Petaka di Gua Kalong

Sabtu Pagi Rasti berkunjung ke rumah Wanda. Dia ingin mengajaknya jalan-jalan ke pantai di wilayah Malang Selatan. Kebetulan saja dia berjumpa Ratmoko yang juga baru sampai di rumah Wanda.

"Halo Rat, apa kabar?" sudah lama?" Kamu tambah ganteng, ikut mbak jalan ke pantai mau nggak?" biar ramai. Rasti mengajak Ratmoko untuk bergabung dengan acara piknik yang diadakan pegawai universitas.

"Aduh bagaimana ya mbak, saya malu kalau harus bergabung dengan para dosen. Nggak enak, takut di omongi teman-teman, nanti di bilang cari muka lagi mbak." Ratmoko mencari alasan untuk menolak secara halus.

"Lho kok pada ngobrol di luar ayo masuk, ada apa mbak?" tumben dandan cantik begini, saya sampai pangling lho mbak." Wanda mengajak ke dua tamunya mengobrol di dalam.

"Saya mau ajak kamu sama Ratmoko ke pantai. Ada obyek wisata baru di wilayah laut selatan. Kata orang pantainya cantik, ada hutan juga di sekitar sana. Kalian berdua harus ikut biar seru.

Mereka bertiga akhirnya setuju untuk ikut acara para karyawan universitas. Tapi dalam hati Wanda terselip perasaan tidak nyaman. Rasa yang sama waktu dia nekat mengunjungi perkebunan teh.

Rasti memperhatikan bahasa tubuh Wanda, yang tampak tidak tenang. Sejak ia bercerita tentang peristiwa di Surabaya kepada Rasti waktu itu, Wanda memang sering gelisah. Itu kenapa Rasti mengajaknya ikut piknik.

Di saat para peserta piknik sedang bergembira dan bernyanyi Wanda seperti hilang dalam kesunyian, dia larut dalam lamunan tentang Laksmi dan Rahasia dibalik peristiwa yang melibatkan Ayahnya.

Wanda merasa ada yang janggal dengan kemarahan Laksmi. Menurut Ayahnya saat itu warga desa menyerang dan membunuh para serdadu kompeni. Tapi kenapa ayahnya justru diganggu arwah Laksmi yang dari namanya saja sudah bisa dipastikan dia adalah pribumi.

Pertanyaan itu menjadi teka-teki dalam otak Wanda. Dia berharap segera menemukan jawaban atas pertanyaannya itu. Jam sebelas siang Bus wisata universitas masuk di sebuah pantai yang indah.

Hanya ada mereka yang berwisata di pantai, semua orang sibuk menurunkan barang bawaan mereka, sedang Wanda malah asyik sendiri. Dia berjalan menyusuri pantai pasir putih, seakan sudah mengenal daerah di pantai itu.

Tidak ada yang menyadari kepergian Wanda sampai Rasti ingin membagikan minuman. "Lho Wanda?" Heh.. Rat kamu lihat Wanda tidak?" kemana anak itu. Tempat ini masih asing seharusnya dia tidak main terlalu jauh!"

"Biar saya saja yang cari dia mbak." Ratmoko meletakkan gitarnya lalu berdiri dan segera mencari keberadaan Wanda. "Wan.., Wanda..!" kamu dimana?" Mbak Rasti mencari mu." Ratmoko mengikuti jejak kaki Wanda sampai jauh ke ujung pantai.

Sementara Wanda berjalan seolah-olah ada sesuatu yang berbisik di telinganya. "Wanda.., kemari Wan..!" ayo kesini Wan..!" suara bisikan itu terdengar jelas ditelinga Wanda. Dia jalan mengikuti suara bagai sedang dihipnotis.

Wanda mulai mengenali tempat itu, dia pernah melihat batu karang besar di tepi pantai sama seperti dalam mimpinya. "Gua kalong pasti ada disekitar sini gumamnya dalam hati.

Rasti mulai gelisah, Ratmoko sudah lama mencari keberadaan Wanda tapi dia belum juga kembali. Akhirnya Rasti memanggil temannya untuk menemani mencari kedua mahasiswa itu. Dia khawatir mereka tersesat.

Ratmoko akhirnya bisa menemukan Wanda tengah berdiri tegak menatap bukit batu yang tingginya sekitar seratus meter. "Apa lagi yang diperbuat gadis aneh ini." Ratmoko menggerutu sendiri karena kesal.

Dengan ragu-ragu Wanda mulai mendekati mulut gua, ada segan dalam hatinya, tapi dia terus melangkah mendekati mulut gua. Ratmoko yang khawatir segera lari menyusul Wanda. Dia khawatir tempat itu adalah sarang binatang buas.

"Wanda..!" hey.. Wan..!" kamu mau apa ke sana? hati-hati barangkali itu sarang binatang buas, Wan..!" Aduh, anak itu menyusahkan saja!" Wanda seperti tuli, dia tidak menggubris teriakan Ratmoko.

Rasti dengan beberapa orang teman, bergegas mengejar badai suara Ratmoko yang berbaur dengan deru ombak pantai. Entah kenapa Rasti seperti mendapat firasat buruk. Dia berlari lebih kencang diikuti teman-temannya.

Gua itu lembab dan dingin Wanda melangkah masuk, tanpa sadar sepasang mata yang mengawasi langkahnya. Di dalam Wanda melihat seonggok batu menyerupai wanita yang sedang bersimpuh di tetesi air dari langit-langit gua.

Wanda kian penasaran, sebab bisikan ditelinganya sepertinya berasal dari patung batu itu. Wanda baru akan menyentuh kepala patung ketika Ratmoko menarik tangannya.

Sedangkan Rasti dengan enam temannya sudah berada didepan mulut gua, mereka takut untuk masuk, namun suara Ratmoko membuat Rasti punya keberanian untuk masuk dalam gua.

Beberapa kali kawanan kelelawar menyambar di atas kepala mereka. Rasti dan dua teman wanitanya sempat menjerit. Suaranya menggema, seakan membangunkan semua penghuni gua yang telah tertidur selama puluhan tahun.

"Wanda jangan sentuh batu itu, bahaya!" kita tidak tahu ada apa di batu itu!" Ratmoko coba menghalangi Laksmi yang menggapai kepala patung batu itu, tapi usahanya sia-sia Wanda terlanjur menyentuhnya.

Bagaikan Deja vu Wanda seperti flash back ke masa lalu, dia bagai berada di zaman Belanda.

Wanda melihat seorang wanita tengah berjuang melahirkan seorang bayi mungil, montok bermata biru. "Mulai sekarang nama mu adalah Laksmi Putri ku sayang".

Wanda melihat masa kecil Laksmi yang cantik, dengan mata biru, dan ribut berwarna kuning keemasan berlari kesana-kemari, di kejar seorang pria Belanda berkumis tebal. Gadis kecil itu tertawa girang saat pria Belanda itu menangkapnya.

Wanda juga melihat gadis itu tumbuh remaja dan jadi incaran mata laki-laki. Sampai dia menikah dengan dokter tampan, yang dipanggil Nico. Namun seketika potongan memory indah, tentang Laksmi berubah. Wanda menyaksikan pembantaian ada dimana-mana darah seperti genangan air, jerit tangis, dan bentakkan campur aduk Di kepala Wanda.

Mayat manusia saling menumpuk, gudang dibakar. Dan Wanda melihat Laksmi diburu para pria sampai di hutan, tubuhnya penuh luka. Wanda menjerit histeris mengejutkan semua orang yang berada di tempat itu.

"Akgh...Rat.. !" tolong wanita itu, tolong Laksmi Rat..!"

Jeritan Laksmi membuat Ratmoko bingung. Dia buru-buru menarik tangan Wanda dan memeluknya. "Sudah Wan, kamu aman dengan ku sekarang." Cup cupya sudah jangan nangis lagi, tentang kamu aman!"

Baru saja selesai bicara, Ratmoko, Wanda Rasti dan keenam temannya bisa mendengar suara tangisan, lalu sebentar kemudian berubah jadi cekikikan. Sosok anak kecil dengan wajah tua keluar dari balik batu besar. Giginya runcing sedang mulutnya dipenuhi tetesan darah segar, sepertinya

"Kakak..!" ayo main kak..!" aku sudah pandai menari sekarang!" hihihi... hihihi..."

Suara tawa mahluk kecil itu, sontak membuat semua orang terkejut, mereka berhamburan lari keluar gua. Naas dua orang teman kerja Rasti terjatuh.

"Akghk.. tolong..!" siapa saja tolong kami..!"

Ratmoko dan Wanda sempat berhenti, namun Rasti dengan teman-temannya melarang mereka berdua berhenti. "Lari, ayo lari jangan berhenti!" Salah seorang teman Rasti meminta agar semuanya segera lari masuk bus secepat-cepatnya.

"Pak.. supir jalan sekarang pak..!" ucap Rasti dengan nafas yang tersengal-sengal. Supir langsung menyalakan mesin mobil bus, segera meninggalkan pantai.

Keesokan harinya Kota Malang segera ramai, dihebohkan dengan berita penemuan potongan tubuh manusia di pasir tepi pantai. Polisi langsung menuju lokasi penemuan potongan tubuh manusia.

Pantai indah itu segera tenar, banyak orang ingin melihat tempat kejadian perkara, sementara Rasti dan teman-temannya membisu.

Mereka tidak berani bicara karena tidak akan ada orang yang percaya kalau potongan tubuh itu milik temannya yang dimangsa mahluk kecil buas berwajah tua mengerikan.

Polisi menutup kasus itu sebagai kasus kematian biasa, yang melibatkan serangan binatang buas.

Terpopuler

Comments

Penny Gouw

Penny Gouw

bagaimana klw ada flim ny ya.🤔
iiih sereemm 😀

2021-09-11

1

MamiihLita

MamiihLita

gilaaa seru bgd kmu bwt cerita kak.. menegangkan bgd aslii semangat yaa

2021-09-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!