Di rumah sakit.
Leon dan kekasihnya masih berada di rumah sakit, Leon tampak begitu manja di depan Tuan Kenzo yang duduk di hadapannya.
Kekasih Leon sedang mengupaskan buah-buahan untuk Leon, dia juga menyuapinya.
Tuan Kenzo terlihat biasa saja melihat dua sejoli ini bermesraan di hadapannya.
Dia tampak seperti sudah biasa melihat kelakukan Leon.
Saat mereka tengah asyik bermesraan Alice tiba-tiba berteriak histeris.
"Pergi!"
"Pergi kalian!"
Sontak Tuan Kenzo langsung berdiri dari sofa berlari ke tempat tidur Alice, wajah terlihat begitu khawatir mendengar teriakan Alice.
Alice terbangun dari tidurnya dengan wajah yang ketakutan yang dipenuhi keringat di wajahnya.
Tuan Kenzo duduk diatas tempat tidur sambil memeluk Alice.
"Jangan takut, tidak ada bisa menyakitimu di sini."
Leon juga ikut berlari melihat ada apa dengan Alice.
Tuan Kenzo mencoba menenangkan Alice yang baru saja mengalami mimpi buruk.
Alice tiba-tiba menangis dipelukan Tuan Kenzo.
Mimpi buruk yang dialaminya ini sudah sering dia mimpikan.
Mimpi itu rasanya seperti nyata sampai Alice sudah berumur 21 tahun bisa menangis ketakutan.
Di dalam mimpinya itu, Alice masih kecil sekitar umur 4 sampai 5 tahun, dia berada di suatu ruangan kecil gelap gulita. Tidak ada cahaya sama sekalipun.
Dia duduk di pojokan sambil menangis seperti orang ketakutan.
Tidak lama kemudian dia melihat ada dua sosok pria besar menariknya, dia tidak bisa melihat wajah mereka karena gelap.
Disitu Alice berteriak minta tolong, di dalam mimpinya itu Alice sempat mengeluarkan kata-kata ibu.
Dia memanggil-manggil ibunya, padahal di umurnya yang segitu dia sudah tidak tahu dimana keberadaan ibunya .
Disaat itu juga Alice terbangun dengan wajah yang ketakutan.
Tuan Kenzo mengusap-usap punggung Alice agar dia memberikan sedikit rasa tenang.
Alice terlihat sangat ketakutan sampai dia tidak bisa mengeluarkan kata-kata dari mulutnya.
"Kamu tidak perlu takut, aku akan selalu ada disisimu."
Tuan Kenzo semakin erat memeluk Alice yang menangis.
"Kakak ipar jangan menangis lagi."
"Kakak lapar, atau haus. Mau aku ambilkan." Ucap Leon mencoba mengajak Alice berbicara.
"Atau kakak mau apel ini, aku ikhlas kasih kakak ipar kok." Ucap Leon menunjukan seperempat potongan buah Apel yang dia pegang.
Tuan Kenzo langsung melirik ke arah Leon dengan tatapan mata yang menakutkan, tatapan itu seperti mengintimidasi Leon.
Sampai membuat Leon takut melihat Tuan Kenzo.
"Sepertinya kakak ipar tidak butuh apel ini." Ucapnya memasukkan apel itu ke dalam mulutnya, berpaling dari tatapan Tuan Kenzo.
Melihat tatapan Tuan Kenzo seperti ingin memakan dirinya, Leon berbalik pergi ke sofa.
Alice baru sadar dia sekarang menangis dipelukan Tuan Kenzo.
Sontak Alice langsung mengangkat kepalanya dari bahu Tuan Kenzo.
"Kenapa aku menangis dihadapan pria ini." Batinnya.
Dia menghapus airnya matanya karena malu.
"Kamu mimpi buruk?"
Tampak wajah Tuan Kenzo yang khawatir.
"Aku tidak apa-apa."
Alice kembali berbaring, membelakangi Tuan Kenzo. Dia masih terlihat ketakutan memikirkan mimpi itu.
Tuan Kenzo menarik selimut, menutupi tubuh Alice yang membelakanginya.
Dia memberikan kecupan dikepala Alice.
"Kamu tidur saja, aku disini akan menjagamu."
Tuan Kenzo memutuskan akan duduk disitu menemani Alice sampai dia tertidur dan bangun lagi.
Karena Alice sudah benar benar ketakutan, dia tidak berani untuk tidur lagi.
Dia tidak tahu kenapa perasaan sekarang ini memeluk seseorang.
Alice spontan berbaring ke arah Tuan Kenzo yang duduk atas tempat tidurnya.
"Apa aku boleh memelukmu?"
"Tentu saja boleh, kenapa tidak."
Tuan Kenzo berbaring di samping Alice sambil memeluknya.
Alice yang berbaring di bawa dada Tuan Kenzo merasa begitu nyaman dan hangat.
Rasanya ketakutan berangsur-angsur berkurang setelah Tuan Kenzo memeluknya.
Perlahan mata Alice mulai tertutup, dia mulai tidur dipelukan Tuan Kenzo.
🌹🌹🌹
Kediaman rumah Tuan Braden.
Tampak Tuan Braden sedang duduk meja makan menikmati sarapan paginya seorang diri.
Anak buah Tuan Braden yang ditugaskan pergi ke rumah sakit telah kembali. Dia datang menemui Tuan Braden untuk menanyakan tindakan apa yang harus mereka ambil.
"Tuan, apa yang harus kami lakukan selanjutnya."
Tiga anak buahnya sedang berdiri di samping meja makan.
Tuan Braden menghentikan makannya, dia mengambil gelas air putih di samping piring dan meminumnya dalam sekali teguk.
"Kita lihat dulu jika wanita ini berpihak pada musuh, maka kalian harus melenyapkannya. Tidak ada pilihan lain selain membunuhnya."
Tuan Braden berencana membunuh Alice jika dia berkhianat padanya.
Walaupun Alice belum tau banyak tentang Tuan Braden, dia tidak mau mengambil resiko yang akan membuat bisnisnya hancur ditangan Tuan Kenzo.
Apa lagi Tuan Braden sedang gencar-gencarnya menerobos harga jual pasar gelap untuk mengambil ahli pemegang kuasa terbesar.
Untuk bisa menjadi nomor satu dia harus bisa menjatuhkan Vandalas lebih dulu, Karena Vandalas memegang penuh 70 persen peredaraan di pasar gelap.
"Aku masih akan menunggunya menyelesaikan tugas yang aku berikan."
Bersambung.
Jangan Lupa dukung author dengan cara😊
- Like
- Komentar
- Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ervin Cah
makin seru...
2021-08-26
0