Satu minggu setelah perdebatan panjang dengan om Agung dan neneknya, akhirnya Rendi tidak jadi bekerja di kantor milik temannya.
Rendi memutuskan untuk bekerja di pabrik tekstil milik kakeknya, Agung juga memutuskan keluar dari kantor temannya untuk bekerja di pabrik menggantikan bapaknya yang sudah tua.
"Bagaimana Ren...apa semua barang sudah di cek semua? Kira-kira apa semua sudah cukup untuk stok bulan ini?"Tanya Agung sebagai pimpinan di pabrik itu.
"Sudah pak... semua sudah dicek,barang yang masuk minggu ini sudah cukup untuk satu bulan kedepan."Kata Rendi menjelaskan.
"Oke...kamu terus awasi keluar masuknya barang agar kita tidak kekurangan bahan bakunya."Kata Agung dengan tegas.
"Baik pak."Kata Rendi bersikap profesional didalam pabrik.
Jika berada di dalam pabrik, Rendi memanggil Agung dengan panggilan pak Agung,tapi jika mereka berada di luar mereka bersikap seperti biasa antara Om dan ponakannya.
"Kamu kembali ke pekerjaan kamu Ren,aku mau melihat bagaimana cara kerja para pegawai."Kata Agung.
"Baik pak,saya permisi."Kata Rendi langsung keluar dari ruang kerja Agung.
"Oh iya pak..nanti saya izin pulang cepat ya pak."Kata Rendi.
"Memangnya kamu mau kemana Ren?"Tanya Agung.
"He ...he.. gue kangen sama kasih gue lah om..."Kata Rendi sambil ketawa kecil.
"Haduh..."Kata Agung sambil menepuk keningnya sendiri.
"Boleh ya om, Rendi sudah satu minggu tidak bertemu dia.Kangennya sudah menggebu-gebu ini om."Kata Rendi sambil menatap wajah Omnya dengan wajah memelas.
"Ya sudah,tapi nanti pulangnya jangan sampai malam Ren. oh iya...kata ibu kapan lo ajak cewek lo kerumah, kemarin lo bilang mau ajak pacar lo kerumah tapi sampai sekarang belum jadi."Kata Agung mengingatkan.
"Iya om... secepatnya Rendi kenalkan pacar Rendi sama nenek,kakek dan om Agung.
Pinginnya sih sekalian minta dilamarin juga,he..he.."Kata Rendi sambil tertawa kecil.
"Cih...yang sudah kebelet kawin."Ledek Agung.
"Ya iyalah om...biar dia bisa Rendi bawa pulang,bisa dipeluk setiap hari,biar gak ada laki-laki lain yang mendekatinya."Kata Rendi sambil membayangkan wajah kekasihnya yang menggemaskan.
"Parah banget ternyata kalau lagi jatuh cinta ya."Kata Agung sambil menggeleng kepalanya merasa geli dengan tingkah ponakannya.
"Makanya om Agung cepetan punya pacar,biar tau bagaimana rasanya jatuh cinta.
Jatuh cinta itu sangat menyenangkan.Bisa membuat kita ketawa sendiri, nangis sendiri."Kata Rendi menjelaskan.
"Menyenangkan apanya,jadi kayak orang kesambet iya, orang ketawa sendiri, nangis sendiri kok menyenangkan,menyenangkan apanya!" Protes Agung.
"Sudah sana pergi, cepetan temuin cewek lo itu,biar gak kayak orang kesambet."Perintah Agung menyuruh ponakan satu-satunya segera pergi meninggalkannya.
"Baik pak bos, Rendi do'akan semoga Rendi cepat punya tante."Kata Rendi sambil berjalan keluar.
"Eh... sikucluk..."Kata Agung sambil tersenyum melihat sikap konyol ponakannya.
Setelah Rendi keluar, Agung menelpon asisten pribadinya untuk menemani dirinya menemui para karyawan yang pertama kali setelah satu minggu bekerja di pabrik kain menggantikan bapaknya.
Agung ditemani Joko Widodo pergi ke lapangan untuk melihat kerja para pegawainya.
Agung memilih laki-laki sebagai asisten pribadinya karena Agung tidak mau menggunakan asisten perempuan yang menurut Agung hanya bikin ribet.
Mereka memasuki sebuah ruangan yang sangat luas dengan ratusan karyawan yang bekerja di sana.
Agung berjalan berkeliling melihat cara kerja karyawannya satu persatu.
Agung merasa kagum dengan semangat para pekerja menjahit kain.
"Ternyata mereka sangat luar biasa ya Ko..aku baru pertama kali melihat cara kerja para karyawan.Ternyata hebat ya mereka."Kata Agung kepada asisten pribadinya sambil tersenyum menatap para karyawan.
"Iya pak.."Kata Joko sambil berjalan dibelakang Agung.
Saat Agung sedang memperhatikan para pekerja yang sedang menjahit tiba-tiba ada salah satu karyawan yang tidak sengaja menjatuhkan guntingnya yang digunakan untuk menggunting kain.
Agung kaget mendengar ada benda yang terjatuh di sampingnya karena kebetulan Agung berada disamping karyawan yang guntingnya terjatuh itu.
Agung langsung mengambil gunting yang jatuh bersamaan dengan pemilik gunting yang juga ikut mengambil guntingnya yang terjatuh tanpa menyadari ada seseorang disampingnya karena terlalu fokus bekerja .
Tanpa mereka sadari tangan mereka bersentuhan karena secara bersamaan mengambil gunting yang terjatuh tadi.
"Eh...maaf, saya tidak tau ada orang disamping saya, maaf pak."Kata seorang perempuan itu sambil berdiri dengan menundukkan kepalanya tanpa menoleh ke arah laki-laki yang berada di sampingnya.
Perempuan itu tidak jadi mengambil guntingnya yang jatuh karena saat mau mengambil gunting dirinya kaget malah menyentuh tangan seseorang.
"Enggak apa-apa, silahkan bekerja lagi.Berhati-hatilah kalau bekerja."Kata Agung mengingatkan.
"Iya pak, terimakasih."Kata perempuan itu sambil memberanikan diri melihat wajah laki-laki yang ada di depannya.
Agung dan perempuan itu saling bertatapan,kedua mata mereka bertemu.
Sekilas Agung seperti terhipnotis oleh kedua mata perempuan yang ada di depannya.
Mata yang sangat menyejukkan, entah kenapa ada perasaan aneh pada diri Agung saat melihat kedua mata perempuan itu yang begitu menyejukan.
Agung terpesona dengan kecantikan alami milik perempuan itu.
"Maaf pak.... gunting saya."Kata perempuan itu menyadarkan Agung yang malah bengong menatapnya.
"Oh iya...ini."Kata Agung sambil menyerahkan gunting yang tadi di ambilnya.
"Terimakasih pak."Kata perempuan itu sopan sambil tersenyum.
Lalu dia kembali fokus dengan pekerjaannya.
"Agung melanjutkan langkahnya melihat cara kerja karyawan pabrik.
Agung memutuskan untuk kembali ke ruang kerjanya karena konsentrasinya terganggu akibat bertemu dengan perempuan tadi.
Wajah ke ibuannya dan sorot matanya yang menyejukkan bagi siapa saja yang melihatnya membuat Agung jadi terganggu karena terus mengingatnya.
"Perempuan itu apa sudah lama bekerja di sini?"Tanya Agung kepada Joko.
"Maksud bapak perempuan yang mana?"Tanya Joko bingung.
"Yang tadi guntingnya jatuh."Kata Agung menjelaskan.
"Oh... perempuan itu,dia sudah lima tahun bekerja di sini pak."Kata Joko menjelaskan.
"Memangnya ada apa pak?Apa dia melakukan kesalahan?"Tanya Joko penasaran.
"Tidak..cuma pingin tau saja."Jawab Agung terlihat santai.
"Oh.."Kata Joko sambil menatap bosnya dengan penuh curiga.
"Kamu gak usah berpikir macam-macam Ko... aku hanya bertanya saja."Kata Agung seperti mengetahui apa yang dipikirkan oleh asisten pribadinya.
"He..he..Iya pak."Kata Joko tertawa kecil sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Joko merasa malu karena bosnya bisa tau apa yang dipikirkan.
"Kirain pak bos marah sama perempuan tadi, Saya harap pak bos jangan pecat dia,dia wanita baik.Bekerja disini dari usianya masih 19 tahun."Kata Joko memberitahukan.
"Kamu mengenalnya?"Tanya Agung penasaran.
"Kebetulan dia sahabat baik istri saya pak,jadi ya saya sedikit tau tentang kisahnya."Kata Joko sambil berjalan mengikuti langkah kaki bosnya.
"Oh begitu...ya sudah lain kali kamu ceritakan tentang perempuan itu."Kata Agung yang sudah mau sampai diruang kerjanya.
"Baik pak."Kata Joko singkat.
Mereka berpisah setelah Agung berada di dekat ruang kerjanya.
Joko kembali keruangan nya sendiri,begitu pula dengan Agung, Agung kembali keruang kerjanya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 240 Episodes
Comments