"Itu 'kan..." Hendrick tidak melanjutkan kalimatnya karena diselang Clara.
"Mengapa mereka berdua bersama di sini?" Raut wajah Clara menjadi heran.
Dia menatap penasaran pada kedua orang berbeda jenis yang terlihat berjalan berdampingan di antara ramainya pengunjung festival.
Sadar bahwa Clara ketinggalan info, Hendrick hanya menghela napasnya. "Akan kujawab, tapi..."
"Tapi apa? Dilarang membuat orang penasaran!" Clara menatap Hendrick menantang.
Hendrick jadi semakin kesal. "Bisakah kau turun? Aku tahu kau kurus, namun menaiki seorang pria yang bahkan bukan suamimu adalah sebuah kejahatan bagiku!"
Clara jadi sadar, dia tersenyum canggung dan segera bangkit berdiri. "Eh... maaf. Bukannya saya sengaja 'loh, saya melakukan ini karena kaget dengan pemandangan itu!"
"Kau terlalu melebih-lebihkan." Hendrick juga bangkit dari posisi duduknya, kemudian menepuk pakaiannya yang berdebu dan kotor.
"Jadi, ada apa sebenarnya?"
"Mereka itu sudah bertunangan."
"Uhuk! Apa?!"
Hendrick menutup kedua telinganya karena suara Clara terlalu kencang dan itu menyakiti pendengarannya.
Ternyata masih sama dengan yang di novel. Clara Scoleths memutuskan hubungan pertemanannya dengan Hellen Wayne karena ternyata Hellen bertunangan dengan Rovers Artlenzt tanpa sepengetahuan Clara.
"Bisakah kau berhenti membuat ekspresi seolah otakmu sedang berpikir keras? Kalau aku boleh jujur, itu sangat mengganggu pandanganku."
"Kalau begitu tidak perlu melihatnya juga sudah beres 'kan?" Clara jadi ngegas sendiri.
"Itu tidak bisa." Lirih Hendrick.
"Apa? Jangan berbisik! Saya tidak punya telinga yang sensitif seperti milik anda."
"Bukan apa-apa. Kalau begitu, kau mau terus mengelilingi tempat ini, atau menguntit mereka?"
"Memangnya boleh menguntit mereka?"
"Jangan sampai ketahuan saja."
"Huuh!"
Mereka berdua akhirnya memilih mengabaikan Rovers dan Hellen yang bersama di festival itu juga.
Suasana hati Clara sempat turun, tapi karena Hendrick yang akan membayar seluruh belanjaan Clara, gadis itu menjadi semangat lagi. Dia bahkan sempat berjingkrak kesenangan mendengar Hendrick yang entah ada angin apa menjadi baik hati dan dermawan.
"Aku mau manisan yang itu!" Clara menunjuk kedai manisan buah di dekat mereka. Hendrick yang sudah berjanji, mau tidak mau membelikan manisan itu untuk Clara.
"Apa gigimu tidak sakit kalau makan makanan manis sebanyak itu? Kau ingat berapa banyak yang sudah kau makan?"
Hendrick hanya melihat Clara yang memakan banyak manisan, tapi malah dia yang merasa ngilu.
Gaya makan Clara cukup berantakan, Hendrick berpikir kalau Duke Wayne, ayahnya tidak mengajarkan tata krama bangsawan pada gadis ini. Padahal seingat Hendrick, dia sudah lama tinggal di kediaman Wayne. Mungkin sekitar enam tahun lamanya.
"Mau?" Dengan lapisan gula yang tersebar di sekitar bibirnya, Clara menyodorkan manisan kepada Hendrick. Mungkin dia berharap Hendrick mau memakannya.
Lamunan Hendrick terhenti karena itu. Dia tidak menatap pada manisan yang dipegang Clara.
"Eh?" Clara menatap heran saat jemari Hendrick mencapai wajahnya yang ternyata mengambil lapisan gula yang menempel di sana.
Namun bukan itu yang membuat Clara kaget. Tapi kejadian selanjutnya yang nyaris mengirim jiwa Clara menuju sang pencipta.
Hendrick memakan lapisan gula itu!
Yang dia ambil dari bibir Clara!
Pikiran Clara mendadak rusak. Otaknya tak berfungsi. Kesadarannya menyelam jauh entah ke mana. Clara sedang mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi barusan.
.
.
Psssh...!
Pipi Clara bersemu setelah kinerja otaknya tersendat sebelumnya.
"Ap-apa yang Tuan Hendrick lakukan?! Ini sama sekali tidak lucu, tahu! Aku yang gadis baik-baik ini dilecehkan begitu saja oleh orang aneh ini!" Tunjuk Clara. Dia tidak berteriak dan hanya menekankan setiap kalimatnya saja, karena Clara masih ingat kalau mereka ada di tengah kerumunan.
Hendrick membalas tatapan tajam Clara padanya dengan datar. "Gadis yang menarik, mendorong dan menaiki tubuh seorang pria yang bahkan bukan suaminya, bicara apa tadi?"
Jelas Clara tak bisa membantah, karena dia memang bersalah saat itu.
"Itu tidak sengaja!" Namun Clara berusaha berkilah.
"Aku juga tidak sengaja."
"Bohong!" Clara menutupi wajahnya yang masih bersemu.
"Kau juga bohong."
"Hmph! Lain kali jangan melakukan itu tanpa seizinku."
"Apa? Maksudmu, aku boleh melakukannya kalau kau memberiku izin?"
"Bukan itu maksudku!"
"Tadi kau bilang 'tanpa seizinku'."
"Ugh!"
Malam festival pun berakhir dengan lumayan baik. Clara sempat merajuk, tapi Hendrick sudah cukup hafal kebiasaan Clara. Hendrick hanya perlu menyogoknya dengan makanan ataupun uang, maka selesai sudah.
Saat mereka berdua sampai di kediaman Duke. Ada sesuatu yang mengganggu pandangan Clara.
"Salam sejahtera untuk Pangeran Mahkota Ranunculus."
"Salam sejahtera untuk Pangeran Mahkota Ranunculus."
Ucap Hendrick dan Clara bersamaan saat mereka berhadapan dengan Rovers, Pangeran Mahkota Ranunculus dan jangan lupa ada Hellen di sampingnya.
Beruntung Clara menggunakan cadar, sehingga wajahnya tidak akan terlalu terlihat. Terlebih lagi, orang yang akan dia temui adalah orang yang pernah membuat pribadi dalamnya keluar.
Clara tidak akan melupakan hari itu. Begitu pula Hendrick, sebagai orang yang membawa pulang Clara dan menjadi pusat rumor setelahnya. Dia juga mungkin terganggu dengan kehadiran makhluk halus ini.
Tapi mau bagaimana lagi, dia adalah seorang pangeran mahkota. Ditambah dia adalah calon adik iparnya. Hendrick tidak bisa protes untuk itu.
Rovers sempat melirik pada Clara, kemudian menatap Hendrick kembali. "Jadi dia benar - benar calon Duchess, ya? Mengapa kau begitu malu-malu dengan ini?"
"Seperti yang kukatakan sebelumnya. Dia bukan calonku atau semacamnya. Lagi pula, bukankah kalian tahu bahwa gadis ini jelek? Aku tak mau merusak keturunanku hanya karena itu."
Jelek? Minta dihajar nih!
Tubuh Clara lumayan bergetar, dia menahan amarahnya. Sudah cukup ia mengerjakan semua dokumen hari ini, pergi ke festival dan sekarang orang penting datang.
Rasanya badanku remuk seperti habis ditiban puluhan gajah. Oh, ayolah! Bisakah kalian berhenti mengganggu jam istirahatku! Ini tidak seperti kalian ini penting atau apalah itu!
"Sepertinya dia memang tidak suka berbicara."
Hendrick menautkan alisnya mendengar kata 'tidak suka bicara'. Itu agak bertolak belakang dengan kebiasaan Clara bersama Hendrick setiap harinya.
Sangat cerewet, mengeluh ketika bosan dan mendengarkan keluhan Clara tentang betapa susahnya dia menghindari siang hari. Tambahan, Clara suka memaki-maki matahari juga. Dan itu semua sudah menjadi makanan sehari-hari Hendrick.
Mendengar orang lain mengatakan bahwa Clara tidak suka bicara, justru membuatnya ingin membuktikan pada orang itu bahwa spesies semacam Clara kalau dipelihara hanya akan menimbulkan sakit di telinga.
Tapi kali ini Hendrick memilih untuk tetap diam. Kalau dia memberi tahu Rovers masalah kebiasaan Clara yang sebenarnya. Keesokkan harinya, dia pasti langsung diprotes Clara.
"Lebih baik aku pergi saja. Ini sudah malam. Lagi pula tujuanku hanya mengantar Nona Wayne saja."
"Saya akan mengantar anda sampai depan pintu utama." Hendrick menawarkan diri meski dalam hati enggan. Cara bicaranya pun berubah formal.
Kemudian Rovers berjalan keluar kediaman diantar oleh Hendrick. Hellen pun mendekati Clara.
"Kau ke festival bersama Kakak?" Tanyanya.
Siksaan malam ini ternyata belum berakhir.
TBC
Jangan lupa like dan komen ^-^
So, see you in the next chapter~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Hana Fauziah
lanjut
2021-11-04
2