Breaktime telah selesai, dan para staf officer terlihat sedang sibuk berkutat dengan komputernya untuk membuat dan memprint out laporan mereka.
"Hei, apa kau sudah menyelesaikan laporanmu?" tanya Michael yang kini berdiri di sebelah meja kerja Manila.
"Sebentar lagi, mungkin aku akan bisa menyelesaikan laporan ini." jawab Manila dengan pandangan yang terfokus pada layar komputernya.
Manila bangun dari duduk dan memasukan kertas printernya.
"Apa kau sudah selesai Michael?" tanya Manila.
"Sudah, donk." jawab Michael dengan bangganya.
"Permisi nona Manila." Seorang OB datang mengantarkan minuman segelas teh manis untuk Manila.
"Maaf jadi merepotkan Pak, baru saja saya mau ke dapur untuk membuatnya sendiri." ucap Manila yang merasa tidak enak.
"Tidak apa apa, Nona. Pak Lee yang menyuruh saya membuatkanya untuk anda." ucap si OB yang membuat Manila dan Michael menoleh pandangan ke arah meja Lee.
Dari meja kerjanya, Lee melambaikan dan memberikan kissbay dan meniupkanya ke arah Manila.
Dan dengan semangat Manila menangkap dengan tangan kissbay yang di tiupkan Lee padanya.
"Sungguh pemandangan yang sangat menyebalkan." gumam Michael dalam hatinya.
Manila kembali duduk di kursi tempat kerjanya sambil menikmati teh manis yang telah di pesankan Lee untuknya.
Bukan hanya itu, kini Manila kembali duduk dan fokus pada laporan yang akan di print out dan melupakan Michael yang sudah sedari tadi berdiri di sebelahnya.
Tanpa perkataan lagi Michael terlihat kecewa dan melangkah meninggalkan meja kerja Manila.
"Ternyata sekarang kau banyak berubah Manila, kau lebih mementingkan Lee daripada aku." ucap Michael yang merasakan kekecewaan dalam hatinya.
"Selamat siang, Letnan." sapa Michael pada Bryan.
"Selamat siang juga, Michael. Duduklah." jawab Letnan Bryan.
Setelah duduk Michael menyerahkan laporan yang di print outnya pada Bryan.
"Bagus," ucap Letnan Bryan sambil membuka tiap lembaran laporan yang di buat Michael.
TOK ...TOK..TOK..
"Masuk." seru Letnan dari dalam ruanganya.
Manila dan Lee kini masuk ke dalam ruangan kerja Letnan Bryan.
"Selamat siang, Letnan." sapa Manila dan Lee bersamaan.
"Selamat juga." jawab Bryan.
Letnan Bryan berdiri dari duduk dan mempersilahkan Manila dan Lee agar duduk di sofa yang di tunjuk tanganya. Dan meninggalkan Michael yang masih berada duduk di kursi meja kerja Bryan sendirian.
Dari jarak yang lumayan jauh, Michael sebenarnya merasakan sakit hati melihat Manila dan Lee yang asik berbincang bersama Letnan dan mengacuhkan dirinya.
"Sebaiknya aku pergi saja dari sini." Michael menunduk lemas meninggalkan ruangan kerja Letnan Bryan.
Sementara, di dalam ruangan khusus. Letnan Bryan memutuskan memberikan Manila dan Lee cuti gratis selama 2 hari.
Semua dilakukan Bryan sebagai bonus karena mereka berdua selalu berhasil memecahkan kasusnya.
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih Pak." ucap Manila yang merasa senang mendapat cuti gratis.
Lee dan Manila kini berdiri dan siap meninggalkan ruangan khusus Bryan untuk kembali pada meja kerjanya masing masing.
Di luar ruangan khusus Manila sangat kaget tidak mendapati Michael pada tempat duduknya.
"Kamu kenapa, mengapa kaget seperti itu?" tanya Lee yang heran melihat perubahan wajah pada Manila.
"Michael kemana?" tanya Manila namun Lee hanya menggeleng tidak tahu.
"Ayo, cepat kita keluar. Sebelum Letnan berubah pikiran dan memberikan tugas baru lagi pada kita." ajak Lee pada Manila.
Di meja kerjanya pun, Manila tidak melihat keberadaan Michael.
"Kenapa tiba tiba dia menghilang?" Manila bertanya pada dirinya sendiri.
Di kamar toilet, Michael membasuh wajahnya tanpa henti. Dirinya merasa tuhan itu tak adil dan tak pernah berpihak padanya.
Setelah puas Michael memutar kran air dan menutupnya.
Michael mengangkat wajah dan berniat memandangi wajahnya, Namun di cermin tiba tiba saja terlihat Lee berdiri tepat di belakang Michael.
"Tidakkk ...," Michael kaget dan membalikan badanya.
"Kenapa kau sangat takut melihatku?" ucap Lee dengan nada tenang dan dingin.
Michael berpindah menjauhi Lee yang di rasa menakutkan baginya.
"Bagimana aku tidak kaget dan takut, jika kau muncul secara tiba tiba dan berdiri di belakangku tanpa suara." jawab Michael yang terlihat jengkel.
"Kenapa kau, kenapa kau tidak terlihat bersemngat hari ini?" tanya Lee.
Michael membalikan badan dan tak mau beratatap muka dengan Lee.
"Bukan urusanmu!, kau urus saja dirimu sendiri." ucap Michael seraya melangkah meninggalkan Lee.
"Tunggu!" seru Lee menghentikan langkah Michael.
Tanpa berbalik Michael berdiri dan menghentikan langkahnya.
"Ada apa lagi?" tanya Michael dengan malas.
"Maukah kau membantuku?" pinta Lee pada Michael.
Michael kini membalikan badan dengan tangan yang melipat di pinggangnya.
"Atas dasar apa kau yakin aku akan membantumu." ucap michael dan Lee pun hanya tersenyum tipis.
"Karena kau sebenarnya hebat dan bisa di andalkan." puji Lee dan membuat Michael sedikit tercengang.
Michael mencoba kembali tenang agar tidak hanyut dengan pujian dari Lee.
"Cepat, katakan padaku!" Michael tersenyum malas pada Lee.
Lee melangkah dan memberikan sebuah foto seseorang pada Michael.
"Foto siapa ini, aku tidak mengenalnya?" Michael membulak balikan foto tersebut.
"Kau tangkap saja dia sekarang, sekarang dia berada di pemukiman warga sedang bertransaksi dengan konsumenya." jelas Lee.
"Hei, aku bukan bawahanmu yang bisa kau perintah seenak perutmu." Michael mengembalikan foto tersebut pada Lee.
"Kau yakin akan menolaknya?" tanya Lee dengan serius.
Michael sedikit berpikir dan kembali mengambil foto yang di pegang Lee.
"Buronan itu krimanal level S, dan jika kau berhasil menangkapnya. Kau akan mendapatkan bonus yang besar di tambah kepercayaan lebih dari Letnan Bryan." jelas Lee dan Michael pun bergegas mengerjakanya.
Michael berlari kecil menuju mobilnya yang berada di parkiran kantor kepolisian.
"Hei Michael kau mau kemana?" tanya Manila yang tak mendapat gubrisan dari Michael.
Di dalam mobil, Michael langsung melajukan mobilnya ke lokasi yang sudah di beritahukan Lee padanya sebelumnya.
"Kali ini akan ku ringkus para pelaku kejahatan ini dan membuat Om Bryan bangga kepadaku." Michael tersenyum percaya diri.
Sesampai di lokasi yang telah di beritahukan Lee. Michael langsung mencoba menghubungi Lee via handphonenya.
"Hei, Lee. Apa kau yakin penjahat itu berada di lokasi ini?" tanya Michael.
"Iya, dan sebaiknya kau cepat tangkap karena mereka sedang berada di kamar 212 di rusun pemukiman itu." jawab Lee dan Michael pun langsung mematikan ponselnya.
"Aku harap si pria es itu tidak bermain main dan membohongiku." Michael melangkah ke rusun yang telah di tujukan Lee padanya.
Dengan waspada, Michael mengendap ngendap menuju kamar 212 di rusun tersebut.
Security melihat Michael dan Michael menunjukan identitasnya sebagai polisi yang sedang mencari pelaku kejahatan yang bersembunyi di rusun tersebut.
Security itu kini melangkah bersama Michael membantu menunjukan lokasi kamar 212 tersenut pada Michael.
"Ini kamarnya." Bisik security tersebut dan Michael pun mengangguk sambil menarik pistol dari sarungnya.
"Anda tunggu di luar, biar aku saja yang mendobrak pintu ini." titah Michael dan security itu mangangguk patuh.
Dan tak berselang lama, Michael yang sudah dalam posisi siap. Kini langsung menendang pintu kamar 212 tersebut hingga jebol.
"Jangan bergerak!" Michael masuk dan mengarahkan pistol mencari si pelaku kejahatan.
Michael mengedarkan pandanganya mencari dimana si penjahat itu berada.
"Dimana para penjahat itu?" tanya Michael dengan tatapan yang masih fokus mencari si pelaku kejahatan.
Pandangan Michael tertuju pada sebuah kamar yang pintunga terlihat seperti bekas gosong terbakar.
"Apa mereka bersembunyi disitu?" Michael makin penasaran dan melangkahkan kakinya untuk memasuki kamar tersebut.
"Jangan bergerak, kalian kami tangkap." seru Michael pada ketiga orang yang terlihat membungkuk sambil terduduk.
Ketiga pelaku kejahatan itu seketika berhambur menghampiri Michael dan bersujud padanya.
"Pak polisi, cepat tangkap dan penjarakan kami." pinta ketiga pelaku kejahatan itu.
Michael memasukan kembali pistol kedalam sarung dengan tatapan yang penuh keheranan.
"Kalian kenapa, kenapa kalian seperti ketakutan sekali?" tanya Michael sambil mengeluarkan borgolnya.
Ketiga pelaku kejahatan itu dengan kompak menghulurkan tangan ke arah Michael.
"Cepat borgol kami bertiga dan penjarakan kami, karena kami sudah tidak tahan lagi." ucap salah satu di antara pelaku kejahatan.
"I ya, kalian tenang saja. Akan kupastikan kalian akan mendekam di penjara." Michael kini memborgol dan membawa mereka keluar menuju mobilnya.
Di dalam mobil, terlintas keingin tahuan Michael tentang faktor apa yang membuat para pelaku kejahatan itu menjadi sangat takut sekali.
"Sekali lagi aku tanya pada kalian, sebenarnya apa yang kalian lihat hingga kalian menjadi penakut seperti ini?" tanya Michael sambil fokus menyetir mobilnya.
"Api ..kepalanya mengeluarkan api dan peluru dari kami pun tak sanggup menembus tubuhnya." jawab salah pelaku kejahatan tersebut.
"Aku malah semakin bingung dengan jawaban kalian yang menurutku sangat aneh sekali." Michael menatap ketiga pelaku kejahatan itu via spion mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞 ZY ᵇᵃˢᵉR⃟✇⃟ᴮᴿ⸙ᵍᵏ
semangat bang othor
2021-10-21
0
ʰⁱᵃᵗᵘˢ 𝔰𝔦𝔟𝔲𝔨 𝔯𝔩
ulah banaspati .. pinter nih bikin Michelle ngga uring2an lagi 🤣🤣🤣 biar ngga iri Mulu
2021-10-17
6
bundA&M
lanjut
2021-10-10
1