Chapter 10 - Herbras II

Sang heroine dalam novel yang kubaca ada di hadapanku sekarang. Entah mengapa aku membenci wajah cantiknya ini. Apa mungkin karena Clara yang asli?

Tatapan Clara menjadi dingin saat dia tahu bahwa Hellen yang ia tabrak. Kalau sudah begini, mungkin saja jika Hellen sengaja menabrakkan dirinya pada Clara.

Dia bahkan lebih drama dariku. Argh! Apa pun itu, aku ingin pergi dari sini.

Clara mengukir senyum tipis. Tapi siapa sangka kalau dalam hati dia mengumpati Hellen secara berkala. Mencari keburukan musuh memang menyenangkan, apalagi kalau musuh yang mulai mencari gara-gara.

Semenyebalkan apa pun Hellen, di sini Clara hanya berstatus sebagai senjata yang diculik Duke Wayne. Dengan sopan Clara menunduk dan pamit undur diri kepada Hellen.

"Eh? Padahal aku ingin bicara lebih banyak dengan Clara. Beberapa hari terakhir jarang ada pesta teh, jadi aku ingin bicara denganmu."

Clara menautkan alisnya. "Bukankah Nona Hellen seharusnya pergi ke Istana? Mengapa masih berada di sini? Padahal barusan saya melihat kalau Tuan Duke dan Duke Muda berangkat bersama."

Hellen memasang senyum terbaiknya. "Memang benar kalau anak-anak bangsawan juga perlu datang. Tapi itu khusus untuk anak bangsawan laki-laki. Perempuan 'kan dilarang ikut campur urusan politik kerajaan."

"Begitu. Saya paham sekarang. Saya pamit dulu."

Jadi apa alasan Duke Wayne ingin membawaku ke sana jika itu hanya bisa dihadiri pria bangsawan? Mungkin aku akan menanyakan ini padanya nanti.

Hellen tertawa kecil dengan anggun. "Clara benar-benar tak mau bicara padaku 'kah? Apa aku semembosankan itu sampai orang bosan pun menolak ajakanku berbincang."

Dia ini memang cari masalah denganku, yah?!

Senyum palsu Clara terpasang jelas. "Saya pamit dulu, permisi Nona Hellen Wayne."

Hellen sempat terlihat kaget, namun dia tetap mempertahankan ketenangannya. Clara juga sadar tentang itu, tapi dia hanya mengabaikannya saja.

"Jangan berpikir kau bisa mendapatkan Rovers."

Sesaat Clara menghentikan langkahnya ketika suara dengan yang nada dingin menyapu pendengarannya. Memang benar kalau Hellen adalah orang yang hanya ingin menggapai kebahagiaannya sendiri tanpa pernah melihat betapa susahnya orang lain berusaha untuk itu.

Clara yang punya hubungan buruk dengan Rovers. Apalagi kejadian pribadi dalamnya yang keluar, tidak pernah merasa akan jatuh cinta padanya, setampan apa pun dia.

Namun Clara terlalu malas untuk meluruskan pikiran Hellen. Dia hanya membiarkan semua kesalahpahaman itu terus berlanjut.

"Nona Hellen jangan khawatir. Saya tidak akan begitu berani untuk menghalangi cinta sejati Nona."

Hellen berkata sinis. "Oh? Kau tahu diri juga."

"Lagi pula, saya yang hanya anak tak jelas. Tak mungkin bisa bersanding dengan Pangeran Mahkota. Nona Hellen juga, seharusnya Nona adalah gadis yang paling berhak berada di sisi Pangeran Mahkota."

"Tentu saja. Sekali lihat juga orang lain pasti tahu."

"...."

...****...

Pertemuan pertama yang buruk.

Antara Hellen maupun Clara, sudah dipastikan kalau mereka takkan bisa akur sekarang atau di masa depan.

Dengan sikap Hellen yang sudah menyebalkan dari lahir. Clara memilih untuk tidak mengikuti alur novel dan hidup sesuai kemauannya.

Di samping itu, Clara belum menjawab dengan pasti permintaan Duke Wayne saat itu. Tentang dirinya yang akan melindungi Hendrick dari balik bayangan.

Clara mengintip bulan dari jendela kamarnya saat dia sedang asyik membuka kembali buku dari perpustakaan.

"Bulan sangatlah dingin, tapi matahari begitu panas. Jarak mereka juga jauh sekali. Tidak ada kemungkinan untuk bulan dan matahari muncul bersama. Salah satunya perlu hancur."

Dalam beberapa detik, Clara menutup kembali jendelanya dan duduk di kursi yang menempel dengan jendela. Dia membuka lembar halaman yang belum ia baca pada buku.

Lalu Clara tersenyum pedih. "Kalau melihat fakta dunia, bulan akan langsung meleleh bahkan sebelum menyentuh matahari. Meski begitu, apakah takdirku akan sama seperti itu?"

Clara membalikkan halaman lagi pada buku. "Bab pertama, Hortensia? Tidak aneh jika mengingat kalau wilayah mereka yang paling luas di seluruh Herbras."

Darah murni dari Kaisar Hortensia I punya potensi yang besar dari segi fisik atau mental. Keluarga kekaisaran murni, Westhley. Punya ciri khas pada fisik mereka. Yaitu surai hitam kelam dan iris mata seperti batu permata safir.

Sebentar dulu, dalam light novelnya, ada ilustrasi berwarna dari Meiger Westhley. Dan di sana warna matanya adalah ruby bukan safir.

Karena ciri fisiknya, darah murni Hortensia dijuluki sebagai iblis. Aku mengerti, di dunia ini, yang memiliki rambut hitam sangatlah jarang. Tidak seperti di duniaku. Dunia ini 90% dihuni oleh orang-orang berambut coklat, contohnya adalah keluarga Duke Wayne. 5% pirang, dan 5% sisanya adalah warna-warna antik seperti putih, hitam, biru, ungu, merah, hijau, silver dan jingga.

Wilayah Barat selalu disinggungkan dengan ilmu hitam karena kemampuan mereka yang tergolong tidak manusiawi.

Kemudian wilayah Selatan, Vinca. Darah murni Vinca juga punya fisik yang khas dengan mata perak mereka yang berkilau layaknya berlian.

Aku ingat dengan Edmond Southbayern ketika membaca Kekaisaran Vinca. Buaya darat yang terkenal sekali karena wajahnya. Karena Dia bukan Male Lead utama, aku yakin kalau Edmond akan kalah melawan bəjingan Ranunculus itu dari segi wajah.

Selanjutnya ada Ranunculus. Dengan surai emas dan iris seperti lavender, mereka mempunyai ciri fisik yang mencolok dari kebanyakan orang. Darah murni Ranunculus selalu punya hak atas tahta meskipun adalah anak haram.

Cih! Jika membaca Ranunculus. Aku selalu terbayang-bayang tampang menyebalkan dari pria itu! Awas saja dia nanti! Merebut kebebasanku? Langkahi dulu mayat Duke tua itu.

Lalu, Agapanthus atau lebih dikenal dengan nama wilayah Timur. Seperti darah murni wilyah lain, Agapanthus punya ciri khas sendiri yaitu rambut mereka yang berwarna ungu."

Huh? Macam warna pelakor + pebinor. Jangan bilang kalau sebenarnya mereka semua adalah orang-orang dengan skill 'pemecah hubungan' yang ahli?

"Karena kerja sama yang mereka bentuk. Ikatan politik antara Ranunculus dan Agapahthus sangat terikat erat. Hubungan ini dibentuk dari pernikahan politik. Kasihan sekali." Clara mengasihani anak bangsawan yang ikut andil dalam pernikahan politik ini. "Cinta yang disatukan tidak tulus."

"Selanjutnya, Freesia..."

Clara menelan salivanya dengan susah payah. Nama Freesia adalah yang paling menakutkan dalam hidupnya. Jika saja dia bersama Duke Wayne, Clara tidak akan memperlihatkan wajah ketakutannya.

Meskipun memiliki wilayah paling kecil di Utara. Kemampuan militer mereka setara dengan Vinca dari wilayah Selatan. Sulit bagi Ranunculus dan Agapanthus untuk menekan Freesia. Jangka waktunya pun tidak menentu, bisa saja Freesia menciptakan senjata untuk melawan kedua wilayah ini.

Hey, sebenarnya buku ini dibuat tahun berapa? Atau memang perang dingin ini sudah terjadi lama sekali.

Dengan cepat Clara melihat halaman pertama pada buku. Dia mencari tahun diterbitkannya buku ini. Dan ternyata memang ada, disana tercetak jelas tahun 211.

Sudah sekitar 65 tahun, ya. Kemungkinan besar 'masalah' terjadi pada masa Raja sebelumnya. Kemudian tinggal menghitung tahun untuk mengganti pemimpin lagi. Usianya masih 17 tahun jika menuruti timeline utama.

Hari ini Freesia masih melakukan gencatan senjata. Tapi tak ada kemungkinan mereka tak membuat serangan walau hanya kecil-kecilan, bukan?

"Uuh! Benar - benar merepotkanku."

TBC

Jangan lupa like dan komen ^-^

So, see you in the next chapter~

Terpopuler

Comments

Alina

Alina

dan bagaimana dengan gerhana yang membuktikan kalo matahari dan bulan bisa muncul bersama

2023-04-30

0

imah umaraya

imah umaraya

iyalah... cantikkan Gua.. dan lebih besar Gua.. di dalam nya bahkan ada macam- macam keindahan ... Gua gitu loh...🤣🤣🤣

2022-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 Promosi Karya
2 PROLOG
3 Chapter 1 - Dunia Novel?
4 Chapter 2 - Bukan Sekedar Mimpi
5 Chapter 3 - Hendrick Wayne
6 Chapter 4 - Berita
7 Chapter 5 - Rahasia Enam Tahun Lalu
8 Chapter 6 - Rovers Artlenzt
9 Chapter 7 - Kacau
10 Chapter 8 - Petunjuk Mawar
11 Chapter 9 - Herbras I
12 Chapter 10 - Herbras II
13 Chapter 11 - Pengadilan Tinggi
14 Chapter 12 - Festival Musim Gugur
15 Chapter 13 - Mengikuti Alur Novel
16 Chapter 14 - Cerita Lama
17 Chapter 15 - Permintaan Duke Wayne
18 Chapter 16 - Pedang Melawan Pedang
19 Chapter 17 - Memori Hortensia I
20 Chapter 18 - Memori Hortensia II
21 Chapter 19 - Memori Hortensia III
22 Chapter 20 - Ceritanya T'lah Selesai
23 Chapter 21 - Makna Setangkai Mawar
24 Chapter 22 - Sebuah Rasa
25 Chapter 23 - Langkah Awal
26 Chapter 24 - Bentrok
27 Chapter 25 - Terus Berlanjut
28 Chapter 26. Kedatangan Rovers
29 Chapter 27 - Hari Hujan
30 Chapter 28 - Tak Seburuk Dahulu
31 Chapter 29 - Rentetan Masalah
32 Chapter 30 - Rumor yang Datang
33 Chapter 31 - Memulai Topik
34 Chapter 32 - Tentang Avrim
35 Chapter 33 - "Apa Kau Akan Kembali?"
36 Chapter 34 - Menuju Tanah Barat
37 Chapter 35 - Situasi Genting
38 Chapter 36 - Pangeran Mahkota
39 Chapter 37 - Terima Kasih
40 Chapter 38 - Raģe Cheltics I
41 Chapter 39 - Raģe Cheltics II
42 Chapter 40 - Wilayah Barat
43 Chapter 41 - Menyesuaikan Diri
44 Chapter 42 - Tiga Kondisi
45 Chapter 43 - Misteri yang Bermunculan
46 Chapter 44 - Jangan Lupakan Aku
47 Chapter 45 - Jatuh Cinta?
48 Chapter 46 - Hal yang Tak Bisa Direkayasa
49 Chapter 47 - Penyihir Pria di Masa Lampau
50 Chapter 48 - Menonton Teater
51 Chapter 49 - Sandiwara Dunia
52 Chapter 50 - Ruangan Dalam Ruangan
53 Chapter 51 - Menjadi Semakin Buram
54 Chapter 52 - Kuil Istana
55 Chapter 53 - Mengungkap Kebenaran
56 Chapter 54 - Arti 'Maaf' Di Hari Itu
57 Chapter 55 - Grein de'Lavoisiér
58 PLEASE BACA DULU...
59 Chapter 56 - Melepas Rindu
60 Chapter 57 - Mekarnya Anggrek & Layunya Mawar Biru
61 Chapter 58 - Duel
62 Chapter 59 - Surat Balasan ~Hari yang Begitu Tenang~
63 Chapter 60 - Senjata Kedua
64 Chapter 61 - Pergi Ke Wilayah Utara
65 Chapter 62 - Rasa Gelisah
66 Chapter 63 - Hari Besar
67 Chapter 64 - "Aku Akan Tetap Menerimamu Apa Adanya"
68 Chapter 65 - Wilayah Utara
69 Chapter 66 - Mengulang Sejarah
70 Chapter 67 - Kebetulan Yang Manis
71 Chapter 68 - Senjata Freesia I
72 Chapter 69 - Senjata Freesia II
73 Chapter 70 - Senjata Freesia III
74 Chapter 71 - Senjata Freesia IV
75 Chapter 72 - Senjata Freesia V
76 Chapter 73 - Momen Sebelum Kepergian
77 Chapter 74 - Rencana Penculikan
78 Chapter 75 - Pelarian Penuh Darah
79 Chapter 76 - Rahasia Setiap Senjata
80 Chapter 77 - Wilayah Selatan
81 Chapter 78 - Pertanyaan Untuk Clara
82 Chapter 79 - Pertemuan Pertama
83 Chapter 80 - Badai Malam
84 Chapter 81. Sebuah Pengakuan
85 Chapter 82 - Tentang Mawar Biru
86 Chapter 83 - Hellebore Sebagai Kenangan
87 Chapter 84 - Tamu Dari Wilayah Selatan
88 Chapter 85 - Reuni Manis
89 Chapter 86 - Identitas Mereka
90 Chapter 87 - Valentina Harold
91 Chapter 88 - Benang Merah Dalam Cerita
92 Visual Character & Penjelasan Singkat
93 Chapter 89 - Jawaban Atas Keraguan
94 Chapter 90 - Cinta Itu Punya Rasa
95 Chapter 91 - Warna Dari Cinta
96 Chapter 92 - Permata Amethyst
97 Chapter 93 - Gagal Menyatakan
98 Chapter 94 - Hitam Artinya...
99 Chapter 95 - Sebelum Badai Menerjang
100 Chapter 96 - Tak Ada Lagi Hari Tenang
101 Chapter 97 - Kode Untuk Berperang
102 Chapter 98 - Pihak Netral
103 Chapter 99 - Mengembalikan Hadiah
104 Chapter 100 - Diskusi Kematian
105 Chapter 101 - Tugas Seorang Senjata
106 Chapter 102 - Duo
107 Chapter 103 - Dendam yang Terpendam
108 Chapter 104 - Kedamaian Abadi Bagi Muridku
109 Chapter 105 - Murid dan Guru
110 Chapter 106 - Zavius dan Utusan Dari Freesia
111 Chapter 107 - Hari Eksekusi
112 Chapter 108 - Menculik Seorang Pengantin
113 Chapter 109 - Awal Dari Dendam Raja Willem
114 Chapter 110 - Payung Hitam di Bawah Rintik Hujan
115 Chapter 111 - Masa Depan Nan Kelabu
116 Chapter 112 - Bala Bantuan
117 Chapter 113 - Kisah Kasih Tak Sampai
118 Chapter 114 - Simbol Kematian
119 Chapter 115 - Getaran Herbras
120 Chapter 116 - Perang Dalam Kabut
121 Chapter 117 - Adik & Kakak
122 Chapter 118 - Tak Terkendali
123 Chapter 119 - Luapan Sihir Hitam
124 Chapter 120 - Salam Perpisahan
125 Chapter 121 - Kenangan Dari Kehidupan Sebelumnya
126 Chapter 122 - Maafkan Aku T'lah Ingkar
127 Chapter 123 - Sang Antagonis
128 Chapter 124 - Sejarah Singkat Lavoisiér
129 Chapter 125 - Puncak Kemarahan
130 Chapter 126 - Namamu Ialah Bentuk Dari Janji
131 Chapter 127 - Reinkarnasi Adalah Rantai Pengekang
132 Chapter 128 - Menjadi Paling Kuasa Bukanlah Berkah Melainkan Kutukan
133 Chapter 129 - Tersemat Dua Pilihan
134 Chapter 130 - Kehancuran Herbras
135 Chapter 131 - Seberkas Cahaya Dalam Keputusasaan
136 Chapter 132 - Hidup Adalah Tentang Apa Yang Kau Pilih
137 Chapter 133 - Teori Akhir Dunia
138 Chapter 134 - Hari Bahagia
139 Chapter 135 - Karena Dia Berharga
140 Extra Part 1 - Yang Mencintai Takkan Melupakan
141 Extra Part 2 - Akhir yang Lebih Baik
142 Pengumuman & Promosi Novel Baru (MNEMONICS Ver~)
143 Spesial QnA
144 Special Chapter - Mirye: "Come Back To Me"
145 Pengumuman Novel Baru!
Episodes

Updated 145 Episodes

1
Promosi Karya
2
PROLOG
3
Chapter 1 - Dunia Novel?
4
Chapter 2 - Bukan Sekedar Mimpi
5
Chapter 3 - Hendrick Wayne
6
Chapter 4 - Berita
7
Chapter 5 - Rahasia Enam Tahun Lalu
8
Chapter 6 - Rovers Artlenzt
9
Chapter 7 - Kacau
10
Chapter 8 - Petunjuk Mawar
11
Chapter 9 - Herbras I
12
Chapter 10 - Herbras II
13
Chapter 11 - Pengadilan Tinggi
14
Chapter 12 - Festival Musim Gugur
15
Chapter 13 - Mengikuti Alur Novel
16
Chapter 14 - Cerita Lama
17
Chapter 15 - Permintaan Duke Wayne
18
Chapter 16 - Pedang Melawan Pedang
19
Chapter 17 - Memori Hortensia I
20
Chapter 18 - Memori Hortensia II
21
Chapter 19 - Memori Hortensia III
22
Chapter 20 - Ceritanya T'lah Selesai
23
Chapter 21 - Makna Setangkai Mawar
24
Chapter 22 - Sebuah Rasa
25
Chapter 23 - Langkah Awal
26
Chapter 24 - Bentrok
27
Chapter 25 - Terus Berlanjut
28
Chapter 26. Kedatangan Rovers
29
Chapter 27 - Hari Hujan
30
Chapter 28 - Tak Seburuk Dahulu
31
Chapter 29 - Rentetan Masalah
32
Chapter 30 - Rumor yang Datang
33
Chapter 31 - Memulai Topik
34
Chapter 32 - Tentang Avrim
35
Chapter 33 - "Apa Kau Akan Kembali?"
36
Chapter 34 - Menuju Tanah Barat
37
Chapter 35 - Situasi Genting
38
Chapter 36 - Pangeran Mahkota
39
Chapter 37 - Terima Kasih
40
Chapter 38 - Raģe Cheltics I
41
Chapter 39 - Raģe Cheltics II
42
Chapter 40 - Wilayah Barat
43
Chapter 41 - Menyesuaikan Diri
44
Chapter 42 - Tiga Kondisi
45
Chapter 43 - Misteri yang Bermunculan
46
Chapter 44 - Jangan Lupakan Aku
47
Chapter 45 - Jatuh Cinta?
48
Chapter 46 - Hal yang Tak Bisa Direkayasa
49
Chapter 47 - Penyihir Pria di Masa Lampau
50
Chapter 48 - Menonton Teater
51
Chapter 49 - Sandiwara Dunia
52
Chapter 50 - Ruangan Dalam Ruangan
53
Chapter 51 - Menjadi Semakin Buram
54
Chapter 52 - Kuil Istana
55
Chapter 53 - Mengungkap Kebenaran
56
Chapter 54 - Arti 'Maaf' Di Hari Itu
57
Chapter 55 - Grein de'Lavoisiér
58
PLEASE BACA DULU...
59
Chapter 56 - Melepas Rindu
60
Chapter 57 - Mekarnya Anggrek & Layunya Mawar Biru
61
Chapter 58 - Duel
62
Chapter 59 - Surat Balasan ~Hari yang Begitu Tenang~
63
Chapter 60 - Senjata Kedua
64
Chapter 61 - Pergi Ke Wilayah Utara
65
Chapter 62 - Rasa Gelisah
66
Chapter 63 - Hari Besar
67
Chapter 64 - "Aku Akan Tetap Menerimamu Apa Adanya"
68
Chapter 65 - Wilayah Utara
69
Chapter 66 - Mengulang Sejarah
70
Chapter 67 - Kebetulan Yang Manis
71
Chapter 68 - Senjata Freesia I
72
Chapter 69 - Senjata Freesia II
73
Chapter 70 - Senjata Freesia III
74
Chapter 71 - Senjata Freesia IV
75
Chapter 72 - Senjata Freesia V
76
Chapter 73 - Momen Sebelum Kepergian
77
Chapter 74 - Rencana Penculikan
78
Chapter 75 - Pelarian Penuh Darah
79
Chapter 76 - Rahasia Setiap Senjata
80
Chapter 77 - Wilayah Selatan
81
Chapter 78 - Pertanyaan Untuk Clara
82
Chapter 79 - Pertemuan Pertama
83
Chapter 80 - Badai Malam
84
Chapter 81. Sebuah Pengakuan
85
Chapter 82 - Tentang Mawar Biru
86
Chapter 83 - Hellebore Sebagai Kenangan
87
Chapter 84 - Tamu Dari Wilayah Selatan
88
Chapter 85 - Reuni Manis
89
Chapter 86 - Identitas Mereka
90
Chapter 87 - Valentina Harold
91
Chapter 88 - Benang Merah Dalam Cerita
92
Visual Character & Penjelasan Singkat
93
Chapter 89 - Jawaban Atas Keraguan
94
Chapter 90 - Cinta Itu Punya Rasa
95
Chapter 91 - Warna Dari Cinta
96
Chapter 92 - Permata Amethyst
97
Chapter 93 - Gagal Menyatakan
98
Chapter 94 - Hitam Artinya...
99
Chapter 95 - Sebelum Badai Menerjang
100
Chapter 96 - Tak Ada Lagi Hari Tenang
101
Chapter 97 - Kode Untuk Berperang
102
Chapter 98 - Pihak Netral
103
Chapter 99 - Mengembalikan Hadiah
104
Chapter 100 - Diskusi Kematian
105
Chapter 101 - Tugas Seorang Senjata
106
Chapter 102 - Duo
107
Chapter 103 - Dendam yang Terpendam
108
Chapter 104 - Kedamaian Abadi Bagi Muridku
109
Chapter 105 - Murid dan Guru
110
Chapter 106 - Zavius dan Utusan Dari Freesia
111
Chapter 107 - Hari Eksekusi
112
Chapter 108 - Menculik Seorang Pengantin
113
Chapter 109 - Awal Dari Dendam Raja Willem
114
Chapter 110 - Payung Hitam di Bawah Rintik Hujan
115
Chapter 111 - Masa Depan Nan Kelabu
116
Chapter 112 - Bala Bantuan
117
Chapter 113 - Kisah Kasih Tak Sampai
118
Chapter 114 - Simbol Kematian
119
Chapter 115 - Getaran Herbras
120
Chapter 116 - Perang Dalam Kabut
121
Chapter 117 - Adik & Kakak
122
Chapter 118 - Tak Terkendali
123
Chapter 119 - Luapan Sihir Hitam
124
Chapter 120 - Salam Perpisahan
125
Chapter 121 - Kenangan Dari Kehidupan Sebelumnya
126
Chapter 122 - Maafkan Aku T'lah Ingkar
127
Chapter 123 - Sang Antagonis
128
Chapter 124 - Sejarah Singkat Lavoisiér
129
Chapter 125 - Puncak Kemarahan
130
Chapter 126 - Namamu Ialah Bentuk Dari Janji
131
Chapter 127 - Reinkarnasi Adalah Rantai Pengekang
132
Chapter 128 - Menjadi Paling Kuasa Bukanlah Berkah Melainkan Kutukan
133
Chapter 129 - Tersemat Dua Pilihan
134
Chapter 130 - Kehancuran Herbras
135
Chapter 131 - Seberkas Cahaya Dalam Keputusasaan
136
Chapter 132 - Hidup Adalah Tentang Apa Yang Kau Pilih
137
Chapter 133 - Teori Akhir Dunia
138
Chapter 134 - Hari Bahagia
139
Chapter 135 - Karena Dia Berharga
140
Extra Part 1 - Yang Mencintai Takkan Melupakan
141
Extra Part 2 - Akhir yang Lebih Baik
142
Pengumuman & Promosi Novel Baru (MNEMONICS Ver~)
143
Spesial QnA
144
Special Chapter - Mirye: "Come Back To Me"
145
Pengumuman Novel Baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!