FEELING MANILA

Gambar hanyalah ilustrasi.

Ilustrasi Manila yang terus berlatih bersama gurunya.

"Manila hari sudah petang, apakah tidak sebaiknya kau bermalam disini." Hanzo terlihat cemas memandang Manila.

"Guru, besok pagi aku harus kembali bertugas. Mungkin lain kali saja." jawab Manila.

"Manila, tunggu sebentar." Hanzo berlari masuk ke dalam kamarnya, dan tak berselang lama kini ia kembali membawa sebuah kalung di tanganya.

Sesaat Manila memandang dengan kalung yang di pegang Hanzo dengan eratnya.

"Itu apa Guru?" tanya Manila sedikit penasaran.

Hanzo tersenyum dan kini mulai memakaikan kalung tersebut ke leher Manila.

"Jangan pernah kau lepaskan kalung ini Manila." pinta Hanzo dengan sangat pada Manila.

Manila menganggukan kepalanya sambil memegang bandul kalung yang berbentuk matahari tersebut.

Kini Hanzo duduk di depan Manila dengan wajah yang terlihat gusar dan cemas.

"Guru, kenapa Guru terlihat cemas?, apa ada sesuatu yang membuat dirimu takut?" tanya Manila.

Hanzo menghela nafas dan menghembuskanya secara perlahan sambil mengelus ngelus janggutnya yang sudah berwarna putih.

"Manila, sebenarnya tadi siang aku sempat bertarung dengan seorang, dan orang itu memiliki kekuatan yang sangat hebat." Hanzo menunduk takut tak berani memandang ke arah Manila.

Manila tersentak kaget dan langsung menggenggam tangan Hanzo.

"Siapa dia Guru?, mana bagian tubuh Guru yang terluka?" Manila mengedarkan pandangan sambil meraba punggung dan tangan Hanzo.

"Manila, aku tidak apa apa. Seandai lelaki misterius itu berniat menghajarku, mungkin ...," Hanzo memalingkan pandanganya.

"Apa dia sangat hebat Guru?" tanya lagi.

Hanzo kembali memandang ke arah Manila.

"Skill dan kekuatanya di atas manusia normal, dan yang membuat aku tidak percaya. Dia dengan mudahnya menahan jurus pamungkasku dengan tangan kirinya saja." jelas Hanzo dan Manila kini terlihat sedikit ketakutan.

"Sebenarnya, apa yang dia inginkan dari kita Guru?" tanya Manila.

Hanzo memeluk dan mengusap rambut Manila yang sudah seperti putri kandungnya.

"Dia datang karena ingin melihatmu Manila, itulah alasan kenapa aku memberimu kalung zimat itu." jelas Hanzo.

Manila mengangguk dan mencium bandul kalung mataharinya.

"Sebaiknya kau cepat pulang dan beristirahat." ucap Hanzo dan Manila kini mencium punggung tangan gurunya.

Kini Hanzo dan Manila telah berada di luar gapura perguruanya.

"Manila, jaga dirimu baik baik." ucap Hanzo yang melihat Manila melangkah meninggalkan tempatnya.

Manila berbalik dan melambaikan tangan pada gurunya.

"I ya, Guru. Aku akan selalu menjaga diriku." Manila membalikan kembali badanya sambil meneteskan air mata.

Guru tak boleh melihat aku cengeng seperti ini.

Manila melanjutkan kembali perjalananya menuju halte bis yang jarak 15 menit dari tempat Hanzo.

Sementara, Hanzo terlihat melangkah masuk ke kembali kedalam rumahnya.

"Dengan kalung yang di gunakan Manila saat ini, aku bisa tahu kapan kejahatan mendekati dirinya." gumam Hanzo sambil menutup pintu rumahnya.

Sementara di lain tempat tepatnya di depan toko swalayan Burke. Terlihat Cintya yang sedang terlihat terlihat cemas menunggu seseorang.

"Sayang, kenapa tidak duduk di dalam saja." tanya Burke yang baru saja keluar dari tokonya.

"Aku ingin bertemu sekali dengan Kak Manila Pa." jawab Cintya.

"Memangnya ada keperluan apa kau menemui Manila?" tanya lagi Burke.

"Hemmm ... ada sebuah materi yang aku yakin Kak Manila bisa membantuku." Cintya mencoba membohongi Burke.

"Ouwh, tentang pelajaran ternyata. Baiklah, Papa akan masuk ke rumah dulu. Dan jangan lupa untuk mengunci tokonya sebelum kau kembali ke rumah." ucap Burke seraya pergi meninggalkan Cintya yang masih duduk berkutat dengan laptopnya.

Sambil menunggu Manila datang, Cintya terus mencari tahu artikel yang berkaitan dengan lelaki yang pernah datang menolong dan membasmi para preman yang pernah membuat kekacauan di toko swalayanya.

"Ini dia, kurang lebih seperti ini bentuk dan rupanya." gumam Cintya sambil memperhatikan gambar di layar laptopnya.

Dengan seksama Cintya memperhatikan gambar yang di lihatnya pada layar laptopnya.

"Apakah mungkin Ghost rider bisa muncul di dunia nyata saat ini?" tanya Cintya pada dirinya sendiri.

Cintya terus berpikir berperang melawan pikiranya.

Dari kejauhan Manila sudah melihat Cintya yang sedang duduk dan melamun memandangi laptopnya.

"Serius benar itu anak, sampai kedatanganku saja dia tidak menyadarinya." gumam Manila yang kini telah sampai dan berdiri tepat di belakang Manila.

Dengan pelan dan perlahan Manila mencoba memegang pundak Cintya.

"Aaaaahhhh." Cintya berteriak karena saking kagetnya.

Sementara Manila hanya tertawa melihat Cintya yang ketakutan dan kaget karena perbuatanya.

"Kakak ini, bikin Cintya kaget saja. Gak lucu tahu!." Cintya kini cemberut di hadapan Manila.

"I ya, Kakak minta maaf kalau sudah membuatmu kaget." ucap Manila.

"Kak, duduklah disini!, dan tunggu, aku akan mengambil minuman sebentar." Cintya berlari masuk ke dalam toko swalayanya dan tak berselang ia kembali dengan membawa beberapa minuman kalengnya.

Manila meletakan tasnya di kursi sebelah dengan pandangan yang masih fokus menatap ke arah layar laptop Cintya.

"Cintya, apa kau sedang menonton film action?" tanya Manila.

Cintya menggelengkan kepalanya ke arah Manila.

"Kak minumlah dulu. Aku tahu, kau pasti lelah dan haus." Cintya membukakan kaleng minuman dan memberikanya pada Manila.

"Terima kasih adeku yang cantik." jawab Manila dan Cintya pun mengangguk.

Sesaat Cintya terdiam melihat Manila yang sedang meminum minuman kaleng dinginya.

"Kak Manila," panggil Cintya.

Manila memandang Cintya dan meletakan minuman kaleng pada meja di depanya.

"I ya," Manila menyahutinya.

Cintya memegang kedua tangan Manila.

"Apa Kak Manila masih ingat dengan kejadian preman yang datang mengacau di toko Papa?" tanya Cintya dan Manila pun memandang ke depan sambil mengingatnya.

"Iya, Kakak ingat. Memangnya kenapa?" tanya Manila yang heran dengan pertanyaan Cintya.

"Kak, orang yang menghajar dan mengikat preman itu seperti itu bentuknya." Cintya menunjuk ke arah layar laptopnya.

Manila kaget dan menutup mulut dengan kedua tanganya.

Apakah mahluk ini adalah mahluk yang sama ketika ia datang menolongku dulu?.

Manila mengingat ngingat bentuk banaspati yang dulu pernah menolong dan membuat kissmark pada lehernya.

"Apa kau yakin dengan apa yang pernah kau lihat Cintya?" tanya Manila.

"I ya, Kakak. Walaupun suasananya gelap, tapi aku bisa melihatnya dengan jelas." jawab Cintya dengan penuh keyakinan.

Manila kembali fokus melihat gambar ghost rider pada laptop Cintya.

"Jika memang benar adanya, berarti dia tak jauh keberadaanya denganku." gumam Manila.

Cintya mengguncang tanga Manila dan kembali menyadarkan Manila yang sempat terdiam.

"Kakak kenapa terdiam?" tanya Cintya.

Manila menggelengkan kepalanya dan mencoba bersikap tenang di hadapan Cintya.

Manila mengedarkan pandanganya ke segala arah dan tak sengaja pandanganya tertuju dengan seorang lelaki yang berdiri sangat jauh dan terlihat sedang berdiri memandang ke arah Manila.

Apa jangan jangan dia?.

Manila bangun dari duduk dan berlari menuju lelaki yang di curigainya.

Namun belum sampai, lelaki itu langsung melangkah masuk ke dalam sebuah gang.

"Jangan lari!" seru Manila.

Di depan gang yang lumayan sempit, Manila kehilangan jejaknya.

"Siapa dia sebenarnya?" gumam Manila dengan pandangan ia edarkan ke segala arah.

"Siapa pun kau, cepat tunjukan dirimu dan hadapi aku!" seru Manila dengan tangan yang sudah mengepal.

Dengan cepat lelaki misterius kini datang kembali dan langsung memeluk Manila dari arah belakang.

"Lepaskan aku bajingan!" Manila mencoba melepas cengkraman pria misterius itu.

Namun pria misterius itu hanya tersenyum.

"Aku sangat merindukanmu, cantik." ucap lelaki seraya kembali mencium leher Manila dan menyesapnya.

Manila mencoba berbalik dan bersiap menghajar lelaki tersebut. Namun lelaki itu dengan cepat menghilang di hadapanya.

"Dasar pecundang!" bentak Manila dengan tangan memegang lehernya yang kini berbekas kismark.

Manila menunduk dengan tangan yang masih memegang lehernya.

"Aku di depanmu." ucap lelaki itu mengagetkan Manila.

Manila membulatkan mata dengan tubuh yang kini bergetar hebat karena saking takutnya melihat sebuah mahluk berkepala api dengan aura yang membuat silau bagi siapa saja yang memandangnya.

"Apa yang kau mau dariku?" tanya Manila sambil memundurkan langkahnya.

Dengan cepat si pria misterius atau banaspati itu bergerak ke arah Manila dan kini berada tepat di hadapanya.

Manila memejamkan mata, dia merasa pasrah karena lawan yang di hadapainya bukanlah manusia biasa.

Banaspati itu merubah kembali wujudnya menjadi manusia.

"Kau tidak usah takut Cantik." lelaki itu menangkup wajah Manila dengan kedua tanganya.

Manila ketakutan dan tak berani membuka kedua matanya.

Cupsss...

Lelaki itu mendaratkan bibirnya pada bibir Manila yang sexy. Dia terus memperdalam ciuman dan menarik narik lidah Manila dengan permainan goyang lidahnya.

Lama semakin lama, Manila pun hanyut dalam permainan kelihaian lelaki tersebut.

Mengapa aku tak mampu menolak, tubuhku seakan menerimanya penuh kemauanya.

Tangan Manila kini mengalung di leher lelaki misterius tersebut.

Dari rasa dan aromanya, sepertinya ...

Iya, aku yakin Dia ....

Aku harus memberinya tanda.

Dengan mata terpejam, Manila mengalihkan bibirnya ke arah leher lelaki itu dan berhasil meninggalkan kissmarknya.

Manila tersadar dan langsung mencoba membuka matanya.

"Lee." seru Manila yang berhasil membuka matanya, namun lelaki itu langsung menghilang.

Manila mengedarkan kembali pandangnya ke segala arah.

"Aku yakin, kau pasti Lee." Manila memegang bibir dengan ujung tangan.

Hai reader ... Tinggalkan like rate and comment kalian jika teman2 suka.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞 ZY ᵇᵃˢᵉR⃟✇⃟ᴮᴿ⸙ᵍᵏ

☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞 ZY ᵇᵃˢᵉR⃟✇⃟ᴮᴿ⸙ᵍᵏ

semangat othor

2021-10-20

0

ʰⁱᵃᵗᵘˢ 𝔰𝔦𝔟𝔲𝔨 𝔯𝔩

ʰⁱᵃᵗᵘˢ 𝔰𝔦𝔟𝔲𝔨 𝔯𝔩

aku juga Manila .. yakin kalau itu Lee 😅

2021-10-17

6

bundA&M

bundA&M

lanjut

2021-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!