Tewasnya Warsih dan Menir Hansen

Suasana malam semakin tidak kondusif teriakan warga dan letusan senapan bersautan, pagar terus diguncang hingga mulai bengkok dan nyaris roboh.

"Bruaakk!"

Pintu pagar besi itu akhirnya roboh, Masyarakat gabungan dari beberapa desa langsung berhadapan dengan para jawara dan pengawal. Menir Hansen segera mengeluarkan pistol dan pedangnya untuk melakukan perlawanan bersama koleganya.

"Warsih kamu pergi sekarang, jangan keras kepala, saya tidak mau kamu menjadi korban sia-sia di rumah ini."

"Saya sudah lama menantikan saat seperti ini Menir, saya akan disini menemani Tuan sampai akhir. Mungkin ini adalah jalan untuk membalas semua kebaikan Menir Hansen kepada kami berdua." perkataan Warsih membuat Menir Hansen jadi terenyuh, dia memberikan pistol dan sebuah belati kepada Warsih untuk mempertahankan diri.

"Ibu, Papa, Laksmi ikut kalian saja!" jeritan tangis Laksmi mengiba, agar tetap bisa bersama dengan mertua dan Ibunya, tapi Wardi tetap menarik Laksmi pergi menembus sunyi malam yang gelap.

Di dalam rumah Warsih Menir Hansen dan para penjaga yang tersisa bertahan dengan amunisi terakhir. Warsih merasa hal buruk akan terjadi kepada mereka. Menir Hansen mengajak Warsih berdoa untuk terakhir kalinya.

"Warsih terima kasih kamu mau bersama saya dalam keadaan seperti ini, jika nanti saya punya kesempatan untuk hidup sekali lagi, saya mau punya seorang istri yang tabah seperti kamu."

"Menir Hansen, anda adalah orang terbaik yang dikirim Tuhan untuk menyelamatkan hidup kami, jika saja Tuhan memberikan umur panjang kepada kita, saya mau mendampingi Menir sampai akhir hayat."

"Bruak.., door...door.. door!"

Warga desa merangsek masuk mendobrak pintu ruang utama, para penjaga menembaki mereka dengan peluru yang tersisa, situasi jadi sangat kacau di rumah Menir Hansen. Mereka masuk merusak semua barang dan membunuh para penjaga.

"Mampus kalian semua dasar antek-antek kompeni!" Warga terus mengamuk membabi buta, para penjaga yang kalah jumlah kian terdesak.

Satu-persatu penjaga terbunuh dengan sadis, menyisakan Warsih dan Menir Hansen yang terus melakukan perlawanan dengan sebilah pedang ditangan kanan dan pistol ditangan kirinya

"Jleb.. jleb..jleb..!"

Tiga buah tusukkan golok menembus dada Menir Hansen. Dia roboh kelantai dengan memuntahkan darah segar di mulut dan sejumlah luka tusuk ditubuhnya. Warsih yang melihat tuannya ambruk bersimbah darah teriak histeris. "Menir Hansen..!"

Laksmi mengambil pedang dan menyerang warga semampunya. Dia terus mengayunkan pedang ke segala arah dan sempat melukai beberapa orang didekatnya.

"Bet..bet..jreb..jreb"

Tiba-tiba golok Kepala Desa menyabet lengan Warsih dua kali, disusul dengan tusukan dari seorang warga. Warsih jatuh bersimpuh dilantai kemudian sebuah tebasan keras mengarah ke lehernya.

"Bruak" seketika tubuh Warsih tergeletak di lantai dengan kepala yang terpisah. Darah membasahi lantai, namun sama sekali tidak membuat warga desa merasa ngeri atau jijik.

"Hey kalian temukan Laksmi sekarang, jangan sampai lolos. Dia pasti belum jauh dari tempat ini!" ujar kepala desa dengan wajah sadis.

Warga langsung berpencar memeriksa seisi rumah, tapi mereka tidak menemukan Laksmi di semua tempat. Beberapa orang melihat cahaya obor, lalu mengejar arah cahaya itu sampai di tengah perkebunan teh yang rimbun.

Wardi yang sadar cahaya obornya akan dilihat warga desa yang kala itu beringas ingin segera menangkap Laksmi, buru-buru mematikan obornya. Mereka mengendap perlahan tanpa cahaya.

"War aku lelah sebaiknya kamu pergi saja biarkan aku disini, selamatkan saja dirimu, aku pasrah kalau harus mati disini sekarang."

"Tidak Laksmi kamu harus kuat, senbentar lagi kita sampai di sungai, setelah itu kita akan masuk ke dalam hutan, disana kita pasti bisa sembunyi."

Wardi terus memompa semangat Laksmi yang sudah mulai putus asa. Dia berjuang sebisa mungkin menepati janjinya kepada Warsih, walaupun nyawa taruhannya.

Beberapa lama mereka menyusuri kebun teh yang sangat luas akhirnya Wardi dan Laksmi berhasil sampai di mulut sungai. Tidak disangka dua orang yang sedang mencari keberadaan Laksmi sudah berada disana.

"Kalau benar mereka akan bersembunyi di hutan, dia pasti akan lewat sini!" seorang warga sudah mengendus jalur pelarian Laksmi dan Wardi. Mereka menyisir sungai sambil berharap bisa menemukannya.

Setelah menyusuri sepanjang aliran sungai kedua orang itu tidak menemukan jejak Laksmi, mereka bersepakat untuk kembali ke rumah Menir Hansen untuk bergabung dengan warga lain.

Laksmi dan Wardi yang bersembunyi di balik rimbun semak belukar melihat mereka kembali ke atas melalui jalan setapak perkebunan, "sudah Aman, ayo Laksmi jalan lagi" Wardi mengajak Laksmi mengendap turun menuju aliran sungai.

"Akh.. aww.. sakit Wardi..!"

"Ssst jangan berteriak Laksmi, nanti mereka mendengar kita!" kamu tenang ya..!" tarik nafas pelan-pelan, lalu hembuskan."

Wardi menutup mulut Laksmi yang mengerang, kesakitan karena mengalami kontraksi. Dengan sabar dia membimbing Laksmi turun, ke aliran sungai. Tanpa mereka sadari dua orang yang tadinya sudah beranjak pergi dari tempat itu mendengar suara Laksmi.

Mereka bergegas kembali lagi ke tepi sungai dan melihat Wardi sedang menuntun Laksmi menyeberangi sungai, yang malam itu arusnya sedang deras.

"Tong...!" tong...!" tong...!"

Suara kentongan bersautan, mengundang perhatian orang-orang untuk segera pergi menuju aliran sungai. Wardi semakin resah dia menggandeng Laksmi dengan sedikit menyeret, sementara kedua orang itu berlari mendekati mereka yang sedang berusaha menyebrang.

"Heh Wardi tinggalkan perempuan itu, biar dia menjadi urusan kami, kamu pergi saja dari sini kalau ingin nyawamu selamat."

"Sombong kalian, Laksmi adalah majikan ku kalau kalian berani menyentuh kulitnya akan ku tebas leher kalian!"

"Hahahaha.. hahahaha..!"

"Bocah ingusan antek kompeni, sudah bosan hidup kamu rupanya, baiklah kami akan turuti mau mu, susul majikan mu ke neraka sekarang juga Wardi!" Dua orang warga itu menyerang Wardi dari dua arah.

Derasnya air sungai, membuat Wardi kesulitan untuk bertahan, beberapa kali dia harus jatuh bangun terpeleset karena terseret kerasnya arus sungai.

"Laksmi segeralah menyebrang sekarang, waktu mu tidak banyak. Cepat Laksmi sedikit lagi kamu akan sampai ditepi."

"Tapi Bagaimana dengan kamu Wardi?" saya tidak mungkin bisa bertahan tanpa kamu!"

"Jangan perdulikan aku Laksmi, apapun yang terjadi kamu harus bisa sampai diseberang sana, orang-orang ini akan aku urus!" Wardi terus menyerang kedua orang yang memburu mereka meskipun sebenarnya dia sudah mulai goyah.

"Kang cepat selesaikan saja bocah ini, kita harus menangkap wanita itu." Usai berkata salah seorang dari pria itu menebas Wardi yang terpeleset, dia langsung jatuh tersungkur dan tewas ditempat, sedang jasadnya langsung dibawa hanyut aliran sungai yang deras.

Setelah Wardi tewas, kedua orang itu segera mengejar Laksmi, mereka berusaha melawan arus sungai yang semakin deras.

Di sebrang, dengan susah payah Laksmi akhirnya bisa sampai ke tepi sungai, dia berlari masuk hutan menembus gelap malam tanpa arah. Dibelakangnya kedua pria itu berhasil menyusul.

"Kemana larinya perempuan itu, cepat sekali dia menghilang!" Tik nyalakan obor mu!"

"Maaf Kang Rusdi, obornya basah, terkena air sungai."

"Aduh Bagaimana ini?" kita hampir saja bisa menangkap wanita itu, aku ingin mencicipi tubuhnya sebelum ada orang lain yang menjamahnya!" Usahakan lagi Tik!"

"Baik Kang ini sedang aku usahakan"

Tak lama kemudian penduduk lain sampai di tepi hutan, cahaya obor menerangi gelapnya hutan. Dari balik belukar, Laksmi menahan suara tangisnya. Jantungnya berdegup kencang saat seorang pria berdiri tepat di dekatnya.

Pria itu mengayunkan goloknya menebas kesana-kemari tanpa disadari goloknya menggores bahu Laksmi. "Akh..!" Laksmi merintih tertahan. Pria itu menyarungkan goloknya lalu kembali dalam kelompoknya.

Malam itu sangat menegangkan untuk Laksmi dalam hatinya dia ingin menyerah saja, tapi dia terpaksa harus bertahan karena ada bayi dalam kandungannya.

Terpopuler

Comments

Teh lia

Teh lia

Bejat tega jahat sangattt jahat 😢😢😢

2022-05-07

0

MamiihLita

MamiihLita

seruuu bgd.. trs gmn nicol kak

2021-09-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!