"Kamu gak ke perusahaan temennya temen kamu lagi."Ucap Salsabila di pagi harinya ketika mereka sedang makan bersama.
"Sabenarnya pingin kesana lagi mbak,tapi gak jadilah.
Kemarin aku dapat tawaran dari mbak warung seberang jalan, kata mbak warung lagi butuh karyawan buat bantuin emaknya, Rini mau kerja di warung sajalah mbak sekalian mau belajar masak sama ibu pemilik warung, rencananya mulai besok Rini mau kerja disana mbak."Ucap Rini sambil mengunyah nasi.
"Kerja diwarung capek lho Rin."Ucap Salsabila menjelaskan.
"Enggak apa-apa mbak, yang penting bisa masak,Kalau nanti Rini sudah pintar masak Rini mau buka warung sendiri,kalau enggak ngelamar kerja dil restoran,siapa tau Rini nanti jadi koki terkenal."Kata Rini dengan penuh percaya diri.
"Ya sudah terserah kamu aja, yang penting jangan terlalu capek.Kalau kamu sudah merasa capek,minta istirahat ya Rin.Mbak gak mau kamu kenapa-kenapa."Ucap Salsabila khawatir.
"Rebeslah mbak...mbak tenang saja."Ucap Rini sambil tersenyum menatap kakaknya.
"Mbak berangkat kerja dulu ya Rin,kamu kalau hari ini gak kemana-mana sebaiknya pintu dikunci saja, akhirnya-akhir ini banyak maling ditempat ini jadi kamu harus hati-hati ya Rin."Kata Salsabila mengingatkan setelah selesai sarapan.
Salsabila bangun dari duduknya dan berjalan keluar untuk berangkat kerja.
"Iya mbak,mbak Bila juga hati-hati ya."Kata Rini mengikuti langkah kaki Salsabila sampai ke depan.
Rini langsung masuk lagi kedalam kontrakan setelah mbaknya pergi dengan ojek online yang dipesannya.
Tuk...tuk....
Saat Rini hendak beres-beres di dalam kontrakan tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari luar.
"Mbak Bila ngapain pulang lagi...pasti ada yang ketinggalan deh."Kata Rini lirih asal menebak.
Ceklek....
Pintu dibuka
"Kenapa mbak Bila...."Ucap Rini tanpa melihat dulu siapa yang datang.
Rini menghentikan ucapannya karena ternyata yang datang bukan mbaknya. Tampak seorang pemuda didepan pintu yang sedang berdiri membelakangi pintu.
Pemuda itu langsung membalikkan badannya saat mendengar suara Rini.
"Ma...mas...."Ucap Rini gugup karena kaget saat melihat wajah pemuda yang sedang berdiri di depannya.
Rini langsung membalikkan badannya dan menutup pintu kontrakan dengan cepat,tapi pemuda itu berhasil menghalanginya sebelum Rini menutup pintu.
Dengan cepat pemuda itu mendorong pintu yang hendak ditutup Rini.
"Ngapain lo datang kesini... pergi sana... gue tidak mau melihat wajah lo lagi, gue benci mas Rendi...!"Teriak Rini sambil menahan pintu agar tidak terbuka.
"Rin... tolong dengerin penjelasan mas dulu,ini tidak seperti yang lo pikirkan.Mas tidak mungkin menghianati lo, lo harus percaya sama mas,mas mohon tolong buka pintunya Rin,mas mau ngomong."Kata Rendi sambil menahan pintu agar tidak tertutup.
Rendi menarik paksa pintu kontrakan yang sedang didorong oleh Rini.
Akhirnya pintu kontrakan berhasil Rendi buka karena tubuh Rini tidak kuat menahannya.
Begitu Rendi berhasil membuka pintu, Rendi langsung menarik tubuh Rini kedalam pelukannya.
"Ih...Mas...lepasin gue...."Teriak Rini sambil memukul dada Rendi dan mendorongnya menggunakan kedua tangannya agar Rendi mau melepaskan pelukannya.
"Mas tidak akan melepaskan lo lagi sayang... taukah lo,mas hampir gila karena lo tiba-tiba menghilang."Ucap Rendi semakin mempererat pelukannya.
"Terserah... gue sudah tidak perduli dengan mas Rendi lagi, lepasin...!"Teriak Rini mencoba melepas pelukan Rendi.
"Jangan Teriak-teriak Rin, nanti banyak orang datang mukulin mas."Ucap Rendi mencoba menghentikan tubuh Rini yang terus bergerak didalam pelukannya.
"Mas Rendi ingin membunuh gue...?Gue tidak bisa bernafas,uh...."Ucap Rini yang merasa sesak karena pelukan Rendi yang begitu kuat.
"Maaf sayang...mas gak mau lo pergi lagi,mas sangat merindukan lo."Ucap Rendi sambil melepas pelukannya.
"Tapi gue tidak merindukan mas Rendi, gue sangat membenci mas Rendi...pergilah... gue sudah tidak mencintai mas Rendi lagi."Ucap Rini sambil mendorong kasar tubuh Rendi setelah Rendi melepas tubuhnya dari pelukannya.
Rini membalikan badannya dan berjalan ke arah kursi untuk duduk tapi rendi langsung menarik tangan Rini.
"Bohong...mas tau kalau lo berbohong,mas yakin lo juga pasti merindukan mas,coba katakan lagi kalau lo sangat membenci gue."Ucap Rendi sambil membalikkan badan Rini dan menggenggam erat kedua lengan Rini dengan kedua tangannya agar Rini menghadap kearahnya.
"Lihat mas Rin...bilang kalau lo tidak merindukan gue."Teriak Rendi sambil menatap Rini yang sedang memalingkan wajahnya.
"Enggak...."Teriak Rini masih memalingkan wajahnya.
"Rini...lihat wajah mas,bilang sama mas kalau lo membenci gue."Teriak Rendi dengan suara keras menyuruh Rini menatap wajahnya.
"Gue benci mas Rendi... gue sangat membenci mas Rendi ... hiks... hiks...."Ucap Rini sambil terisak menatap wajah Rendi.
"Lo bohong...lo tidak bisa membohongi mas Rin,mas tau kalau lo masih mencintai mas,mas bisa lihat di mata lo kalau lo masih mencintai mas."Kata Rendi kembali mendekap tubuh Rini kedalam pelukannya.
"Hiks... hiks... gue membenci mas Rendi, hiks... hiks...!"Ucap Rini sambil terisak di dalam pelukan Rendi.Pelukan yang sangat dirindukannya.
"Sayang...mas mohon jangan pernah tinggalkan mas lagi,kita hadapi masalah ini bersama-sama.
Tolong percayalah sama mas sayang... Siska sudah berbohong,mas tidak pernah menyentuhnya,mas berani sumpah anak yang ada didalam kandungan Siska bukan anak mas."Kata Rendi berusaha meyakinkan Rini.
"Tapi kedua orang tua mas Rendi tidak menyukai gue mas, gue tidak mau mas berantem lagi sama kedua orang tua mas gara-gara gue." Ucap Rini sambil duduk di kursi.
Mereka duduk di kursi kayu yang ada di dalam kontrakan Salsabila.
"Kita akan hadapi mereka bersama, yang penting kita saling percaya."Kata Rendi menggenggam tangan Rini.
"Jika perlu kita menikah sekarang meski tanpa restu dari orang tua mas,ayok kita ke KUA sekarang buat nikah."Ucap Rendi meyakinkan Rini.
"Jangan mas...ih...memang gampang apa nikah... tidak mau."Ucap Rini sambil mengelap air matanya sendiri dengan kasar.
"Kenapa tidak?mas gak mau lo pergi lagi,kalau kita sudah nikah lo langsung mas bawa pulang ke kontrakan mas dan kita bisa bersama setiap hari."Ucap Rendi sambil tersenyum menatap wajah Rini.
"Ih...."Ucap Rini sambil mencubit pinggang Rendi.
"Dasar laki-laki aneh."Ucap Rini sambil cemberut.
"Auw... kamu jahat banget si yang...masa mas dicubit,ya...mas jadi aneh semenjak mengenalmu sayang."Ucap Rendi sambil menatap wajah Rini dengan tatapan penuh cinta.
"Abis mas ngomong asal.Memangnya kucing main dibawa aja ke kontrakan.
"Sayang...mas kangen."Ucap Rendi sambil menatap wajah kekasihnya yang sudah lama dirindukan.
"Tapi gue enggak."Jawab Rini sambil cemberut, Rini memalingkan wajahnya dengan menahan senyum.
Sabenarnya hatinya sangat bahagia karena akhirnya bisa bertemu dengan kekasihnya.
"Sudah...jangan pura-pura lagi,mas tau kalau sabenarnya lo juga bahagia kan...bisa ketemu mas lagi."Kata Rendi sambil memegang pipi Rini dengan kedua tangannya dan memutar wajah Rini agar menghadap wajahnya.
Mereka saling bertatapan, Rendi mendekatkan wajahnya ke wajah Rini.
"Sayang...mas kangen."Bisik Rendi lirih dan mencium bibir Rini dengan lembut, Rendi semakin memperdalam ciumannya saat merasakan ada balasan dari Rini.
Akhirnya mereka berciuman melepas kerinduan mereka selama ini.
Sepasang kekasih yang saling mencintai,mulut boleh bilang benci tapi hati tak bisa dibohongi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments