EPISODE 10

Rumah Tuan Kenzo.

Tampak Alice terbaring di atas tempat tidur dengan selimut yang menutupi setengah badannya.

Kamar yang ditempati Alice terlihat sangat mewah dengan ukuran yang sangat besar.

Warna perpaduan antara putih dan warna peach menghiasi tembok kamar itu.

Dari furniture yang ada di dalam kamar itu, jelas kamar ini milik seorang wanita.

Alice terbagun dengan kondisi kepala yang pusing,

"Di mana ini?"

Alice bingung melihat dirinya sudah ada di dalam kamar.

Dia beranjak turun dari kamar masih mengenakan baju rumah sakit.

Alice berlari ke pintu, dia mencoba membuka pintu kamar itu, tapi tampaknya kamar itu terkunci.

"Sial, dia mengunci pintunya." Ucapnya menghantamkan tangannya ke pintu.

Alice berlari ke jendela yang berdampingan dengan tempat tidurnya.

Dia membuka tirai jendela, tapi jendela itu juga tertutup dan dari kaca jendela Alice melihat banyak pria berdiri dibawah.

Mereka semua ditugaskan untuk berjaga-jaga, jika Alice mau melarikan diri lewat jendela.

Alice duduk di tempat tidur, memikirkan cara lain agar dia bisa keluar dari kamar ini.

Di melihat sekelilingnya tidak ada cela untuk bisa keluar dari kamar itu.

Alice tidak putus asa dia berdiri tempat tidur mencari cara agar dia bisa keluar.

Dia berkeliling mencari cela.

Alice berdiri di belakang lemari buku, dia terlihat kebingungan mencari jalan.

Tanpa dia sadari, Alice menggerakan salah satu buku. Saat dia menyandarkan tubuhnya ke lemari di belakangnya.

Tiba-tiba lemari itu berputar membawanya ke balik lemari itu.

Wajah Alice tercengang melihat dirinya sekarang berada dikamar yang berbeda.

Alice tiba-tiba berteriak.

"Aaahh!!!"

Dia terkejut melihat Tuan Kenzo keluar dari kamar mandi dengan handuk putih yang melilit diperutnya.

Dia tidak menyangka kamar itu milik Tuan Kenzo.

Tuan Kenzo berjalan berjalan menghampiri Alice dengan tatapan mata yang tajam.

"Kamu menemukan jalan yang salah!"

Tuan Kenzo berdiri di hadapan Alice.

Saat Alice mau menyingkir dari hadapan Tuan Kenzo, kedua tangan Tuan Kenzo menahannya dari kedua sisi.

Tuan Kenzo mendekatkan wajahnya seperti mau mencium Alice.

"Menurutmu, apa yang aku pikirkan sekarang." Berbisik di telinga Alice.

Alice langsung mendorong tubuh Tuan Kenzo menjauh darinya.

"Pria sinting, kalau kau berani menyentuhku. Aku tidak akan segan-segan menghancurkan masa depanmu itu." Ucapnya marah dengan nada suara yang serius.

Tuan Kenzo perlahan mendekati Alice.

"Jangan mendekat! aku tidak akan ragu-ragu motongnya." Teriak.

"Memangnya kamu berani memegangnya?" ucapnya dengan tatapan yang tajam.

"Berani!" ucapnya dengan lantang.

Walaupun sebenarnya Alice tidak berani, dia cuman asal ngomong.

Tuan Kenzo semakin dekat dengan Alice.

"Silakan kalau kamu memang berani." Ucapnya menantang Alice.

"Apa perlu aku membantumu membukanya!" ucapnya menatap Alice.

"Pria ini benar-benar sinting." Batinnya.

"Kenapa kamu diam?"

Tiba-tiba Alice mengangkat lututnya menendang ke arah alat vital Tuan Kenzo, tapi tangan kiri Tuan kenzo menahan lutut Alice.

"Aku tidak akan menyentuhmu!" ucapnya menarik tangan Alice.

Dia membawa Alice duduk di tempat tidurnya.

"Duduk dengan tenang disini!"

Alice mengikuti perkataan Tuan Kenzo.

Tuan kenzo pergi ke suatu ruangan yang terpisah dari kamar tidurnya.

Alice tampak ketakutan dengan jantung berdebar dengan cepat.

Dia pikir Tuan Kenzo mau berbuat yang tidak-tidak padanya.

Saat Alice sudah duduk terlalu lama menunggu Tuan Kenzo, tiba-tiba terbesit pikirannya untuk lari di kamar itu.

"Ini kesempatan bagus, aku harus kabur dari sini."

Alice beranjak berdiri, berjalan mengendap-ngendap ke pintu.

Dia mencoba membuka pintu, tapi pintunya juga terkunci.

"Tidak ada yang bisa membukanya selain aku!"

Alice terkejut mendengar suara Tuan Kenzo, dia berbalik kebelakang.

Tuan Kenzo berjalan mendekat ke Alice.

Dia berdiri di samping Alice.

"Pintu ini hanya bisa dibuka menggunakan sidik jariku."  Ucapnya sambil menempelkan jempolnya di samping pegangan pintu.

Tuan Kenzo membuka pintu, menarik tangan Alice keluar kamar.

"Kau mau kemana?" ucapnya mengikuti dari belakang.

"Kita akan turun makan malam."

Tuan Kenzo membawa Alice menuruni tangga ke lantai satu.

Mereka berjalan ke arah samping tangga, dimana ruang itu menuju ke meja makan.

Di meja makan tampak ada satu pelayan wanita berdiri disamping menunggu kedatangan mereka.

Di atas meja, terlihat sudah banyak makan yang baru saja selesai dimasak.

Aroma lezat dari makan itu sudah tercium oleh Alice sebelum sampai di meja makan.

"Duduk dan makan dengan tenang."

Tuan Kenzo menarikkan kursi samping yang berdekatan dengannya.

Alice duduk hanya menatap makan yang ada dihadapannya.

"Perutmu tidak akan terisi kalau kamu hanya menatapnya." Ucapnya tatapan tajam.

"Apa perlu aku menyuapimu?"

"Tidak perlu aku masih punya tangan!"

Dari pada Tuan Kenzo yang menyuapinya, Alice terpaksa makan walaupun sebenarnya selera makanya sudah hilang.

Setelah mereka selesai makan Tuan Kenzo memberikan kantong obat yang diberikan Dokter.

"Minum obatmu," ucapnya meletakkan obat itu di samping piring Alice.

Tanpa berkata-kata apa Alice langsung meminum obatnya.

"Kapan aku bisa kembali ke kamarku."

Tuan Kenzo langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Ayo!" ucapnya mengacungkan tangan di hadapan Alice.

"Kau perlu tidak menuntunku, aku tidak buta." Ucapnya sinis.

Alice melewati Tuan Kenzo begitu saja.

Tuan Kenzo menarik kembali tangannya dengan raut wajah yang kesal mengantar Alice kembali ke kamarnya.

Letak kamar Alice berdampingan dengan kamar Tuan Kenzo.

Di depan pintu kamar Alice.

Tuan Kenzo menempelkan ibu jarinya ke pintu, lalu membuka pintunya.

Ternyata pintu Alice juga menggunakan sidik jarinya. Mereka berdua masuk ke dalam.

"Aku sudah menyediakan pakaian untukmu, kamu tinggal memilihnya."

"Aku sudah mengerti!" ucapnya mendorong Tuan Kenzo keluar dari kamarnya.

"Aku mau tidur!" ucapnya membanting pintu.

Tuan Kenzo berbalik berjalan ke kamarnya, dia tidak memperdulikan sikap Alice yang kasar padanya.

Yang terpenting baginya Alice ada bersamanya, dia tidak memperdulikan yang lain.

Di dalam kamar, Alice tampak gelisah mondar-mandir di depan tempat tidur.

Alice sudah memutuskan untuk kabur malam ini juga.

Dia mengeluarkan pisau makan dari kantong bajunya yang dia ambil di meja makan.

Itu alasannya Alice tadi ingin cepat-cepat kembali ke kamarnya.

"Bagaimanapun caranya aku harus keluar dari sini!" ucapnya mengintip ke jendela.

Alice memperhatikan gerak-gerik mereka. Setiap satu jam sekali selalu ada anak buah yang bergantian menjaga.

Di bawah sekarang ada 5 anak buahnya mondar-mandir.

Alice kembali ke tempat tidurnya.

"Aku harus pura-pura tertidur sampai tengah malam!"

Alice membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan meletakan pisaunya dibawah bantalnya.

1 Jam kemudian.

Tuan Kenzo datang dari jalan sama yang membawa Alice ke kamarnya.

Alice menyadari kehadiran Tuan Kenzo dari ketukkan sepatunya yang berjalan ke arahnya.

Tuan Kenzo duduk ditempat tidur.

"Kamu tidak boleh pergi dariku." ucapnya menatap Alice yang tertidur.

"Kamu miliiku!" ucapnya sambil memberikan Kecupan di jidat Alice.

"Selamat malam ratuku!"

Setelah melihat Alice tertidur, dia pergi kembali ke kamarnya.

Dia hanya datang melihat apakah Alice sudah tidur apa belum.

Saat Tuan Kenzo pergi, dia turun dari tempat tidur melihat ke jendela.

"Sebentar lagi waktu akan menunjukan tengah malam, tidak mungkin mereka akan terus berjaga disana."

Menunggu waktu tengah malam, Alice mengambil pisaunya untuk mencongkel jendela kamarnya.

Mencongkel jendela hal mudah baginya, ini sudah menjadi makanan sehari-harinya.

Dia sudah banyak melewati masa yang sulit seperti ini didalam pekerjaannya.

Tidak butuh waktu lama Alice berhasil melakukannya.  dia tinggal tunggu waktu yang pas.

Bersambung.

Jangan Lupa dukung author dengan cara😊

- Like

- Komentar

- Vote

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!