Sang heroine dalam novel yang kubaca ada di hadapanku sekarang. Entah mengapa aku membenci wajah cantiknya ini. Apa mungkin karena Clara yang asli?
Tatapan Clara menjadi dingin saat dia tahu bahwa Hellen yang ia tabrak. Kalau sudah begini, mungkin saja jika Hellen sengaja menabrakkan dirinya pada Clara.
Dia bahkan lebih drama dariku. Argh! Apa pun itu, aku ingin pergi dari sini.
Clara mengukir senyum tipis. Tapi siapa sangka kalau dalam hati dia mengumpati Hellen secara berkala. Mencari keburukan musuh memang menyenangkan, apalagi kalau musuh yang mulai mencari gara-gara.
Semenyebalkan apa pun Hellen, di sini Clara hanya berstatus sebagai senjata yang diculik Duke Wayne. Dengan sopan Clara menunduk dan pamit undur diri kepada Hellen.
"Eh? Padahal aku ingin bicara lebih banyak dengan Clara. Beberapa hari terakhir jarang ada pesta teh, jadi aku ingin bicara denganmu."
Clara menautkan alisnya. "Bukankah Nona Hellen seharusnya pergi ke Istana? Mengapa masih berada di sini? Padahal barusan saya melihat kalau Tuan Duke dan Duke Muda berangkat bersama."
Hellen memasang senyum terbaiknya. "Memang benar kalau anak-anak bangsawan juga perlu datang. Tapi itu khusus untuk anak bangsawan laki-laki. Perempuan 'kan dilarang ikut campur urusan politik kerajaan."
"Begitu. Saya paham sekarang. Saya pamit dulu."
Jadi apa alasan Duke Wayne ingin membawaku ke sana jika itu hanya bisa dihadiri pria bangsawan? Mungkin aku akan menanyakan ini padanya nanti.
Hellen tertawa kecil dengan anggun. "Clara benar-benar tak mau bicara padaku 'kah? Apa aku semembosankan itu sampai orang bosan pun menolak ajakanku berbincang."
Dia ini memang cari masalah denganku, yah?!
Senyum palsu Clara terpasang jelas. "Saya pamit dulu, permisi Nona Hellen Wayne."
Hellen sempat terlihat kaget, namun dia tetap mempertahankan ketenangannya. Clara juga sadar tentang itu, tapi dia hanya mengabaikannya saja.
"Jangan berpikir kau bisa mendapatkan Rovers."
Sesaat Clara menghentikan langkahnya ketika suara dengan yang nada dingin menyapu pendengarannya. Memang benar kalau Hellen adalah orang yang hanya ingin menggapai kebahagiaannya sendiri tanpa pernah melihat betapa susahnya orang lain berusaha untuk itu.
Clara yang punya hubungan buruk dengan Rovers. Apalagi kejadian pribadi dalamnya yang keluar, tidak pernah merasa akan jatuh cinta padanya, setampan apa pun dia.
Namun Clara terlalu malas untuk meluruskan pikiran Hellen. Dia hanya membiarkan semua kesalahpahaman itu terus berlanjut.
"Nona Hellen jangan khawatir. Saya tidak akan begitu berani untuk menghalangi cinta sejati Nona."
Hellen berkata sinis. "Oh? Kau tahu diri juga."
"Lagi pula, saya yang hanya anak tak jelas. Tak mungkin bisa bersanding dengan Pangeran Mahkota. Nona Hellen juga, seharusnya Nona adalah gadis yang paling berhak berada di sisi Pangeran Mahkota."
"Tentu saja. Sekali lihat juga orang lain pasti tahu."
"...."
...****...
Pertemuan pertama yang buruk.
Antara Hellen maupun Clara, sudah dipastikan kalau mereka takkan bisa akur sekarang atau di masa depan.
Dengan sikap Hellen yang sudah menyebalkan dari lahir. Clara memilih untuk tidak mengikuti alur novel dan hidup sesuai kemauannya.
Di samping itu, Clara belum menjawab dengan pasti permintaan Duke Wayne saat itu. Tentang dirinya yang akan melindungi Hendrick dari balik bayangan.
Clara mengintip bulan dari jendela kamarnya saat dia sedang asyik membuka kembali buku dari perpustakaan.
"Bulan sangatlah dingin, tapi matahari begitu panas. Jarak mereka juga jauh sekali. Tidak ada kemungkinan untuk bulan dan matahari muncul bersama. Salah satunya perlu hancur."
Dalam beberapa detik, Clara menutup kembali jendelanya dan duduk di kursi yang menempel dengan jendela. Dia membuka lembar halaman yang belum ia baca pada buku.
Lalu Clara tersenyum pedih. "Kalau melihat fakta dunia, bulan akan langsung meleleh bahkan sebelum menyentuh matahari. Meski begitu, apakah takdirku akan sama seperti itu?"
Clara membalikkan halaman lagi pada buku. "Bab pertama, Hortensia? Tidak aneh jika mengingat kalau wilayah mereka yang paling luas di seluruh Herbras."
Darah murni dari Kaisar Hortensia I punya potensi yang besar dari segi fisik atau mental. Keluarga kekaisaran murni, Westhley. Punya ciri khas pada fisik mereka. Yaitu surai hitam kelam dan iris mata seperti batu permata safir.
Sebentar dulu, dalam light novelnya, ada ilustrasi berwarna dari Meiger Westhley. Dan di sana warna matanya adalah ruby bukan safir.
Karena ciri fisiknya, darah murni Hortensia dijuluki sebagai iblis. Aku mengerti, di dunia ini, yang memiliki rambut hitam sangatlah jarang. Tidak seperti di duniaku. Dunia ini 90% dihuni oleh orang-orang berambut coklat, contohnya adalah keluarga Duke Wayne. 5% pirang, dan 5% sisanya adalah warna-warna antik seperti putih, hitam, biru, ungu, merah, hijau, silver dan jingga.
Wilayah Barat selalu disinggungkan dengan ilmu hitam karena kemampuan mereka yang tergolong tidak manusiawi.
Kemudian wilayah Selatan, Vinca. Darah murni Vinca juga punya fisik yang khas dengan mata perak mereka yang berkilau layaknya berlian.
Aku ingat dengan Edmond Southbayern ketika membaca Kekaisaran Vinca. Buaya darat yang terkenal sekali karena wajahnya. Karena Dia bukan Male Lead utama, aku yakin kalau Edmond akan kalah melawan bəjingan Ranunculus itu dari segi wajah.
Selanjutnya ada Ranunculus. Dengan surai emas dan iris seperti lavender, mereka mempunyai ciri fisik yang mencolok dari kebanyakan orang. Darah murni Ranunculus selalu punya hak atas tahta meskipun adalah anak haram.
Cih! Jika membaca Ranunculus. Aku selalu terbayang-bayang tampang menyebalkan dari pria itu! Awas saja dia nanti! Merebut kebebasanku? Langkahi dulu mayat Duke tua itu.
Lalu, Agapanthus atau lebih dikenal dengan nama wilayah Timur. Seperti darah murni wilyah lain, Agapanthus punya ciri khas sendiri yaitu rambut mereka yang berwarna ungu."
Huh? Macam warna pelakor + pebinor. Jangan bilang kalau sebenarnya mereka semua adalah orang-orang dengan skill 'pemecah hubungan' yang ahli?
"Karena kerja sama yang mereka bentuk. Ikatan politik antara Ranunculus dan Agapahthus sangat terikat erat. Hubungan ini dibentuk dari pernikahan politik. Kasihan sekali." Clara mengasihani anak bangsawan yang ikut andil dalam pernikahan politik ini. "Cinta yang disatukan tidak tulus."
"Selanjutnya, Freesia..."
Clara menelan salivanya dengan susah payah. Nama Freesia adalah yang paling menakutkan dalam hidupnya. Jika saja dia bersama Duke Wayne, Clara tidak akan memperlihatkan wajah ketakutannya.
Meskipun memiliki wilayah paling kecil di Utara. Kemampuan militer mereka setara dengan Vinca dari wilayah Selatan. Sulit bagi Ranunculus dan Agapanthus untuk menekan Freesia. Jangka waktunya pun tidak menentu, bisa saja Freesia menciptakan senjata untuk melawan kedua wilayah ini.
Hey, sebenarnya buku ini dibuat tahun berapa? Atau memang perang dingin ini sudah terjadi lama sekali.
Dengan cepat Clara melihat halaman pertama pada buku. Dia mencari tahun diterbitkannya buku ini. Dan ternyata memang ada, disana tercetak jelas tahun 211.
Sudah sekitar 65 tahun, ya. Kemungkinan besar 'masalah' terjadi pada masa Raja sebelumnya. Kemudian tinggal menghitung tahun untuk mengganti pemimpin lagi. Usianya masih 17 tahun jika menuruti timeline utama.
Hari ini Freesia masih melakukan gencatan senjata. Tapi tak ada kemungkinan mereka tak membuat serangan walau hanya kecil-kecilan, bukan?
"Uuh! Benar - benar merepotkanku."
TBC
Jangan lupa like dan komen ^-^
So, see you in the next chapter~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Alina
dan bagaimana dengan gerhana yang membuktikan kalo matahari dan bulan bisa muncul bersama
2023-04-30
0
imah umaraya
iyalah... cantikkan Gua.. dan lebih besar Gua.. di dalam nya bahkan ada macam- macam keindahan ... Gua gitu loh...🤣🤣🤣
2022-01-22
1