Clara harus menerima kenyataan bahwa sekarang dirinya benar - benar memasuki tubuh Clara Scoleths. Sang antagonis dalam novel favoritnya, Flower’s Girl.
Sekarang ia juga tahu, alasan mengapa Clara begitu membenci dunia yang busuk ini dan menghancurkannya pada ending novel.
Sebab, hanya ada sosok Avrim di sisi Clara, namun Duke Wayne dengan mudahnya membunuh Avrim. Kemarahan Clara dimulai dari kematian Avrim.
Aku takkan melakukan hal bodoh yang sama seperti Clara. Aku akan melindungi Avrim! Yang perlu kulakukan hanyalah menjauhi Hellen. Si akar masalah Clara yang sebenarnya, dialah yang membuat Avrim terbunuh.
Clara ingat bagaimana semua itu bermula. Dimulai dari Avrim yang tidak sengaja merusak gaun yang akan Hellen pakai untuk acara ulang tahun raja, Hellen mungkin menggunakannya untuk menarik hati Rovers. Dan hanya karena masalah sepele ini, Avrim yang malang harus kehilangan nyawanya.
Dia yang satu - satunya memperlakukan Clara dengan layak.
Sementara di kamar, Clara selalu menunggu kedatangan Avrim. Tidak disangka wanita tua itu takkan bisa mengunjungi dan melayaninya lagi. Saat itu, Clara mengira jika Avrim tidak mau dekat dengannya lagi. Lagipula, Clara yang begitu disembunyikan untuk apa begitu diperhatikan?
Kali ini, aku tak akan membiarkan Avrim terbunuh!
“Nona, apa Nona sakit? Makannya lambat sekali.”
“Tak apa, aku hanya sedang memikirkan sesuatu.”
“Begitu.”
Avrim yang selama seminggu ini telah merawat Clara versi baru, dia lebih senang karena Clara yang sekarang mau makan. Padahal, dulu minum bahkan hanya segelas dalam sehari. Sekarang mungkin sudah waktunya menumbuhkan Nonanya yang nampak kurus dan pucat itu.
“Avrim.”
“Ada apa Nona?”
“Mengapa jendelanya tidak boleh dibuka?”
“Itu karena kulit Nona sangat sensitif terhadap sinar matahari. Setiap kulit Nona terpapar panas matahari, pasti Nona akan terkena semacam luka bakar nantinya.”
Uwah, tidak kusangka menjadi Clara sangatlah sulit. Terkena matahari saja seperti terkena api, apa - apaan kulit mulusku ini. Dalam novel tidak pernah diceritakan.
Clara mulai berpikiran kalau alasan Clara Scoleths membuat dunia menjadi gelap seutuhnya adalah karena hal ini. Mungkin dia bosan berada di dalam ruangan. Nah, itu hanya spekulasi dari Clara saja, belum tentu benar.
Tapi, bukankah agak berlebihan membunuh banyak sekali orang hanya karena ingin keluar-heh?
Clara refleks memegang pergelangan tangan Avrim. Wajahnya yang pucat kini terlihat lebih pucat lagi.
“Nona?”
Memang tidak begitu rinci, namun Duke Wayne pernah memberitahukan sesuatu kepada Hellen. Clara dulunya sebelum diambil oleh bangsawan Wayne adalah mesin pembunuh dari Kerajaan Freesia. Itu artinya, tangan Clara saat ini sudah menghilangkan begitu banyak nyawa orang.
Ha.. ha.. sama sekali tidak lucu.
“Nona baik - baik saja ‘kan?” Tanya Avrim.
Wajah pelayan tua itu sangat cemas karena Clara hanya diam saja. Memang ini adalah hal yang biasa, tapi itu dulu. Sekarang Clara sudah lebih ceria walau masih tetap sekedar duduk diam di kamar gelapnya itu.
“Tidak apa - apa kok, Avrim. Aku mungkin akan melukis hari ini. Apakah Avrim bisa menyiapkan peralatannya untukku?”
Avrim menghela napas lega, Clara memang baik - baik saja.
“Baik Nona, segera."
Avrim berjalan ke luar kamar tanpa cahaya milik Clara Scoleths.
Walaupun dirinya tidak sensitif terhadap cahaya matahari, tapi Clara Scoleths alias tubuh yang ditempatinya sangatlah lemah. Jadi, dia sebisa mungkin tak akan nekat untuk ke luar.
Aku yakin Clara memang sensitif. Bahkan aku yang hanya membuka sedikit gorden saja tak bisa melanjutkannya karena kulitku terasa terbakar.
Heh! Ternyata iblis novel ternyata lemah terhadap cahaya. Hanya sekedar menatap saja mataku tak kuasa. Sungguh, berapa lama gadis ini tidak keluar dari kamarnya? Apa ini akan terjadi selamanya?
Karena kondisi tubuh Clara asli yang tidak bisa diajak kompromi. Clara akhir - akhir ini hanya bisa melukis, membaca buku, ataupun menulis hal tak perlu untuk mengurangi rasa gabut yang menimpanya. Walau dia hanya bisa menggunakan lilin sebagai cahaya alternatif untuknya. Untung penglihatan Clara sangatlah bagus, dia pasti sudah begitu terbiasa menghadapi gelap.
Terdengar hebat, tapi memilukan.
Selain Avrim, tidak ada lagi yang lagi yang datang ke kamar Clara selama seminggu terakhir, semenjak dia dinyatakan pindah dimensi ke dunia novel ini. Mungkin memang tak ada yang mau mengunjunginya karena latar belakangnya yang memang seorang mesin pembunuh liar tak terkendali.
Clara memegang dadanya terasa bergejolak.
Akhir - akhir ini aku juga merasa aneh, apa ini Clara yang asli? Atau sisi gelap dalam diri Clara asli ingin memakanku? Sebenarnya aku cukup takut dengan raga yang kumasuki ini. Jangan - jangan dalam novelnya, Clara membiarkan sisi gelapnya mendominasi setelah kematian Avrim.
“Semoga Hellen dan yang lainnya tak pernah kemari atau kegelapan ini pasti akan menguasaiku, cepat atau lambat.” Gumam Clara.
“Nona, ini peralatan melukis yang anda minta."
“Aku akan melukis sekarang!”
Avrim tak pernah dibuat berhenti tersenyum oleh Clara. Tingkah Clara yang seperti ini sama sekali tak menyerupai mesin pembunuh. Avrim ingin sekali membawa Nonanya keluar dari mansion keluarga Wayne.
Mau bagaimana lagi, dia hanyalah seorang pelayan.
Avrim mengamati Clara lamat - lamat. Gadis muda itu sering menggerakkan kakinya kalau kakinya tergantung. Avrim penasaran, ke mana Nona pendiam itu pergi?
Justru sekarang Clara malah pecicilan. Tak mau diam, rusuh dan blak - blakan. Avrim merasa bukan sedang melayani gadis muda melainkan mengasuh anak kecil.
“Nona, saya izin kembali ke kamar dulu.”
“Baiklah. Tidak perlu begitu formal, aku yang seharusnya menghormati orang tua seperti Avrim.”
“Tidak apa - apa, Nona. Ini sudah menjadi kewajiban saya.”
Avrim keluar sembari membawa nampan makan siang Clara. Dia menuju dapur terlebih dahulu, lalu kembali ke kamarnya seperti yang ia katakan pada Clara. Avrim mengeluarkan pena dan kertas, lalu menulis surat untuk seseorang.
...-•○•-...
Yang Mulia, selama seminggu terakhir hamba mengawasi Nona Scoleths, ada keanehan yang terjadi. Nona menjadi seseorang yang sangat berbeda dari dirinya yang dulu. Namun, hamba menyadari jika kegelapan dalam hati Nona sama sekali tak berubah. Apakah hamba perlu bertindak?
^^^Avrim.^^^
...-•○•-...
Lalu Avrim melipat kertas itu dan memanggil seekor merpati ke jendela kamarnya. Dia mengikat surat pada kaki merpati dan kembali menerbangkannya ke langit bebas.
Semoga saja ini tidak menjadi lebih rumit. Nampak sekali jika kepribadian dalamnya mulai melahap kesadarannya. Dia benar - benar ingin memiliki tubuh Clara Scoleths sepenuhnya.
"Apakah semuanya akan baik - baik saja?”
...****...
Clara sibuk melukis pemandangan yang pernah ia lihat sewaktu belum memasuki tubuh Clara asli ini. Dia lumayan hebat dalam melukis, jadi Clara lebih sering melukis dibanding melakukan yang lainnya.
Clara bukanlah gadis yang melankolis ataupun puitis.
Dia memang memahami kata - kata puitis orang lain. Tapi, Clara tidak akan bisa membuatnya sendiri karena dia tak pandai menyembunyikan sesuatu hanya dengan menggunakan kata - kata.
“Hm.. hm..”
Clara bersenandung, akhir - akhir ini ia sadar kalau Clara asli punya suara yang bagus dan pandai menyanyi. Clara menyanyi hingga terdengar suara pintu yang diketuk.
“Hm? Siapa? Avrim...?” tanya Clara dari dalam ruangan.
Yang berada di luar kamar itu hanya berdecak sebal. Dia mungkin akan melubangi kepala cantik milik Clara nantinya.
“Ini aku, Hendrick.” Ucap pria itu dengan nada datar.
Hendrick? Aku tak ingat jika ada nama itu di novel- ah! Dia ‘kan kakak laki-laki sang heroine!
Awalnya Clara mengira kalau kakak laki - laki dari heroine juga akan sama seperti dirinya, yaitu suka bersandiwara. Namun, mendengar dari caranya berbicara barusan, dia takkan menutup - nutupi ketidaksukaannya terhadap Clara.
Sepertinya kehidupanku yang damai akan berakhir di sini.
TBC
Jangan lupa like dan komen ^-^
So, see you in the next chapter~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Zulvianti
dia itu punya keunikan albinesme jadi sensitif sama cahaya rambut serta kulitnya putih pucat, biasanya orang yg mengalami albinesme matanya merah
2022-03-12
1
imah umaraya
semuanya ada sebab ada akibat... kasian juga si Clara.. anak sekecil itu harus menjadi mesin pembunuh..🤧
2022-01-22
1