PRIA ES

"Baiklah, apel pagi hari ini saya akhiri." Letnan Bryan mengintruksi.

Dan semua police officer perlahan membubarkan dirinya masing masing.

"Dan kau Manila, bergabunglah bersama rekan rekanmu." ucap Bryan seraya melangkah pergi kembali masuk ke dalam kantornya.

Michael yang sedari tadi memperhatikan Manila, dirinya tak ingin menyianyiakan momen kosong Manila yang baru saja di tinggalkan Letnan Bryan menuju kantornya.

Michael kini melangkah menghampiri Manila dan dengan modal wajahnya yang memang tampan, dirinya terlihat percaya diri mengulurkan tanganya ke arah Manila.

"Hi, bisakah kita berkenalan?" tanya Michael.

Manila sedikit kaget dengan Michael yang tiba tiba saja mengajaknya berkenalan.

"Namaku Michael Donovan, dan kau bisa memanggil Michael." Michael tersenyum dengan tangan yang masih terhulur mengajak Manila berjabat tangan.

"Namaku Manila Shaw, senang bisa berkenalan dengan anda." Manila membalas tautan tangan Michael.

"Tak usah formal seperti itu, sekarang ini kita adalah rekan. Dan kau cukup panggil aku dengan sebutan Michael saja." ucap Michael dengan tangan yang masih saja memegang tangan Manila yang lembut.

"Baiklah, Michael. Bisakah kau lepaskan tanganku." pinta Manila dan Michael pun langsung melepasnya.

"Maaf, terkadang aku lupa. Maklum namanya juga manusia." Michael menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ok, tidak apa apa." Manila kini melangkah pergi dan berniat kembali menuju kantornya.

"Hei, Manila. Kau mau kemana?" tanya Michael dan Manila pun kini berbalik lagi memandang Michael.

"Ini hari pertamaku bertugas disini, jadi aku akan kembali masuk." jawab Manila.

Michael melipat tanganya di pinggang dan menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Manila, kita memiliki break time 30 menit setelah apel pagi." Michael memberitahu Manila.

"Benarkah itu?" tanya Manila dan Michael pun mengangguk mantap.

"Baiklah, kebetulan tadi pagi aku belum sempat sarapan." ucap Manila dengan pandangan seperti mencari sesuatu.

"Hei, kau mencari siapa Manila?" tanya Michael yang heran melihat Manila clingukan.

Manila tertawa dan kini kembali fokus pada Michael.

"Michael, bisakah kau memberitahuku dimana posisi kantin disini?" tanya Manila dan Michael pun langsung menggenggam tangan Manila dan mengajaknya pergi.

"Michael, mau kemana kita?" tanya Manila.

Michael berhenti dan melepaskan genggaman tanganya.

"Bukanya tadi kau bilang ingin ke kantin." Michela kembali mengingatkan perkataan Manila.

"Ouwh, Maaf aku lupa Michael." Manila tersenyum cantik dan membuat hati Michael semakin berdebar di buatnya.

Mereka kini berjalan bersama menuju kantin kepolisian yang kini sudah terlihat di penuhi para polisi yang sedang menikmati break timenya.

"Ayo, kita cari tempat duduk dulu." ajak Michael dan Manila pun hanya mengangguk dan mengikutinya.

Semua meja terlihat penuh tinggal tersisa satu meja yang hanya di duduki Daniel Lee yang terlihat santai membaca koran sambil menikmati kopi paginya.

"Sial, apa boleh buat. Mau tidak mau aku harus duduk bersama pria es yang sangat menjengkelkan itu." gumam Michael dan terdengar jelas di telinga Manila.

"Maksudmu siapa pria es itu?" tanya Manila.

"Kau lihat pria yang duduk di ujung meja yang sedang membaca koran itu." Michael menunjuk ke arah Lee dengan menggedikan kepalanya.

Dan manila pun mengikuti kemana arah Michael tertuju.

Bukanya lelaki itu yang tadi tadi pagi tak sengaja aku tabrak. oh tidak, ini sangat memalukan sekali.

"Hei Manila, kenapa kau malah melamun. Ayo waktu kita tidak banyak." ucap Michael dan Manila pun tersadar dan kini melangkah lagi mengikuti dari belakang.

Di depan meja yang hanya di duduki Lee, Michael dan Manila pun kini mulai bergabung dan duduk bersama.

"Kau pesan apa Manila, biar aku saja memesankan dan kau cukup tunggu disini saja dengan si pria es ini." ucap Michael sambil menyindir Lee yang masih cuek dan santai membaca koranya.

"Bolehkah aku meminta chesee burger dan susu." pinta Manila.

"Baiklah, aku pergi sekarang. Berhati hatilah dengan si pria es yang duduk di sebelahmu." ucap Michael seraya pergi melangkah meninggalkan Manila dan Lee berduaan.

Jantung Manila berdegup begitu kencang, sesekali ia mencuri pandang ke arah Lee yang masih asik dengan koran paginya.

Kenapa jantungku mendadak tidak sehat seperti ini.

Manila memegang dadanya dan berharap degupan jantungnya kembali normal.

Rasa penasaran membuat Manila kembali memberanikan diri mencuri pandang ke arah Lee. Namun apes, ketika Manila sedang asik melihat ke tampanan wajah Lee, Lee tiba tiba saja tahu dan langsung memalingkan pandanganya ke arah Manila.

"Sudah puas memandangiku, apa kau terpesona dengan ketampananku." ucap Lee sambil tersenyum dan membuat jantung Manila makin berdegup kencang.

Sontak itu membuat Manila kaget dan merasa malu di buatnya.

Lee melipat koran pagi dan menaruhnya di atas meja.

Lee melihat Manila yang masih menunduk malu dan tak berani memandangnya.

Lee dengan santai memegang dagu Manila dan mengangkat wajahnya.

"Berhati hatilah, kau bisa jatuh cinta padaku." Lee tersenyum dan wajah Manila pun semakin memerah seperti kepiting rebus.

Kenapa aku tidak menggerakan tubuhku. Pandanganya benar benar telah menghipnotisku.

Lee melepas dagu Manila dan kembali menikmati kopi paginya.

Lee sudah mengetahui bahwa Michael sedang berjalan dan membawa pesanan Manila.

"Ini chesee burger dan susu pesananmu. Cepat kau habiskan." Michael menaruhnya di depan Manila.

Untuk menutupi rasa malunya, Manila melampiaskan semua itu pada makananya. Manila langsung mengambil chesee burger dan dengan lahap menikmatinya.

"Pelan pelan, tak akan ada yang mencurinya darimu." Michael tertawa namun Manila tidak menggubrisnya.

Cara makan Manila yang lahap dan terburu buru membuatnya tak sadar menyisakan makanan di pinggir bibirnya yang tipis dan sexy.

Dan dengan santai Lee mengambil sebuah tisue dan dengan berani membersihkan sisa makanan yang berada di pinggiran mulut Manila.

Manila kaget setengah mati, dirinya terdiam terpaku dengan wajah kembali memerah menerima perlakuan lembut yang begitu peduli padanya.

"Terima kasih," ucap Manila dengan lirih.

Michael hanya bisa terdiam tak percaya, begitu banyak wanita cantik di kepolisian ini. Namun, tak satu pun yang membuat Lee berubah seperti ini.

"Cepat kau habiskan, waktu breaktime kita tinggal 10 menit lagi." Lee bertutur lembut dan Manila pun mengangguk patuh pada ucapanya.

Michael mengepalkan tanganya merasa jengkel melihat Lee yang terlihat lebay di depan matanya.

"Bisa gawat ini, telat selangkah bisa saja Manila jatuh ke dalam pelukan si pria es ini." gumam Michael di dalam hatinya.

Manila telah selesai dengan sarapan paginya.

"Manila cantik, aku pergi dulu ya." Lee kembali bertutur manis pada Manila.

Manila hanya mengangguk dan mengiyakan semua itu.

Lee memegang tangan Manila dan kemudian mencium peunggung tanganya, dan itu membuat Michael benar benar kebakaran jenggot dan jengkel di buatnya.

Manila semakin malu dengan prilaku Lee yang selalu manis padanya.

JANGAN LUPA LIKE DAN VOTENYA YA. BIAR AUTHOR SEMANGAT HE.. HE..HE

Terpopuler

Comments

Dela Agustini Dela

Dela Agustini Dela

lanjut Thor😂😂 kasihan michel nya
yg sabar ya

2022-04-25

0

Fernanda arum

Fernanda arum

semangat Manila kamu pasti bisa nyairin pria es itu

2021-10-24

0

sheza³

sheza³

tatapan mata mu Lee
buat aku klepek klepek 😯😯😯

2021-10-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!