PC 14

..."Seandainya bisa memilih antara dilahirkan atau tidak ke dunia yang suram ini, aku memilih untuk tidak dilahirkan!"...

...-Rahel J.K-...

...****************...

Tanpa Rahel sadari dia terlelap di atas lantai yang dingin tanpa sehelai alas pun. Gadis itu tertidur sambil meringkuk memeluk kedua lututnya sampai matahari menguasai langit.

Rahel tertidur lelap di ruangan dingin itu sejak ia pindah. Mungkin karena lelah hati dan lelah badan dia terlelap begitu saja.

Buku bukanya berserakan, pakaian, barang dan tasnya terletak begitu saja, dia sempat membongkar barang-barangnya namun karena lelah menangis dan lelah badan dia terlelap saat sedang membongkar barangnya.

Drrtt...

Drrtt....

Drrtt....

Ting...

Ratusan panggilan tak terjawab masuk ke ponsel gadis itu, ratusan pesan juga masuk namun tak dihiraukan gadis yang masih terlelap itu.

Sementara itu di sebuah apartemen sederhana tampak Jenny mondar-mandir kesana kemari, semalam tidurnya tak nyenyak karena Rahel tidak mengangkat teleponnya.

Rahel pergi hanya dengan meninggalkan note di atas nakas dengan alamat tinggalnya saat ini.

"Aduh Rahel kamu dimana sih, jangan bikin aku panik deh," gerutu Jenny yang baru bangun tidur langsung menghubungi Rahel kembali.

"Ck...masih gak diangkat, gadis ini kemana sih," decak Jenny kesal.

Si gadis tomboy itu buru buru membersihkan tubuhnya, dia harus ke kantor tapi sahabatnya belum ada kabar sungguh dilema bagi Jenny saat ini.

"Kalau dia nekat gimana dong," batin Jenny, dia takut sahabatnya yang memiliki gangguan depresi itu melakukan hal yang tidak-tidak.

Dia cepat cepat membersihkan dirinya dan berpakaian rapi,hari ini dia harus ke kantor sungguh dilema baginya.

Sahabatnya tidak menjawab panggilannya membuatnya panik karena tak biasanya Rahel tidak mengangkat panggilannya sampai selama ini.

Prangg

Jenny melemparkan sepatu Kerjanya, ia marah dan kesal.

"Arhhhh....sial, aku harus mencarinya, perset4n dengan pekerjaan!!" Teriak Jenny frustasi, dia merem44s kepalanya, hatinya benar-benar gelisah.

"Tunggu aku Ra, jangan sampai kamu kenapa-kenapa," gumam Jenny.

Gadis itu memakai Hoodie dan celana panjang hitam miliknya. Dengan cepat dia keluar dari apartemen kecilnya lalu mengayuh sepedanya menuju komplek perumahan dimana Rahel tinggal sesuai alamat yang diberikan.

Semilir angin di pagi hari menerpa wajah Jenny yang polos tanpa make up. Dengan terburu-buru dia mengayuh sepedanya menuju kontrakan baru Rahel.

Namun tiba-tiba..

Ckiiiittttttt brukk

Sebuah mobil tiba-tiba berhenti mendadak saat Jenny yang sedang melewati jalanan tanpa memperhatikan mobil lain membuat pengemudi itu terkejut bukan main.

Brukk

Jenny yang terkejut terjatuh ke aspal menimbulkan luka di tangan dan kakinya.

Pengemudi itu langsung keluar dari mobil, dia adalah Satria yang akan berangkat ke kantor namun masih menggunakan mobilnya yang akan digantinya dengan Vespa saat sudah dekat perusahaan.

"Astaga Jen!" Ucap Satria panik.

"Eh...pak Satria," ucap Jenny terkejut sambil bangkit berdiri.

"Kamu baik-baik saja? Aduh maaf ya, lagian kamu mau kemana buru buru, nggak ke kantor emang?" Ucap Satria sambil membantu mendirikan sepeda Jenny.

"Saya cuma lecet sedikit pak, aduh maaf ya pak saya gak hati-hati," ucap Jenny merasa bersalah beruntung Satria langsung menginjak rem jika tidak, Jenny pasti sudah di rumah sakit sekarang.

"Saya nggak bisa ke kantor, Rahel nggak kelihatan dari semalam, saya mau cari dia ke kontrakannya, saya takut dia melakukan hal hal aneh pak," ucap Jenny dengan raut wajah khawatir, dia sudah naik ke atas sepedanya.

"Lalu kantor?" Tanya Satria, sebenarnya dia cuma mau menguji gadis itu.

"Terserahlah pak, yang penting teman saya selamat, mau di pecat juga bukan masalah pokoknya saya cari Rahel dulu, kalau begitu saya permisi ya pak!" Ucap Jenny.

"Ck...kamu ikut dengan saya!" Ucap Satria berdecak.

"Tapi saya mau cari Rahel pak, saya nggak bakal ke kantor kalau Rahel belum ketemu," tolak Jenny.

"Yang bilang ke kantor siapa Jen, kita cari Rahel sekarang!" Ucap Satria.

"Ahh baiklah pak, tapi sepeda saya?" Tanya Jenny.

"Letak di bagasi saja," ucap Satria.

Jenny turun dari sepedanya lalu membiarkan Satria meletakkan sepeda itu di bagasi belakang mobil meski penutupnya tidak bisa di tutup karena ukuran sepeda yang besar, lebih baik daripada harus membuang sepeda itu.

"Kamu sudah hubungi dia?" Tanya Satria sedikit khawatir dan Jenny sadar kalau atasannya itu sedang khawatir.

"Kok pak Satria sekhawatir itu ya? " Batin Jenny.

"Jenn!!!" Bentak Satria membuat Jenny terkejut.

"Ahh...i..iya, tadi saya hubungi tapi nggak diangkat pak, sejak semalam dia nggak angkat teleponnya, saya takut dia melakukan hal nekat," ujar Jenny yang merem4s jari-jarinya untuk meredam rasa khawatirnya.

"Huhhffhhh....kita ke kontrakannya," ucap Satria langsung memutar balik arah mobilnya menuju rumah yang akan dia tinggali hari ini.

Satria berencana akan pindah ke rumah itu hari ini setelah dia menyelesaikan urusannya di kantor.

"Emangg bapak tau?" Tanya Jenny.

"Karna tau makanya saya ajak kamu kesana Jen," tukas Satria.

"Sudah jangan banyak tanya segera hubungi lagi gadis itu!" Perintah Satria yang dianggukkan oleh Jenny.

Satria mengemudi dengan raut khawatir, seketika perkataan Rahel untuk mengakhiri hidupnya terngiang di kepala pria itu.

"Arhhhh sial!" Umpat pria itu saat ada kereta yang menyalip mobilnya,Jenny sampai tersentak kaget mendengar Satria mengumpat dan memukul kemudi mobilnya dengan keras.

"Kenapa Pak Satria sekhawatir itu sih? Aneh," pikir Jenny, namun ia tak ambil pusing yang ada di pikirannya saat ini adalah kondisi dan keberadaan sahabatnya.

"Rahel kuharap kau tidak melakukan hal gila," batin Satria.

"Aku bisa dibunuh arwah om Rai saat tau anaknya tidak ku jaga dengan baik," batin Satria.

Tak perlu waktu lama, mereka tiba di kontrakan dimana Rahel atau lebih tepatnya Rahel dan Satria tinggal.

Satria membuka pagar dia langsung masuk ke halaman rumah itu diikuti Jenny di belakangnya yang masih berusaha menghubungi Rahel meski tidak di jawab.

"Rahel!!" Panggil Satria dari luar sambil menggedor-gedor pintu.

Dia memutar engsel pintu dan....

Ceklek,

Pintu tidak di kunci, Satria dan Jenny saling menatap sejenak, mereka langsung panik dan berlari masuk ke dalam rumah.

Satria langsung lari ke lantai dua dimana Rahel seharusnya tinggal.

Jenny tanpa basa basi mengikuti langkah kaki Satria dengan berlari.

Saat mereka berdua sampai di ruangan itu tampak ruangan sangat berantakan, buku berhamburan ke sana kemari, pakaian Rahel berserakan, sepatu dan semua barang-barang terletak begitu saja di atas Lantai.

Tapi Rahel tak ada di tempat itu, dimana dia? Baru beberapa saat yang lalu dia masih tertidur di lantai, tapi sekarang dia tidak terlihat.

Satria dan Jenny masuk ke dalam ruangan itu dengan wajah panik. Jenny melihat barang-barang Rahel berserakan di atas lantai, matanya tertuju pada sebuah botol putih mirip botol vitamin.

jenny bergegas mengambil benda itu dia melihat isinya.

"Pak ini bukan vitamin!" Pekik Jenny saat merasa ada yang asing dengan botol yang bertuliskan vitamin C itu, sebab tanggalnya sudah expired dan isinya tidak sesuai dengan produk yang diproduksi pabrik obat itu.

Satria langsung melihat obat itu dia terbelalak kaget.

"Ya Tuhan apa ini, ini obat penenang Jen!" Ucap Satria saat melihat butiran obat itu.

Jenny terbelalak dia tak percaya dengan apa yang dikatakan Satria.

"Nggak mungkin pak, darimana bapak tau!" Ucap Jenny mulai panik.

"Aku pernah diresepkan obat ini saat susah tidur satu tahun lalu, aku ingat jelas bentuk dan warna obat ini sama persis dengan milik ku Jen!" Jelas Satria.

"Astaga Rahel!!" Panggil Jenny histeris.

Satria dan Jenny langsung berlari kesana kemari mencari dimana Rahel berada.

Pintu kamar tak bisa di buka, terpaksa Satria mengeluarkan kunci cadangan yang dia pegang.

Brakk

Pintu dibuka dengan kasar tampak Rahel bergelantungan di tiang rumah hampir kehabisan nafas, wajahnya membiru akibat ikatan kain yang dijeratnya di lehernya.

"Rahel!!!" Pekik Satria dan Jenny saat melihat gadis itu hampir mati disana.

.

.

.

Like, vote dan komen 😊😊😊😉

Terpopuler

Comments

Lili Yoon

Lili Yoon

ya ampun Rahel kenapa punya pikiran sempit seperti itu sih 😭😭

2021-11-06

0

Rida Nazilatul

Rida Nazilatul

tegang nihhhhh

2021-09-17

1

Ririn Alfathunisa

Ririn Alfathunisa

lanjut terus thor

2021-09-16

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!