Di kediaman keluarga Fahrenheit, tampak Dad Bram dan Mom Ayu tengah tersenyum dengan hasil pekerjaan anak buahnya yang dikirimkan melalui foto.
"Wah pekerjaan mereka benar-benar sempurna Dad," puji Mom Ayu sambil menatap layar ponselnya yang berisikan foto-foto ruangan yang dikontrak oleh Rahel yang sudah lengkap dengan berbagai fasilitas yang dipesan oleh mereka berdua.
" Bahkan ini masih kurang sayang, jasa keluarga raiden pada kita di masa lalu lebih besar dari ini," ucap Dad Bram.
"Ahh... Dad benar, jika melihat kembali ke masa lalu, keluarga Raiden yang benar-benar membantu kita, hanya saja yang kusesali adalah, mereka tidak memberitahukan masalah keluarga mereka pada kita, sampai akhirnya perusahaan Raiden bangkrut yang menyebabkan Kak Raiden dan hak Hana meninggal dunia, " ucap Mom Ayu sambil menatap langit-langit rumah nya.
"huffft.... ya begitulah Raiden, dia tidak akan mau memberatkan orang lain dengan masalahnya, dia akan menyimpan semuanya sendiri dan tersenyum sambil mengatakan bahwa dirinya tidak apa-apa," tambah Dad Bram.
"arhhh... aku kasihan dengan gadis malang itu, dia diperlakukan tidak baik oleh pamannya, sepertinya kita harus mencari tahu penyebab kebangkrutan perusahaan Raiden," ucap Mom Ayu.
"Mom benar, sepertinya Raiden menyembunyikan sesuatu dari kita, aku sangat tahu dengan Raiden dia tidak mungkin segegabah itu dalam mengelola manajemen perusahaannya, pasti ada sesuatu yang terjadi di masa lalu," ucap Dad Bram.
"Dad benar, lalu Bagaimana rencana kita selanjutnya dengan Satria dan Rahel Dad?" tanya Mom Ayu.
"Dad ingin mereka segera menikah, agar Rahel aman bersama kita," ucap Dad Bram.
"Mom setuju, tapi Dad tahu sendiri kan bagaimana prinsip kedua manusia aneh itu?" ucap Mom Ayu yang sudah tahu dengan prinsip hidup Rahel yang persis sama dengan Satria.
" Dad tau, entah kenapa mereka berdua memiliki prinsip yang sama dasar anak-anak aneh," celetuk Dad Bram sambil memainkan rambut panjang istrinya.
"Apa kita harus memaksa mereka menikah?" tanya Mom Ayu.
"Jangan sayang, aku takut mereka akan menolak dan malah berpisah, untuk saat ini hubungan mereka cukup baik, dan mereka tinggal satu atap,"ucap Dad Bram.
"Lalu Apa yang harus kita lakukan?" tanya Mom Ayu.
" Bagaimana kalau kita berkunjung ke rumah itu, lalu kita jebak mereka dengan sesuatu yang mengharuskan mereka untuk menikah bagaimana Mom?" tanya Dad Bram.
"Apa rencana Dad?" tanya Mom Ayu penasaran.
"Kita buat mereka tidur dengan mengonsumsi obat tidur, lalu kita atur agar seolah-olah mereka tidur bersama, dan telah melakukan hal tabu," ucap Dad Bram.
"Apa itu tidak terlalu ekstrem Dad?" tanya Mom Ayu sedikit ragu.
"ini jalan satu-satunya dan yang paling cepat agar mereka segera menikah," ucap Dad Bram yakin.
"Apa Rahel tidak akan merasa sedih jika itu terjadi padanya? bisa bisa terjadi pertengkaran diantara mereka Dad," ucap Mom Ayu.
"Setelah pernikahan dilaksanakan, kita memberitahukan kebenarannya pada mereka agar tidak ada salah paham diantara mereka berdua," jelas Dad Bram.
"lalu Kapan mereka akan melaksanakan pernikahan?" tanya Mom Ayu.
"Saat mereka kita sergap tidur bersama, kita langsung bawa saja ke catatan sipil, oleh karena itu Mom segera memilihkan pakaian untuk kedua mempelai," jelas Dad Bram.
"Dad ekstrim sekali," ucap Mom Ayu.
"Harus begitu, jika tidak mereka hanya akan bersandiwara dengan cincin pernikahan mereka itu, kita jadikan cincin itu cincin pernikahan yang sah," ucap Dad Bram dengan sangat yakin kalau rencananya akan berhasil.
"Bagaimana, Mom setuju?" tanya Dad Bram.
Mom Ayu mengangguk meski ada sedikit keraguan di hatinya, tetapi ini jalan tercepat agar kedua manusia aneh itu bersatu dan Rahel akan aman bersama keluarga Farenheit.
Sementara itu, Hari ini adalah hari pertama Rahel bekerja sebagai pegawai magang di perusahaan Farenheit, dia sudah melupakan kesedihannya karena dukungan Satria dan Jenny yang selalu menjaganya.
Satria sudah pindah ke rumah itu, Jenny sendiri diminta secara langsung oleh Satria untuk menemani Rahel dengan alasan agar gadis itu tidak kesepian dan merasa sedih.
Rahel sudah siap dengan pakaian kantornya yang tampak formal, sesuai dengan penampilan karyawan magang. Jenny dan Satria juga sudah bersiap-siap.
Selesai makan pagi mereka keluar rumah, rencananya ketiganya akan berangkat bersama ke kantor hari ini dengan berjalan kaki, tentu saja karena jarak yang dekat sekaligus mereka menikmati udara segar di pagi hari.
Klikk...
Klaakk
Satria mengunci rumah, Jenny dan Rahel berdiri di belakangnya.
"Sudah, ayo berangkat," ucap Satria pada kedua gadis itu.
"Ayo!"ucap Mereka penuh semangat.
Satria, Rahel dan Jenny berjalan beriringan menyusuri jalanan yang rindang itu.
"hmmmm.... haaahhh segar sekali udara disini," ucap Rahel.
"ya kamu benar Hel, ternyata kamu gak salah milih tempat ya," puji Jenny sambil memandang pepohonan di sekitar jalanan itu.
"lokasi ini memang yang terbaik, selain dekat dengan perusahaan, suasananya juga tenang dan damai," tambah Satria.
"Betul sekali Pak Satria!" ucap Rahel dan Jenny bersamaan yang membuat Satria tersenyum kikuk.
"Aku berasa seperti bapak bapak yang lagi bawa dua putrinya jalan jalan," celetuk Satria.
"Hahahahah, ngerasa jadi Bapak bapak ya Satria," ledek Rahel.
"Hah, terserah apa katamu hel," ucap Satria.
"Pak Satria apa tidak terganggu jika ditanyai oleh orang-orang kantor karena nggak bawa mobil ke perusahaan?" tanya Jenny.
"Nggak masalah Jen, toh ini juga untuk mematahkan rumor mengesalkan itu, Huh atasan sendiri dikatain Gay, dasar bawahan kurang asem," ketus Satria.
"Hahahah, makanya berubah dong Satria,"kekeh Rahel.
"Ya ini dicoba Ra,"ucap Satria sambil menggaruk kepalanya.
"by the way kenapa kalian berdua yang jelas-jelas prinsip hidup nya gak mau nikah, gak mau deket sama lawan jenis malah seakrab ini sih?" tanya Jenny penasaran.
"Karena se frekuensi Jen, " jawab Rahel dan Satria bersamaan.
Mereka saling menatap lalu tertawa bersama-sama karena seperti biasa mereka akan menjawab bersamaan.
"Hahahahah, saking sefrekuensi nya, jawab pertanyaan kamu juga jadi sama-sama terus nih," ucap Rahel.
Satria tersenyum tipis mendengar ucapan Rahel, seandainya Rahel tahu kalau dirinya adalah alasan Satria memilih untuk tidak menikah entah apa yang akan menjadi reaksi gadis itu.
"Cincin kalian itu pasti akan menimbulkan gosip baru di perusahaan, Apa kalian tidak apa-apa dengan hal itu?" tanya Jenny yang mengkhawatirkan sahabatnya.
"Justru cincin ini akan menjaga kami dari rayuan-rayuan maut karyawan di kantor, kalau mereka tahu kami sudah menikah mereka tidak akan mengganggu kami, Iya kan Rahel?" ucap Satria.
"Ya Satria benar ini termasuk salah satu cara jitu untuk melindungi diri, heheheh," kekeh Rahel.
"Kalian benar-benar se frekuensi," ucap Jenny.
Beberapa menit mereka berjalan, akhirnya ketiganya sampai di perusahaan, Rahel langsung bergabung dengan karyawan baru yang lain, kedatangan Rahel sontak menjadi perhatian para karyawan kantor karena kecantikan Paripurna Gadis itu yang menarik hati siapapun yang melihatnya.
"Wah bening banget tuh cewek," ucap salah satu karyawan laki-laki.
"Bening sih bening tapi kalau udah ada yang punya lu nggak bisa nyentuh dong," celetuk rekan kerjanya yang berjalan di sampingnya.
"Lah dari mana lu tahu dia udah ada yang punya? jangan asal tebak deh, jarang loh ada gadis secantik itu cepat-cepat nikah," ujar pria itu.
"Ck....ck..ck makanya kalau punya mata itu dipakai dong liat tuh jari, udah dipasang cincin kawin, matamu masih berfungsi kawan?" ledek rekannya.
"Lah, yaelah baru juga nemu yang bening tapi udah sold out aja, arghh jodoh di manakah dirimu huh," gerutu pria itu.
"yang sabar Jek, pasti ketemu, kalau pun enggak Lu bisa tuh nikah sama Pak Satria, hahahah dia kan Gay," kekeh karyawan itu.
"hushh... jangan sembarangan ngomong lu, ketahuan tau rasa lo, Yogi," ucap Jeki.
wisshhh
Seketika mereka merasakan aura dingin di belakang mereka, Yogi dan Jeki saling bertatapan Mereka melihat ke belakang mereka dan....
"Arhhh... ma..maaf Pak Satria!!" ucap Yogi ketakutan saat melihat wajah Satria sudah ada di belakang.
"Kemari kalian!!" bentak Satria.
.
.
.
jangan lupa like, vote dan komen 😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Lili Yoon
sabar ya sat Krn diledekin sama bawahannya sendiri 😜😅
2021-11-06
0