Selesai dengan acara menemani makan malamnya. Tapi Manila belum memperbolehkan Lee untuk pulang meninggalkanya.
Mereka berdua kini duduk bersamaan sambil menyaksikan acara pada televisinya.
"Manila, sepertinya aku harus segera pulang." Lee melihat jam pada pergelangan tanganya.
"Tak bisakah sebentar kau menemaniku disini?" pinta Manila.
Lee menghela nafas dan menggelengkan kepalanya dan tak bisa.
"Tunggu sebentar." ucap Manila yang langsung bangun dari duduk dan berlari ke dalam kamarnya.
Dan tak berselang lama, kini Manila telah kembali dengan membawa berkas kasus keduanya.
"Bisakah kau memberiku ide atau masukan untuk menghadapai kasus keduaku ini?" Manila memberikan file tersebut pada Lee.
Tak butuh waktu lama untuk Lee mempelajari kasus kedua Manila.
"Sayang, dengarkan aku baik baik." ucap Lee dan Manila pun mengangguk dan fokus.
"Untuk bisa menangkap pelaku utamanya, mau tidak mau kau harus menyamar menjadi kupu kupu malam." ucap Lee dan Manila pun kaget setelah mendengarnya.
"Tapi ...," ucap Manila yang merasa keberatan.
"Tapi apa Manila?" tanya Lee.
"Apakah tak ada cara lain lagi?" tanya Manila dan Lee pun menggelengkan kepala.
Manila sejenak diam, bayangan para hidung belang datang dan meraba tubuhnya langsung menghantuinya.
"Tidakkkk ...," Manila berteriak sambil memegang kepala dengan kedua tanganya.
Lee langsung memeluk manila dan mencium keningnya.
"Apa kau bodoh, aku tak akan membiarkan siapa pun menyentuh tubuhmu." Lee meyakinkan Manila.
"Apakah itu artinya, kau akan membantuku memcahkan kasus ini?" tanya Manila.
Lee menganggukan kepala dan tersenyum tenang di hadapan Manila.
"Terima kasih Lee, Kau memang kekasih hatiku yang terbaik." puji Manila.
"Cium dulu donk." pinta Lee sambil menunjuk pipinya dengan jari.
Malu malu tapi mau, kini Manila mulai mendekatkan bibir pada pipi Lee, namun Lee dengan cepat mengarahkan wajahnya hingga tepat mengenai bibir Manila yang sexy.
Manila membulatkan matanya dan tak menyangka Lee akan menciumnya secara dalam lagi.
Epppokkk ...
Suara bibir ketika Lee melepas pagutanya.
"Sudah sana tidur." Lee mengusap kepala Manila.
Setelah di rasa cukup dan puas melepas rindunya. Kini akhirnya Manila memperbolehkan Lee untuk pulang meninggalkan apartemenya.
Ke esokan harinya. Manila beserta rekan sesama police officernya terlihat sedang melakukan apel paginya.
Semua terlihat berdiri tegak dengan posisi istirahat tangan yang di lipat berada di belakang.
"Selamat pagi semua." seru Letnan Bryan menyapa semua bawahanya.
"Selamat pagi juga, Pak." jawab semua police officer.
Di meeting atau apel paginya itu. Letnan Bryan memanggil Lee agar segera maju ke depan dan berdiri tepat di sampingnya.
Di situ juga, Letnan Bryan mengumumkan. Bahwasanya Lee kini telah berhasil kembali menyelesaikan kasusnya.
"Aku harap, rekan rekan semua bisa mencontoh Lee yang selalu semangat dan bisa menyelesaikan kasusnya dengan cepat." pinta Letnan pada pada semua rekan rekan bawahanya.
"Selamat Lee. Kau memang hebat sekali." Letnan Bryan mengajak Lee berjabat tangan.
"Sama sama, Pak." jawab Lee sambil menautkan tanganya pada Letnan.
Semua rekan police officer bertepuk tangan, merasa salut dan bangga dengan kinerja Lee yang begitu gemilang.
Dan setelah itu, meeting atau apel pagi pun di bubarkan.
"Membosankan, memang dia pikir dirinya saja yang hebat." Michael mencibir.
"Bhua ... ha..ha, Michael, apa kau iri kepada Lee?" tanya Steve yang masih rekan kerjanya.
"Siapa bilang aku iri, aku hanya tidak senang saja dengan gayanya yang selalu pamer akan prestasi, itu saja." jawab Michael.
"Ha.. ha.. ha." Steve tertawa terbahak mendengar itu.
"Jika kau hanya ingin meledeku, lebih baik kau pergi jauh sana." ucap Michael dengan ketusnya.
Steve memegang pundak Michael dan kemudian tertawa kembali.
"Buktikan jika kau memang bisa sehebat Lee." ucap Steve seraya pergi meninggalkan Michael yang masih terlihat jengkel.
Tak berselang lama setelah Steve meninggalkan Michael. Kini Michael terlihat seperti mencari seseorang.
"Dimana Manila?" tanya Michael pada dirinya.
Michael melangkah menuju kantin yang tak jauh dari kantornya. Dan seperti biasa, kantin akan terlihat penuh ketika breaktime berlangsung.
Di tengah ramainya kerumunan, dari kejauhan Michael melihat Lee yang sedang asik bercanda ria bersama Manila.
"Asik benar mereka." Michael melangkah menghampiri meja tempat di mana Lee dan Manila berada.
Suasana hati Michael mendadak berubah seketika melihat Lee yang sedang asik menyuapi Manila.
Michael mengepalkan tangan dan ingin rasanya mengacak ngacak dua sejoli yang sedang di mabuk asmara.
Manila tertawa dengan mulut yang penuh makanan, dia dengan cepat mengambil air minum yang berada di depanya dan langsung meminumnya.
ketika selesai minum, barulah Manila tahu dan menyadari bahwa Michael telah berdiri memandanginya.
"Michael." panggil Manila.
"Yups ...," jawab Michael.
"Sejak kapan kau berdiri disitu, cepat duduk bersama kami." ucap Manila yang kini telah berdiri.
"Terima kasih Manila." Michael kini duduk dengan posisi berhadap hadapan dengan Lee.
"Tunggu sebentar, aku akan memesankan kopi untukmu." ucap Manila seraya pergi meninggalkan Michael dan Lee.
Suasana dingin dan mencekam sangat terasa sekali ketika Michael memandang Lee dengan penuh kebencian.
"Apa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan padaku?" tanya Lee dengan tenang.
Michael dengan geram kini menunjuk wajah Lee dengan tanganya sambil berdiri.
"Sebaiknya kau jauhi Manila. Karena aku tahu kau adalah seorang bajingan yang selalu carmuk di depan Letnan." ucap Michael dengan nada yang kini meninggi.
Lee kini berdiri menanggapi Michael.
"Apa aku tidak salah dengar?" Lee masih tersenyum tenang memandang Michael.
Lee hanya tertawa menanggapi emosi Michael yang meledak ledak. Dan Lee mendekatkan mulutnya ke arah telinga Michael.
"Jika aku carmuk, mungkin aku sudah melaporkanmu sebagai polisi yang menerima suap dari seorang bandar narkoba." bisik Lee dan Michael pun seketika kaget dan membulatkan matanya.
"Jangan menebar fitnah!" kecam Michael.
"Apa perlu aku memperlihatkan video CCTVnya?" jawab Lee yang kini membuat Michael merasa mati kutu.
"Sialan kau Lee. Lihat saja pembalasanku nanti." Michael melangkah pergi meninggalkan Lee dan Manila yang bari saja datang membawakan kopi.
"Kemana dia?" tanya Manila yang merasa heran.
"Sudahlah, biarkan saja dia pergi." jawab Lee dan Manila pun mengangguk dan menaruh kopinya di atas meja.
Sementara di luar kantin, Michael masih terlihat malu dan marah dengan wajahnya yang merah padam.
"Bagaimana Lee bisa tahu kalau aku telah menerima suap?" Michael merasa heran.
Michael masih berpikir, karena ketika dia menerima suap. Semuanya di lakukan secara rapi dan di tempat tertutup tentunya.
"Apa jangan jangan dia hanya ingin menggertaku saja?" Michael masih berpikir keras dengan dugaanya.
"Halahhh ... persetan dengan semua itu." Michael melangkah pergi kembali ke dalam kantornya.
Di dalam Kantin, Lee kini sudah berdiri merapikan bajunya.
"Ayo sayang, kita taklukan kasus berikutnya." ucap Lee penuh semangat.
HAI ...HAI ...JANGAN LUPA LIKE RATE AND VOTENYA, COMMENT JUGA BOLEH KALO MAU.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
🐝𝓢𝓐𝓓🌷 rindu ғᶻ⁺🕸️♋
emg kek gitu y bunyinya mpookkk🤣
2021-11-08
4
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞 ZY ᵇᵃˢᵉR⃟✇⃟ᴮᴿ⸙ᵍᵏ
baru tau aku bang klw suara ciuman seperti itu😁🤭ya ampun bisa aja Abang othor ini
2021-10-20
0
raichan
hadir
2021-10-02
0