Hari-hari Freya, hingga sejauh ini berjalan dengan lancar. Nilai-nilainya selalu memuaskan, bahkan wali kelasnya sering menyampaikan informasi bahwa sudah banyak universitas luar negeri yang akan memberikan beasiswa kepadanya. Tentu saja hal itu membuat Freya senang.
Di kelas lain
Arby teringat akan pembicaraan dengan ayahnya tadi malam. Sebagai anak satu-satunya, tentu saja dia dituntut untuk belajar bisnis dan menjalankan perusahaan. Bukannya tidak mau, hanya saja dia merasa semua itu belum waktunya. Dia masih berusia enam belas tahun. Sama seperti Freya, pemuda itu juga pintar, dan sudah kelas dua SMA di usianya itu. Seperti anak muda lainnya, dia juga ingin melalui masa remajanya dengan bermain, tanpa dibebani urusan penerus keluarga.
💕💕💕
Freya membawa bekal ke sekolahnya, dan di jam istirahat ini, dia membagioan kue-kue itu kepada temannya.
"Gimana, enak enggak?"
"Enak banget, Ya."
"Kalau mau pesan, minimal dua hari sebelumnya. Ini sample, jadi kalian sudah tahu rasanya gimana."
"Dasar otak bisnis."
"Iya, dong. Bisnis itu enggak hanya teori, tapi juga harus praktek."
"Iya'in aja, deh."
Bulan depan mereka sudah akan ujian, dan sebentar lagi akan naik ke kelas dua.
Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Arby melihat Freya yang membagikan kue-kue itu kepada sahabat-sahabatnya.
"Ngapain lihat-lihat Nania?" tanya Marcell.
"Dih, siapa juga yang lihat dia."
"Terus lihat siapa?"
Arby diam saja, kemudian melanjutkan memakan makanannya.
💕💕💕
Malam harinya, rumah Freya kedatangan tamu pria dan wanita, sepertinya sepasang suami istri. Freya dan kakak adiknya juga diminta untuk menyambut tamu itu, sepertinya orang penting. Freya melihat sepasang suami istri yang wajahnya terlihat ramah. Dilihat dari penampilannya, bisa dioastikan bahwa mereka adalah keluarga kaya.
"Ini tuan Arlan dan nyonya Elya," ayah Freya memberi tahukan itu kepada Freya dan saudara-saudara.
Arlan dan Elya memandang wajah Freya dengan lekat, membuat Freya merasa heran. Apa ada kotoran di wajahnya, pikir Freya.
Para orang tua sibuk membicarakan bisnis. Ayla, kakak Freya terlihat bosan. Naira, adik Freya hanya duduk diam, sepertinya pikirannya sedang piknik entah ke mana. Hanya Freya saja yang diam-diam menyimak dan mempelajarinya.
Hal itu tentu saja tidak lepas dari perhatian Arlan dan Elya, membuat keduanya tersenyum senang, dan merasa yakin dengan apa yang ada di hati dan pikiran mereka.
🌹🌹🌹
Hari ini ujian terakhir untuk murid kelas satu dan dua. Satu minggu lagi Freya akan berusia enam belas tahun. Setelah ujian, dia dan teman-temannya berencana liburan ke Jogja. Freya membuka-buka brosur universitas-universitas yang ada di luar negeri. Kegiatan yang sangat dia sukai, karena itu bisa membuatnya semangat belajar. Dia sendiri juga sebenarnya masih bimbang, apakah akan berkuliah di Jepang, London, atau Amerika.
Selain belajar, Freya juga sudah menyiapkan diri dengan kemampuan berbahasa asing, selain bahasa Inggris tentunya. Dia belajar bahasa Jepang, Korea, Belanda, Jerman dan Perancis.
Untuk pilihan universitas, dia memang terkadang labil, itulah sebabnya dia mempelajari berbagai bahasa asing itu. Yang jelas baginya, dia harus kuliah di luar negeri.
🍁🍁🍁
Arby tersenyum kecil, membayangkan wajah seorang gadis. Ketika mengingat gadis itu, dia selalu bersemangat. Ke sekolah, belajar, bahkan mempelajari tentang perusahaan.
Seperti remaja pada umumnya yang sedang kasmaran, terkadang Arby menulis nama gadis itu di buku paket atau buku tulisnya, lalu buru-buru menghapusnya kembali sebelum ada yang melihatnya. Dia juga menggambar wajah cantik itu di buku sketsa miliknya, lalu menyimpannya bagai harta karun yang takut diambil perampok.
"Ck, dasar cewek barbar. Dia kira dia cantik, apa?"
Perkataan Marcell membuyarkan lamunan Arby akan gadis pujaannya.
"Heleh, barbar juga kamu masih suka ngegodain."
"Ya habis mau gimana lagi, kan masih suka."
Teman-temannya Marcell tertawa geli. Bingung dengan sikap Marcell itu.
Di tengah canda gurau itu, seorang gadis memasuki kelas Arby dan berdiri di hadapan Ikmal.
"Lalay lalay lalay, panggil aku si jablay, abang jarang pulang, aku jarang dibelay," nyanyinya sambil joget dangdut. Matanya mengedip manja pada Ikmal. Dia adalah Nuna, gadis berkulit coklat namun berwajah manis.
Sontak satu kelas tertawa menyaksikan perilaku adik kelas mereka.
Di pintu, Freya, Nania dan Aruna menyaksikan itu pun tertawa geli. Mereka menikmati tontonan itu sambil memakan kacang telur yang dibeli dari Freya. Setelah itu, Nuna ke luar kelas sambil melakukan tos kepada sahabat-sahabatnya.
Belum ada reaksi dari Arby cs, sepertinya mereka masih syok dengan keadaan tadi. Nuna, gadis ceria namun sangat galak itu nyanyi dan berjoget dangdut? Rasanya seperti mimpi.
Arby tersenyum, merasa senang bahwa baru saja gadis idamannya itu datang ke kelasnya. Mimpi apa dia tadi malam?
"Woy, Ar! Kenapa sih senyum-senyum sendiri?"
"Lucu aja."
"Gara-gara Nuna, ya?"
Arby diam saja. Bisa dipastikan hari ini dia akan bermain basket dengan semangat. Tidak lama kemudian bel masuk berbunyi. Sebelum keluar kelas, Arby sempat mengeluarkan buku tulisnya dan menulis nama gadis itu dengan huruf yang sangat kecil.
I love you.
Di dalam kelasnya, Freya dan yang lain masih tertawa geli karena Nuna. Gadis itu tadi kalah taruhan, menyebabkan dia harus melakukan tantangan itu.
"Lain kali aku enggak akan kalah lagi. Ya, nanti kalau kamu kalah, kamu juga harus menerima tantangan yang kami suruh."
"Oke, siapa takut."
Murid-murid menonton pertandingan basket, murid kelas 2.1 melawan kelas 2.2
Murid kelas satu meneriakkan nama Arby, idola mereka. Mata Arby sesekali melirik salah satu gadis yang ikut menonton, lebih tepatnya mereka itu sedang tebar pesona kepada kakak kelas yang ganteng-ganteng.
Arby mendengkus kesal, fokusnya kembali kepada basket. Dia harus secepat mungkin menyelesaikan pertandingan ini.
Pertandingan selesai, yang dimenangkan oleh kelas Arby. Freya dan kawan-kawan langsung menuju kantin.
"Nanti malam kita nginap di rumah Nania saja. Biar besok habis subuh bisa langsung ke bandara sama-sama."
"Oke."
"Aku enggak sabar pengen lihat bule-bule di Bali."
"Bebas kita liburan di bali."
"Aku juga enggak sabar mau ketemu sama bule-bule itu," Freya tak kalah semangat.
Mereka memang liburan (hanya) ke Bali, karena biasanya mereka akan ke luar negeri. Jangan ditanya masalah biaya, karena Freya juga tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya, maklumlah punya teman orang kaya semua. Yang punya jet pribadi, villa, juga orang tua yang memiliki hotel. Jadi, kalau oun mereka menginap di hotel, sudah pasti gratis.
Terkadang Freya iri dengan sahabat-sahabatnya, yang disayang dan kebutuhannya dicukupi oleh kedua orang tua mereka. Sedangkan dia? Orang tuanya tidak miskin, tapi seperti itu.
Diam-diam, Arby cs mendengar pembicaraan Freya cs. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, kemudian saling memandang dan tersenyum.
"Nanti malam kita kumpul di rumah Arby."
Mereka mengeluarkan ponsel masing-masing, mengetik kalimat yang intinya sama.
[Besok aku sama teman-teman mau liburan ke Bali.]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Amora
bener buangeeet apa lagi ada kebisaan , modal dan peluang usaha kapan lagi tancap gaskan kawan . 😉 🤑🤑🤑
2023-12-20
1
💕febhy ajah💕
apa arby dah cinta ma freya dari dlu??? tp dari akhirnya arby cerai ma freya, penasaran jd tak intipin dikit. pasti ceritanya bikin nyesek deh, lanjuttttttt.
2022-08-01
0
Mamah Dara
Thor knpa Freya d bedaain dr saudara² nya emang bukan Anak kandungnya y
2022-05-16
0