Peringatan dari orang misterius itu sangat menggangu pikiran Wanda dan kedua orang temannya. Delapan belas orang selamat dari teror di gua kalong. Tapi hanya mereka bertiga yang mendapat peringatan dari orang misterius.
Ratmoko sebenarnya ingin mengabaikan saja hal itu, tapi Wanda sudah terlanjur masuk dalam lingkaran dendam Laksmi yang pada akhirnya menyeret dirinya dan Rasti tercebur didalamnya.
Hari itu Wanda baru saja selesai kuliah. Dia sedang berjalan keluar kampus, ketika tiba-tiba matanya melihat sosok pria misterius yang mengenakan topi hitam sedang mengawasinya dari balik pepohonan.
Tanpa berpikir panjang Wanda pun langsung berlari mengejar pria itu lalu menarik bajunya. "Hey Pak Stop..!" tunggu dulu sebentar!"
Dengan nafas yang tersengal-sengal, Wanda berhasil menghentikan langkah pria itu. "Apa maksud pesan di kertas-kertas ini, tolong jelaskan!"
"Artinya Laksmi akan bangkit dari kematian dan akan memburu kamu, Ayahmu, dan semua teman-temannya. Laksmi akan menemui kalian untuk balas dendam tak lama lagi. Waspada dengan bulan purnama karena Laksmi dan anaknya akan membunuh semua orang yang menghancurkan keluarganya!".
Wanda tertegun sejenak kata-kata pria aneh didepannya membuat gadis cantik itu shock, sedangkan pria misterius itu pergi begitu saja setelah menyelesaikan kalimatnya.
"Wan.. Wanda kamu kenapa?" apa yang terjadi?" Siapa pria bertopi hitam tadi?" Ratmoko mencecar Wanda dengan banyak pertanyaan.
"Dia pria aneh yang selalu membuntuti kita Rat." Pria itu bilang Laksmi dan putranya akan datang dari kematian untuk menuntut balas kematian keluarganya!" Dan Ayahku terlibat dalam pembunuhan sadis di malam tahun 1942 itu.
"Maksud kamu Ayahmu adalah salah seorang warga desa di kampung kosong itu?" Owh ya Tuhan..!" Tapi dari mana kamu bisa tahu tentang masalah ini?" Aku yakin Ayahmu tidak akan berani menceritakan kisah kelamnya."
"Kamu ingat Rat, waktu itu aku sempat menyentuh kepala patung batu di gua kalong?" Dia itu Laksmi. Aku mendapatkan pengelihatan, tentang masa lalu Laksmi dan kisah di malam berdarah itu." Wanda menceritakan semua keping memori yang diberikan Laksmi di gua kalong kepada Ratmoko.
Mendengarnya Ratmoko langsung tegang, dia tidak tahu harus bicara apa. Ratmoko hanya memandang Wanda dengan rasa iba dan cemas. Dia lalu mengajak Wanda pulang ke rumah Rasti, kemudian pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
Sementara di tempat lain seorang kolektor barang antik sedang duduk melamun di ruang tamu. Namanya adalah Bimo pengusaha kaya yang memiliki hobi berburu dan mengumpulkan barang-barang antik.
Hari itu Bimo sedang memikirkan tentang mimpinya. Dia sudah mendapatkan mimpi yang sama tiga kali berturut-turut. Karena penasaran akan arti mimpinya. Bimo memutuskan untuk pergi mengikuti petunjuk dalam mimpinya itu.
"Her..Heru..!" Aji.., Kenok..!" dimana kalian?" Sial orang-orang ini ada dimana sih?" pada saat seperti ini mereka justru tidak ada ditempat, bikin kesal saja!" Akhirnya Bimo memasukkan sendiri perlengkapan berburu ke dalam mobil Jeep nya.
Tak lama berselang ketiga anak buah Bimo muncul dengan tergopoh-gopoh. Mereka berlari menghampiri Bimo yang akan bersiap untuk pergi. "Kalian kemana saja?" cepat naik kita akan berburu ke pantai selatan!".
Bimo memerintahkan semua anak buahnya segera naik di bagian belakang Jeep lalu tancap gas menuju hutan di pantai selatan Malang. Selama dalam perjalanan menuju hutan, Bimo mengingat-ingat jalan yang ada dalam mimpinya.
Setelah empat jam perjalanan, Bimo sampai di pinggir hutan. Dia memperhatikan sekitar hutan untuk memastikan bahwa tempat yang dituju sudah benar.
Setelah yakin Bimo masuk hutan melalui jalan setapak, lalu berhenti dan memarkirkan mobilnya di bagian tanah yang sedikit lapang. Ketiga anak buah Bimo menurunkan segala perbekalan, kemudian membangun tenda.
Suara burung, dan binatang liar dihutan itu menebarkan suasana mistis yang begitu kental. Tiga orang anak buah Bimo merinding mendengar suara-suara aneh dihutan.
"Kuggrug.. kuggrug..!" Kwak.. kwak.. kwok..!"
Suara-suara binatang riuh bersautan, tapi Bimo tidak gentar sama sekali. Dia terus menyusuri jalan setapak sambil siaga dengan senapan ditangan.
"Kresek.. kresek..!"
Bimo memeriksa suara di semak-semak tanpa menyadari sosok bocah berayun-ayun di atas kepalanya. Dia terus berjalan meskipun hatinya mulai tidak nyaman.
Situasinya menekan, anak buah Bimo merasakan banyak mata sedang mengawasi gerak-gerik mereka. Heru dan dua temannya berjalan rapat dibelakang Bimo sambil terus memperhatikan sekitar.
Hari semakin sore, hutan semakin gelap. Bimo mengikatkan senter kecil diujung bawah senapan dan senter lain tergantung di bahu. mereka terus berjalan sampai ke ujung hutan.
Kelelawar mulai terbang keluar dari sarang, suara lolongan binatang, terdengar dari kegelapan hutan. Bimo merasa mengenal pantai itu. Sinar bulan purnama kemerahan menerangi malam, debur ombak, dan angin kencang membaur menjadi satu.
Bimo menemukan gua persis sama dengan gambaran dalam mimpinya. Anak Buah Bimo langsung mengokang senapan, siaga untuk menembak, sedang satu orang lain mengambil sebuah batang kayu yang tergeletak di pasir.
"Her.. lihat patung batu itu, bentuknya persis sama dengan yang ada di mimpiku." Bimo sangat senang seakan-akan dia telah menemukan harta Karun. "Hey kalian berdua cepat ikat patung itu lalu kalian bawa naik ke atas mobil!"
"Trak.. kretak.. kresek.. kresek..!"
"Bos ada orang di gua ini, Agghr..aghr..!" bukan, itu pasti binatang buas bos!" Heru merasa tidak nyaman, suara itu membuat dia gentar. Heru mengarahkan lampu senter ke sekeliling ruangan gua dan sekelebat dia melihat sosok anak kecil yang lari mengendap-endap diantara batu besar.
"Hati-hati, sepertinya ada binatang buas di gua ini. Aji, Kenok kalian berdua bawa patung itu dan keluar dari gua ini sekarang juga!" Binatang buas itu biar aku dan Heru yang urus!"
"Door..door.. door.. !"
Tiba-tiba Heru melepaskan tembakan, dia melihat sosok kelelawar raksasa terbang menyambar, mengejutkan Bimo. "Lari..!" tinggalkan gua ini cepat..!!"
"Hihihi.. hihihhi.. sungguh lancang kalian!" terima kematianmu sekarang manusia..!" hihihi.. hihihi..!"
"Aghr.. aghr.. kembalikan Ibuku...!"
Aji, Kenok kalian cepat bawa patung itu ke mobil sekarang!" Aku akan menghalangi mahluk itu!"
"Door ... door... door..!" Aghk Bos tolong aku bos..!" aghk.. ampun.. sakit..!" Tolong..!" Heru mengerang kesakitan. Mahluk kecil berwajah tua menjambak rambut Heru, kemudian mencabik-cabik wajah dan tubuhnya.
Sementara Bimo terus menembaki mahluk kelelawar raksasa yang terbang menyambar. dia lari ke mulut gua sambil terus menembak.
"Gawat peluruku habis." Bimo berlari masuk ke dalam hutan, sementara mahluk kecil berwajah tua mengejarnya.
"Mahluk apa mereka itu, benar-benar mengerikan, untung saja aku berhasil melarikan diri sampai disini." Heru maaf, aku hanya ingin selamat." ujar Bimo dalam hati. Dia menarik nafas dan mengendap menuju tempat dimana ia memarkirkan mobilnya.
"Hahahaha.. hahahaha..." siapa yang bilang kalian akan selamat!" Kamu akan mati bos..!"
Hahahaha.. Ayo bos.. lari.. Dimas mau main bos..!" Bimo menoleh ke atas dan dia melihat mahluk itu..!" Akghk...!" Aji tolong..!" Kenok tolong aku...!"
"Nok itu suara Bos Bimo, cepat naikkan patungnya..!" Kita lari dari sini sekarang!" Ayo Nok cepat!" Aji dan Kenok sangat gugup, dia menyalakan mesin mobil, dengan tergesa-gesa, lalu segera meninggalkan hutan.
"Mau kemana paman?" ayo main petak umpet dengan Dimas paman!" hahahaha.. Lari.. Paman..!" cepat lari. Mahluk bernama Dimas itu berdiri menghadang tepat di tengah jalan.
"Tabrak saja Ji, cepat tabrak..!" Aji menekan pedal gas sekuat-kuatnya untuk menabrak sosok bocah kecil yang menghadang ditengah jalan.
Mahluk itu menyeringai, wajahnya yang menyeramkan membuat Aji dan Kenok ketakutan. Giginya yang tajam dibasahi darah segar Bimo. " Tancap gasnya Ji..!"
"Ngeng..ngeng...ngeng..!" ciiittt..!" bruaakk..!"
Mobil Jeep itu menabrak tebing dan oleng menyilang di jalanan. Darah Aji dan Kenok muncrat mengenai tubuh patung Laksmi dan tewas seketika.
Mahluk itu berlari menuju hutan karena matahari akan segera terbit. Sementara Jasad Aji dan Kenok dibiarkan saja dalam mobil yang menyilang di Jalan.
"Juragan ada kecelakaan didepan."
"Coba periksa Yus, apa masih ada yang selamat?"
" Sepertinya mereka baru saja tewas juragan." Di bak belakang saya lihat ada patung unik gan, sepertinya mobil ini punya orang yang suka barang antik. Jadi sekarang bagaimana juragan?"
Kalau gitu ayo pinggirkan mobil itu dulu, lalu pindahkan patung itu dibelakang, kita bawa dia pulang!" Lumayan dia bisa jadi penghias taman didekat kolam ikan ku!"
Kedua orang itu lalu mendorong mobil, dan memindahkan patung Laksmi ke mobil mereka, tanpa menghiraukan jasad Aji dan Kenok yang masih tergeletak di dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
MamiihLita
laksmi keluar dr sangkar
2021-09-02
2