Semakin lama perasaan Dion semakin tak menentu karena memikirkan keadaan Ara, dia pun terus mencoba menghubungi Ara tetapi tetap ada jawaban sama sekali
Dion tak lagi bisa menahan perasaan yang mengganjal di dalam hatinya, dia pun mulai bangkit dari duduknya
"Maaf om aku pamit duluan ya, aku nanti mampir ke rumah om dulu. Siapa tau Ara memang udah ada di rumah"
"Ya sudah kalo kamu maunya begitu, kabarin aja ke kita kalo dia ada di rumah ya"
"Ya om"
Tanpa menunda waktu Dion pun pergi meninggalkan tempat itu, sedangkan di meja resepsionis ada seorang pemuda yang sedang meminta kunci kamarnya di hotel tersebut dengan wajah yang sudah memerah
"Keterlaluan banget mereka ngerjain gw sampe begini, untung aja gw masih bisa kabur dari sana. Sekarang gw harus secepatnya masuk ke dalam kamar dan harus mandi buat mengurangi efek dari obat ga jelas ini"
"Ini Pak kunci kamar Bapak" hanya di jawab dengan anggukkan kepala
Dia berusaha sekuat tenaga untuk bisa mencapai kamarnya, dan ternyata saat dia masuk ke dalam kamar dia melihat ada seorang wanita yang sedang berbaring di atas tempat tidur
"Ya ampun masa sampe kebagian yang ini juga udah mereka siapin, aduh kalo begini gimana gw bisa tahan?"
Pria tersebut mulai mendekati tempat tidur dan berusaha menatap wajah wanita tersebut, tetapi pengaruh dari obat tersebut membuat dia tak dapat melihat wajah sang wanita dengan jelas
"Hem..." Ara mulai meracau tak jelas dan berusaha melepaskan pakaiannya
"Hebat kalian, cuma supaya gw menyentuh perempuan kalian lakuin sampe sejauh ini, dasar teman-teman ga ada akhlak"
"Hei bangun!! ngapain kamu di sini!??"
Ara pun mulai membuka matanya secara perlahan, dia pun dalam posisi yang sama tak bisa melihat jelas wajah orang yang membangunkan dia
"Tolong saya rasanya ga nyaman banget"
"Sadar Dit, lu harus kuat jangan sampe nanti lu menyesal"
Pria tersebut adalah Raditya Mahardika atau biasa di sapa Adit adalah seorang CEO muda dan orang yang paling di segani kota tersebut, selain parasnya yang sangat tampan sudah tak bisa di pungkiri lagi bila dia adalah orang terkaya di kota tersebut
Dia terkenal sebagai seorang playboy nomor satu di kota tersebut, karena dia selalu berganti pasangan hampir setiap saat. Tetapi hal tersebut dia lakukan hanya untuk menghindari permintaan dari keluarganya yang selalu memaksa dia untuk menikah
Hampir semua para artis papan atas dan para model cantik sudah pernah menjadi pasangannya, sudah pasti semua wanita yang pernah berada di sampingnya adalah para wanita yang memiliki paras cantik
Tetapi tak ada satu pun dari mereka yang bisa bertahan lama berada di samping Adit, alasannya hanya satu Adit akan mulai mencampakkan mereka setelah mereka menginginkan sesuatu yang lebih yaitu sebuah status dalam hubungan
Kata playboy yang sudah melekat pada diri Adit tak membuat para wanita cantik tersebut berusaha untuk mengejar dirinya, karena dia selalu menjadikan wanita yang berada di sampingnya bergelimang materi dan popularitas. Adit akan menjalani hubungan mereka layaknya sepasang kekasih di hadapan khalayak ramai, tanpa ada satu orang pun yang tau bahwa Adit tak pernah menyentuh para wanita tersebut
"Sebelum kamu akhirnya menyesal, sebaiknya sekarang juga kamu keluar dari kamar ini!!" Adit berteriak sekuat tenaga sambil menahan efek obat yang semakin kuat
Ara pun bangkit dari tidurnya tetapi bukan untuk pergi melainkan menarik tangan Adit ke pipinya
"Dingin..."
Adit pun mencengkram dagu Ara dengan kuat
"Ingat baik-baik nama saya Raditya Mahardika, dan kamu yang memulai ini semua. Jadi jangan pernah menyesal di kemudian hari"
Adit sudah berusaha sekuat tenaga untuk menahan pengaruh dari obat tersebut, tetapi pemandangan indah yang ada di hadapannya membuat dia akhirnya tak dapat lagi menahan diri. Adit pun mulai mencium bibir wanita tersebut yang tak lain adalah Ara
Adit dan Ara mulai melancarkan serangan demi serangan layaknya seorang profesional, kamar itu menjadi saksi bisu dua orang insan yang tak saling kenal melakukan hal tersebut di bawah pengaruh obat. Adit pun seperti hewan buas yang tak terkendali dia meninggalkan banyak tanda kepemilikan di sekujur tubuh Ara
Ara sempat sedikit tersadar saat permainan utamanya di mulai, tetapi arahan dari Adit dan pengaruh obat yang masih kuat membuat Ara kembali mengikuti permainan panas itu. Malam panas yang akan menjadi sebuah langkah baru dalam hidup mereka berdua
Hampir sepanjang malam mereka terus beradu napas dan keringat pun sudah membasahi tubuh mereka berdua, hingga mereka mulai kehabisan tenaga dan tertidur tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh mereka berdua
Sedangkan di tempat lain Dion yang baru saja tiba di kediaman keluarga Sanjaya tak berhasil menemui Ara, karena khawatir dia pun memutuskan menunggu di sana hingga Ara kembali ke kediamannya
Detik demi detik berlalu hingga seluruh anggota keluarga Sanjaya kembali ke kediamannya tanpa ada Ara di antara mereka, setelah berbincang sejenak mereka beristirahat dengan tenang seolah tidak ada masalah apapun yang terjadi. Hanya Dion yang terus terjaga menunggu kehadiran kekasihnya kembali
Ara pun mulai tersadar dari tidurnya dia merasakan sekujur tubuhnya terasa sakit terlebih pada bagian intim, Ara membulatkan ke dua bola matanya dengan sempurna karena ada tangan yang sedang memeluk tubuhnya. Ara hanya melihat sekilas dan dia yakin bahwa yang berada di sampingnya adalah seorang pria
"Ada apa ini? siapa orang ini? tenang Ara kamu harus tenang dulu"
Ara mencoba mengatur napasnya terlebih dahulu dan mencoba mengingat kembali semua kejadian semalam
"Ga pasti ada yang ga beres, aku ga ada minum minuman yang mengandung alkohol tapi kenapa bisa kayak gini?"
Ara mulai memindahkan tangan pria tersebut secara perlahan agar orang tersebut tak terjaga dari tidurnya, dia pun mulai turun secara perlahan dari tempat tidur lalu mengambil pakaiannya yang berserakan di atas lantai
"Ini makhluk satu manusia apa serigala sih? gaun aku sampe robek begini"
Ara mencoba melihat ke sekeliling kamar tersebut dia sangat yakin bila itu adalah kamar presidential suite
"Ga mungkin mama pesan kamar ini cuma buat aku istirahat, terus sekarang aku dalam keadaan begini. Pasti ada yang ga beres, nanti aja aku pikirin lagi yang terpenting sekarang aku harus secepatnya pergi dari sini sebelum orang itu bangun"
Ara pun mengambil kemeja Adit lalu memakainya dia juga menggunakan jas Adit untuk di ikat di bagian pinggang, karena kemeja Adit membuat dia merasa kurang nyaman karena terlalu pendek
"Begini lebih baik dari pada aku harus pakai gaun yang robek pulang ke rumah"
Sebelum meninggalkan kamar tersebut Ara pun menatap punggung pria tersebut
"Maaf ya tuan saya terpaksa ambil baju kamu, anggap aja baju yang saya ambil ini sebagai ganti rugi karena tuan sudah mengambil kehormatan saya. Dan mulai detik ini saya ga ada urusan apapun lagi sama tuan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
gini ni yg pling a sebell seharusnya liat wajahnya lah biar tau...
2024-06-27
0
Rara Kusumadewi
haha serigala
2023-06-16
0
Yusria Mumba
kasiang ara,
2023-05-30
0