Lee memalingkan pandanganya dan kini tak berani memadang ke arah mata Manila yang masih mengalungkan tangan pada lehernya.
"Sudah malam Manila, sebaiknya kau cepat beristirahat." ucap Lee mencoba mengalihkan pembcaraan.
"Kenapa kau tak berani memadang mataku, apa kau mencoba mengalihkan pembicaraan kita?" Manila mencoba mencecar Lee.
"Manila, apa sebenaranya yang ingin kau bicarakan padaku, aku benar benar tidak mengerti." Lee terus menghindar dari tekanan Manila.
Lee melepas tangan Manila yang terus mencoba mengalung di lehernya, dan kini ia melangkah meninggalkan Manila yang masih berada di atas tempat tidurnya.
"Tak kusangka, kekasih tampan yang paling aku puja ternyata dia seorang pengecut dan tak memiliki nyali dan keberanian." sindir Manila dan Lee pun seketika menghentikan langkahnya.
Dengan membelakangi Manila, Lee menunduk sedih dengan tangan yang kini terlihat mengepal.
"Kenapa, kau takut identitas aslimu di ketahui orang lain?" Manila bangkit dari tempat tidur dan kini memeluk dari belakang.
"Seandai aku mengatakan hal sebenarnya padamu, apakah kau akan tetap dan bisa menerima kehadiranku?" tanya Lee penuh ragu kepada Manila.
"Apa maksudmu berkata seperti itu?" Manila kini mengeratkan pelukanya pada Lee.
Lee memegang tangan Manila yang mengalung di perutnya.
"I ya, akulah banaspati itu...," ucap Lee.
Lee memutar badanya dan kini menghadap ke arah Manila.
"Sekarang kau telah tahu kebenaranya, apakah kau akan pergi meninggalkanku?" ucap Lee yang terlihat pasrah pada keadaan.
Manila tertawa lepas mendengar pernyataan Lee yang di rasanya sangat lucu.
"Kenapa kau malah tertawa, apa ada yang lucu dengan ucapanku?" tanya Lee yang heran pada Manila.
Manila memijit hidung Lee dengan gemas.
"Kau ini aneh, asal kau tahu saja, rasa cintaku padamu tak pernah berubah sekalipun kau berubah menjadi Hulk si mahluk hijau besar itu." Manila kembali mengalungkan tanganya pada leher Lee.
"Benarkah itu?" tanya Lee sambil menatap kedua bola mata Manila.
"I ya," Manila mengangguk anggukan kepalanya.
"Terima kasih Manila, tadinya aku sempat berpikir jika kau mengetahui rahasiaku. Kau akan takut dan pergi selamanya dariku." ucap Lee yang lagi lagi di tertawakan Manila.
"Aku malah senang, karena kekasihku ternyata superhero yang memiliki kekuatan luar biasa." puji Manila.
"Baiklah, sudah malam. Sebaiknya kau segera tidur dan beristirshat." ucap Lee sambil melepas pelukanya.
"Tidak mau ..." Manila kini bergelayut manja kembali pada Lee.
"Sayang, aku merasa tidak enak pada Letnan Bryan." ucap Lee.
"Beri aku ciuman pengantar tidur dulu, setelah itu baru aku akan melepaskanmu." jawab Manila.
Tak ada jalan lain selain menuruti apa yang di inginkan kekasihnya Lee yang cantik itu.
Cuppsss ....
Lee kembali mendaratkan bibirnya pada bibir ***y Manila. sapuan lidah yang lembut dan terasa manja kini telah menjadi candu berat bagi Manila.
Epppokkkk ...
Suara bibir Lee ketika melepas pagutanya. Lee memandang Manila yang masih memejamkan matanya sambil tersenyum simpul.
"Dasar kau ini." Lee menggendong Manila dan kembali membaringkanya pada tempat tidur.
Lee mencium kembali kening Manila dan mengusap dahinya.
"Selamat tidur sayang, mimpi indah ya." ucap Lee seraya melangkah pergi dan keluar dari kamar Manila.
Di luar kamar Manila. Lee di kagetkan dengan Michael yang tiba tiba saja sudah berdiri memandanginya.
"Hebat ... hebat..., kau memang pria es yang sungguh luar biasa." ucap Michael sambil menepuk tanganya.
Lee terdiam dan kini merasakan cemas dan khawatir di dalam hatinya.
Sial, apa Michael mendengar pembicaraanku dengan Manila?.
"Apa maksudmu berkata seperti itu?" tanya Lee.
Michael melangkah menghampiri Lee dan kini langsung memegang pundaknya.
Epppppoookkk...
Michael menirukan suara ciuman Lee dan Manila yang terdengar jelas di telinga.
"Ha..ha..ha," Michael tertawa puas sambil melangkah meninggalkan Lee masuk ke dalam kamarnya.
Lee masih terdiam dengan wajah yang kini memerah malu karena Michael telah berhasil menggodanya.
Pintu kamar Michael kini terbuka kembali dan terlihat Michael yang sedang melipat tangan di dadanya.
"Hei, mau sampai kapan kau berdiri mematung seperti itu ha..ha..ha." Michael kembali tertawa puas melihat Lee yang terlihat di bodoh di depanya.
Lee mengangguk dan kini melangkah mengikuti Michael dari belakang dan masuk ke dalam kamarnya.
Di dalam kamarnya. Michael langsung duduk di atas tempat tidurnya sambil memandang Lee dengan curiga.
"Kenapa kau memandangiku seperti itu?" Lee yang merasa tidak nyaman langsung menutup wajahnya dengan bantal.
"Apa kau punya rahasia yang tak kau ceritakan padaku?" tanya Michael.
Lee mengangkat bantal dan kemudian merubah posisi tidurnya mejadi miring.
"Sudah ku bilang tak ada." Lee menjawab dengan malas.
"Sebenarnya aku ingin berterima kasih pada mahluk berkepala api itu, karena sujujurnya, semua itu berjalan lancar berkat bantuanya." ucap Michael sambil membaringkan tubuh dengan mata yang melihat langit langit kamarnya.
pada posisi miringnya. Lee kembali membuka matanya sambil tersenyum mendengar ungkapan Michael.
Ke esokan harinya. Manila bangun lebih awal dan membantu Grace dalam menyiapkan sarapan pagi di dapur.
"Terima kasih sayang, kau telah repot repot mau membantuku." ucap Grace yang senang melihat Manila membantunya.
"Kak, harus berapa kali aku katakan padamu. Bahwa aku tak pernah merasa di repotkan olehmu." jawab Manila.
"Sayang, bisakah aku minta tolong padamu?" tanya Grace pada Manila.
"Tentu saja, Kak. bilang saja padaku ada apa?" Manila mengangguk.
"Bisakah kau bangunkan Michael dan Lee di dalam kamarnya, karena aku merasa dua lelaki tampan itu masih hanyut di dalam mimpinya." pinta Grace dan Manila pun langsung mengerjakanya.
Manila sudah mengetuk pintu kamar Michael dan Lee beberapa kali. Namun belum juga ada tanggapan atau salah satu dari mereka yang membukakan pintunya.
"Dasar pemalas." Manila memegang handle pintu dan membuka pintu kamarnya.
"Hemmm ... pantas saja." Manila melihat Lee dan Michael masih tertidur pulas dengan posisi tumpang tindih.
Manila memijit hidung Michael dan seketika Michael pun kaget dan terbangun dari tidurnya.
"Kau ini Manila, tidak tahu orang sedang enak mimpi apa." Michael menggaruk garuk rambutnya.
"Jam berapa ini!" Manila memberitahu Michael dan Michael pun terkejut setelah tahu bahwa jam telah menunjukan jam 7 pagi.
"Ah, sial." Michael berlari menuju kamar mandinya.
"Sayang, bangun udah siang." Manila mengguncang guncang tubuh Lee.
"Cepat bangun sudah Jam 7." Manila mengguncang kembali tubuh Lee, Namun Lee masih tetap menutup matanya.
Manila merasakan jengkel di dalam hatinya, Namun Lee dengan cepat menarik tangan Manila hingga Manila kini jatuh ke dalam pelukanya.
"Aku sudah bangun sayang. izinkan aku memelukmu satu menit saja." ucap Lee dengan mata yang masih terpejam
Manila membulatkan matanya merasakan kaget ketika sesuatu yang berukuran besar menempel pada pahanya.
"Dasar kau mesum, lepaskan aku Lee." Manila mencoba memberontak namun Lee terus mencengkramnya.
Di tengah pemberontakanya, Lee langsung membungkam Manila dengan bibirnya.
"Kiss morning." ucap Lee dengan lembut setelah ia puas menikmati bibir sexy Manila.
Manila dengan malu kini dirinya menunduk dan turun dari tempat tidur Lee.
"Cepat kau mandi, setelah itu sarapanlah." Manila pergi meninggalkan Lee yang masih tersenyum puas menikmati kiss morningnya.
LIKE ...LIKE ....JANGAN LUPA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞 ZY ᵇᵃˢᵉR⃟✇⃟ᴮᴿ⸙ᵍᵏ
astaga baru ini dengar suara ciuman seperti itu 😁 othor emang the best
pok eppok ame ame belalang kupu-kupu babang Lee cium Manila ko aku juga mauu😁🤭
2021-10-21
0
ʰⁱᵃᵗᵘˢ 𝔰𝔦𝔟𝔲𝔨 𝔯𝔩
astaga ikutan ketawa gara2 Michelle.. epoookk🤣🤣🤣🤣🤣
2021-10-17
6
sofi
haaaaaa.....haaaaaaa
2021-10-08
0