PC 10

Rahel sudah bersiap untuk pergi ke pusat perbelanjaan di kota itu. Gadis itu menunggu kedatangan Satria yang meneleponnya tadi.

Hubungan Satria dan Rahel bisa sedekat itu karena mereka merasa bertemu dengan orang yang tepat, sama sama tidak memiliki pemikiran untuk menikah, pendapat yang sering sama atau lebih tepatnya satu frekuensi.

Hubungan keduanya murni sebatas teman dan bisa dikatakan rekan kerja. Baik Rahel maupun Satria sama sama orang yang memiliki pikiran terbuka, sehingga tidak masalah bagi mereka untuk berteman dengan orang lain dengan tanda kutip harus sefrekuensi.

Tin....tin...

Terdengar suara klakson dari luar rumah. Rahel keluar dari rumah dan melihat Satria yang sudah anteng menunggunya di depan pagar masuk.

Klaakk

Cekleek

Rahel mengunci rumah dan beranjak menemui Satria.

Rahel mengenakan kemeja putih dan celana jeans biru, rambut panjangnya di urai niatnya hari ini dia akan mewarnai ulang rambutnya dan memangkasnya supaya lebih rapi.

"Widih cantik neng," goda Satria sambil tertawa. Satria mengenakan kemeja kotak-kotak hitam putih, topi kupluk berwarna hitam, celana pendek hitam, kaos hitam dan masker senada.

"Biasa aja kali Sat,udah Ayuk, kita mau kemana nih?" Tanya Rahel yang kini sudah duduk di belakang Satria.

"Emmm, kamu mau belanja apa emang biar kita tentuin rutenya," ucap Satria.

"Engg, aku mau belanja kebutuhan dapur untuk rumah sahabat ku itu, karena sebentar lagi Paman dan Bibi akan pulang dan aku akan pindah hari ini jadi setidaknya aku meninggalkan bahan makanan di rumah," ucap Rahel.

"Setelah itu aku akan membeli beberapa barang untuk rumah baru lalu ke salon," ucap Rahel.

Satria sudah melajukan motornya, mereka melaju dengan kecepatan sedang sehingga bisa mengobrol santai, tak lupa Satria dan Rahel mengenakan helm dan mematuhi peraturan lalu lintas.

"Salon?" Tanya Satria.

"Mau ngapain? Kau mau perawatan?" Tanya Satria.

"Aku ingin mengubah warna rambutku, apa kau pikir aku tidak akan di bully jika bekerja dengan rambut seperti ini? Aku tak ingin terlibat banyak masalah disana nanti," ucap Rahel santai.

"Ahhh ...kau benar juga, kalau begitu kita ke tempat perabotan dulu, kau bantu aku memilihkan perabotan, aku juga baru pindah," ucap Satria yang masih belum memberitahukan kalau mereka akan tinggal dalam rumah yang sama.

"Baiklah, sesuai rute pak Senior!" Seru Rahel.

"Hmmm, setelah itu kita ke salon, aku juga mau pangkas rambut supaya lebih rapi," ucap Satria.

"Okee, setuju, " ucap Rahel.

"Setelah itu kita belanja, kau juga bantu aku untuk memilih bahan makanan,aku tidak mengerti hal hal seperti itu," ucap Satria jujur.

"Baiklah, dengan senang hati tuan," ucap Rahel.

Mereka pun melaju menuju toko perabotan. Rahel dan Satria sampai di depan sebuah toko perabotan yang cukup terkenal dan lengkap di daerah itu.

Satria memarkirkan vespa kesayangannya di tempat parkir dan turun bersama Rahel setelah menyimpan helm mereka di tempat penitipan helm yang disediakan pemilik toko bagi pengunjungnya.

"Ayo," ucap Satria yang kini berdiri di samping Rahel. Rahel mengangguk sambil tersenyum.

Mereka berdua berjalan berdampingan masuk ke dalam toko perabotan itu.

Satria dan Rahel berjalan berdampingan, tanpa mereka sadari mereka benar benar terlihat sangat serasi saat berjalan berdampingan seperti itu.

"Apa saja yang yang ingin kau beli Sat?" Tanya Rahel saat mereka masuk.

"Ummm bantu aku memilihkan meja, kursi, sofa, tirai, kasur, bantal, pokoknya semua perabot rumah," ucap Satria.

"Wahhh, apa kau benar-benar tidak tau?" Tanya Rahel yang kini sedang melihat-lihat kasur.

"Sebenarnya aku tau, tapi aku butuh pendapat seorang perempuan yang pastinya akan lebih detail mengenai masalah perabot rumah bukankah begitu?" Tanya Satria seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Ummm kau benar Sat, mendengarkan pendapat perempuan salah satu cara yang bagus menentukan pilihan," ucap Rahel.

"Ya ya kau benar, sudah cepat ayo kita pilih," ucap Satria seraya mendorong bahu Rahel menuju tempat perabotan yang mereka butuhkan.

Rahel dan Satria memilih perabot yang dibutuhkan oleh Satria dan beberapa perabotan milik Rahel.

Rahel tengah asik melihat-lihat lampu meja sedangkan Satria di sisi lain tengah memeriksa meja meja yang akan dibelinya.

Saat Rahel asik memilih lampu meja yang menurutnya cocok untuknya dan juga untuk Satria, tiba-tiba suara seseorang menghentikan dirinya.

"Ck...ck...ck sepertinya toko ini sudah kekurangan pembeli sampai-sampai orang miskin ini harus datang ke tempat berkelas ini," ledek seseorang.

Rahel berbalik, dia menatap sosok yang berbicara di dekatnya itu.

Dia cukup terkejut bisa bertemu orang yang sangat di bencinya di tempat ini.

"Raaaa, bisa tidak pilihkan mejanya, aku bingung," ucap Satria yang berjalan mendekati Rahel, dan Rahel menoleh pada pria itu.

"Eh bukankah Anda nona Dea dari V.R group?" Ucap Satria menatap ketiga gadis yang berdiri di depan Rahel.

"Ahhh,... ternyata mata anda masih sehat, hmmm....apa kau suaminya?" Ucap Dea seraya menatap mereka dengan tatapan merendahkan.

"Suami?" pikir Rahel menatap Satria begitu pun dengan Satria.

"Kalian suami istri, pasti cincin kalian itu cincin murahan, pasti itu palsu mana mampu si miskin ini membeli cincin aslinya," ledek Dea seraya menatap Rahel dengan tatapan mengejek begitu juga pada Satria.

"Sombong sekali wanita ini, V.R grup bukan apa apa bagiku!" Batin Satria.

Dua gadis yang ikut bersamanya juga ikut menatap mereka dengan tatapan mengejek.

Satria yang masih memakai masker dan penampilan yang berbeda dari biasanya tidak dikenali oleh mereka, siapa yang tidak kenal dengan Satria, kepala tim pemasaran Farenheit Grup yang terkenal dengan semua ide cemerlangnya dalam melakukan pemasaran.

Rahel menatap Satria begitu juga Satria mereka menyergitkan keningnya, apa maksud gadis ini pikir mereka.

Rahel melirik jari Satria d Satria melirik tangan kiri Luna.

"Astaga, kenapa bisa berpasangan begini?" Batin mereka berdua.

"Hey apa pasangan bodoh dan miskin ini tidak mempunyai tata Krama, kami sedang berbicara di depan kalian tapi kalian malah planga plongo seperti orang bodoh," ledek teman Dea.

"Cihh....kalian memang cocok, satu miskin satu lagi penampilannya urghhh nggak banget kayak gelandangan," ucap yang satu lagi.

Rahel hanya diam, dia memang sering mendapatkan perlakuan kasar dari gadis bernama Dea itu. Dea adalah saudara sepupu Rahel, orang tua Dealah yang telah merebut perusahaan Raiden dan menggantinya menjadi V.R Group.

Satria melihat Rahel yang mengepalkan kedua tangannya.

Grap

Satria merangkul bahu Rahel membuat gadis itu menatap Satria dengan tatapan sedikit terkejut namun berusaha mengendalikan perasaannya.

"Tolong jangan bersikap tidak sopan pada istri Saya nona, nona," ucap Satria memulai perannya.

"Is...istri?" Batin Rahel tak percaya dengan apa yang diucapkan Satria.

"Cihh...apa yang kau banggakan dengan menikahi wanita miskin ini tuan, hhmmmm kurasa kalian sama sama miskin, dia ini gadis miskin, bisa saja dia sudah menjadi pemuas ranjang seseorang supaya bisa sampai di tempat ini," ledek Dea.

"Hahahah, kau benar Dea, ck...ck...ck..Rahel, sudah berapa banyak pria yang kau tiduri," ledek gadis yang bernama Bella.

"Hai tuan, dia ini sudah tidak perawan, kenapa kau mau pada wanita j4lang seperti nya hahahah, atau Jangan jangan kalian pasangan yang suka gonta-ganti?" Ucap Gaby.

Rahel terdiam, dia menunduk, air matanya tumpah mendapatkan perlakuan keji dari gadis gadis yang dulu dekat dengannya.

Lain halnya dengan Satria, pria itu mengeraskan rahangnya mendengar ejekan ketiga gadis itu.

"Jaga mulutmu dasar wanita jal4ng penggoda!!" Teriak Satria marah, dia merangkul bahu Rahel dengan erat, dia dapat merasakan bagaimana perasaan gadis itu saat ini, pasti sangat terpuruk apalagi melihat anak dari orang yang sudah menghancurkan perusahaan keluarganya.

.

.

Jangan lupa like vote dan komen 😉😉😊😊

sepertinya ada yang tidak suka dengan karya author 😭😭

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

GAK USAH DULIKAN THOR, SURUH YG GK SUKA KARYA OTHOR, BUAT SATU CERITA SAJA.. JGN TAU MNGHINA SAJA

2023-08-05

0

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

sabara othor.. semangat.. senyum dan bangkit lagi. optimis selalu. Hidup itu memang naik turun pasang surut kak harvie. 🤗😉
gpp yg like, komen, support karya kakak sekarang dikit.. insyaa Allah nanti bakal banyak. 😊

2023-06-17

1

Lili Yoon

Lili Yoon

cieee author nya yg gak bisa lepas dr cerita Luna 🤭

2021-11-06

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!