EPISODE 6

Di rumah Tuan Braden.

Tampak Tuan Braden tertidur pulas di atas ranjangnya bersama dengan lima wanita yang menemani kemarin malam.

Wanita-wanita itu tidak memakai busana melainkan hanya dengan selimut menutupi tubuh mereka.

Tuan Braden berbaring ditengah para wanita yang memeluknya.

Dia terbangun lebih dulu dari para wanita itu.

"Kalian semua cepat bangun!" ucapnya melepaskan tangan wanita yang memeluknya.

Wanita yang berada di sampingnya membangunkan wanita lainnya.

Satu persatu wanita itu turun dari ranjang mengambil pakaian mereka yang berserakan di lantai.

Mereka memakai kembali pakaiannya di hadapan Tuan Braden.

Lalu mereka semua keluar dari kamar Tuan Braden, saat mereka keluar dengan bersamaan anak buah yang diperintahkan mencari informasi Alice datang membawa dokumen data diri Alice.

"Tuan, ini data yang berhasil kami kumpulkan," ucapnya berdiri di depan pintu kamar.

"Bawa kemari!"

Anak buahnya berjalan masuk kedalam kamar, dia meletakan dokumen itu di atas meja samping tempat tidur.

"Kami tidak bisa menemukan latar belakang keluarga wanita itu."

Tuan Braden beranjak duduk di tempat tidur dengan selimut yang menutupi setengah tubuhnya.

Dia mengambil dokumen yang dibawa anak buahnya.

Di dalam dokumen itu ada foto Alice dan data diri lengkap Alice.

"Kami sudah berusaha mencari data diri wanita itu sebelum dia menjadi salah satu anggota Angel of Death. Tapi jejak data dirinya sudah dihapus oleh seseorang, kami tidak bisa menemukan apapun tentang wanita itu selain data informan selama dia bergabung di Angel of Death."

Angel of Death adalah kelompok pembunuh bayaran, yang dimana Alice dibesarkan.

Kelompok pembunuh bayaran ini adalah kelompok yang memiliki kedudukan paling tinggi dari kelompok lainnya.

Angel of Death kelompok yang paling dikenal di kalangan orang-orang yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan yang berpengaruh didunia.

Mereka sering menyewa salah satu anggota Angel of Death untuk melenyapkan rekan atau musuh mereka.

Angel of Death mempunyai pemimpin yang tidak ketahui oleh setiap anggota Angel of Death.

Pemimpin ini merahasiakan jati dirinya dari semua anggota kecuali satu orang.

Dia adalah pria tua yang membawa Alice masuk ke dalam Angel of Death.

Para anggota Angel of Death belum pernah bertemu langsung dengan pemimpin ini. Dia selalu mewakilkan dirinya ke pria itu itu untuk menyampaikan pesannya.

"Kalau cuman data seperti ini tidak penting bagiku!" ucapnya marah melempar dokumen itu ke lantai.

"Aku butuh data wanita ini sebelum dia menjadi anggota Angel of Death!" ucapnya marah.

"Siapa wanita ini?"

Tuan Braden masih mempertanyakan kenapa data diri Alice bisa dihapus, siapa orang menghapusnya dan untuk apa mereka menghilangkan jejak data diri Alice.

Tuan Braden merasa ada sesuatu dibalik itu semua.

🌹🌹🌹

Di rumah sakit.

Setelah dokter memeriksa keadaan Alice, Tuan Kenzo memberikan penjagaan ketat di kamar Alice.

Tampak begitu banyak anak buah Tuan Kenzo berdiri luar kamar Alice. Mereka semua ditugaskan untuk menjaga kamar Alice.

Alice yang berbaring ditempat tidur tampak risih dengan penjagaan yang ketat.

Dia yang setiap harinya hidup seorang diri tanpa ada orang disekitarnya membuat dia tidak nyaman tempat yang ramai, dia merasa seperti di penjara.

Alice beranjak duduk ditempat tidurnya.

"Apa kau tidak bosan tinggal disini terus. Mending kau pulang ke rumahmu," ucapnya kesal melihat Kenzo duduk di sofa yang terus bersamanya.

"Aku tidak akan pernah bosan menunggumu." Ucapnya tersenyum.

"Kau ini pria bodoh atau apa, aku ini orang yang berusaha membunuhmu kenapa kau masih berbaik hati padaku!"

"Karena aku menyukaimu!" ucapnya tersenyum manis.

"Pria sinting!" ucapnya kesal.

Alice berbaring membelakangi Tuan Kenzo dengan wajah yang sangat marah.

"Pria ini sakit jiwa, tidak mungkin ada orang baru satu kali bertemu langsung menyukai seseorang." Batinya.

"Ini pasti ada sesuatu!" bantinya.

Tiba-tiba Tuan Kenzo datang memegang pundak Alice.

Alice yang kaget langsung menarik tangan Tuan Kenzo memutarnya ke belakang punggung Tuan Kenzo.

"Kau ingin menyerangku diam-diam!" berbisik di telinga Tuan Kenzo.

Tuan Kenzo tersenyum.

"Aku tidak mungkin melukai wanita yang aku cintai!"

"Bohong, lalu kenapa kau datang diam-diam!" ucapnya marah.

"Aku hanya mau memberikan ini untukmu." Ucapnya menunjukan setangkai bunga.

Alice sontak melepaskan genggaman tangannya.

"Aku tidak butuh perhatianmu!"

Alice berbaring kembali membelakangi Tuan Kenzo.

"Tidak lama kamu juga pasti akan jatuh cinta padaku." Batinnya sambil menaruh setangkai bunga di samping bantal Alice yang dia ambil dari Vas bunga didepan sofa.

"Kalau kamu membutuhkan sesuatu katakan saja padaku."

Tuan Kenzo berjalan kembali ke sofa, duduk memperhatikan Alice seperti semula

"Aku tidak butuh bantuanmu!"

Alice merasa sangat bosan harus terus berbaring di atas tempat tidur, beranjak turun dari tempat tidur.

Melihat Alice yang beranjak turun, Tuan Kenzo langsung menghampiri Alice.

"Kamu mau pergi ke mana?" Ucapnya membantu Alice turun.

"Enggak usah pegang-pegang!" ucapnya menyingkirkan tangan Tuan Kenzo.

"Kamu mau pergi mana?"

"Jangan cerewet, aku cuman mau pergi jalan-jalan keluar. Aku bosan disini terus," ucapnya sambil membawa tiang infusnya.

"Kamu tidak boleh banyak bergerak, lukamu bisa berdarah lagi!" ucapnya marah

"Berisik!"

Tuan Kenzo langsung berlari menggendong Alice dengan tangan kanan dan tangan kirinya memegang tiang infus.

"Aku tidak mengizinkanmu keluar," ucapnya membawa kembali Alice ke tempat tidurnya.

"Pria sinting lepaskan aku!" ucapnya marah, sambil memukul punggung Tuan Kenzo.

Tuan Kenzo menurunkan Alice di tempat tidur.

Dia memanggil salah satu anak buahnya yang ada di luar.

"Kalian cepat kemari!"

Anak buahnya langsung berjalan masuk.

"Ada apa Tuan?"

"Bawakan satu kursi roda kesini!"

"Baik Tuan."

Anak buah itu langsung pergi keluar dari kamar Alice mencari kursi roda.

"Untuk apa kursi roda! aku masih bisa berjalan." Ucap Alice terlihat kesal.

"Kalau kamu masih mau jalan-jalan keluar, ikuti perintahku." Ucapnya tatapan tajam.

"Kau kira aku ini lumpuh apa!" ucapnya marah.

"Aku tidak bermaksud seperti itu, tapi aku tidak mau bekas lukamu berdarah lagi." Ucapnya dengan lembut.

Tuan Kenzo mencoba memberikan pengertian ke Alice yang memaksakan dirinya.

"Aku akan membawamu keluar jalan-jalan, tapi kamu harus duduk di kursi roda."

Alice berkeras tidak mau duduk di kursi roda.

Anak buah Tuan Kenzo datang membawa satu kursi roda untuk Alice.

Dia memberikannya ke Tuan Kenzo.

"Yah sudahlah kalau kamu tidak mau keluar menggunakan kursi roda, kamu tidak boleh keluar. Ini perintahku!"

"Kembalikan saja kursinya," ucap Tuan Kenzo.

Anak buahnya mengambil kembali kursi roda itu.

"Tunggu!"

"Bawa kembali kursi itu," ucap Alice.

"Baiklah aku setuju."

Alice dengan terpaksa menerima permintaan Tuan Kenzo dari pada dia tidak jadi jalan-jalan keluar.

"Gadis pintar," ucapnya tersenyum sambil mengusap kepala Alice.

Akhirnya Alice mau keluar menggunakan kursi roda.

Tuan kenzo menggendong Alice duduk kursi roda, dia mendorong kursi roda Alice keluar dari kamar.

Anak buah yang tadi mengambilkan kursi roda ikut bersama Tuan Kenzo, dia ditugaskan untuk memegangkan tiang infus Alice.

"Kamu mau pergi ke mana," tanya Kenzo.

"Aku mau menghirup udara segar," ucap Alice jutek.

"Kalau begitu kita akan pergi ke taman."

Dengan wajah tersenyum lebar Tuan Kenzo membawa Alice ke taman rumah sakit.

Bersambung.

Jangan Lupa dukung author dengan cara😊

- Like

- Komentar

- Vote

Terpopuler

Comments

Toyeng Panca

Toyeng Panca

semangat thor.💪💪💪👍

2021-09-13

0

Resi Ratu

Resi Ratu

lanjut thor

2021-08-23

0

eryuta

eryuta

👏👏👏👍🥰🥰🥰🥰

2021-08-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!