Indra ke Enam Wisnu

Kasus kematian Sasmito dan istrinya makin memperpanjang deretan misteri kasus yang belum terpecahkan di kota itu. Hilangnya patung Laksmi pada malam kejadian semakin menambah kesan angker rumah Sasmito.

Orang tidak lagi berani melintas sendirian di malam hari. Sementara Wanda meyakini bahwa sederet kasus yang terjadi, ada kaitannya dengan balas dendam Laksmi. Pagi itu Wanda dan Rasti duduk di meja makan, mereka tengah mengobrol tentang pria misterius yang ditemui Wanda di kampus waktu itu.

"Kata Ratmoko kamu ketemu pria misterius itu lagi ya Wan?" Bagaimana rupanya?" apa yang dia katakan?" Sebenarnya apa maksudnya memberi pesan misterius begitu?" Rasti sangat penasaran dengan sosok misterius yang beberapa waktu terakhir mengganggu pikiran mereka.

"Dia pria muda seumuran mbak Rasti, sekitar dua puluh empat atau dua puluh lima tahun, wajahnya tampan, tapi yang membuat saya tertarik adalah kata-katanya soal Laksmi."

"Memang apa yang dia katakan Wan, kenapa dia bisa tahu tentang Laksmi?" Padahal tidak ada orang yang tahu soal Laksmi kecuali kita bertiga." Rasti terus mencecar Wanda dengan banyak pertanyaan.

"Dia bilang Laksmi akan bangkit untuk balas dendam kepada Ayah, teman-temannya, dan warga desa yang terlibat dengan kisah kelam tahun 1942 di perkebunan itu." Artinya dia tahu Laksmi dan tahu juga tentang kita mbak, itu kenapa dia selalu membuntuti kita selama beberapa hari ini." Ungkap Wanda menerangkan soal pertemuannya dengan pria misterius itu.

Rasti mengernyitkan dahinya. Untuk beberapa detik ruang makan itu menjadi hening, Wanda dan Rasti hanya saling berpandangan sambil memikirkan motif dari pria misterius yang membuntuti mereka.

Tiba-tiba pintu rumah diketuk beberapa kali, Wanda bergegas bangun dari duduknya kemudian melangkah ke ruang tamu untuk membuka pintu. Dalam pikiran Wanda saat itu yang datang adalah Ratmoko.

Namun setelah membuka pintu Wanda langsung terkesiap, sosok di depannya ternyata bukan Ratmoko, dia adalah pria misterius yang sedang mereka bahas di ruang makan.

"Siapa yang datang Wan?" Ratmoko ya?" suruh langsung masuk saja!"

Karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Wanda. Rastipun akhirnya berjalan keluar untuk melihat siapa yang datang.

"Siapa Wan?" ada apa, kenapa kamu diam saja?" nggak sopan membiarkan tamu berdiri diluar!" Rasti melongo keluar dan melihat seorang pria yang sama sekali asing baginya.

"Silahkan masuk mas, maaf ada apa ya?" Wan minggir, kamu menghalangi jalan!" Rasti menegur Wanda yang sejak tadi hanya diam mematung di depan pintu.

"Owh.. maaf, mari silahkan masuk Pak, eh mas." Wanda terlihat sangat grogi di depan pria itu. Dengan gugup dia mempersilahkan pria tampan itu untuk masuk dan duduk.

"Perkenalkan saya Wisnu, maksud saya datang kemari untuk bicara soal Laksmi, apa boleh kita ngobrol sebentar?" Ucap pria tampan yang bernama Wisnu.

Wisnu adalah seorang polisi, yang memiliki bakat supranatural. Dia memiliki indera keenam yang peka. Hari ini dia putuskan untuk bicara langsung dengan Wanda, menurutnya Wanda memiliki bakat Indra keenam yang belum di sadari olehnya.

"Maaf sudah membuat kalian takut selama ini. Sejujurnya saya ragu menemui kalian langsung, tapi keadaannya memaksa, jadi terpaksa saya harus bicara dengan kalian semua."

"Owh.. tidak apa-apa, saya justru lega mas Wisnu mau langsung menemui kami." Terus terang kita berdua baru, membicarakan anda." Jadi apa yang ingin di bahas mas?" Rasti langsung pada point' pembicaraan.

"Sebelum kasus ini menjadi perhatian khalayak ramai, sebenarnya Laksmi beberapa kali sudah datang menemui saya lewat mimpi." Dia memberikan gambaran tentang kejadian di tahun 1942, dimana Laksmi dan keluarganya menjadi korban tewas secara sadis."

"Laksmi hadir dalam mimpi saya dengan aura yang diliputi amarah dan dendam." Jiwa Laksmi tidak tenang, dia terus bertanya kenapa dia mendapatkan perlakuan buruk dari bangsanya, sedang dia dan Ibunya adalah "Pribumi." Wisnu mengisahkan awal ketertarikannya pada kasus kematian yang melibatkan Laksmi.

Wisnu juga menyerahkan beberapa foto yang sempat ia abadikan saat mengikuti jejak Laksmi dan putranya. Wanda memperhatikan semua hasil jepretan Wisnu dan tertarik pada patung Laksmi. Dia terkejut karena patung itu tidak diabadikan dalam gua kalong melainkan di taman sebuah rumah.

"Bagaimana bisa patung ini berpindah tempat, mas?" sebab setahu saya dia ada dalam gua di pantai selatan." Ucap Wanda penasaran dengan foto itu.

"Saya yang menangani kasus kematian Bimo, yang misterius saat itu. Di mobilnya saya menemukan dua sidik jari lain yang ternyata adalah milik Sasmito dan karyawannya. Saya curiga bahwa dia adalah pelaku pembunuhan Bimo. Tapi ternyata dugaan saya salah, karena ternyata dia dan istrinya juga tewas."

"Dugaan sementara motifnya adalah cekcok dalam rumah tangga, sebab ada bukti bahwa Sasmito ditikam berkali-kali oleh istrinya, yang kemudian bunuh diri. Namun ada satu hal berbeda yang membuat saya menduga motif lain." Patung di taman yang sempat saya ambil gambarnya satu hari sebelumnya ternyata menghilang saat jasad mereka ditemukan."

"Lebih menarik lagi karena ada rumor yang sedang dibicarakan masyarakat, tentang kemunculan kuntilanak yang berwujud Noni Belanda, persis gambaran Laksmi saat dia hadir di dalam mimpi saya ketika itu."

Wisnu menceritakan pengalamannya saat mengusut kasus kematian sembilan orang yang disinyalir ada keterlibatan Laksmi dan Dimas putranya.

Rasti akhirnya bisa memahami situasi yang tengah mereka hadapi. Balas dendam arwah penasaran, yang ditunggangi kekuatan iblis, sungguh bukan sesuatu yang mudah. Dia akhirnya faham kenapa Yono melarang Rasti terlibat dengan masalah Wanda.

Tapi Rasti tidak bisa mengelak lagi, rasa kasihan kepada Wanda mendorongnya, masuk terseret dalam pusaran dendam arwah Laksmi. "Sudah kepalang tanggung" gumamnya dalam hati. Diapun akhirnya harus ikut campur menuntaskan perkara dendam hantu itu.

"Maaf sebelumnya, tapi kalau boleh saya mau melatih indera keenam Wanda, apakah kamu bersedia Wan?"

"Saya..!" indra keenam?" maksudnya apa mas?" Wanda heran dengan perkataan Wisnu yang ingin melatih kepekaan indera keenam Wanda. "Jangan bercanda mas, tidak mungkin perempuan seperti saya punya Indra keenam ucap Wanda menegaskan kembali.

"Iya, kamu bisa melihat kejadian dimasa lalu Laksmi, ini bukan sekedar karena dia sudah memilihmu, lebih dari itu, kamu memiliki indera keenam yang peka sehingga bisa terhubung dengan energi astral wanita yang bernama Laksmi."

Tapi terserah kamu, jika mau kita akan latihan setiap kamu libur kuliah, kalaupun tidak mau tidak apa-apa, saya sekedar ingin membantu." Wisnu menawarkan untuk melatih indera keenam Wanda.

Untuk beberapa lama Wanda terdiam, dia berpikir keras, dalam hati sebenarnya Wanda merasa takut, namun dia berharap dengan indera keenam yang ia miliki, Ayahnya bisa terhindar dari balas dendam Laksmi.

"Baik Mas Wisnu saya mau belajar untuk melatih indera keenam. Jadi kapan kita akan mulai latihan?" tanya Wanda semangat. "Demi Ayah dan semua orang." gumamnya dalam hati.

"Segera setelah kamu siap, sekarang saya anjurkan kamu melatih kepekaan dengan meditasi sendiri. Nanti kita akan berlatih setiap kamu libur."

Telah disepakati Wanda akan belajar membuka mata batin dan mempertajam indera keenam miliknya. Sementara Rasti mau tidak mau setuju dengan ide Wisnu, walau sejujurnya dia merasa khawatir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!