Taman rumah sakit.
Terlihat Alice berjemur di bawah sinar matahari bersama Tuan Kenzo yang berdiri di belakang kursi rodanya.
Di hadapan mereka ada seorang anak kecil yang sedang bermain bersama ibunya.
Alice melihat keakraban anak itu bersama ibunya membuat hatinya tersentuh sampai dia meneteskan air matanya.
Alice hampir tidak pernah mengeluarkan air matanya. Hatinya mudah tersentuh apabila berkaitan dengan orang tua.
Karena dihidup Alice tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua.
Dari dia kecil dia tidak tahu siapa orang tuanya, jadi Alice tau bagaimana rasanya punya orang tua.
"Apa kau punya orang tua?" ucap Alice sedih.
"Punya tapi mereka sudah tidak ada. Memangnya kenapa?"
"Apa mereka menyayangimu?"
"Mereka sangat menyayangiku seperti anak kandung sendiri."
"Maksudnya kau punya orang tua angkat?"
"Iya, setelah Ayahku meninggal. Aku ikut bersama wanita bernama Tania, dia adalah ibu angkatku yang menikah dengan ayahku. Aku sangat menyayanginya seperti ibu kandungku sendiri, dia seperti malaikat bagiku. Aku mencintainya dari apapun yang aku miliki didunia ini. Setelah 1 tahun kepergian Ayahku, Ibuku menikah dengan pria yang bernama Denis, pria ini satu-satunya pria dicintai ibuku. Dia juga sangat menyayangiku sepertinya anaknya. Aku sangat bahagia mereka bisa bersatu karena aku tau bagaimana perjuangan mereka agar bisa bersatu, sebelum menikah dengan Ayahku dia selalu menangisi pria itu. Saat itu aku tidak mengerti apa yang dirasakannya, tapi sekarang aku mengerti semuanya. Aku bahagia punya mereka hidupku."
"Ternyata kau punya banyak orang tua yang mencintaimu, tidak seperti diriku."
Mendengar nada suara Alice yang sedih, Tuan Kenzo berjalan ke depan Alice.
Dia jongkok di hadapan Alice sambil memegang tangan Alice.
"Kamu tidak perlu sedih, masih ada aku yang akan selalu mencintaimu disini."
Alice merasa ada yang aneh di hatinya menarik tangannya dari genggaman Tuan Kenzo.
Dengan raut wajah yang malu Alice memalingkan wajahnya.
"Tidak perlu!"
"Aku mau kembali ke kamar."
"Baiklah kita akan kembali, kamu jangan sedih lagi."
Tuan Kenzo memutar kursi roda Alice berjalan membawanya kembali ke dalam rumah sakit.
Saat mereka di lantai satu menuju ke lift, ada salah satu suster yang melewati mereka membawa dos besar yang isinya berbagai macam obat didalamnya.
Suster itu tidak sengaja menjatuh dos yang dia pegang kearah Alice.
Tuan Kenzo langsung melindungi kepala Alice dengan membungkukkan badannya memeluk Alice.
Hal hasil dos itu mengenai badan Tuan Kenzo.
"Maafkan saya Tuan dan Nona." Ucapnya menundukkan kepala, merasa bersalah.
"Kau ini bisa kerja atau enggak. Kalau dos ini mengenainya, kau mau menggantinya dengan nyawamu!" ucapnya marah dengan tatapan yang tajam.
"Maafkan saya Tuan, saya tidak sengaja." Ucapnya ketakutan.
"Di mana kepala rumah sakit ini!" teriaknya marah.
Semua orang mendengar teriakan Tuan Kenzo, sontak mereka langsung melirik ke arah mereka.
Alice yang melihat orang-orang menatapnya langsung meneriaki Tuan Kenzo.
"Stop!"
Seketika semua orang membalik melihat ke arah Alice.
"Kau ini kenapa, dia sudah minta maaf. Lagi pula dos itu tidak mengenaiku, jangan memperpanjang masalah." Ucapnya marah.
"Baiklah aku minta maaf." Ucapnya mencium kepala Alice.
"Kenapa kau minta maaf padaku, minta maaf padanya."
"Aku minta maaf, kau bisa pergi dari sini." Ucapnya terpaksa
Anak buahnya yang ikut bersamanya terkejut melihat Tuan kenzo meminta maaf ke orang membuatnya terkejut.
Karena dia tahu Tuan Kenzo tidak pernah mengeluarkan kata kata itu.
Itu semua hanya demi Alice.
"Seharusnya aku yang minta maaf Nona, ini kesalahan saya."
"Aku sudah memaafkanmu, sebaiknya kau pergi sebelum aku berubah pikiran!"
Suster itu merapikan obat-obat yang berserakan di lantai kembali ke dalam dos.
Sedangkan Tuan Kenzo dan Alice pergi ke dalam lift.
Setibanya di lantai 15 Tuan Kenzo mendorong kursi roda Alice keluar dari lift.
Mereka langsung pergi ke kamarnya.
Saat mereka keluar dari lift ada satu pria berpakaian perawat memperhatikan mereka.
Perawat itu pergi ke arah yang berbeda dari mereka. Dia berhenti di lorong sebelah lift.
Tampak pria itu menelpon seseorang.
"Hallo Tuan wanita itu memang sedang bersama Tuan Kenzo."
Ternyata pria itu adalah anak buah Tuan Braden.
"Bagaimana kondisi wanita itu?"
"Keadaannya sudah membaik, baru saja tadi Tuan Kenzo membawa wanita itu jalan-jalan keluar. Dia juga mendapat perhatian lebih dari Tuan Kenzo, Tuan Kenzo memperlakukan wanita itu seperti selayaknya seorang kekasih."
"Kau sekarang bisa kembali, kita tidak boleh terlalu sering muncul disekitar mereka. Itu bisa membuat kita dalam bahaya."
"Baik Tuan."
Setelah memberitahu Tuan Braden anak buahnya meninggalkan rumah sakit.
Di depan pintu kamar Alice.
Tampak wajah Alice terkejut tengah mati setelah dia membuka pintu kamarnya.
Dia melihat seorang pria tampan umurnya lebih muda darinya sedang bercumbu di atas tempat tidurnya.
Sontak Alice berteriak.
"Apa yang kalian lakukan di tempat tidurku, dan kalian berdua itu siapa, seenak jidat kalian berbuat seperti itu di tempat tidurku." Ucapnya marah,
Sontak pria dan wanita itu turun dari tempat tidur Alice.
Pria itu langsung menghampiri Alice yang marah.
"Ternyata wanita ini yang membuat kau tidak pulang semalam." Ucap Leon.
"Kakak iparku ternyata cantik juga," ucapnya tersenyum.
"Kakak ipar?" bingung.
"Iya kakak ipar, kau itu pacar Kenzo kan!"
"Sejak kapan aku pacaran dengan pria sinting ini!" kesal.
"Ada apa ini Kenzo, dia tidak mengakuimu." tertawa.
"Hentikan Leon, jangan membuatku marah!"
"Baiklah, terserah kalian mau menyebut hubungan kalian apa."
Leon berbalik pergi ke sofa bersama pacarnya.
Tuan Kenzo mendorong masuk kursi roda Alice ke dalam kamar.
Dia menggendong Alice kembali ke tempat tidurnya.
"Kamu mau minum?"
Tuan Kenzo menawarkan botol air mineral yang dia ambil dari meja samping tempat tidur.
"Aku sedang tidak haus."
Tuan Kenzo berjalan pergi ke sofa, dia duduk di sofa yang berhadapan dengan Leon.
"Kenapa kau datang kesini?"
"Ya aku mau datang lihat wanita seperti apa yang membuatmu tidak pulang ke rumah."
Alice yang penasaran dengan pria yang duduk di sofa, bertanya pada Tuan Kenzo.
"Dia siapa?"
"Dia kerabatku, anak dari pamanku."
"Salam kenal kakak ipar, kakak bisa memanggilku Leon." Ucapnya tersenyum.
"Wanita disampingmu itu, pacarmu?"
"Kakak bisa menilainya sendiri dari kejadian tadi."
Dari kejadian tadi Alice menyimpulkan kalau wanita itu memang kekasihnya.
"Sudahlah kalian bicara saja, aku mau tidur."
Alice membaringkan tubuhnya membelakangi mereka.
Di dalam hati Leon, Alice mempunyai wajah sangat mirip dengan Jesslyn.
Itu alasannya kenapa pamannya itu bisa ramah dan sebaik itu dihadapan wanita itu.
Bahkan nada bicara dan kata yang diucapkan pamannya itu lebih terlihat sopan saat berbicara dengan Alice.
Itu sangat jelas saat pamannya mengeluarkan kata kamu, saat dia berbicara pada Alice.
Alice belum tau bagaimana sifat kejam yang dimiliki pamannya.
Alice beruntung melihat sikap baik pamannya, kalau dia melihat sikap kejamnya.
Mungkin Alice tidak akan terlihat setenang ini.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Misrohah Mamanya Nouval
semangat thor lanjut ceritanya semakin menarik
2022-10-22
0
Amelin Kwok
Next
2021-08-25
0
Resi Ratu
lanjutkan thor
2021-08-24
0