Keesokan paginya.
Tampak Tuan Kenzo yang tertidur pulas menyandarkan kepalanya di tempat tidur Alice sambil memegang tangan Alice.
Sepanjang malam Tuan Kenzo terus menggenggam tangan Alice, sedetikpun dia tidak melepaskan genggaman tangannya.
Dia ingin saat Alice bangun yang pertama kali dilihatnya adalah dia.
Kedua kelopak mata Alice bergerak, dengan perlahan Alice membuka matanya. Saat dia membuka matanya penglihatan tidak begitu jelas.
"Aku di mana?" ucapnya pusing.
Tuan Kenzo yang mendengar suara Alice sontak terbangun.
"Kamu di rumah sakit!" ucap Kenzo tersenyum.
"Rumah sakit?" ucapnya bingung.
Alice mengingat kembali yang terjadi sebelum dia ada di rumah sakit.
"Astaga!" ucapnya memegang kepalanya pusing.
"Aku harus sudah membunuh orang itu!" ucapnya kesal.
Alice belum menyadari kehadiran Tuan Kenzo disisinya.
"Siapa yang kamu mau bunuh?"
Alice langsung memalingkan wajahnya ke samping menatap Tuan Kenzo.
"Kau?" ucapnya terkejut.
"Kenapa pria ini ada disini," batinnya.
"Jangan banyak bergerak, aku akan segera kembali!" ucapnya beranjak berdiri berlari keluar.
Alice langsung duduk melipat kakinya diatas tempat tidur.
"Kenapa pria itu tidak membiarkan ku mati?" ucapnya bingung.
Alice dibuat bingung dengan targetnya, ini pertama kali dia melihat ada orang yang menyelamatkan orang sudah berusaha membunuhnya.
Alice yang panik mendapat perlakuan baik dari targetnya, mencopot selang infusnya dengan paksa.
"Aku harus pergi dari sini," ucapnya beranjak turun dari tempat tidur.
Saat Alice berjalan keluar, di depan pintu dia melihat Tuan Kenzo bersama Dokter yang berjalan menuju ke kamarnya.
Alice semakin panik.
"Bagaimana ini, aku tidak mungkin keluar sekarang." Ucapnya berputar-putar mencari ide.
Dia melihat jendela terbuka langsung berlari kesana. Alice berniat melarikan diri lewat jendela.
"Gila tinggi banget!" ucapnya melotot ke bawah.
Kamar Alice terletak di lantai 15.
Karena tidak pilihan lain Alice keluar lewat jendela.
Dia menurunkan kakinya di sela-sela dinding luar jendela dan menempelkan dirinya.
Tiupan angin yang kencang membuat baju dan rambut Alice berterbangan.
"Bagaimana caranya aku bisa turun." ucapnya bingung melirik kanan kirinya.
Jarak antara Jendela satu dengan jendela lainya sangat jauh dan untuk jendela di bawahnya tidak ada pijakan untuk bisa melangkahkan kakinya ke bawah.
Alice hanya bisa berpegang disela-sela jendela dan dinding.
"Aku harus bertahan sampai mereka pergi dari kamar itu!" ucapnya, menahan tubuhnya di dinding.
Di kamar Alice.
Tuan Kenzo yang masuk bersama Dokter terkejut melihat kamar Alice kosong.
"Dia pergi ke mana!" ucapnya menarik kerah baju Dokter disampingnya dengan tatapan tajam.
"Aku juga tidak tahu Tuan, kita masuk bersamaan." ucapnya bingung.
Tuan Kenzo melepaskan tangannya dari kerah baju Dokter itu.
"Tutup semua jalan keluar dari rumah sakit ini, aku tidak mau tahu kalian harus menemukannya!" ucapnya marah.
"Baik Tuan."
Dokter itu yang ketakutan langsung berlari keluar untuk memberitahu keamanan rumah sakit menutup semua jalan keluar rumah sakit dan mencari dimana keberadaan Alice.
Sedangkan Tuan Kenzo masuk ke dalam kamar mencari Alice diseluruh ruangan sampai di dalam kamar mandi.
Alarm rumah sakit berbunyi setelah Dokter itu memberitahu ke pihak keamanan rumah sakit.
Semua security di rumah sakit itu memencar di seluruh jalan keluar dari rumah sakit mencari keberadaan Alice.
Alice yang sudah tidak mendengar suara apapun dari kamarnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Dia melangkahkan kakinya.
Tiba-tiba...
"Aaaaahh." Teriak Alice bergelantungan di jendela.
Saat Alice melangkahkan kakinya, ujung kaki tiba-tiba terpeleset membuat dia hampir terjatuh dari lantai 25. Untung saja di kedua tangannya masih bisa meraih pinggiran jendela.
Tuan Kenzo berada di kamar mandi mendengar suara teriakan langsung berlari keluar dengan tergesa-gesa.
Dia melihat ada jari-jari tangan yang bertahan di pinggir jendela langsung berlari ke sana.
"Apa yang kamu lakukan di sana?" Ucapnya panik melihat Alice bergelantungan.
"Main petak umpet!" ucapnya nada suara yang tinggi.
"Main petak umpet sama siapa?" ucapnya bingung.
"Bukan bodoh!, aku mau pergi dari sini." Ucapnya kesal.
"Ngapain kau menatapku seperti itu, cepat tarik aku. Tanganku sudah tidak kuat bertahan," ucapnya kesal.
Tuan Kenzo langsung menarik kedua tangan Alice dengan sekuat tenaga dia berusaha mengangkat tubuh Alice masuk ke dalam kamar.
Akhirnya Tuan Kenzo berhasil menyelamatkan Alice, dia langsung memeluk tubuh Alice dengan erat.
"Jangan lakukan itu lagi, aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu." Ucapnya memeluk Alice.
Dengan raut wajah bingung dia bertanya-tanya ada apa dengan pria ini.
Alice mendorong Tuan Kenzo.
"Kau gila?" ucapnya marah karena Tuan Kenzo yang memeluknya tiba-tiba.
"Ngapain kau peluk-peluk!" ucapnya marah dengan tatapan tajam.
Tuan Kenzo menarik tangan Alice duduk di atas tempat tidur.
"Duduk disini," ucapnya menyuruh Alice duduk.
Tuan Kenzo duduk kursi menghadap Alice.
"Tunjukan telapak tanganmu!" ucapnya menatap Alice.
"Untuk apa?"
Tuan Kenzo langsung menarik kedua tangan Alice, dia mempertemukan kedua sisi telapak tangan Alice. Lalu mencium kedua telapak tangan Alice.
Alice terkejut mendapat perlakukan seperti langsung nampar Tuan Kenzo dengan keras.
...Plank!!!...
"Kau gila!" ucapnya marah.
Tangan Alice mendarat dengan sempurna, tampak pipi Tuan Kenzo yang memerah.
Tuan Kenzo tidak marah, dia malah tersenyum melihat wajah Alice yang marah.
Alice semakin bingung melihat pria di depannya.
Tuan kenzo kembali menarik kedua tangan Alice.
"Tanganmu sampai merah seperti ini, aku minta maaf." ucapnya sambil meniup kedua telapak tangan Alice.
"Sepertinya pria ini sakit jiwa, aku baru saja menamparnya tapi dia malah minta maaf." Batinnya.
"Jangan pergi lagi dariku," ucapnya, meletakkan kepalanya di paha Alice.
"Pria ini seperti anak kecil," batinnya.
Alice terlihat bingung dengan sikap manis yang ditunjukkan Tuan Kenzo padanya.
Ini pertama kalinya dia melihat pria yang merendah di hadapannya.
Semua pria yang dia temui selalu menganggap dirinya lebih tinggi daripada derajat wanita.
Karena Alice yang besar dilingkungan kurang baik dia belum pernah merasakan perlakukan baik didalam hidupnya.
Saat Alice sudah ditemukan, pihak rumah sakit masih sibuk mencari Alice di seluruh ruangan di rumah sakit.
Mereka semua panik mencari Alice, padahal Alice sudah berada di kamar bersama Tuan Kenzo.
Saat Tuan Kenzo sedang asik berbaring di paha Alice, dia dikaget dengan Dokter yang datang dengan terburu-buru bersama beberapa security.
"Tuan kami tidak menemukan wanita itu," ucapnya berdiri di depan pintu kamar Alice.
Dokter dan Security terkejut melihat Alice sudah ada dikamarnya.
Tuan Kenzo beranjak bangun dari paha Alice, dia pergi menarik Dokter itu masuk ke dalam kamar.
"Dokter sudah ada disini, jadi cepat periksa keadaannya. Tadi dia hampir jatuh dari jendela, Dokter juga harus periksa jari tangannya. Aku tidak mau terjadi sesuatu dengannya," ucapnya.
Tampak wajah Dokter itu kebingungan.
"Kenapa Dokter diam saja, cepat periksa!" ucapnya marah.
"Kau kenapa berteriak seperti itu, dia itu dokter. Kau tidak perlu memberitahu tugasnya, dia sudah tahu harus berbuat apa. Lebih baik kau diam!" Ucap Alice dengan tatapan tajam.
Seketika Tuan Kenzo langsung terdiam mengikuti apa yang dikatakan Alice.
Bersambung.
Jangan Lupa dukung author dengan cara😊
- Like
- Komentar
- Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ervin Cah
lanjut
2021-08-23
0
Resi Ratu
lanjut thor
2021-08-22
0