Rahel mengayuh sepedanya menuju sebuah lokasi pemukiman yang cukup damai, tampak daerah itu sangat asri, udaranya juga sangat segar.
Rencananya hari ini ia akan melihat lihat area kontrakan barunya yang akan segera ia tempat beberapa hari lagi. Sebenarnya jaraknya cukup jauh dari rumah tempat Rahel tinggal saat ini, tapi Rahel memang gadis yang energik dan sudah biasa naik sepeda kemana-mana.
Sambil bersenandung Rahel mengayuh sepedanya, sesekali ia melihat lingkungan yang di lewatinya, lingkungan yang asri dan udara yang segar.
Saat dalam perjalanan, Rahel melihat anak kecil penjual permen tangkai, ia berhenti sebentar hanya untuk membeli beberapa permen tangkai dari anak kecil itu.
" Hai adik kecil, kakak beli permennya lima biji ya," ucap Rahel tanpa turun dari sepedanya.
"Silahkan kak," ucap anak itu.
"Ini uangnya," ucap Rahel sambil memberikan satu lembar uang merah lalu langsung bergegas pergi sebelum mendengar penolakan dari anak kecil itu
"Kaaakk kembaliannya !!" teriak anak kecil itu.
"Terimakasih adik kecil, kembalikan saja jika kita berjumpa lagi!" teriak Rahel dari kejauhan, gadis itu mengayuh sepedanya dengan cepat sambil tersenyum.
Rahel memang tidak memiliki banyak uang, sebab selama beberapa tahun ini ia hanya bekerja dengan menjual gorengan sebab setelah ia lulus kuliah, keluarganya bangkrut dan kedua orangtuanya meninggal dunia, namun ia tidak pernah lupa berbagi dengan orang yang lebih membutuhkan.
Dengan semangat bertubi-tubi Rahel sudah tiba di lokasi kontrakan barunya yang akan ia tempati.
Menurut pemilik rumah sebelumnya, Rumah bertingkat itu sudah dibeli oleh seorang pelanggan, namun pelanggannya itu meminta agar mencari orang yang mau mengontrak ruangan di lantai dua dengan harga yang murah.
Pemilik rumah itu sendiri sudah lama tinggal di luar kota sehingga ia memilih menjual rumah itu.
Rahel berjalan mendekati rumah sesuai dengan alamat yang diberikan pemilik rumah itu.
Sebuah rumah bertingkat dua dengan pagar besi di sekelilingnya, suasananya cukup asri dan rumahnya juga lumayan besar.
Rahel menyewa rumah itu dengan harga yang sangat murah, entah malaikat dari mana yang memberikan kemudahan ini baginya tapi dia begitu beruntung.
Krieettt
Pintu gerbang di buka, tampak rumah beton berwarna cokelat dan putih dengan banyak pohon di belakangnya.
"Hmmmmm haaaaahhhh....erghhh segarnyaaaaa....." ucap Rahel sambil meregangkan otot-ototnya yang lelah setelah mengendarai sepeda.
"Wah rumahnya besar juga ya, mana desainnya bagus lagi, harganya murah terus dekat sama kantor, wah Rahel hokimu memang yang terbaik!" ucap Rahel sambil menepuk-nepuk kepalanya sendiri.
Rahel menatap rumah itu, ia melihat ke Lantai satu dan kemudian beralih ke lantai dua. Sambil berjalan ia meletakkan sepedanya dengan rapi di halaman rumah itu.
"Lantai satu rumah pemilik yang baru dan lantai dua akan kutempati, kira kira siapa ya pemilik rumah ini?" gumam Rahel.
Tapi ia tidak terlalu penasaran dengan siapa pemilik yang baru, yang terpenting dia punya rumah untuk tinggal daripada harus memberatkan keluarga sahabatnya lagi meski mereka tidak mengatakan apa-apa.
Rahel mengeluarkan kunci cadangan rumah yang sudah di berikan pemilik sebelumnya pada Rahel.
Klekk
Kleekk
Pintu rumah itu dibuka, tampak lah isi lantai satu yang kosong dan sangat lempang. Ia masuk ke dalam rumah itu.
Tampak ada beberapa ruangan di lantai satu namun Rahel cuek saja karena itu bukan bagiannya sesuai dengan kontrak.
Rahel menapakkan kakinya pada tangga menuju lantai dua. Sambil berpegangan pada sisi tangga, Rahel naik ke atas.
"Hufftt....sampai juga di lantai dua," ucapnya menghela nafas, tentu saja ia menghela nafas karena kakinya masih lelah setelah bersepeda tadi.
Mata Rahel terbelalak saat melihat lantai dua, ruangannya sangat luas, bahkan sudah tersedia beberapa perabotan disana.
Terdapat dua buah kamar disana selain itu pemandangan dari lantai dua ternyata sangat indah dan menyegarkan akan sangat cocok bagi Rahel.
"Wahhh....luas sekali, mana harganya murah lagi, aduh terimakasih Tuhan, ini lebih dari cukup waaahhhh luar biasa!!" ucap Rahel dengan senyuman sumringah.
Rahel meletakkan tubuhnya di atas lantai yang dingin itu. Ia berguling kesan kemari karena sangat bahagia dengan rumah barunya, kali ini ia tidak akan tidur dalam ruangan sempit lagi.
Rahel duduk lesehan di atas lantai.
"Sempurna!!" serunya.
Rahel mengeluarkan buku catatan dari dalam tas kecil yang di bawanya, ia mencatat beberapa hal yang harus ia tambahkan untuk rumah itu.
"Hmmm aku akan butuh meja kecil, lalu alas untuk tidur dan selimut, bantal juga, emm gorden juga lalu kursi dan beberapa lampu meja," gumamnya sambil mencatat apa saja barang yang di butuhkannya.
Cukup lama ia duduk disana dengan tutup pulpen di mulutnya dan pulpen yang menari nari dengan indah di atas buku catatannya yang rapi.
"Oke deh beres, tinggal nunggu pindah aja," gumam Rahel sambil meletakkan buku catatannya di atas lantai.
Rahel mengeluarkan ponselnya lalu menatap layar ponselnya yang berisi fotonya bersama mendiang ayah dan Ibunya saat ia lulus kuliah, kala itu usianya masih 19 tahun tapi dia sudah lulus kuliah.
Rahel termasuk wanita cerdas bahkan salah satu incaran para pria di masa kuliahnya dulu, namun tak ada yang berhasil meluluhkan hati gadis cantik itu.
"Mom, Dad tau gak?Rahel udah dapat rumah baru nih, tapi Rahel sendirian lagi deh, Rahel kangen sama kalian hiks hiks hiks," Ucapnya sambil menangis, ia meraba layar ponsel itu, memandangi wajah mendiang ayah dan ibunya yang sudah meninggal beberapa tahun lalu.
"Rahel akan balas semua perbuatan mereka, kalian jangan khawatir, Rahel pasti bisa, setelah Rahel berhasil kita akan bertemu heheh," ucapnya menangis sambil tertawa, sepertinya ada sesuatu yang disimpan gadis itu selama bertahun-tahun di dalam hatinya.
"Pembalasan dendam akan dimulai!!" batin Rahel.
Setelah merasa dirinya tenang, Rahel bangkit berdiri lalu beranjak dari rumah itu, namun ia lupa membawa buku catatan miliknya yang ia letakkan di lantai tadi.
Rahel keluar dari rumah itu, tak lupa ia mengunci pintu seperti semula. Sebelum berangkat ia menempelkan sticky notes yang selalu di kantongnya kemana-mana.
Rahel menitipkan pesan di pintu rumah itu.
*From : Rahel J.K
To : House owner
"Dear house owner, Saya penyewa di lantai dua, terimakasih sudah menyewakan ruangan itu untuk saya, saya harap Anda sehat selalu, Xie...Xie*..!!"
Begitulah isi notes tersebut. Rahel tersenyum lalu pergi kembali ke rumah tempatnya tinggal bersama keluarga sahabatnya.
Berselang beberapa menit, sebuah motor Vespa bergaya klasik mendekati rumah itu, tampak seorang pria tampan dengan pesona jiwa mudanya turun dari Vespa itu lalu membuka pagar dan masuk ke dalam pekarangan rumah yang baru di belinya beberapa hari lalu.
"Hmmm.. lingkungan yang lumayan," ucap pria itu sambil memarkirkan Vespanya.
Ia kemudian berjalan ke arah pintu, lalu matanya tertuju pada sebuah sticky notes di pintu itu.
"Hmm? apa nih?" ucapnya sambil mengambil kertas itu lalu membacanya dengan cermat.
"Oh penyewa baru, tapi yang benar saja, dia perempuan? arhhhh kenapa perempuan sih!!" gerutu pria yang tak lain adalah Satria itu.
Cepat-cepat Satria mengeluarkan ponsel dari kantongnya, lalu menghubungi pemilik rumah yang lama.
"Halo Tan, ini yang sewa lantai dua cewek ya?" ucapnya.
"oh iya maaf Tante belum sempat kasih tau, iya dia cewek gak apa apa kan?apa ada masalah?" tanya pemilik rumah lama itu.
"Aduh harusnya gak cewek Tan, saya takut dia bukan cewek baik baik!" ucapnya jujur.
"Hishhh jangan khawatir nak Satria, gadis itu gadis baik-baik, dan Tante bisa pastikan kalau dia nggak bakal nge goda kamu!" ujar wanita itu.
"Bagaimana Tante bisa yakin?" tanya Satria.
"Jangan bilang-bilang ya, dia itu nggak percaya dengan namanya cinta, bahkan dia penganut prinsip hidup sendiri, Tante udah cari tahu sebelumnya, kamu akan tenang disana!" jawab wanita itu.
"Hufftt, okelah Tan, tapi kalau dia aneh aneh nanti bakal ku usir," ujar Satria lagi.
"nggak bakalan, kamu tenang aja! dia akan bawa banyak kejutan untukmu!" ucap wanita itu.
"Maksudnya Tan?" tanya Satria bingung.
Tutt
tutt
tutt
Panggilan terputus, Satria mencoba menelpon lagi namun nomor tersebut sudah tidak aktif.
"huuffttt....semoga semua akan baik-baik saja!" ujar Satria sambil membuka pintu rumahnya itu.
.
.
.
like vote dan komen 😊😉😉😉😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
JADI INGAT 2 BUAH JODOH NOVEL, JODOH YANG TERTUNDA.. DAN PRIA TAMPAN DIRUMAHKU
2023-08-05
0
Lili Yoon
berarti ortunya Rahel meninggal Krn dibunuh makanya Rahel mau balas dendam
2021-11-05
0
Antariksa 01
😊😊
2021-08-26
0