"Rendi...tadi nenek dapat telpon dari papa kamu, katanya kamu harus pulang sekarang Ren,kalau tidak Siska akan bunuh diri."Ucap Neneknya Rendi saat sedang berkumpul di ruang tengah bersama Rendi dan Agung.
"Biarkan saja, Rendi tidak mau pulang Nek... Rendi kan sudah bilang kalau Rendi tidak pernah menyukai Siska,dan bukan Rendi yang sudah menghamili Siska Nek, Rendi berani sumpah bukan Rendi yang sudah menghamili Siska."Jelas Rendi tegas.
"Kalau begitu kamu harus bisa membuktikan kepada semua orang kalau kamu bukan yang menghamili Siska Ren."Perintah Agung yang sedang duduk di sebelah Rendi.
"Aku harus bagaimana Om...?"Tanya Rendi bingung.
"Bantuin Rendi dong Om."Sambung Rendi dengan memasang wajah memelas.
"Mana Om tau...!"Jawab Agung cuek.
"Kamu itu Gung... cepetan nikah sana,kasih Ibu cucu... Ibu pingin gendong cucu dari kamu Gung!"Kata Nenek Rendi.
"Ah Ibu..punya satu cucu aja sudah bikin pusing malah mau nambah cucu lagi.Ibu kan sudah punya cucu dari Mas Burhan."Kata Agung santai.
"Ya lain dong Gung!Cucu yang ini sudah gede,ibu maunya cucu yang masih bayi, yang masih bisa digendong,kalau cucu yang ini Ibu sudah gak bisa gendong lah Gung."Ucap Neneknya Rendi kepada anaknya yang sudah cukup umur tapi belum mau menikah.
"Memangnya gak ada perempuan yang Om Agung suka atau Om cinta gitu?"Tanya Rendi kepada Agung.
"Ada sih...tapi belum kepikiran buat nikah, gue masih pingin sendiri,malas ribet."Jawab Agung.
"Ribet-ribet,ribet apanya sih Gung.
Kamu itu, disuruh ngurus usaha Bapaknya malah milih kerja di kantor milik teman kamu,
Hanya kamu satu-satunya penerus yang meneruskan usaha Bapaknya, Burhan gak mungkin karena dia sudah punya usaha sendiri.
Disuruh nikah katanya malas ribet,mau kamu apa sih Gung,kamu tuh sudah tua, umur kamu sudah menjelang sore,mau nunggu apa lagi."Ucap Neneknya Rendi kesal dengan sikap anaknya.
"Kan Agung sudah bilang, Agung gak mau jadi pemimpin Bu..., mending jadi karyawan biasa aja gak pusing mesti ngurus ini itu."Kata Agung terlihat santai.
"Terus siapa yang mesti ngurus pabrik Gung,bapakmu sudah tua Gung."Kata nenek.
"Rendi saja yang suruh gantikan Bapak,lo gak usah melamar kerja di kantor Ren,lo kerja sama Bapak saja sana."Perintah Agung.
"Ya gak bisa dong m,om Agung kan pewaris tunggal."Protes Rendi keberatan.
"Kamu ngapain mau melamar kerja di tempat lain Ren! Sudah...kamu tidak usah melamar kerja di tempat lain,bantu Kakek saja ngurus pabrik, kasihan Ren,kakek kamu sudah tua masa suruh kerja terus."Kata Nenek dengan wajah sendu.
"Oke Rendi kerja di pabrik Kakek asal Om Agung yang memimpin pabrik itu.Rendi bantu om Agung ngurus pabrik asal om Agung juga bantu Rendi menyelesaikan masalah Rendi dulu,gimana Om? Setuju?"Tanya Rendi.
"Haduh, ujung-ujungnya ada udang dibalik rempeyek."Jawab Agung sambil menepuk keningnya sendiri.
"Ada udang dibalik rempeyek?"Tanya Nenek bingung.
"Ya iyalah Bu... tuh cucu kesayangan Ibu katanya mau bantu ngurus pabrik asal Agung mau bantu dia menyelesaikan masalahnya.
Dia yang bikin masalah,kenapa gue yang ikut pusing."Kata Agung nampak malas.
"Ya sudah...dibantu ngapa Gung ponakan kamu ini,hanya kamu saudara satu-satunya.Kepada siapa dia minta bantuan kalau bukan sama kamu Gung."Kata Nenek membela cucunya.
"Haduh.... ruwet urusan."Kata Agung sambil mengacak rambutnya sendiri.
"Begini inilah yang bikin gue malas berhubungan dengan cewek,bikin pusing.
Gue mending hidup menjomblo seumur hidup daripada harus pusing berurusan dengan perempuan menyebalkan."Kata Agung cuek.
"Ya sudah terserah Om Agung sajalah, yang penting tolongin Rendi buat ngasih tau papa kalau Rendi tidak mencintai Siska, bukan Rendi yang sudah menghamili Siska."Ucap Rendi masih berharap Agung mau membantunya.
"Cinta memang bikin puyeng...."Ucap Agung sambil berjalan meninggalkan ponakan dan Ibunya yang sedang berada di ruang tengah sambil menonton acara televisi.
"Om... tolongin Rendi...."Teriak Rendi kepada Agung yang sudah menjauh.
"Bagaimana Nek... Rendi gak mau nikah sama Siska, Rendi tidak mencintai Siska Nek...!"Kata Rendi sambil mengacak rambutnya sendiri.
"Katanya kamu kesini sedang mencari perempuan yang kamu cintai,apa sudah ketemu?"Tanya neneknya Rendi.
"Sudah Nek."Jawab Rendi jujur.
"Coba kapan-kapan ajaklah dia kesini, Nenek ingin menemuinya."Perintah Neneknya Rendi.
"Besok Rendi ajak dia kesini nek."Kata Rendi bersemangat.
"Ya sudah,nenek mau istirahat dulu Ren."Kata Neneknya Rendi.
"Kakek kapan pulangnya Nek?"Tanya Rendi.
Kakeknya Rendi sedang berada di Jogja karena ada urusan keluarga, neneknya Rendi tidak bisa ikut menemani suaminya karena nenek sedang sakit.
"Paling besok juga pulang,ya sudah Nenek tinggal dulu ya sayang,kamu jangan malam-malam tidurnya nanti kamu sakit."Kata Nenek mengingatkan.
.....
.....
Di Pekalongan
"Bagaimana pa...apa sudah ada kabar dimana Rendi berada?"Tanya Bu Citra kepada suaminya.
"Rendi ada ditempat Ibu Ma...!"Jawab Pak Burhan memberitahukan.
"Kalau begitu kita susul Rendi sekaran Pa...kita paksa Rendi pulang, kasihan Siska Pa."Ajak Bu Citra sudah tidak sabar.
"Sabar dong Ma... Papa tadi sudah menyuruh ibu untuk membujuk Rendi.
Papa gak mau nanti Rendi malah semakin menjauh dari kita kalau kita memaksanya."Kata Pak Burhan mencoba menenangkan istrinya.
"Ini semua gara-gara perempuan itu Pa...kita harus bikin Rendi membenci perempuan itu."Kata Bu Citra dengan wajah penuh emosi.
"Iya Ma... Papa ingin agar Rendi sendiri yang memutuskan untuk meninggalkan perempuan itu setelah dia mengetahui bahwa perempuan itu tidak sebaik seperti yang dia pikirkan selama ini."Kata Pak Burhan dengan sebuah rencana untuk memisahkan putra semata wayangnya dengan kekasihnya.
Sedangkan dirumah Siska tampak kedua orang tua Siska sedang bingung dengan nasib mereka karena kehidupan mereka yang sedang diambang kehancuran.
"Bagaimana ini Pak... Bunda gak mau hidup susah."Kata bunda Karmila kepada suaminya.
"Mau bagaimana lagi Bun... Bapak sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi."Kata pak Surya yang sudah terlihat kacau.
Siska menangis di balik pintu kamarnya saat tidak sengaja mendengar percakapan kedua orang tuanya ketika dia hendak keluar kamar untuk mengambil minuman.
Siska menghentikan langkah kakinya saat melihat kedua orang tuanya sedang berbincang- bincang diruang tengah, Siska diam dan menguping pembicaraan kedua orang tuanya dibalik pintu kamarnya tanpa mereka ketahui.
"Maaf Pak... Bunda... hiks... hiks... apa yang harus gue lakukan untuk menolong kedua orang tua gue?"Ucap Siska lirih sambil terisak.
Siska menutup kembali pintu kamarnya dan kembali masuk ke dalam kamar.
"Gue harus menghubungi Mas Rendi secepatnya menikahi gue,hanya keluarga Rendi yang bisa menolong gue dan kedua orang tua gue."Gumam siska lirih didalam kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments