Semenjak menjauh dari Magdalena Laksmi merasa sepi. Dia lebih sering menghabiskan waktu di tempat peribadatan, atau di sungai. Kadang bosan menyapa, tapi Laksmi tidak bisa berbuat apa-apa.
Magdalena sudah terlanjur pergi dari hidup Laksmi. Dia sudah menemukan keasyikannya sendiri. Ini membuat Laksmi merasa terasing. Tak ada hal seru lagi yang bisa dilakukan bersama-sama.
"Tuhan kenapa aku harus berbeda"
Pertanyaan itu mengganggu pikiran Laksmi setiap hari. Meskipun mengenakan gaun, dan mengenakan perhiasan mahal, dia tak lantas bisa masuk dalam pergaulan orang-orang Belanda, sedang bangsa sendiri terlanjur menciptakan jurang yang dalam antara mereka.
Adakalanya Magdalena memperhatikan Laksmi dari jarak jauh, dia kasihan tapi juga tidak mau mendekat lagi. Magdalena tahu alasan kenapa Laksmi menjauh, dan dia bisa mengerti keadaannya.
Magdalena hanya bisa mengawasi Laksmi dan mengancam siapapun yang berani melakukan hal buruk kepada Laksmi. Seperti hari ini Magdalena meminta sesuatu kepada Welly.
"Hay Welly kamu tahu anak angkat Menir Hansen?" Dia sahabat ku, beritahu semua teman-teman kamu agar tidak menggangu anak itu, atau orang tuanya akan bermasalah dengan Papaku!".
Diam-diam Magdalena meminta Welly untuk melindungi Laksmi dari kejahilan teman-temannya. Welly yang saat itu sedang jatuh cinta dengan sosok Magdalena, menuruti saja semua yang diinginkan.
"Teman-teman, kamu orang jangan pernah ganggu itu perempuan inlander, dia punya saya. Kalau ada yang berani, kalian akan berurusan dengan saya, faham!". Welly memastikan semua temannya tidak pernah menyentuh Laksmi sesuai permintaan Magdalena.
Magdalena cukup lega karena dia sudah berhasil menjaga Laksmi tanpa harus berteman lagi dengannya.
Hari-hari Laksmi jadi sangat membosankan, dia mulai malas datang ke sekolah. Beberapa kali suster dan pendeta datang kepada Menir Hansen untuk menanyakan perihal kenapa Laksmi tidak masuk sekolah.
Menir Hansen yang tidak tahu alasan Laksmi membolos sekolah selama beberapa hari, jadi kesal kepada Laksmi. Dia langsung memanggil Warsih untuk menegurnya.
"Warsih kenapa anakmu Laksmi tidak sekolah?" apa dia selamanya mau jadi orang bodoh?" apa kamu orang tidak punya cita-cita jadi wanita terhormat?" Menir Hansen mengungkapkan kekesalannya kepada Warsih.
Pelayan lain yang melihat kejadian itu merasa mendapat angin surga, mereka langsung bergosip di dapur membicarakan Warsih yang untuk pertama kalinya dia mendapatkan amarah Menir Hansen.
"Rasakan sekarang!" Sebentar lagi kamu pasti akan dibuang oleh Menir" Ujar mereka penuh kegembiraan. Senyum picik tergambar di raut wajah para pelayan yang iri pada Warsih.
Di kamar Warsih memarahi putrinya, dia sadar bahwa Menir Hansen benar. Laksmi harus jadi orang pintar agar bisa jadi wanita terhormat. Warsih ingin Laksmi mempunyai suami dari keluarga terpelajar dan terhormat, agar tidak dilecehkan seperti dirinya.
Esok hari Laksmi kembali ke sekolah, dan belajar lagi seperti biasa. Magdalena yang kesal karena tidak melihat Laksmi di sekolah selama beberapa hari, memelototinya dengan mata yang lebar dan senyum sinis, "heh pribumi kamu ini kenapa?" Jadi perempuan itu harus kuat, jangan menyerah dengan keadaan!".
Kenalkan ini Welly dia Belanda baik teman baru kita, kamu harus berteman dengan dia!" Ujar Magdalena sambil menarik baju Welly dan memaksanya untuk berkenalan dengan Laksmi.
"Namaku William Hans Dberg, panggil saja Welly, aku ketua anak-anak nakal di sekolah ini, kamu bisa mengandalkan aku mulai sekarang." Kita bertiga akan jadi teman yang baik!" Welly memperkenalkan diri dengan sombongnya.
"Aku Laksmi, salam kenal" Laksmi menjabat tangan Welly dengan malu-malu sementara Magdalena melirik Wajah Laksmi yang tersipu malu. Ney..Ney.. tidak boleh Laksmi, kamu tidak bisa jatuh cinta dengan Welly, dia pacar kedua ku!" Ucap Magdalena sambil tertawa genit.
Hari itu Laksmi kembali merasa bahagia karena Magdalena sudah kembali lagi berteman dengannya. Kebahagiaannya jadi lebih lengkap karena Laksmi baru saja mendapat satu teman bernama Welly.
Hari berikutnya sekolah sangat ramai, pendeta memperkenalkan seorang dokter muda dari Belanda. Namanya Nicolay Piter Hansen, dia dokter muda yang selama satu tahun ini bertugas di Batavia.
Wajah tampan Nicolay memikat semua gadis di sekolah, tak terkecuali Laksmi. Semua murid memuji wajahnya yang tampan.
Diam-diam Nicolay mencuri pandang wajah Laksmi, dia terpesona dengan kecantikan Laksmi yang eksotis. Menurutnya Laksmi unik karena memiliki wajah dan kulit, perpaduan Asia dan Eropa.
"Anak-anak ini Dokter Nicolay, sekarang dia bertugas disini untuk misi kemanusiaan, jika kalian ada keluhan kesehatan segera periksa jangan ragu."
"Dokter sepertinya saya mengalami gangguan di jantung, boleh periksa?" Luisa menggoda Nicolay sambil memegang dadanya.
Nicolay dengan polos memeriksa denyut nadi, detak jantung, dan pupil mata Luisa. " Tidak ada masalah, kamu baik-baik saja" ucapnya.
Tidak dokter saya tidak baik-baik saja, karena kamu sudah buat hati saya berdebar kencang, tidak normal Tuan dokter " Luisa menggoda Nicolay dengan gaya nakalnya yang khas. Sontak saja kelas menjadi ramai dengan tawa para gadis.
Nicolay tertunduk malu sambil memainkan hidungnya. Sedangkan Pendeta menggelengkan kepalanya, lalu mengajak Nicolay keluar kelas untuk mengenalkan kompleks sekolah, mulai ruang kelas, sampai klinik dan rumah ibadah.
Nicolay sempat bertanya banyak hal tentang ruang perawatan serta tenaga medis kepada pendeta, maklum saja saat itu kasus malaria dan wabah kolera sedang marak terjadi.
Setelah puas berkeliling kompleks sekolah, Nicolay diantar pendeta pulang ke rumahnya. Menir Hansen terkejut melihat kedatangan putra tertuanya.
"Nico, Apa kabar nak, kamu datang tidak beri kabar dulu sama Papa" Ah, kamu sudah dewasa dan tampan sekarang, maafkan Papa belum sempat berkunjung ke Batavia, kamu tahu sekarang sedang tidak aman, sering ada perampokan di kereta."
"Tidak apa-apa, saya bisa maklum dengan kesibukan Papa disini, Lagipula di Batavia juga sedang tidak aman. Saya datang kesini dengan pengawalan ketat dari tentara."
"Pemerintah kita sedang sibuk menghadapi pemberontakan dimana-mana, dan ada banyak biaya untuk perang." Nicolay sangat faham situasi yang terjadi, tapi sebagai dokter dia hanya fokus untuk menyelamatkan jiwa manusia demi kemanusiaan.
Ayah dan anak itu saling melepas Rindu lalu mengobrol bertiga dengan pendeta di beranda sementara itu Warsih menghidangkan kopi dan makanan ringan untuk mereka.
"Siapa pelayan cantik itu Papa?" sepertinya dia berbeda?" bersih, rapi, wangi. Apa dia benar pelayan disini?" Nicolay penasaran dengan Warsih, menurutnya wanita tiga puluh tiga tahun itu lebih pantas menjadi permaisuri raja Jawa daripada seorang pelayan.
"Anak muda hati-hati dengan pandangan matamu wanita itu punya Papa!" jangan coba ganggu-ganggu dia. Lagipula Warsih lebih tua sembilan tahun darimu Nico, jadi kamu lebih pantas dengan Nancy, Magdalena, atau putri Patricia. Menir Hansen khawatir dengan selera putranya yang unik.
"Hahaha.. hahahaha"
"Saya justru khawatir dengan selera kalian berdua, pantas saja Menir Hansen menolak jabatan menteri di kerajaan, rupanya Jawa lebih indah dari Nederland". Pendeta berolok-olok dengan selera wanita, Ayah dan anak itu.
Nicolay memalingkan pandangannya ke halaman rumah ketika Laksmi melintas sambil berdendang lagu berbahasa Belanda yang diajarkan oleh suster di sekolah.
"Ini pasti cocok dengan saya Papa" gumam Nicolay terpesona melihat Laksmi yang bernyanyi menuju dapur. "Gadis itu tinggal disini?" siapa dia Papa?" saya suka dengan gadis cantik itu!" Nicolay berdiri dari tempat duduknya mengikuti kemana suara Laksmi menghilang.
Menir Hansen dan Pendeta Fredrick geleng-geleng kepala melihat perilaku dokter muda itu. Dia begitu terus terang kepada Papanya. Nicolay bahkan tidak perduli jika Menir Hansen akan menentang seleranya.
"Hey anak muda dengar sini, Papa mau bicara!" kamu jangan macam-macam dengan Laksmi dia sudah seperti anak Papa, selayaknya Lasmi seperti adik bungsumu Nico, kasihan anak Warsih itu, dia tidak tahu siapa Ayahnya."
Menir Hansen menceritakan sedikit kisah pertemuannya dengan Warsih. Bagaimana seorang gadis tujuh belas tahun berkeliaran di jalan saat hujan deras dengan perut besar yang siap melahirkan.
Menir Hansen dan Pendeta yang menaruh iba lalu menampung Warsih dirumahnya. Beberapa hari kemudian dia melahirkan bayinya di rumah itu. Laksmi nama yang diberikan oleh Warsih, tanpa nama ayah, atau marga dibelakangnya.
Sejak digauli paksa seorang prajurit Belanda, Laksmi dibuang oleh keluarganya. Dia aib untuk orang tua dan warga desa. Itu sebabnya dia jadi lontang-lantung di jalan, hidup mengharap belas kasih orang.
Mendengar kisah hidup Warsih Nicolay jadi geram malu pada bangsanya sendiri. "Papa saya mau Laksmi jadi istri saya, dan Bapa tolong nikahkan kami." Tiba-tiba saja kata itu terlontar dari mulut Nicolay.
"Waw.. tenang anak muda kamu tidak bisa ambil keputusan dengan emosi, nanti kamu akan menyesal" Ucap Pendeta meredam keinginan Nicolay.
"Bapa Pendeta benar nak, lagipula kita tidak tahu apa Warsih dan Laksmi akan setuju, mereka orang Pribumi". Menir Hansen bicara dengan bijak kepada Nicolay.
Hari itu juga Nicolay memutuskan untuk merebut hati Warsih dan putrinya. Tekadnya Bulat ingin menikahi Laksmi apapun yang terjadi. Dia bahkan tidak takut bila Ratu Belanda yang adalah neneknya akan menghapus Nicolay dari daftar nama Bangsawan kelas satu di negerinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
MamiihLita
wow keren babang nico eheheee
2021-09-02
0