PC 16

Satria dan Jenny masih menunggu di luar ruang perawatan Rahel.

"Satria, ada apa?" Tanya seorang pria yang berlari dengan wajah panik menghampiri mereka berdua yang duduk di depan ruang perawatan.

Satria dan Jenny menatap ke arah sumber suara. Jenny begitu terkejut saat melihat asisten presdir Farenheit Grup itu menghampiri mereka.

Lain halnya dengan Satria, dia malah menatap tajam ke arah Bastian yang tanpa pemberitahuan datang ke rumah sakit.

"Ahh...Se...selamat pagi pak," sapa Jenny gugup, dia langsung berdiri saat melihat atasannya menghampiri mereka.

"Selamat pagi, ekhm...ada apa kenapa kalian berdua disini?" Tanya Bastian berusaha menjaga agar identitas Satria tetap aman.

Satria menatap Bastian dengan kesal, bagaimana bisa asistennya itu hampir kecolongan seperti ini.

"Bukan urusan Anda tuan," ketus Satria. Jenny menatap heran pada Satria yang tidak ada rasa hormat sedikit pun pada Bastian.

"Satria jangan begitu, di luar kantor kita ini berteman, " ucap Bastian saat melihat wajah Jenny mulai curiga.

"Ahh...benar juga, maaf Bas, kami sedang menunggu seorang teman disini," balas Satria.

"Ba...bas?? Wahh jaringan pak Satria luas sekali, bagaimana bisa dia se lugas itu bergaul dengan pak Bastian, lucifernya perusahaan!" Batin Jenny.

"Ekhm...Jen, coba kau lihat apa Rahel sudah sadar, aku ingin bicara sebentar dengan Pak Bastian, masalah kantor," ucap Satria.

"Ahh..baik pak," ucap Jenny mengerti, dia langsung masuk ke ruangan Rahel tanpa banyak bertanya walau sebenarnya dia penasaran dengan hubungan kedua orang itu.

Satria menarik tangan Bastian menuju sudut lorong sambil menatap tajam pada pria itu.

"Kenapa kau tidak hati hati !" Kesal Satria.

"Maafkan saya tuan," ucap Bastian sambil menunduk.

"Ck... hampir saja kau membongkar identitasku, jangan sampai lengah lagi, bisa bahaya jika ada yang tau identitas ku," ucap Satria.

"Tidak akan saya ulangi Tuan!" Ucap Bastian sambil menunduk meminta maaf.

"Hmmm....apa sudah kau rapikan rumah itu?" Tanya Satria.

"Sudah beres tuan, tapi apa yang terjadi? Dan sejak kapan anda bisa dekat dengan seorang wanita?" Tanya Bastian bingung.

"Ceritanya panjang, pokoknya urus semua urusan kantor, aku akan menjaga gadis itu dulu, aku tidak bisa membiarkannya mengakhiri hidupnya lagi," ucap Satria.

"Siapa gadis itu tuan?" Tanya Bastian yang benar-benar penasaran.

"Anaknya om Raiden, " ucap Satria.

"A..apa? Anaknya tuan Raiden? Tapi bukannya dia di Amerika? Kenapa bisa disini? Lalu darimana Anda tau kalau dia anaknya tuan Raiden? Bertemu saja dengannya tidak pernah bahkan foto fotonya tak bisa di akses," Tanya Bastian terkejut.

"Itu yang aku heran, menurut info yang kita dapatkan dia tinggal di Amerika dan tidak mau pulang ke Indonesia, tapi ini yang kutemukan," ucap Satria.

"Apa kau yakin dia anak tuan Raiden?" Tanya Bastian yang sudah berubah ke mode teman.

"Aku yakin, aku sudah melihat foto kelulusannya, Jenny juga kenal dengan keluarga om Rai, bahkan Dea terang terangan membully gadis itu saat kami di maal," jelas Satria.

"Apa? Ma....maal? Se..sejak kapan kau bisa jalan dengan wanita tuan Satria yang terhormat?" Ucap Bastian terkejut.

Satria menatap malas pada Bastian yang selalu saja Bertingkah berlebihan jika ada kejadian seperti ini.

"Ck....bisa tidak jangan terlalu berlebihan, aku seperti tertangkap basah melakukan kejahatan!" Ucap Satria jengah.

"Aku hanya heran, bagaimana bisa kau mengatasi penyakit anti wanita mu itu? Kalau Om Bram dan Tante Ayu mendengar ini mereka pasti akan melakukan pesta tujuh hari tujuh malam karena anak mereka kembali normal!" Celetuk Bastian.

Bughh

"Jangan bicara yang tidak-tidak!" Ketus Satria sambil menyikut perut Bastian.

"Ohh ayolah, apa kau tidak akan memberitahukan kabar bahagia ini pada Om dan Tante?" Tanya Bastian.

"Ck...kau seperti tidak tau saja kedua orang tua itu, mereka pasti sudah tau dan sekarang sedang tertawa bersama sama sambil memandangi layar komputer berisi data data keramat mereka itu," celetuk Satria.

"Hmmm kau benar, melihat kepribadian Om dan Tante mereka pasti bergerak cepat, mereka akan melakukan segala cara untuk menyatukan kalian, wah kalau begitu sebentar lagi akan ada pesta besar dong, wah hahahhaha ini akan menyenangkan !!!" Seru Bastian sambil tertawa terbahak-bahak.

Satria menatap jengah pada Bastian yang selalu over reaction.

"Urghhh diam lah, bisa bisa kau di kira pasien rumah sakit jiwa jika tertawa begitu dan ingat ini di rumah sakit jaga sopan santun mu bas!!" Tegas Satria yang sontak membuat Bastian menutup mulut nya sambil celingak-celinguk.

"Ya maaf, keceplosan!" Ucap Bastian.

"Ck... sudahlah kita kembali ke mode penyamaran!" Ucap Satria sambil berjalan menuju ruangan Rahel.

Ceklek....

Pintu di buka, Satria masuk ke dalam, Bastian ingin masuk namun langsung di hadang oleh Satria.

"Kau mau kemana?" Bisik Satria.

"Ke dalam..." Jawab Bastian dengan polosnya.

Satria menatap kesal ke arah asistennya yang terkadang lemot dan susah mengerti situasi itu.

"Ck... bagaimana bisa aku memiliki asisten se bodoh dirimu Bas!!" Gerutu Satria.

"Kau cari tau tentang Rahel J.K itu nama gadis itu, cari tau semua tentang dirinya jangan samapi ada yang terlewat!" Bisik Satria lagi.

"Ahhh...baik baik, kalau begitu aku pergi," ucap Bastian yang baru paham dengan maksud Satria.

Satria menutup pintu sambil geleng-geleng kepala, "ada ada saja kau Bas," pikir Satria.

Satria mendekati Jenny yang duduk di samping bed rest Rahel sambil menggenggam tangan gadis cantik yang tertidur dengan anggun seperti putri tidur itu.

"Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah bangun?" Tanya Satria yang kini berdiri di samping Jenny.

"Dia belum bangun pak," ucap Jenny sedih.

"Kita tunggu saja, kalau dia sudah bangun panggil aku, aku akan istirahat sebentar," ucap Satria sambil beranjak menuju sofa dan membaringkan tubuhnya di atas sofa itu.

"Baik Pak," jawab Jenny.

Semalaman Satria begadang untuk menyelesaikan proyek perusahaannya, dia tak bisa bekerja langsung di perusahaan karena masih dalam penyamaran oleh karena itu semua dokumen penting itu di bawanya ke rumah dan dikerjakan disana.

Sementara Satria dan Jenny menjaga Rahel, di kediaman keluarga Farenheit tampak Mom Ayu tengah menangis histeris.

"Daaadddyyyyyy........!!!!!!" Teriak Mom Ayu dari ruang santai.

"Arhhhh...hiks hiks hiks....Daaaaadddd....." Teriak Mom Ayu.

Dad Bram dan para pelayan sampai terkejut mendengar teriakan Mom Ayu. Dad Bram yang sedang bermain catur dengan kepala pelayan di dekat kolam berenang langsung berlari pontang-panting menemui istri tercintanya.

"Ada apa sayang!!" Teriak Dad Bram yang berlari sambil membawa pion caturnya di ikuti kepala pelayan yang berlari ngos-ngosan karena tubuh gemuk nya membuat dia susah berlari.

"Ada apa? Kenapa kamu menangis? Ada apa?" Tanya Dad Bram panik, dia lang duduk di samping istrinya sambil menggenggam tangan ibu dari anak anaknya itu.

"Dad...hiks hiks hiks...." mom Ayu menangis tersedu-sedu sambil menghamburkan pelukannya pada Dad Bram.

"Ekhmmm..." Dad Bram melirik para pelayan dan kepala pelayan agar meninggalkan mereka disana.

Dengan pelan para pelayan memberikan ruang bagi tuan dan nyonya mereka.

"Ada apa Mom?" Tanya Dad Bram.

Mom Ayu melepaskan pelukannya sambil mengambil ponselnya dan menunjukkan dokumen yang di lihat nya tadi.

Beberapa saat Lalu Mom Ayu sedang membuka ponselnya, tiba-tiba ada notifikasi pesan dari anak buahnya yang mencari tau tentang kehidupan gadis yang bersama anak lelakinya.

Dia begitu terkejut saat mengetahui siapa gadis yang bersama Satria, sehingga dia berteriak saking kagetnya.

"Apa ini?" Tanya Dad Bram.

"Informasi tentang gadis yang bersama Satria beberapa waktu lalu,dan dia ternyata anak mendiang Kak Raiden dan kak Hana Dad," jelas Mom Ayu.

Dad Bram terbelalak kaget,dia membaca informasi itu dengan seksama.

"Bukannya dia tinggal di Amerika?" Ucap Dad Bram heran.

"Sepertinya mereka sengaja menghapus jejak identitas gadis malang itu Dad, ini semua hanya akal akalan para bajingan itu," ujar Mom Ayu.

"Ck...sial, selama bertahun-tahun kita di tipu, arhhh aku jadi merasa bersalah pada Rai dan Hana, seharusnya kita langsung cari anak itu waktu itu!" Kesal Dad Bram.

"Apa boleh buat Dad, ternyata mereka memalsukan keberangkatan anak Kak Rai, bahkan foto fotonya saja tak bisa ditemukan!" Ucap mom Ayu.

"Arhhh syukurlah Satria bertemu dengan gadis itu," ucap mom Ayu lagi.

"Lalu rencana kita selanjutnya apa mom?" Tanya Dad Bram.

"Kita awasi saja dulu, dan kita pastikan V.R grup tidak bisa menjangkau atau menyakiti gadis itu lagi, dia sudah cukup menderita akibat ulah Paman dan Bibinya yang serakah itu!" Ucap Mom Ayu.

"Mom benar," ucap Dad Bram.

Drrttt....drrttt....drrttt

Ponsel Dad Bram bergetar, seseorang menghubungi pria itu.

"Ada apa?" Tanya Dad Bram yang sudah memasang mode loud speaker agar istrinya juga bisa mendengar karena panggilan itu berasal dari mata mata mereka.

"Gadis itu melakukan percobaan bunuh diri tuan, beruntung tuan Satria langsung tiba di rumah itu, kami mengikuti tuan Satria sampai ke rumah sakit, dan keadaan nona itu mulai membaik," jelas si penelpon.

"A..apa??!! Percobaan bunuh diri!" Pekik Mom Ayu.

"Kirimkan alamat nya kami akan kesana!" Ucap Dad Bram sebelum mengakhiri panggilannya.

Mom Ayu tampak terkejut dan syok saat mendengar kejadian itu.

"Jangan panik sayang," ucap Dad Bram sambil mengelus punggung Mom Ayu.

"Ayo kesana Dad, aku tak bisa membiarkan anak itu menderita, arhhh apa yang akan ku katakan pada kak Rai dan Kak Hana jika mereka tau anak mereka mengalami hal buruk di dunia ini," ucap Mom Ayu.

"Sudahlah, ayo.." ajak Dad Bram.

.

.

.

Jangan lupa like vote dan komen 😊😊

Terpopuler

Comments

Gala

Gala

orangtua Satria sudah tau

2021-09-21

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!