Hari ini Clara sedang termenung di ruangan kerja Hendrick. Dia menggumamkan kata 'bosan' berkali-kali hingga Hendrick nyaris menendangnya keluar.
Semua ini bisa terjadi karena tiba-tiba saja pagi ini Duke Wayne mulai memperhatikan hubungan kerja sama yang baik antara Hendrick maupun Clara.
Duke Wayne ingin kalau saat Hendrick menggantikannya, Clara bisa melindunginya jika ada kemungkinan Duke Wayne sedang dalam tahap penyelesaian masalah dengan Freesia.
"Bosan! Mengapa dari tadi saya hanya dibiarkan saja? Saya ini bukan patung batu, Tuan Hendrick!" Teriak Clara, dia memang terbiasa diam kalau di ruangannya sendiri. Tapi di ruangan lain, sebisa mungkin dia harus diajak bicara supaya tidak macam-macam.
Ada tambahan, Hendrick memperbolehkan Clara memanggil namanya langsung, meskipun gadis itu tetap menambahkan 'Tuan' pada awalannya.
Hendrick yang awalnya sabar dan memaklumi semua hal aneh dan unik yang Clara perbuat. Lama-kelamaan juga kesal, sejak tadi Clara yang hanya duduk mulai bosan setengah mati dan berakhir dengan rengekan.
"Jika kau mengganggu pekerjaanku lagi karena suara cemprengmu, aku tak segan untuk menendangmu keluar dari sini." Ancam Hendrick.
"Suara saya itu merdu. Enak saja mengatakan 'cempreng' pada gadis berhati lembut seperti saya. Saya harap Tuan Hendrick punya istri yang menyebalkan di masa depan nanti!"
Dengan kepala yang mulai berdenyut kesakitan, Hendrick terus memutar otak agar Clara bisa diam dan tidak merasa bosan.
"Mengapa kau tidak mengerjakan kerjaanku saja? Daripada berisik terus seperti gagak."
Kedua tangan Clara menyilang di depan dadanya. Mulut Clara juga sudah menggembung seolah dia baru saja memakan angin dalam jumlah besar.
"Itu juga bosan. Saya mau keluar..."
"Ini masih siang, kau mau mati kepanasan?"
"Ugh! Kalau begitu, baiklah. Saya akan kerjakan dokumennya saja."
Clara menghampiri meja Hendrick dan mengambil beberapa dokumen yang belum dikerjakan olehnya.
"Hng?" Hendrick menengok saat Clara menarik ujung pakaiannya.
Dengan mata memelas, Clara berkata, "Tapi nanti malam, bisakah kita ke festival? Saya dengar dari Avrim bahwa akan diadakan festival di pusat kota untuk merayakan berakhirnya musim panas."
Lalu Hendrick memegang dagunya, berpikir.
"Memang ada, sih. Aku sempat mendengarnya dari Hellen kemarin malam saat dia meminta izin pada Ayah untuk ke sana."
"Kita juga harus ikut! Ikut, yah! Ikut! Pokoknya harus!" Clara merengek seperti anak kecil, masih mempertahankan ekspresi imutnya.
Dia melakukan ini supaya Hendrick menyetujuinya. Dengan sedikit tarikan di ujung pakaian Hendrick, Clara menatapnya penuh harap.
Dengan satu tarikan napas, Hendrick berkata lagi. "Baiklah. Tapi kau juga harus bekerja keras membantuku menyelesaikan semua ini."
Jika dia menolak permintaan Clara, sudah pasti dia tidak akan tinggal diam dan mengajukan protes lewat penghancuran properti milik Hendrick.
Dengan ekspresi berbinar, Clara mengangguk kuat. "Tentu saja! Ini demi festival."
Tanpa disadari Clara, Hendrick tersenyum sangat tipis sehingga hampir tidak bisa disebut senyuman. Kemudian fokus Hendrick kembali pada semua dokumen yang menumpuk.
Dengan semangat yang terisi kembali. Clara mengambil beberapa lembar dokumen dan mengerjakannya di kursi di hadapan meja kerja Hendrick.
Sembari menggumamkan kata 'festival-festival', Clara terus mengisi lembar dokumen sebisa otaknya mengisinya. Beberapa kali ia bertanya pada Hendrick jika ada dokumen yang membingungkan.
"Tuan Hendrick. Semua masalah di wilayah Duke, siapa yang mengatasinya?" Tanya Clara di sela-sela pengisian TTS-nya.
"Kau tidak tahu? Parah sekali. Tentu saja itu adalah aku." Ujar Hendrick tanpa ada nada bangga di sana. Sepertinya dia melakukan itu karena paksaan dari seseorang.
Clara mengerutkan keningnya. "Benarkah?"
"Tidak percaya, ya sudah. Aku juga tidak memaksamu untuk mempercayaiku."
"Eh? Anda merajuk?" Clara menatap Hendrick dengan intens.
"Tidak. Sudahlah, kerjakan bagianmu dengan cepat. Kau ingin ke festival, bukan? Jangan sampai kau mengeluh padaku nantinya."
"Baiklah..."
Yosh! Festival, aku datang!
...****...
Semua dokumen selesai dengan cepat. Tapi Hendrick tetap memeriksa bagian yang dikerjakan Clara. Bisa saja gadis itu asal-asalan mengerjakannya demi mempercepat persiapan menuju festival.
"Otakmu lumayan juga." Hendrick mengomentari hasil tulisan Clara. "Omong-omong..."
"Hm?" Dengan camilan di mulutnya, Clara menatap Hendrick penasaran. Dia ingin tahu apa yang akan dikatakan Hendrick.
"Aku selalu kehilangan kesempatan untuk menanyakan ini kepadamu. Ayah mengatakan tentang kau adalah 'pelindung dari kegelapan malam' atau sejenisnya. Tapi, memangnya kau bisa bertarung?" Kali ini tatapan Hendrick terfokus pada satu titik, Clara.
Karena pertanyaan tersebut, Clara berhenti mengunyah camilannya. Kemudian tangan Clara menunjuk dirinya sendiri, sorot matanya menjadi serius.
"Jika saya bilang kalau kita bertarung, maka saya yang akan keluar sebagai pemenang. Apakah Tuan Hendrick akan percaya?"
Wajah Clara yang selalu konyol, tiba-tiba berubah menjadi serius. Membuat Hendrick menaruh kepercayaan bahwa mungkin benar saja di antara mereka, Clara 'lah yang lebih hebat.
"Sebetulnya kepercayaanku terhadapmu belum sepenuhnya. Jujur, aku masih ragu. Mungkin 'kah kita perlu bertarung untuk membuktikannya?"
Eh, bertarung? Selama menjadi Clara Scoleths. Meskipun aku tahu kemampuannya tidak hilang setelah dirasuki olehku, tapi aku belum pernah mencoba kemampuan membunuhnya sekalipun. Hanya saja, aku khawatir kalau nantinya pribadi lainku keluar begitu saja.
"Bisakah ini dilanjutkan nanti? Saya tidak akan menunjukkan taring saya kalau Duke Wayne sendiri belum memerintahkannya."
"Baiklah, kita hentikan pembicaraan ini. Tapi kuharap kau bisa lebih jujur padaku lagi setelah aku mengambil alih jabatan Ayahku."
Clara menampilkan senyum terindahnya yang ditujukan pada Hendrick.
"Saya harap juga begitu."
...****...
Dengan menaiki kereta kuda, mereka berdua sampai di festival penyambutan musim gugur. Mereka melanjutkannya dengan berjalan kaki.
Seperti saat di ulang tahun Raja, Clara memakai cadarnya, kali ini berwarna putih jadi bisa melihat pemandangan luar dengan lebih jelas.
"Tuan Hendrick, bagaimana kalau kita makan yang manis-manis?" Tanya Clara dengan tersenyum lebar.
"Aku benci makanan manis. Itu tidak sesuai dengan seleraku."
Hendrick berdecak, sebab Clara memandangnya seolah dia adalah manusia membosankan dari yang paling membosankan.
Dengan bibir mengerucut, Clara berkomentar. "Apa gigi anda sering sakit? Itu salah anda sendiri karena tak merawatnya baik-baik. Jangan salahkan makanan manis!" Clara berkacak pinggang.
Decakan kesal kembali terdengar dari Hendrick. Memang susah melawan kata-kata wanita, mereka akan menganggap apa yang mereka katakan benar adalah benar, dan salah adalah salah. Hendrick perlu mengalah dari Clara.
Sebenarnya bukan itu sebab dari kebencian Hendrick terhadap makanan manis. Dia hanya tidak suka makanan dengan rasa yang kuat, itu karena indera pengecapnya sangat sensitif. Dia lebih memilih makanan dengan rasa hambar.
"Terserah kau-"
Clara menarik pergelangan tangan Hendrick.
"HEY-"
Suara Hendrick tercekat saat matanya menatap sesuatu yang cukup membuat hatinya berdebar. Mata safir Clara yang begitu mirip dengan permata daripada mata pada umumnya, begitu dekat dengan matanya sekarang.
Hendrick bersumpah kalau dada mereka sudah tidak memiliki jarak lagi. Ditambah kenyataan bahwa tangan Clara memegang pergelangan tangan Hendrick.
Dan yang Hendrick sadari sejauh ini, dia sedang dalam posisi duduk. Dan Clara berada di atasnya dengan wajah yang sepertinya semakin dekat dan dekat.
Posisi ambigu yang entah mengapa Hendrick malah merasa diuntungkan di sini.
Mereka cukup lama saling bertatapan tanpa sadar waktu. Untungnya tempat mereka jatuh, jauh dari kerumunan dan malah terhitung sepi.
Hingga Clara menengok ke arah lain, Hendrick pun mengembalikan kesadarannya dan menatap ke arah yang sama dengan yang dilihat oleh Clara.
Iris Hendrick membulat dengan sempurna. "Itu 'kan..."
TBC
Jangan lupa like dan komen ^-^
So, see you in the next chapter~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
viana
aku harap Hendrick sama clara
2022-10-08
0
MALES NGETIK
Lanjut baca lagi
2022-01-02
2