Chapter 1 - Dunia Novel?

Kau takkan pernah tahu apa yang takdir akan berikan padamu, apa yang takdir akan datangkan padamu, dan apa yang takdir akan ambil darimu.

Semuanya adalah rahasia yang tak pernah bisa diketahui oleh siapa pun.

Kau juga takkan bisa mengorek bagaimana dunia bisa berjalan selama ini, tentu saja karena itu juga termasuk rahasia Tuhan.

Terkadang, kita selalu bisa mengatakan bahwa ‘semua akan baik-baik saja’. Namun, saat sesuatu yang sangat buruk menimpamu. Apa kau masih tetap bisa mengatakan itu bahkan dengan senyuman?

Jawabannya adalah tergantung.

Bruk!

Seorang gadis tersungkur, dia tampak lusuh dan kotor. Meratapi banyaknya kematian yang ada di depannya tanpa bisa melakukan apa-apa. Kini, ia mengerti definisi dari ‘tidak berguna’ yang sebenarnya.

“Mengapa? Aku tak ingin ditinggal oleh kalian. Tapi, mengapa?”

Suara serak gadis itu terdengar, dia menatap tak percaya pada seorang gadis lainnya yang selama ini ia anggap sebagai sahabatnya. Gadis itu malah dengan mudahnya menampik kenyataan pahit itu. Bahwa mereka takkan bisa berada di kubu yang sama.

Mereka berada di pihak berbeda yang saling menghentakkan pedang masing-masing.

Si gadis yang tersungkur malah menangis terus. Dia benar-benar tidak berguna, hanya bisa diam saja menatap gadis lainnya yang memegang pedang dengan ukiran mawar biru.

Eksistensinya begitu tak dipercaya bila dia ada, dengan surai seputih salju juga mata seperti kristal es di musim dingin. Wajahnya juga sangat dingin dan tak tersentuh. Rupanya seperti malaikat, namun sikapnya tak jauh berbeda dengan iblis.

“Seharusnya aku tak pernah percaya kepadamu!” Ia terus menangis tersedu-sedu.

“Ya,” Gadis yang seperti iblis itu akhirnya bersuara. “Kau terlalu naif, Hellen Wayne.”

Gadis iblis itu mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, mengarahkan pedangnya ke arah Hellen. Sementara Hellen hanya bisa menutup mata, menunggu kematiannya tiba.

Crash!

Hellen jatuh dengan simbahan darah di tubuhnya, bahkan darahnya sedang membuat genangan sekarang ini. Matanya menutup perlahan, pemandangan terakhir yang ia lihat hanyalah gadis bersurai putih itu.

“Tidurlah dengan tenang. Saat kau bangun, semuanya akan baik-baik saja.”

Nyatanya, Hellen tak akan pernah bisa membuka kedua matanya lagi. Dia tidur untuk selama - lamanya, bersama dengan mentari yang tenggelam. Dia meninggalkan dunia sebagai cahaya terakhir yang berharga.

Setelah kematiannya, hanya akan ada kegelapan yang tidak terbatas.

Gadis iblis itu bagaikan bulan. Dia takkan bisa menyinari dunia tanpa ada bintang sebagai pantulan cahayanya. Akan tetapi, bulan ini memilih untuk egois dan menghancurkan semua bintang yang ada.

Dia memilih untuk tetap redup, persis seperti aslinya.

Dunia ini memang tak akan pernah disinari cahaya lagi. Begitu pula dengan gadis bersurai putih itu. Bersama dengan semua korban pembantaiannya, dia akan tenggelam dalam kegelapan malam sampai akhir hayatnya.

END

...****...

“APA?!”

Seorang gadis memekik keras saat melihat bagaimana ending dari novel kesukaannya. Dia hampir melempar ponselnya kalau lupa jika ia takkan bisa menggantinya dengan yang baru.

“Mengapa Clara Scoleths malah mengganggu harem milik Hellen? Apa dia cemburu? Dan kenapa ketiga male lead juga harus mati?! Mereka selemah itu 'kah di hadapan Clara?”

Gadis itu memukuli kasurnya karena kesal. Setelah lelah, dia berbaring di kasurnya dengan muka kusut karena masih menyimpan dendam pada si penulis novel itu.

“Sialan! Rasanya aku mau membunuh si Clara itu.”

Tiba - tiba gadis itu terdiam merenung.

“Tapi, aku mengerti mengapa Clara melakukannya. Dia pasti menyimpan luka hati yang dalam. Orang-orang memperlakukannya tidak lebih baik daripada anjing, hanya karena dia adalah mesin pembunuh. Meski begitu, apa dia perlu membunuh Hellen juga?”

“Mungkin karena Clara mencintai Rovers, tetapi pria itu malah mencintai Hellen.”

“Dia bahkan membunuh semua pemeran utama pria yang ada. Ah, tidak. Dia tidak membunuh Rovers karena mencintainya. Dan Meiger juga masih hidup, sigh... aku yakin Clara tidak bisa membunuhnya karena dia sangat kuat. Aku rasa, Meiger adalah iblis yang asli.”

“Endingnya sangat tidak terduga. Padahal aku kira pemeran antagonisnya adalah Valentina Harold. Dan Clara Scoleths hanyalah pemeran figuran yang selewat saja.”

Kegelapan hati memang sangat menakutkan.

“Jika aku menjadi Clara, aku takkan melakukan sesuatu yang akan membuatnya kehilangan.”

Gadis itu perlahan menutup matanya yang terasa begitu berat. Rasa kantuk sudah tak bisa ia halau lagi.

“Selamat tidur.”

...****...

“Mmh...”

Seseorang menggeliat di balik selimutnya yang tebal. Kamarnya begitu mewah, namun tak terlihat sedikit pun cahaya yang menyelinap, pasti jendelanya ditutup sangat rapat. Bahkan gorden pun dibiarkan menutupi jendela.

Seseorang di balik selimut pasti sangat menyukai gelap.

“Hm, selamat pagi.” kata seseorang dari balik selimutnya.

Dia bangun dan meregangkan tubuhnya. Ia melihat ke sekitar yang sangat gelap, dia jadi merasa aneh.

“Eh? Apa ini belum pagi?”

Suaranya begitu lembut dan halus, dia pastilah gadis muda. Namun, karena mendengar suaranya sendiri, gadis itu memegang tenggorokannya.

“Tunggu, apa yang terjadi pada suaraku?”

Gadis itu memandang sekelilingnya dengan penasaran sekaligus bingung.

“Lalu, mengapa kamar ini begitu mewah? Dan, di mana ini sebenarnya?”

Gadis muda itu menengok ke arah pintu yang diketuk. Dari sana, pintu terbuka dan muncul seorang pelayan wanita paruh baya.

“Siapa?”

“Ini saya Avrim, Nona.”

Avrim? Nama ini sangatlah familiar bagiku. Tapi itu tidak mungkin ‘kan? Lagipula aku ini ada di mana? Lalu, Nona?

”Nona Scoleths, apa Nona baik-baik saja?” Tanya Avrim.

Baru saja gadis muda itu mengangguk - anggukkan kepalanya, dia menjadi menegang.

“Avrim, a-apa maksudmu dengan Scoleths?" Gadis muda itu bertanya kebingungan.

“Apakah Nona lupa? Itu nama yang Nona ambil dari keluarga asli Nona. Nona tidak ingin memakai marga Wayne, karena itu Nona menggunakan Scoleths.”

Hei, ini bukan mimpi ‘kan? Aku pasti masih tidur!

“Avrim, ambilkan aku kaca.”

Walau Avrim terlihat kebingungan, dia tetap mengambilkan kaca yang diminta Nonanya. Tidak biasanya Nonanya akan melakukan itu, karena ia tidak mau melihat wajahnya yang mengerikan. Tapi kalau menolak, dia akan menjadi lebih parah.

“Ini Nona.”

“Terima kasih.”

“Eh?” Avrim kaget karena Nonanya tersenyum, selain itu mengucapkan terima kasih pula.

“Apa Nona sakit?”

“Tidak, aku sehat bugar.”

Gadis muda itu melihat kaca, lalu dia memekik kaget.

“AKH!”

“No.. Nona...”

“Avrim, wajah siapa ini?!”

Sial, mana berani aku bermimpi kalau wajahku yang di bawah standar berubah drastis begini. Apa aku habis operasi besar-besaran? Tapi kapan? Lagipula, aku ‘kan missqueen!

“Ini wajah Nona.”

“Tapi yang di kaca sangatlah cantik! Anugrah besar seperti ini, mana mungkin aku mendapatkannya! Kesambet apa sampai Dewi Fortuna sebaik ini padaku?”

Avrim kaget, tapi dia hanya tersenyum lembut sambil menggeleng - gelengkan kepalanya. Baru kali ini Nonanya memperlihatkan ekspresi, bahkan sekaligus banyak.

Selain itu, kalimat - kalimat lawakan dilontarkan olehnya. Avrim ragu kalau orang di depannya ini adalah Nona yang selama ini ia layani. Namun, ternyata memang benar, hanya sikap mereka yang berbeda.

Ini aneh, menurut Avrim. Padahal Clara sebelumnya tak mau melihat wajahnya sekali pun, dia merasa kalau wajahnya itu telah merenggut banyak sekali nyawa. Yah, Avrim tahu tentang kondisi istimewa Clara. Hanya Avrim dan orang itu.

“Nona sangatlah cantik. Siapa yang mengatakan bahwa Nona tidak cantik?”

“Tapi, Avrim...”

“Nona benar - benar yang tercantik.”

“Baiklah...”

Gadis muda itu tentu saja kaget, surai seputih salju dan juga mata seperti kristal es berwarna safir mengkilat. Ini seperti gambaran penulis pada Clara Scoleths, sang antagonis yang datang telat pada novel yang terakhir kali dibacanya sebelum tidur.

“Avrim, siapa namaku?”

Tidak lucu jika aku menjadi karakter Clara Scoleths yang menjadi antagonis di novel terakhir yang kubaca, bukan?

“Eh? Nama Nona tentu saja Clara Scoleths. Nona lupa?”

Bagaikan tersambar petir, ia kaget tak karuan.

Ini pasti mimpi! Aku tak mau menjadi karakter Clara Scoleths yang kontroversial itu!

Clara menarik selimutnya lagi untuk tidur, dia bahkan mengabaikan sarapan yang disiapkan Avrim untuknya. Mungkin Clara masih berharap kalau yang terjadi sekarang hanyalah mimpi. Dia akan terbangun dari mimpi ini kalau dia tidur lagi.

...****...

Di sebuah dataran yang hanya diisi oleh padang rumput yang luas. Di sana juga ada meja dan kursi yang dilindungi dari terangnya langit dengan atap. Anehnya, langit yang terang itu tidak muncul karena matahari, sebab bintang itu tidak ada eksistensinya di sini.

Di atas meja ada sepiring kue, dua cangkir teh dan seseorang yang sedang meminum salah satunya dengan begitu anggun. Seorang laki-laki duduk di salah satu kursi. Dilihat dari rupanya, dia mungkin mempunyai usia kisaran 18 hingga 21 tahun.

Dia meletakkan cangkir tehnya, lalu mengukir senyum misterius.

“He... kau menolak menerima kenyataan bahwa kau menjadi Clara Scoleths. Padahal sebelum tidur, kau bilang sendiri, ‘jika aku menjadi Clara, aku takkan melakukan sesuatu yang akan membuatnya menjadi kehilangan’.”

“Ini akan seru, jiwa yang bar - bar memasuki raga si lemah lembut yang mematikan. Akan menjadi bagaimana ini?”

Sorot matanya berubah gelap.

“Namun, kegelapan dalam jiwa gadis itu tetaplah sama.”

Lalu pria itu melihat ke sebuah lingkaran khusus ciptaannya. Di sana terlihat seorang gadis dan pelayan tuanya yang bersenang - senang.

“Aku harap kau membuat akhir yang berbeda. Jangan biarkan dunia ini diselimuti kegelapan, seperti yang ‘dia’ buat dahulu.”

“Kesempatan ini tidak datang dua kali. Bahkan dia pun melakukan segala cara agar bisa terlahir kembali.”

TBC

Jangan lupa like dan komen ^-^

So, see you in the next chapter~

Terpopuler

Comments

Querido🦋

Querido🦋

ternyata aq pernah baca nih cerita
makanya kayak ngk asing sama sinopsisnya😌

2022-10-06

0

Putri

Putri

masih membingungkan 🤔 tapi mari lihat selanjutnya

2022-07-13

0

Yuli

Yuli

yoo thoor udah mulai msuk pak eko ... yo clara bar bar ayo lakukan prubahan😉

2022-05-09

1

lihat semua
Episodes
1 Promosi Karya
2 PROLOG
3 Chapter 1 - Dunia Novel?
4 Chapter 2 - Bukan Sekedar Mimpi
5 Chapter 3 - Hendrick Wayne
6 Chapter 4 - Berita
7 Chapter 5 - Rahasia Enam Tahun Lalu
8 Chapter 6 - Rovers Artlenzt
9 Chapter 7 - Kacau
10 Chapter 8 - Petunjuk Mawar
11 Chapter 9 - Herbras I
12 Chapter 10 - Herbras II
13 Chapter 11 - Pengadilan Tinggi
14 Chapter 12 - Festival Musim Gugur
15 Chapter 13 - Mengikuti Alur Novel
16 Chapter 14 - Cerita Lama
17 Chapter 15 - Permintaan Duke Wayne
18 Chapter 16 - Pedang Melawan Pedang
19 Chapter 17 - Memori Hortensia I
20 Chapter 18 - Memori Hortensia II
21 Chapter 19 - Memori Hortensia III
22 Chapter 20 - Ceritanya T'lah Selesai
23 Chapter 21 - Makna Setangkai Mawar
24 Chapter 22 - Sebuah Rasa
25 Chapter 23 - Langkah Awal
26 Chapter 24 - Bentrok
27 Chapter 25 - Terus Berlanjut
28 Chapter 26. Kedatangan Rovers
29 Chapter 27 - Hari Hujan
30 Chapter 28 - Tak Seburuk Dahulu
31 Chapter 29 - Rentetan Masalah
32 Chapter 30 - Rumor yang Datang
33 Chapter 31 - Memulai Topik
34 Chapter 32 - Tentang Avrim
35 Chapter 33 - "Apa Kau Akan Kembali?"
36 Chapter 34 - Menuju Tanah Barat
37 Chapter 35 - Situasi Genting
38 Chapter 36 - Pangeran Mahkota
39 Chapter 37 - Terima Kasih
40 Chapter 38 - Raģe Cheltics I
41 Chapter 39 - Raģe Cheltics II
42 Chapter 40 - Wilayah Barat
43 Chapter 41 - Menyesuaikan Diri
44 Chapter 42 - Tiga Kondisi
45 Chapter 43 - Misteri yang Bermunculan
46 Chapter 44 - Jangan Lupakan Aku
47 Chapter 45 - Jatuh Cinta?
48 Chapter 46 - Hal yang Tak Bisa Direkayasa
49 Chapter 47 - Penyihir Pria di Masa Lampau
50 Chapter 48 - Menonton Teater
51 Chapter 49 - Sandiwara Dunia
52 Chapter 50 - Ruangan Dalam Ruangan
53 Chapter 51 - Menjadi Semakin Buram
54 Chapter 52 - Kuil Istana
55 Chapter 53 - Mengungkap Kebenaran
56 Chapter 54 - Arti 'Maaf' Di Hari Itu
57 Chapter 55 - Grein de'Lavoisiér
58 PLEASE BACA DULU...
59 Chapter 56 - Melepas Rindu
60 Chapter 57 - Mekarnya Anggrek & Layunya Mawar Biru
61 Chapter 58 - Duel
62 Chapter 59 - Surat Balasan ~Hari yang Begitu Tenang~
63 Chapter 60 - Senjata Kedua
64 Chapter 61 - Pergi Ke Wilayah Utara
65 Chapter 62 - Rasa Gelisah
66 Chapter 63 - Hari Besar
67 Chapter 64 - "Aku Akan Tetap Menerimamu Apa Adanya"
68 Chapter 65 - Wilayah Utara
69 Chapter 66 - Mengulang Sejarah
70 Chapter 67 - Kebetulan Yang Manis
71 Chapter 68 - Senjata Freesia I
72 Chapter 69 - Senjata Freesia II
73 Chapter 70 - Senjata Freesia III
74 Chapter 71 - Senjata Freesia IV
75 Chapter 72 - Senjata Freesia V
76 Chapter 73 - Momen Sebelum Kepergian
77 Chapter 74 - Rencana Penculikan
78 Chapter 75 - Pelarian Penuh Darah
79 Chapter 76 - Rahasia Setiap Senjata
80 Chapter 77 - Wilayah Selatan
81 Chapter 78 - Pertanyaan Untuk Clara
82 Chapter 79 - Pertemuan Pertama
83 Chapter 80 - Badai Malam
84 Chapter 81. Sebuah Pengakuan
85 Chapter 82 - Tentang Mawar Biru
86 Chapter 83 - Hellebore Sebagai Kenangan
87 Chapter 84 - Tamu Dari Wilayah Selatan
88 Chapter 85 - Reuni Manis
89 Chapter 86 - Identitas Mereka
90 Chapter 87 - Valentina Harold
91 Chapter 88 - Benang Merah Dalam Cerita
92 Visual Character & Penjelasan Singkat
93 Chapter 89 - Jawaban Atas Keraguan
94 Chapter 90 - Cinta Itu Punya Rasa
95 Chapter 91 - Warna Dari Cinta
96 Chapter 92 - Permata Amethyst
97 Chapter 93 - Gagal Menyatakan
98 Chapter 94 - Hitam Artinya...
99 Chapter 95 - Sebelum Badai Menerjang
100 Chapter 96 - Tak Ada Lagi Hari Tenang
101 Chapter 97 - Kode Untuk Berperang
102 Chapter 98 - Pihak Netral
103 Chapter 99 - Mengembalikan Hadiah
104 Chapter 100 - Diskusi Kematian
105 Chapter 101 - Tugas Seorang Senjata
106 Chapter 102 - Duo
107 Chapter 103 - Dendam yang Terpendam
108 Chapter 104 - Kedamaian Abadi Bagi Muridku
109 Chapter 105 - Murid dan Guru
110 Chapter 106 - Zavius dan Utusan Dari Freesia
111 Chapter 107 - Hari Eksekusi
112 Chapter 108 - Menculik Seorang Pengantin
113 Chapter 109 - Awal Dari Dendam Raja Willem
114 Chapter 110 - Payung Hitam di Bawah Rintik Hujan
115 Chapter 111 - Masa Depan Nan Kelabu
116 Chapter 112 - Bala Bantuan
117 Chapter 113 - Kisah Kasih Tak Sampai
118 Chapter 114 - Simbol Kematian
119 Chapter 115 - Getaran Herbras
120 Chapter 116 - Perang Dalam Kabut
121 Chapter 117 - Adik & Kakak
122 Chapter 118 - Tak Terkendali
123 Chapter 119 - Luapan Sihir Hitam
124 Chapter 120 - Salam Perpisahan
125 Chapter 121 - Kenangan Dari Kehidupan Sebelumnya
126 Chapter 122 - Maafkan Aku T'lah Ingkar
127 Chapter 123 - Sang Antagonis
128 Chapter 124 - Sejarah Singkat Lavoisiér
129 Chapter 125 - Puncak Kemarahan
130 Chapter 126 - Namamu Ialah Bentuk Dari Janji
131 Chapter 127 - Reinkarnasi Adalah Rantai Pengekang
132 Chapter 128 - Menjadi Paling Kuasa Bukanlah Berkah Melainkan Kutukan
133 Chapter 129 - Tersemat Dua Pilihan
134 Chapter 130 - Kehancuran Herbras
135 Chapter 131 - Seberkas Cahaya Dalam Keputusasaan
136 Chapter 132 - Hidup Adalah Tentang Apa Yang Kau Pilih
137 Chapter 133 - Teori Akhir Dunia
138 Chapter 134 - Hari Bahagia
139 Chapter 135 - Karena Dia Berharga
140 Extra Part 1 - Yang Mencintai Takkan Melupakan
141 Extra Part 2 - Akhir yang Lebih Baik
142 Pengumuman & Promosi Novel Baru (MNEMONICS Ver~)
143 Spesial QnA
144 Special Chapter - Mirye: "Come Back To Me"
145 Pengumuman Novel Baru!
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Promosi Karya
2
PROLOG
3
Chapter 1 - Dunia Novel?
4
Chapter 2 - Bukan Sekedar Mimpi
5
Chapter 3 - Hendrick Wayne
6
Chapter 4 - Berita
7
Chapter 5 - Rahasia Enam Tahun Lalu
8
Chapter 6 - Rovers Artlenzt
9
Chapter 7 - Kacau
10
Chapter 8 - Petunjuk Mawar
11
Chapter 9 - Herbras I
12
Chapter 10 - Herbras II
13
Chapter 11 - Pengadilan Tinggi
14
Chapter 12 - Festival Musim Gugur
15
Chapter 13 - Mengikuti Alur Novel
16
Chapter 14 - Cerita Lama
17
Chapter 15 - Permintaan Duke Wayne
18
Chapter 16 - Pedang Melawan Pedang
19
Chapter 17 - Memori Hortensia I
20
Chapter 18 - Memori Hortensia II
21
Chapter 19 - Memori Hortensia III
22
Chapter 20 - Ceritanya T'lah Selesai
23
Chapter 21 - Makna Setangkai Mawar
24
Chapter 22 - Sebuah Rasa
25
Chapter 23 - Langkah Awal
26
Chapter 24 - Bentrok
27
Chapter 25 - Terus Berlanjut
28
Chapter 26. Kedatangan Rovers
29
Chapter 27 - Hari Hujan
30
Chapter 28 - Tak Seburuk Dahulu
31
Chapter 29 - Rentetan Masalah
32
Chapter 30 - Rumor yang Datang
33
Chapter 31 - Memulai Topik
34
Chapter 32 - Tentang Avrim
35
Chapter 33 - "Apa Kau Akan Kembali?"
36
Chapter 34 - Menuju Tanah Barat
37
Chapter 35 - Situasi Genting
38
Chapter 36 - Pangeran Mahkota
39
Chapter 37 - Terima Kasih
40
Chapter 38 - Raģe Cheltics I
41
Chapter 39 - Raģe Cheltics II
42
Chapter 40 - Wilayah Barat
43
Chapter 41 - Menyesuaikan Diri
44
Chapter 42 - Tiga Kondisi
45
Chapter 43 - Misteri yang Bermunculan
46
Chapter 44 - Jangan Lupakan Aku
47
Chapter 45 - Jatuh Cinta?
48
Chapter 46 - Hal yang Tak Bisa Direkayasa
49
Chapter 47 - Penyihir Pria di Masa Lampau
50
Chapter 48 - Menonton Teater
51
Chapter 49 - Sandiwara Dunia
52
Chapter 50 - Ruangan Dalam Ruangan
53
Chapter 51 - Menjadi Semakin Buram
54
Chapter 52 - Kuil Istana
55
Chapter 53 - Mengungkap Kebenaran
56
Chapter 54 - Arti 'Maaf' Di Hari Itu
57
Chapter 55 - Grein de'Lavoisiér
58
PLEASE BACA DULU...
59
Chapter 56 - Melepas Rindu
60
Chapter 57 - Mekarnya Anggrek & Layunya Mawar Biru
61
Chapter 58 - Duel
62
Chapter 59 - Surat Balasan ~Hari yang Begitu Tenang~
63
Chapter 60 - Senjata Kedua
64
Chapter 61 - Pergi Ke Wilayah Utara
65
Chapter 62 - Rasa Gelisah
66
Chapter 63 - Hari Besar
67
Chapter 64 - "Aku Akan Tetap Menerimamu Apa Adanya"
68
Chapter 65 - Wilayah Utara
69
Chapter 66 - Mengulang Sejarah
70
Chapter 67 - Kebetulan Yang Manis
71
Chapter 68 - Senjata Freesia I
72
Chapter 69 - Senjata Freesia II
73
Chapter 70 - Senjata Freesia III
74
Chapter 71 - Senjata Freesia IV
75
Chapter 72 - Senjata Freesia V
76
Chapter 73 - Momen Sebelum Kepergian
77
Chapter 74 - Rencana Penculikan
78
Chapter 75 - Pelarian Penuh Darah
79
Chapter 76 - Rahasia Setiap Senjata
80
Chapter 77 - Wilayah Selatan
81
Chapter 78 - Pertanyaan Untuk Clara
82
Chapter 79 - Pertemuan Pertama
83
Chapter 80 - Badai Malam
84
Chapter 81. Sebuah Pengakuan
85
Chapter 82 - Tentang Mawar Biru
86
Chapter 83 - Hellebore Sebagai Kenangan
87
Chapter 84 - Tamu Dari Wilayah Selatan
88
Chapter 85 - Reuni Manis
89
Chapter 86 - Identitas Mereka
90
Chapter 87 - Valentina Harold
91
Chapter 88 - Benang Merah Dalam Cerita
92
Visual Character & Penjelasan Singkat
93
Chapter 89 - Jawaban Atas Keraguan
94
Chapter 90 - Cinta Itu Punya Rasa
95
Chapter 91 - Warna Dari Cinta
96
Chapter 92 - Permata Amethyst
97
Chapter 93 - Gagal Menyatakan
98
Chapter 94 - Hitam Artinya...
99
Chapter 95 - Sebelum Badai Menerjang
100
Chapter 96 - Tak Ada Lagi Hari Tenang
101
Chapter 97 - Kode Untuk Berperang
102
Chapter 98 - Pihak Netral
103
Chapter 99 - Mengembalikan Hadiah
104
Chapter 100 - Diskusi Kematian
105
Chapter 101 - Tugas Seorang Senjata
106
Chapter 102 - Duo
107
Chapter 103 - Dendam yang Terpendam
108
Chapter 104 - Kedamaian Abadi Bagi Muridku
109
Chapter 105 - Murid dan Guru
110
Chapter 106 - Zavius dan Utusan Dari Freesia
111
Chapter 107 - Hari Eksekusi
112
Chapter 108 - Menculik Seorang Pengantin
113
Chapter 109 - Awal Dari Dendam Raja Willem
114
Chapter 110 - Payung Hitam di Bawah Rintik Hujan
115
Chapter 111 - Masa Depan Nan Kelabu
116
Chapter 112 - Bala Bantuan
117
Chapter 113 - Kisah Kasih Tak Sampai
118
Chapter 114 - Simbol Kematian
119
Chapter 115 - Getaran Herbras
120
Chapter 116 - Perang Dalam Kabut
121
Chapter 117 - Adik & Kakak
122
Chapter 118 - Tak Terkendali
123
Chapter 119 - Luapan Sihir Hitam
124
Chapter 120 - Salam Perpisahan
125
Chapter 121 - Kenangan Dari Kehidupan Sebelumnya
126
Chapter 122 - Maafkan Aku T'lah Ingkar
127
Chapter 123 - Sang Antagonis
128
Chapter 124 - Sejarah Singkat Lavoisiér
129
Chapter 125 - Puncak Kemarahan
130
Chapter 126 - Namamu Ialah Bentuk Dari Janji
131
Chapter 127 - Reinkarnasi Adalah Rantai Pengekang
132
Chapter 128 - Menjadi Paling Kuasa Bukanlah Berkah Melainkan Kutukan
133
Chapter 129 - Tersemat Dua Pilihan
134
Chapter 130 - Kehancuran Herbras
135
Chapter 131 - Seberkas Cahaya Dalam Keputusasaan
136
Chapter 132 - Hidup Adalah Tentang Apa Yang Kau Pilih
137
Chapter 133 - Teori Akhir Dunia
138
Chapter 134 - Hari Bahagia
139
Chapter 135 - Karena Dia Berharga
140
Extra Part 1 - Yang Mencintai Takkan Melupakan
141
Extra Part 2 - Akhir yang Lebih Baik
142
Pengumuman & Promosi Novel Baru (MNEMONICS Ver~)
143
Spesial QnA
144
Special Chapter - Mirye: "Come Back To Me"
145
Pengumuman Novel Baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!