Satria dan Rahel melaju menuju lingkungan tempat tinggal Rahel, sebuah lingkungan yang asri, pemukiman yang cukup banyak penduduk namun rumah disana tertata dengan rapi.
Rahel menunjuk sebuah rumah sederhana berpagar hitam dengan bangunan tingkat dua berwarna cokelat.
"Aku disini aja Sat," ucap Rahel sambil menepuk punggung pria itu menandakan bahwa mereka sudah tiba di tempat tujuan mereka.
"Jadi kamu tinggal disini?" ucap Satria sambil membuka helmnya dan membuka helm milik Rahel.
"Iya," ucap Rahel yang dengan berhati- hati turun dari vespa milik satria.
"Kamu bisa nggak jalannya? tanya Satria menatap Rahel dengan wajah sedikit khawatir.
"Bisa kok nggak apa- apa, maaf ya kamu gak aku ajak ke dalam soalnya aku juga numpang disana, gak enak sama mereka nanti," ucap rahel merasa tidak enak.
" it's okay, lagian aku masih ada urusan, kalau begitu aku balik dulu ya Ra, oh iya nomor aku disimpan ya,Siapa tau perlu atau kamu butuh temen cerita tinggal call aja, lagi pula kita rekan kerja nanti, jadi kamu beruntung bisa dapat nomorku sekarang," seru Satria.
"Ahh baiklah, terimakasih sebelumnya pak Senior !" Ucap Rahel sambil tersenyum.
"Ya udah masuk sana !" ucap Satria.
"Bye Sat, terimakasih," ucap Rahel.
Rahel melangkahkan kakinya, belum berapa langkah gadis itu berjalan ia meringis kesakitan tepat di depan pagar.
"Arhhhh....sshhhhh, sakit sekali," rintih Rahel sambil berpegangan pada pagar di depannya.
Satria melihat Rahel kesakitan menjadi tidak tega membiarkan gadis itu masuk sendiri.
Satria menghampiri Rahel dan langsung menggendong gadis itu ala bridal style.
Rahel begitu terkejut saat merasakan tubuhnya terangkat ke atas, ia menatap Satria tidak percaya, tapi jujur saja ia membutuhkan bantuan pria itu namun bukan dengan cara seperti ini.
"Rahel kamu kenapa?" tanya seseorang yang berlari menghampiri mereka.
"Jen,..." Rahel terkejut saat melihat sahabatnya di sana.
"Apa dia temanmu itu?" tanya Satria pada Rahel dan gadis itu mengangguk.
"pak...pak Satria!" ucap Jenny saat melihat Satria disana dan memangku sahabatnya.
"Halo Jen, tolong buka kan pagar ini, agar aku bisa membawanya ke dalam, dia terjatuh tadi," ucap Satria.
"Sebentar Pak," Jenny membukakan pagar untuk mereka.
"Jen bisa tolong masukkan vespaku juga?" ucap Satria.
"Ahhh baik pak, sebentar saya bukakan dulu pintunya," ucap Jenny berlari mendahului mereka membukakan pintu untuk Satria dan Rahel.
Setelah membukakan pintu untuk mereka, jenny berlari menuju depan lalu memasukkan vespa milik Satria ke halaman rumah.
"Tunggu , bagaimana Pak Satria bisa kenal dengan Rahel, dan sejak kapan Rahel bisa berteman dengan laki laki, sejak kapan juga pak Satria dekat dengan perempuan? kenapa mereka bisa bersama? ada apa ini?" gumam Jenny.
"Pak Satria rumornya kan seorang gay, Rahel juga cewek aneh sih tapi kok bisa ketemu mereka ini?" batin Jenny.
"arhhh sudahlah, ohh.....ya ampun , Rahel kan luka-luka....." panik Jenny sambil berlari pontang panting masuk ke dalam rumahnya.
Sementara itu, Satria mengangkat tubuh Rahel menuju kamar gadis itu sebab jika Rahel naik sendiri nanti pasti kakinya sakit lagi, setidaknya gadis itu harus langsung istirahat.
"Ini kamarku," ucap rahel menunjukkan ruangan kecil diantara semua ruangan di rumah sederhana itu.
Satria menatap pintu itu sejenak.
"Buka kan, aku tak bisa, tanganku kan menggendong tubuhmu yang ternyata berat ini," ujar satria.
"Ck....makanya jangan sok mau gendong sendirinya gak kuat," ejek Rahel.
"Hahah, sudah cepatlah kau berat, sepertinya kebanyakan keluh kesah !" Ledek Satria sambil tergelak mendengar ucapan Rahel.
"Ck...iya cerewet!" Ketus Rahel.
Rahel membuka pintu ruangan itu. Mata Satria cukup terkejut saat melihat betapa kecilnya ruangan itu, bahkan toilet pribadinya saja lima kali lipat lebih luas dari kamar yang lebih layak di sebut ruang penyimpanan itu.
"Kecil sekali, bagaimana bisa dia tidur disini? pasti sumpek sekali," batin Satria.
"Bagaimana kau bisa tidur di tempat sekecil ini?" Tanya Satria sambil membaringkan tubuh Rahel di atas tempat pembaringan yang terlihat seperti karpet dilapisi dengan selimut.
"Daripada tidak punya tempat tinggal lebih baik aku bertahan disini," ujar Rahel.
"Hufftt.....kau hebat!" Ucap Satria sambil mengangkat jempolnya.
"Cih kau mengejekku terus, apanya yang hebat, dasar aneh!" Ketus Rahel.
"Heheh, hufftt aku duduk dulu sebentar, kau berat!" Celetuk Satria sambil mendaratkan bokongnya di atas lantai.
"Ck...salah sendiri, tapi terimakasih sudah membantuku," ucap Rahel.
"Tak apa, oh iya obatmu ingat mengonsumsinya dengan teratur, jangan sampai lupa, " ucap Satria.
"Baiklah," jawab Rahel.
Mereka terdiam, tak ada percakapan.Satria menatap isi ruangan itu, matanya menyapu seluruh ruangan kecil itu, memang kecil namun terlihat sangat rapi dan bersih.
Mata Satria tertuju pada foto kelulusan keluarga Rahel. Satria mengambil foto itu lalu menatapnya sebentar.
"Akhirnya aku menemukan putrimu om, dia menderita sekali sekarang. Aku akan melakukan janjiku padamu dulu," batin Satria mengingat kejadian sepuluh tahun lalu, kejadian yang membuatnya memutuskan untuk tidak menikah.
"Apa ini kau?" Tanya Satria menunjuk foto Rahel saat SMA, rambutnya berwarna hitam pekat berbeda dengan saat ini.
"Iya, kenapa? Aku cantik ya?" Ucap Rahel sambil menaik turunkan alisnya.
"Pffthh...hahahah kau percaya diri sekali," ledek Satria sambil tertawa.
"Tentu saja," ucap Rahel sambil tersenyum manis.
"Hmmm...kau cantik di foto ini saja hahahah," ledek Satria.
"Jadi aku yang sekarang jelek gitu hah?" Ketus Rahel.
"Aku gak bilang apa apa tuh aku cuma bilang kamu cantik di foto ini," ujar Satria.
"Ihhkk kan sama aja ngataian aku jelek dasar cowok aneh!" Ledek Rahel.
"Hahahah, rambutmu aneh, kenapa kau warnai seperti ganggang laut, kau pikir kau sedang dalam acara cosplay jadi ganggang laut hah?" Ledek Satria.
"Apa apaan sih,ya suka suka akulah," ketus Rahel.
"Ck..ck...ck, terserah sih, tapi cocok kok!" Ujar Satria sambil mengangkat rambut Rahel yang sedang tidur di atas tempat tidurnya.
"Hesshh jangan pegang-pegang nanti lecet," ucap Rahel menepis tangan Satria.
"Idih lebay amat sih neng," ledek Satria.
"Ck...ck...lebay kok ngatain lebay," ucap Rahel..
Mereka terus berdebat, entah karena menemukan orang yang sama sama cocok dan punya selera humor yang sama mereka bisa seakrab itu.
Jenny di luar menutup mulutnya tak percaya mendengar Satria dan Rahel tertawa dan bercanda satu sama lain. Hal yang tak pernah ia lihat dari kedua manusia beda gender itu.
"What?? Pak Satria ngomong seramah itu sama cewek? Rahel juga sejak kapan bisa seakrab itu dengan laki-laki?" Batin Jenny.
"Ngapain disitu Jen?" Tanya Satria yang tiba-tiba keluar kamar.
"Ah...Ti..tidak pak, saya mau lihat Rahel," ujar Jenny sopan.
"Ohh...ummm bisa bicara sebentar?" Tanya Satria.
"Baik pak, kalau begitu kita bicara di bawah," ujar Jenny.
.
.
.
jangan lupa buat Like, vote dan komen guys!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PSTI KLUARGA RAHEL YG MMBANTU KLUARGA SATRIA BANGKIT KEMBALI..
2023-08-05
0
Lili Yoon
ohh tenyata alasan satria gak nikah Krn Uda terikat janji sama sahabat Daddy nya , wahh kalau Rahel tau gimana ya 🤔
2021-11-05
0
Rafisqy Zasyabila
wait thor..bukanya td satria udh minta nmernya rahel pas bantuin rahel jatuh ya..kok sekarang minta nmer lg🤔
2021-10-14
2