Di Pagi hari..
Pukul 07:30 tampak dari udara, ada rumah besar yang dikelilingi oleh para penjaga yang bersenjata.
Rumah itu tampak sangat mewah di dalamnya ada puluhan pelayan bekerja disana.
Terlihat ada seorang pria tampan berbadan kekar sedang berenang di halaman belakang.
Tiba-tiba ada seorang pria berpakaian rapi datang menemuinya di kolam renang.
"Kapan kau datang kemari Kenzo?" ucap pria itu berdiri dipinggir kolam.
Tuan Kenzo berenang ke pinggir kolam, dia perlahan-lahan menaiki tangga naik ke atas menemui pria itu.
Saat Tuan Kenzo berjalan, air di tubuhnya menetes ke lantai. Terlihat bentuk tubuh six pack yang dimiliki Kenzo begitu sempurnah.
"Memangnya apa urusannya denganmu," ucapnya.
"Brengsek, rasanya aku ingin menghajarmu." Ucap pria itu melemparkan handuk ke badan Tuan Kenzo.
"Aku tidak sempat mengabarimu kemarin malam, soalnya aku harus bertemu dengan seseorang." Ucapnya.
"Hari ini wanita yang mana lagi kau bawa kesini Leon," ucap Kenzo dengan tatapan yang tajam.
"Yang pasti wanita itu cantik dan seksi," ucapnya tersenyum sambil menaikkan alisnya.
"Dasar buaya."
Leon adalah sepupu Tuan Kenzo dari keluarga ayahnya. Leon adalah anak dari Arya dan Valeria. Dia menetap di Amerika saat usianya masuk 17 tahun.
Leon dan Kenzo punya hubungan yang sangat dekat dengan Leon seperti saudara.
Kenzo dekat dengan Leon sejak umurnya 12 tahun dan Leon saat itu baru saja masuk usianya 3 tahun.
Walaupun jarak umur yang sangat jauh, Leon tidak pernah menyebut Kenzo dengan sebutan Paman. Karena Tuan Kenzo yang minta Leon untuk menyebut namanya saja, agar hubungan mereka tetap akrap seperti jaman anak-anak.
Tuan Kenzo dan Leon berjalan masuk ke dalam rumah.
"Hari ini kau mau makan apa? aku akan menyuruh pelayan untuk menyiapkannya." Ucap Kenzo.
"Terserahlah, kebetulan aku juga belum sarapan," ucapnya.
Saat mereka berdua pergi ke meja makan, disana ada seorang wanita berambut pirang mengenakan dress pendek berwarna cokelat duduk di meja makan.
"Apa itu wanitamu?" ucapnya menengok ke arah Leon.
Leon mengangguk.
"Selerahmu memang tidak pernah berubah." Ucapnya
Wanita itu tersenyum ke arah Tuan Kenzo, tapi dia mengabaikannya.
🌹🌹🌹
Di Apartemen Alice.
Terlihat Alice keluar dari apartemennya menggunakan baju fitnes berwarna hitam dengan dipadukan topi dan sepatu berwarna putih.
Alice berjalan ke lift, turun ke lantai bawah.
Di depan gedung apartemennya, Alice berlari kecil.
Setiap pagi Alice selalu melakukan rutinitas untuk lari pagi di sekitaran apartemennya.
Saat Alice sudah berlari jauh dari sekitaran apartemennya, tiba-tiba ada lima pria yang ikut berlari di belakangnya.
Alice tidak mempedulikan kelima pria itu, dia terus berlari seperti biasa.
Lima pria itu terus mengikuti Alice kemana pun dia berlari.
Alice tidak suka diuntit, berlari masuk ke dalam lorong kecil.
Kelima pria itu ikut berlari masuk ke dalam lorong kecil.
Saat mereka masuk, Alice berdiri di tengah lorong menunggu mereka.
"Siapa yang menyuruh kalian mengikutiku!" ucapnya dengan tatapan yang tajam, sambil tolak pinggang.
Kelima pria saling itu menatap satu sama lain, tanpa berkata apapun mereka berlari menyerang Alice dengan senjata api.
...Door!!!...
...Door!!!...
...Door!!!...
Melihat banyak peluru yang melaju dengan cepat ke arahnya, Alice berlari ke tembok yang ada di sampingnya. Dia berjalan di tembok memutarkan tubuhnya melayang di atas peluru.
Kakinya mendarat di aspal dengan sempurna. Dia berlari menendang kelima tangan pria.
Senjata mereka semua terjatuh ke aspal, Alice menarik kelima senjata itu ke arahnya dengan menggunakan kakinya
Alice menendang satu persatu senjata api itu melayang di atasnya dengan gerakan yang sangat cepat.
Kelima pria itu terkejut melihat lima senjata api milik mereka masuk ke dalam tong sampah besar yang letaknya sangat jauh dari belakang Alice.
"Maju kalian!" ucapnya tatapan mata yang tajam.
Kelima pria itu maju bersamaan melawannya, dia mengajar pria-pria itu sampai babak belur.
Mereka semua terbaring di aspal dengan wajah yang penuh luka lebam.
"Ayo bangun!" teriaknya.
"Cuman segitu nyali kalian, Ha!" teriaknya marah.
Tiba-tiba orang yang menyewa jasanya kemarin malam datang.
"Kau?" ucapnya terkejut.
"Apa kabar sayang, kita bertemu lagi." Ucapnya melepaskan kacamatanya.
"Jadi mereka semua anak buahmu," ucapnya tatapan yang tajam.
"Yes, mereka anak buahku." Ucapnya tersenyum.
"Ada masalah apa kau denganku, kenapa kau menyuruh anak buahmu mengikutiku." Ucapnya dengan raut wajah serius.
Anak buah Tuan Braden berdiri berjejer di sampingnya.
"Aku punya tugas baru untukmu, maka dari itu aku datang untuk melihat sendiri bagaimana kemampuanmu."
"Berapa yang kau janjikan padaku, jika aku berhasil membunuhnya?"
"Dua kali lipatnya yang kau dapatkan semalam!"
"Baiklah aku setuju, siapa orang yang harus aku lenyapkan itu?"
"Namanya adalah Tuan Kenzo,"
"Sepertinya aku pernah mendengar nama ini," batinnya.
"Dia adalah pemimpin Vandalas, pemegang kuasa terbesar di kalangan penyeludup di pasar gelap, setelah kejayaan Serigala putih dan Liones berakhir. Dia adalah musuh terbesarku untuk bisa menguasai penuh perdagangan pasar gelap."
Vandalas adalah gabungan antara geng Serigala putih dan Liones. Kenzo menyatukan kedua geng itu setelah mereka kehilangan pemimpin mereka.
"Sekarang dia di mana?"
"Dia ada di kota ini, sore ini kami akan bertemu di perbatasan kota Pravo dan Newark."
"Untuk cara yang kau gunakan membunuh Tuan Smith tidak bisa kau gunakan untuk membunuhnya. Kenzo tipikal yang tidak mudah untuk percaya dengan wanita, dia cenderung membatasi dirinya dengan wanita."
"Aku masih punya banyak cara untuk membunuhnya. Kau siapkan saja uangnya," ucap Alice tatapan tajam.
Sebelum Alice pergi, Tuan Braden memberikan satu lembaran foto Kenzo yang diambil anak buahnya dari jarak jauh saat Kenzo akan masuk ke dalam mobil.
🌹🌹🌹🌹
Waktu pagi telah berganti sore.
Tampak di tengah perbatasan kota Pravo dan Newark ada empat mobil hitam terparkir di tengah jalan dengan jalur yang berbeda.
Di sisi sebelah ada Tuan Kenzo dan Tuan Hendrik bersama anak buahnya dan sisi lainnya ada Tuan Branden dengan anak buahnya.
Tampak Tuan Hendrik memegang koper berwarna hitam.
Tuan Kenzo bersama Tuan Hendrik bertemu dengan Tuan Braden ditengah-tengah jalanan.
"Mana barangnya," ucap Braden.
Tuan Hendrik menunjukan isi koper itu dihadapan Tuan Braden, tampak di dalamnya ada berlian berwarna hijau yang ukuran cukup besar.
Setelah Tuan Hendrik memperlihatkan barang mereka, dia menutup kembali koper itu.
"Tunjukan uangnya!" ucap Kenzo dengan tatapan tajam.
"Tujukan pada mereka," ucapnya memerintahkan anak buahnya menunjukkan koper uang yang mereka bawa.
Tampak uang Dollar yang tersusun rapi di dalam koper.
Pada saat Tuan Kenzo dan Tuan Braden mau menukar koper mereka.
Tiba-tiba....
...Door !!!...
Suara tembakan.
Semua orang dikejutkan dengan suara tembakan yang tidak di tau dari mana asalnya.
Tuan Hendrik terkejut melihat bahu kiri Tuan Kenzo yang terluka.
"Lindungi Tuan Kenzo," teriaknya.
Anak buahnya langsung berlari mengelilingi Tuan Kenzo dengan senjata api ditangan mereka.
"Siapa dia ?" ucapnya melihat ke arah bukit.
Kenzo melihat ada seseorang dari balik bungkit yang jarak cukup jauh dari jalan.
Kenzo dibuat penasaran dengan orang yang berani menembak secara diam-diam.
Anak buah Tuan Kenzo membawanya masuk ke dalam mobil,
Tiba-tiba...
...Door!!!...
Suara tembakan kembali terdengar, salah satu anak buah Tuan Kenzo terjatuh.
Anak buah Tuan Kenzo kebingungan mencari arah peluru itu.
Di atas bukit tampak ada seorang wanita berpakaian baju serba hitam sedang tiarap sambil memegang senjata api jenis sniper.
Wanita itu adalah Alice, dia sedang membidikkan pelurunya ke arah kepala Kenzo.
Saat waktu sudah pas, dia melepaskan pelatuk senjatanya.
Peluru itu melaju dengan cepat ke arah Kenzo, tapi sayang pelurunya meleset.
Untuk peluru ketiganya malah mengenai anak buah Tuan Kenzo yang berusaha melindunginya dari segala arah.
Tuan Kenzo masuk ke dalam mobil bersama Tuan Hendrik yang masih memegang koper.
Sedangkan anak buahnya masih berdiri mengelilingi mobil untuk memastikan keselamatan Tuan Kenzo saat dia masuk ke dalam.
Mobil Tuan Kenzo meninggalkan tempat itu, dan anak buahnya juga ikut pergi dengan mobil yang berbeda.
"Sial, aku gagal." Ucapnya marah.
Ini pertama kalinya Alice mengalami kegagalan dalam misinya.
"Bodoh!" ucap Alice mengambil snipernya turun dari bukit.
Dia berlari menuruni bukit, meloncat dari bebatuan besar di bawah bungkit.
Tampak Tuan Braden berdiri di jalan menunggu Alice turun dari bungkit.
"Kau sudah gagal!" ucapnya kesal.
"Berikan aku satu kesempatan lagi, aku pasti akan membunuhnya."
"Aku akan memberikanmu kesempatan itu, dan kali ini aku tidak mau kau gagal lagi."
Tuan Braden pergi ke mobilnya bersama anak buahnya meninggalkan Alice ditengah jalan.
Bersambung.
Jangan Lupa dukung author dengan cara😊
- Like
- Komentar
- Vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Anisa Fazriani
.
2021-12-05
0
Dessi Haryani
good job thor,
2021-10-03
0
Ervin Cah
ceritanya bagus thor... lanjut
2021-08-19
2