Michael dan Lee kini telah berada di ruang makan tempat kediaman Letnan Bryan.
"Wah ... tema makan spesialnya ternyata sea food." Michael berdecak kagum.
"Aku harap kalian akan suka dengan menu makan malam ini." Grace tersenyum memandang para bawahan suaminya.
"Makanlah sepuasnya." titah Bryan yang merasa senang melihat para bawahanya gembira.
Semua orang yang berada di ruang makan tersebut terlihat antusias sekali dalam menikmati makananya.
"Kau mau makan yang ini Manila?" tanya Lee.
Manila memandang ke arah makanan yang di tunjukan Lee padanya.
"Aku mau ... mau banget." jawab Manila sambil mengangguk.
Lee mengambil makanan itu dan menyuapkanya ke dalam mulut Manila.
"Pah, lihat mereka berdua." bisik Grace pada Bryan dan Bryan mengangguk dan memandang ke arah Lee dan Manila.
"Menurutku mereka berdua adalah pasangan yang serasi." Bryan mengutarakan pendapatnya.
"Kau benar Pah, yang satu tampan dan yang satunya sangat cantik seperti Mama." ucap Grace yang tak mau kalah dari Manila.
"Uhuk..uhuk..uhuk." Michael tersedak mendengar Grace yang baru saja memuji dirinya sendiri.
"Kau kenapa Michael?" Manila mendekatkan air minum pada Michael.
"Auuuuw ..." Michael memekik karena Grace mencubit tangannya.
Lee, Bryan dan Manila seketika tertawa melihat Michael yang kesakitan karena di cubit Grace.
"Sudah ... sudah, lanjutkan lagi makan kalian." titah Bryan pada semua orang berada di hadapanya.
Acara santap malam spesial ala chinese berjalan khidmat. Kini Michael, Lee dan Manila memilih taman untuk di jadikan tempat berbincang selanjutnya.
"Lee, menyambung dari obrolan tadi. Apakah kau pernah mendengar atau melihat mahluk seperti itu?" tanya Michael mengawali perbincanganya.
Lee sejenak menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan kembali menggelengkan kepalanya pada Michael.
"Aku sungguh benar tidak tahu seperti apa mahluk yang kau tanyakan itu." jawab Lee seraya mengambil minuman arak yang berada di meja dan meminumnya.
"Memangnya, kau melihat keanehan apa Michael hari ini?" tanya Manila.
Sebelum menjawab pertanyaan Manila. Michael menuangkan araknya pada gelas Lee dan Manila.
Michael menceritakan pada Manila tentang keanehan yang di rasakan Michael ketika menangkap pelaku kejahatan di pemukiman siang tadi.
"Dan kau tahu Manila, ketiga pelaku kejahatan itu mengatakan padaku kalau mereka telah melihat mahluk berkepala api." ucap Michael dan Manila pun seketika membulatkan mata karena merasa kaget.
"Tunggu sebentar, aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu." Manila mengeluarkan handphone dan menunjukan sebuah gambar pada Michael dengan handphonenya.
"Gambar apa ini Manila, kenapa terlihat seram sekali bagiku." Michael dengan seksama memperhatikan gambar itu.
"Jika yang kau lihat seperti itu, maka dia adalah mahluk yang sama yang pernah aku temui dulu." ucap Manila yang membuat Michael semakin kaget.
"Apa kau sungguh benar benar telah melihatnya?" tanya Michael sambil mengembalikan handphone itu pada Manila.
"I ya, aku sungguh telah melihat mahluk ini dengan mata dan kepalaku sendiri." jawab Manila dan Michael pun kini yakin dan percaya.
Sementara, Lee hanya terdiam mendengarkan obrolan antara Michael dan Manila.
"Lee, kenapa kau hanya diam saja?" tanya Manila.
Lee kini tersenyum dan kembali fokus pada Michael dan Manila.
"Maaf, sepertinya aku kurang begitu tertarik dengan obrolan mahluk seperti mitos tersebut.
"Mitos?" Manila mengulang kembali kata yang telah di ucapkan Lee.
Di sela sela perbincangan yang begitu serius. Tiba tiba saja Letnan Bryan datang dan bergabung. Membuat mereka bertiga semua terfokus padanya
Letnan Bryan kini duduk berhadap hadapan dengan Lee.
"I ya, mitos Manila. Sama seperti dengan kisah Ghost rider jebolan Marvel DC." Bryan menimpali apa yang telah di katakan Lee sebelumnya.
"Om, apakah itu artinya mahluk berkepala api yang mirip Ghost rider memiliki latar belakang yang sama?" tanya Michael pada Bryan.
"Entahlah, tapi mahluk ini muncul setelah kasus kejadian pembantaian keluarga besar ...," Letnan Bryan menghentikan ucapanya sambil memandang ke arah Lee yang kini terlihat menunduk sedih.
"Keluarga besar siapa, Om. Ayo, lanjutkan kita semua disini sangat penasaran mendengarkanya. Iya kan, Manila?" ucap Michael sambil menoleh ke arah Manila.
"I ya, Letnan. Kami disini semua ingin sekali mendengar lanjutanya." Manila mengiyakan apa yang di ucapkan Michael.
Lee tiba tiba saja berdiri dan membungkukan badanya sesaat.
"Maaf, sepertinya aku harus beristirahat dulu." Lee pamit dan meninggalkan ketiga orang yang masih duduk di meja taman.
"Kenapa dia Manila, dari tadi aku melihatnya sedikit aneh hari ini." tanya Lee yang memandang punggung Lee yang baru saja masuk ke dalam rumah.
Manila pun menggeleng tidak mengerti dengan ke anehan Lee yang di tanyakan Michael padanya.
Letnan Bryan menghela nafas dan menghembuskanya secara perlahan sambil berpikir.
"Mungkin dia lelah Michael." jawab Bryan mencairkan suasana.
Michael pun mengangguk dan kembali mengangkat gelas araknya mengajak Bryan dan Manila agar bersulang kembali.
"Aku semakin yakin kalau banaspati itu adalah kau Lee." gumam Manila di dalam hatinya.
Waktu berjalan begitu cepat, dan kini malam pun semakin larut.
"Kepalaku sangat pusing sekali Letnan. Aku pamit undur diri dulu untuk beristirahat." ucap Manila dan Letnan Bryan pun mempersilahkanya.
Manila melangkah meninggalkan Michael dan Bryan yang terlihat sedang menghabiskan sisa araknya.
Di dalam rumah Letnan Bryan. Manila kini terlihat sempoyongan.
"Malam ini aku banyak sekali minum," Manila merutuki dirinya yang mabuk karena minum.
Dengan perlahan Manila terus berjalan sempoyongan menuju kamarnya. Namun naas, di depan pintu kamarnya Manila malah terjatuh karena saking tak kuasa menahan pusing di kepalanya.
Dengan mata yang sudah terasa berat, Manila terus memaksakan dirinya untuk bangkit dan membuka matanya.
Sekelebat bayangan terlihat oleh Manila keluar dari pintu kamar Lee.
"Siapa kau, mau di bawa kemana aku?" tanya Manila yang kini di bopong masuk ke dalam kamarnya.
"Kalau kau tidak kuat minum, kenapa kau harus minum sampai mabuk separah ini." Lee sedikit kesal dengan mulut Manila yang kini terhembus beraroma arak.
Manila mengalungkan tanganya pada leher Lee.
"Aku minta maaf, sayang." jawab Manila yang kini membuat Lee makin emosi karena bau araknya.
Lee membaringkan tubuh Manila yang sedang mabuk berat. Menarik selimut untuk menutupi tubuh Manila.
"Tidurlah, jika besok pagi kepalamu masih terasa sakit. Lebih baik kau beristirahat saja." Lee dengan ketus berdiri dan hendak meninggalkan Manila.
Namun, baru saja Lee berniat melangkahkan kakinya. Manila langsung menahan tangan Lee agar tidak beranjak meninggalkanya.
"Apa kau tidak mau memaafkanku?" tanya Manila yang kini terlihat berkaca kaca pada matanya.
Lee merasa tidak tega, dan memutuskan untuk di sebelah Manila.
"Peluk." pinta Manila pada Lee.
Walaupun suasana hatinya masih kesal namun Lee tetap memeluk Manila mengusap ngusap rambutnya.
"Lee, cium aku sekarang." pinta Manila yang membuat Lee kaget dan membulatkan matanya.
Lee memegang kedua pundak Manila dan terus memandangi kedua bola mata Manila.
"Cepat cium aku!" Manila memaksa Lee.
Dengan pelan dan perlahan, Lee pun mulai mendekatkan wajahnya pada pada wajah Manila.
Cuppsss ...
Namun tak pernah di sangka, kali ini Manila menarik tengkuk Lee dan menguncinya dengan kedua tanganya.
Manila terus memperdalam ciuman kerinduanya.
Sejenak Manila melepas pagutanya dan memandang Lee dengan tajam.
"Kenapa kau tidak jujur padaku bahwa kau adalah banaspati yang menolongku." ucap Manila dengan tangan masih mengalung di leher Lee.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ɽ⃟˜ Gita ♕
ketahuan kan
2021-11-24
1
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞 ZY ᵇᵃˢᵉR⃟✇⃟ᴮᴿ⸙ᵍᵏ
o o kamu ketahuan pacaran lagi eh.itu mh lagu Ding ...seru Thor lanjut
2021-10-21
0
ʰⁱᵃᵗᵘˢ 𝔰𝔦𝔟𝔲𝔨 𝔯𝔩
kamu ketahuan 💃💃💃
2021-10-17
7