama kedua orang tuanya,Siska menangis katanya dia sedang hamil dan itu adalah anak kamu Ren! " Kata Ibu Citra memberitahu.
"Mama...itu bohong, Rendi tidak pernah menyentuhnya, Rendi berani sumpah ma!" Teriak Rendi.
"Sudahlah Ren,suka atau tidak suka kamu tetap harus menikah dengan Siska. Hari dan tanggalnya sudah kami tentukan." Kata Bu Citra tegas tidak mau dibantah.
"Terserah, pokoknya Rendi tidak mau menikah dengan Siska." Teriak Rendi menolak.
"Rendi kamu jangan bodoh nak, tinggalkan perempuan itu dan menikahlah dengan Siska." Teriak Ibu Citra.
"Rendi Tidak mau ma, Rendi gak cinta dengan Siska." Ucap Rendi dengan tegas.
"Cinta bisa datang nanti setelah kamu menikah dan hidup bersama, percayalah Rendi.
Jika kamu menyayangi mama, menikahlah dengan Siska nak, mama mohon.
Kasihan Siska sayang,dia sedang mengandung anakmu,mama punya bukti hasil tes kalau dia sedang hamil, Siska bilang dia mengandung anakmu sayang,kalau memang bukan kamu yang menghamilinya,lalu anak siapa itu.. kembalilah sama Mama nak,mama sangat merindukanmu sayang." Ucap Bu Citra sambil menangis.
"Mama... Rendi minta maaf ma, beri Rendi waktu untuk membuktikan kalau Siska bohong.
Rendi berjanji sama mama kalau Rendi bakal balik ke rumah ini jika semua masalah udah beres.
Rendi juga sayang sama mama, percayalah sama Rendi ma.
Siska itu licik ma,dia bakal ngelakuin segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau." Kata Rendi menjelaskan.
"Rendi... mama mohon jangan tinggalin mama lagi sayang,hiks...hiks...." Kata Ibu Citra sambil menangis.
"Mama...." Panggil Rendi sambil memeluk orang yang sangat di sayanginya.
Sesungguhnya hati Rendi merasa sakit saat melihat mamanya menangis.
"Rendi sangat menyayangi mama,tapi Rendi juga sayang sama Rini ma, hidup Rendi terasa tak berguna jika harus kehilangan dirinya ma.
Kalian adalah dua wanita yang sangat Rendi sayang.
Rendi mohon sama mama, tolong beri Rendi kebebasan untuk memilih, jangan paksa Rendi." Kata Rendi dengan suara lembut sambil memeluk tubuh Mamanya.
Rendi melepas pelukan Ibu Citra dan pergi meninggalkan Ibunya yang masih menangis.
..
"Apa yang harus aku lakukan."Kata Rendi dalam hati disebuah taman yang ada di alun-alun kajen,tempat favoritnya bersama Rini.
"Hidupku hampa tanpamu sayang."Ucap Rendi lirih sambil memandang foto Rini yang ada di ponselnya.
"Rendi...." Terdengar seseorang memanggil namanya membuat Rendi tersadar dari lamunannya.Rendi menoleh ke kanan-kiri untuk mencari sumber suara itu.
"Hai...."Tampak seorang laki-laki melambaikan tangan dari seberang jalan.
"Hah...Apa gue gak salah lihat.Itu kan om Agung, sama siapa ya?" Gumam Rendi lirih.
Rendi berjalan cepat menuju ke arah laki-laki yang memanggilnya.
"Om agung,kapan pulang dari Jakarta?" Tanya Rendi kepada laki-laki yang sudah berumur 35 tahun tapi masih terlihat tampan yang ternyata adalah adik dari ayah Rendi yang bekerja di Jakarta.
"Kemarin sore Ren,lo gimana kabarnya? Sekarang kok gak pernah ke Jakarta lagi,katanya mau ikut kerja tempat om kalau sudah lulus kuliah,eh malah menghilang tanpa memberi kabar ."Kata om Agung sambil mengulurkan tangan kepada ponakannya dan memeluk ponakannya.
"He ..he..." Rendi menjawab pertanyaan om Agung dengan ketawa kecil setelah melepas pelukan dari omnya.
"Om Agung gimana kabarnya? Pulang ke Pekalongan kok gak kasih kabar,sama siapa? ". Tanya Rendi.
"Oh iya ini kenalin teman om, namanya Julius." Kata Om Agung memperkenalkan temannya yang seumuran dengan dirinya tapi masih terlihat muda dan tampan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments
Ufuk Timur
baru baca 3 bab kak, next akan baca lagi, ,kalau berkenan mampir di novelku ya😘😘 Aili Tan, ,mari saling mendukung
2022-01-20
1
SoVay
aku tanpamu butiran debu... 🥲🎵
2021-12-13
0