Tampak Alice yang duduk di meja makan dengan raut wajah yang khawatir, di dalam hatinya dia bertanya-tanya apakah Tuan Kenzo melihat dirinya.
Sebagai profesi pembunuh bayaran Alice sudah sering bertemu dengan orang-orang seperti Tuan Kenzo, tapi melihat langsung kegiatan mereka sebagai seorang mafia ini yang pertama kalinya.
Karena Alice selalu mendekati targetnya hanya dalam hitungan sehari lalu membunuhnya.
Rasa penasaran Alice muncul.
"Sebenarnya semengerikan apa pria itu? kenapa dia cuman menampilkan sisi lembutnya dihadapanku." Batinnya.
Tiba-tiba ada yang mencengkram lengannya begitu keras sampai membuatnya kesakitan.
Ternyata Tuan Kenzo menyadari kalau orang itu Alice, dia menarik tubuh Alice berdiri dari kursinya.
"Kenapa kamu tidak berhati-hati!"
"Ada apa denganmu, lepaskan aku." Ucapnya tatapan yang tajam.
"Tanganmu berdarah tapi kamu tidak mengobatinya." Ucapnya marah.
"Kau menyakitiku." Ucapnya kesakitan.
Melihat wajah Alice yang kesakitan, dia langsung melepaskan cengkraman tangannya.
Tuan Kenzo tidak bisa mengontrol amarahnya saat melihat Alice terluka walaupun itu hanya goresan kecil di pergelangan tangannya.
Saat Alice menjatuhkan keramik itu, dia berusaha membersihkan pecahannya tapi karena terburu dan panik, pergelangan tangannya tidak sengaja tergores. Dia takut ketahuan langsung pergi begitu saja.
Tiba-tiba Tuan Kenzo berjalan dengan raut wajah yang penuh dengan amarah memukul tembok di belakang Alice berulang kali.
Alice melihat tangan Tuan Kenzo berdarah menarik tangan Tuan Kenzo.
"Apa yang kau lakukan, tanganmu berdarah!" Ucapnya panik.
Tuan Kenzo terus memukul tembok karena dia merasa harus menghukum dirinya karena telah menyakiti Alice.
"Hentikan! kau sudah gila." Teriaknya.
Alice memeluk Tuan Kenzo yang terus mencoba menyakiti dirinya.
"Hentikan."
Tuan Kenzo menghentikan menyakiti dirinya.
"Maaf akua, tidak bermaksud menyakitimu." Ucapnya sedih.
Alice langsung melepaskan pelukannya,
"Kenapa aku memeluknya?" Batinnya.
"Kau tidak perlu memikirkan aku, pikirkan saja dirimu. Kau menyakiti dirimu karena hal sepele."
"Itu bukan hal sepele, aku seharusnya tidak menyakitimu. Aku minta maaf." Ucapnya sedih.
"Tidak perlu minta maaf, ini cuman memar. Besok juga sembuh."
Tuan Kenzo tiba-tiba berteriak.
"Pelayan bawakan Kotak P3K kemari."
"Tidak bisa, kita harus mengobatinya." Ucapnya menarik tangan Alice duduk kursi meja makan.
Sedangkan Tuan Kenzo jongkok di hadapan Alice dengan raut wajan yang bersalah.
"Tunjukan tangan kirimu."
Alice menunjukkan tangannya dengan bersamaan pelayan rumah datang membawa kotak P3K, dia memberikannya pada Tuan Kenzo.
Tuan Kenzo mengambil kapas lalu membersihkan darah di pergelangan tangan Alice. Setelah memberikan obat, dia menempelkan plester.
Tuan Kenzo berdiri memberikan salep di lengan Alice sambil meniupnya.
"Sudah, tidak perlu kau tiup lagi." Ucapnya menarik tangannya dari Tuan Kenzo.
"Duduk disini, sekarang gantian aku yang akan mengobati tanganmu." Ucapnya menarik tangan Tuan Kenzo yang terluka.
"Kau, tolong ambilkan kotak P3K itu." Ucapnya menyuruh pelayan yang berdiri disamping meja makan.
Pelayan itu bergegas mengambil kotak P3K dan meletakkan di samping Alice.
Alice membersihkan darah yang ada di jari Tuan Kenzo, lalu memberikan plester luka-luka di jarinya.
"Seharusnya kamu tidak perlu lari, aku tidak akan memarahimu."
"Tidak perlu bahas itu lagi."
"Apa kamu takut padaku?" ucapnya sedih.
"Tidak, aku pembunuh bayaran sudah banyak membunuh orang. Hal seperti itu tidak akan membuatku takut."
"Hanya saja kau selalu menunjukan sikap baikmu padaku, aku lebih takut dengan itu." Batinnya
"Apa kamu masih ingin membunuhku?" ucapnya dengan nada yang serius.
Alice seketika terdiam, Tuan Kenzo bertanya untuk kedua kalinya dengan wajah yang serius.
"Apa kau masih menginginkan nyawaku?"
"Itu tugasku, maka akan ku selesaikan!"
"Aku akan memberikan padamu, jika itu membuatmu bahagia." Ucapnya tersenyum.
Mendengar perkataan itu, di dalam dirinya muncul rasa bersalah.
"Apa ini, kenapa dia dengan mudahnya memberikan nyawa begitu saja." Batinnya
Pelayan yang berdiri tidak jauh dari mereka, merasa jengkel mendengar perkataan Alice.
"Wanita tidak tau diri, bisa-bisanya dia ingin membunuh Tuan Kenzo. Padahal Tuan Kenzo sudah sangat baik padanya, dia beruntung punya wajah mirip dengan Nona Jesslyn. Jadi Tuan masih berbaik hati padanya. Dasar wanita tidak tau terima kasih."
🌹🌹🌹
Di kediaman rumah Tuan Braden.
Tampak Tuan Braden sedang duduk di sofa sembari mengusap pistolnya, membersihkan debu yang menempel.
Salah satu anak buahnya datang menghampirinya.
"Tuan, Apartemen wanita itu kosong, saat kami ke sana sepertinya ada orang yang habis datang mengacak ngacak apartemen wanita itu."
Tuan Braden memerintahkan anak buahnya untuk pergi mencari Alice di Apartemennya tadi pagi.
"Berarti wanita itu masih bersama Tuan Kenzo!"
"Lalu apa yang harus kami lakukan Tuan?"
"Kita tunggu mereka keluar dari kandangnya."
"Secepatnya pasti kita akan bertemu lagi!" Ucapnya dengan percaya diri yang tinggi.
Bersambung.
Jangan Lupa dukung author dengan cara😊
- Like
- Komentar
- Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Amelin Kwok
next
2021-08-31
0
mamixfonda
pembantu tidak sopan.. sukanya nguping majikan.. 🤭🤭😀
2021-08-31
5