"Itu tadi Adel temannya Rini bukan Ren?"Tanya Julius.
"Benar om,om Juli kenal Adel sama Rini?"Tanya Rendi merasa kaget tiba-tiba temennya om Agung menyebutkan nama Adel dan Rini.
"Rini itu ponakan adik ipar gue...dulu gue ketemu mereka waktu mereka masih kecil, mereka berempat anak-anak yang luar biasa..., menurut cerita nyokap gue... gara-gara mereka akhirnya polisi bisa menangkap para preman yang terkenal kejam yang sudah banyak meresahkan warga.Mereka yang masih anak-anak ingusan dengan berani ikut menyelamatkan adik gue yang diculik oleh para preman itu.
Gue gak nyangka sekarang sudah sebesar itu,he...he....."Kata Julius sambil tertawa kecil.
Tampak Rendi mengerutkan keningnya merasa bingung.
"Sudah... jangan dipikirkan,itu masa lalu."Lanjut Juli sambil menepuk bahu Rendi.
"Ternyata mereka pernah melakukan hal yang luar biasa,gue yang sudah cukup lama mengenal mereka malah gak tau hal itu."Ucap Rendi merasa kagum dengan Rini dan kawan-kawannya.
"Yah... begitulah."Kata Juli singkat sambil tersenyum.
"Tapi gue heran sama yang namanya Adel,dari kecil sampai dewasa kok masih tomboy aja ya...!"Ucap Julius heran.
"Memangnya waktu masih kecil Adel juga tomboy Om?"Tanya Rendi penasaran.
"Yah... gadis kecil ingusan yang tomboi dan nyebelin."Jelas Juli sambil mengingat kejadian waktu di gunung, Juli yang tadinya naik mobil terpaksa harus turun dari mobil karena jalannya yang super keren alias rusak parah bikin goyang karawang. keadaan jalan yang tidak rata membuat mobil yang Juli tumpangi bergoyang-goyang tak beraturan.Juli lebih memilih turun dari mobil dan ikut naik motornya Adel, dengan Juli yang mengendarai motor sedangkan Adel duduk dibelakang.
Juli merasa kesal dengan sikap Adel yang cerewet.
"Ternyata om sangat mengenal Adel ya...!"Kata Rendi.
"Hem...Eh...kita kok jadi ngomongin anak ingusan itu sih...!"
"Hati-hati lho Jul...nanti lama-lama lo bisa jatuh cinta sama cewek tomboi itu."Kata Agung yang dari tadi diam saja mendengarkan percakapan teman dan ponakannya karena Agung sama sekali tidak mengenal orang yang sedang dibicarakan oleh Juli dan Rendi.
"Oh no..... tidak mungkin Gung,gak ada dalam cerita novel kalau gue bakalan suka sama cewek tomboi itu."Ucap Juli dengan penuh percaya diri.
"Yah...nanti gue yang buat cerita novelnya, kalau lo bakal jatuh cinta sama cewek tomboi itu."Ledek Agung ke Julius.
"Enggak bakalan..., titik gak pakai koma...!"Seru dengan ketus.
"Titiknya tak cabut diisi dengan cerita romantis tentang Julius si cowok dingin dan arogan mencintai gadis tomboi,ha...ha...."Ucap Agung sambil tertawa meledek.
"Agung...Lo minta dipecat dari perusahaan."Julius mengancam.
Agung bekerja di perusahaan milik orang tuanya Juli.
Mereka ke Pekalongan karena ditugaskan kepada Papa Eric yaitu Papanya Julius, untuk meninjau lokasi yang akan dibuat sebagai tempat usaha Papa Eric yang baru.
Rencananya Papa Eric akan membuka cabang restoran di Pekalongan.
"Jangan dong... kalau gue dipecat bisa gawat darurat ini,bisa gak kawin-kawin gue...!"Kata Agung terdengar lebai.
"Ha ..ha.... ternyata masih mikirin kawin juga lo..! Kirain mau jadi jomblo seumur hidup."Ledek Julius.
"Ya iyalah tapi nanti,kalau sekarang gue belum mikirin itu.Masih pingin menikmati hidup sendiri.Hehe...."Kata Agung dengan tertawa kecil sambil menggaruk belakang kepalanya yang sabenarnya tidak gatal.Agung jadi salting akibat dari ucapannya sendiri.
"Ih Om Agung sama Om Juli, kalian sudah tua masih kayak anak kecil aja,hehe...."Kata Rendi merasa geli dengan sikap kedua laki-laki dewasa yang ada di depannya.
"His...gue baru nyadar,lo dari tadi panggil gue om.Emang tampang gue sudah seperti om-om ya Ren?"Tanya Julius sambil menatap wajah Rendi yang sedang tertawa geli mendengarkan percakapan kedua laki-laki dewasa yang ada didepannya
"Woy...lo baru sadar kalau lo udah tua,haha...."
Kata Agung sambil tertawa merasa lucu dengan ucapan Juli.
"Gue nanya sama ponakan lo bukan sama lo..."Jawab Juli kesal.
"Haduh...dua laki-laki yang aneh."Ucap Rendi lirih.
"Lo bilang apa Ren?"Tanya Agung seperti mendengar sesuatu dari mulut Rendi.
"Gak kok Om, gue cuma bilang...kalian sebaiknya cepat menikah biar sikap kalian berubah dewasa gak kayak anak kecil."Kata Rendi asal
"Hah... menikah....Haha...."Jawab Agung dan Juli bersamaan.
"Kok malah tertawa sih, bener-bener laki-laki aneh."Ucap Rendi sambil membalikkan badannya pergi meninggalkan Agung dan Juli yang masih tertawa terbahak-bahak.
"Hai Ren...lo mau kemana...gue belum selesai ngomong."Teriak Agung memanggil ponakannya.
"Kalau mau ngomong datang aja ke kontrakan gue didekat Indomaret yang ada didekat pasar kajen.
Teriak Rendi sambil berjalan meninggalkan kedua laki-laki dewasa itu.
"Hah... kontrakan?Apa maksud si kucluk itu, gue tadi gak salah dengar kan Jul? Rendi bilang gue suruh datang ke kontrakan Rendi,apa yang sabenarnya terjadi dengan anak itu.
Buat apa dia ngontrak,memangnya abang gue sudah bangkrut sampai anak semata wayang mereka harus ngontrak?"Gumam Agung merasa heran.
"Mana gue tau...lo mending main aja ke abang lo buat mastiin."Kata Juli santai.
"Nanti sore gue kerumah Bang Burhan.Ada apa sabenarnya...gue merasa ada yang tidak beres dengan keluarga bang Burhan."Ucap Agung sambil menatap punggung Rendi yang sudah pergi menjauh.
.....
Di Jakarta
"Halo Rin...kamu sudah makan belum?"Tanya Salsabila di panggilan telpon kepada Rini adiknya.
Rini sementara tinggal di kontrakan Mbaknya, yaitu Salsabila sambil mencari pekerjaan yang cocok untuknya karena ditempat kerja Salsabila tidak ada lowongan pekerjaan.
"Sudah Mbak."Jawab Rini singkat.
"Nanti Mbak pulangnya agak malam Rin,hari ini suruh lembur,kamu hati-hati di kontrakan ya,jangan lupa makan,nanti Mbak bila makan di tempat kerja."Kata Salsabila mengingatkan.
"Iya Mbak... Mbak Bila juga hati-hati ya."Kata Rini kepada kakaknya.
"Mbak... Mbak Bila punya persediaan pembalut gak? Rini hari ini halangan,pembalut ku habis."Ucap Rini.
"Kamu beli aja di supermarket seberang jalan Rin, pembalut punya Mbak juga habis.
Uangnya kamu ambil di tas Mbak yang Mbak gantung di balik pintu ya."Kata Salsabila.
"Ya sudah..nanti Rini mau ke supermarket Sebentar ya Mbak,mau beli pembalut."Izin Rini
"Ya sudah, dah Rini...kamu hati-hati."Ucap Salsabila di seberang telpon.
"Iya mbak,tut...tut...."Jawab Rini setelah itu terdengar panggilan telpon dimatikan oleh Salsabila.
Rini pergi ke supermarket yang berada diseberang jalan dekat kontrakan mbaknya.
Dengan hati-hati Rini menyeberang jalan sambil menengok kanan-kiri jalan.
Saat memastikan sudah gak ada kendaraan yang lewat Rini langsung menyeberangi jalan.
Saat sudah mau sampai didekat supermarket tiba-tiba ada mobil dari arah sebelah kiri melaju dengan cepat, Rini menoleh dan....
"A...."Teriak Rini kaget.
Ciiit....
Mobil itu berhenti pas di samping kaki kiri Rini hingga menempel kakinya.
Tampak dua pemuda tampan keluar dari mobil, mereka berlari mendekati Rini yang nampak syok.
"Maaf Mbak...apa Mbak tidak apa-apa?"Teriak seorang pemuda sambil berlari menghampiri Rini yang masih diam mematung dengan kedua tangannya menutupi wajahnya.
"Maaf Mbak,saya benar-benar tidak lihat Mbak sedang menyeberangi jalan."Kata pemuda yang satunya sambil menggenggam tangan Rini, mencoba melepaskan tangan yang menutupi wajah Rini untuk memastikan bahwa perempuan itu baik-baik saja.
"Huh...."Rini membuang nafasnya kasar dan mengatur nafasnya yang tadi seakan berhenti sambil melepas tangan dari wajahnya sendiri.
"Rini...." Panggil salah satu pemuda tampan yang ada disebelah Rini saat melihat wajah perempuan yang hampir tertabrak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments