Episode 12

Ternyata Tuan Kenzo lebih dulu datang di apartemennya.

Alice tidak menyadari saat dia berlari di depan apartemennya ada dua mobil hitam yang sedang terparkir di jalur yang berbeda.

Saking terburu-burunya dia tidak berpikir jika kedua mobil itu milik Tuan Kenzo.

Alice berdiri depan pintu apartemennya gemetar ketakutan. Ini pertama kalinya dia berdiri di hadapannya target dengan reaksi seperti itu.

"Aku sudah bilang padamu, kamu tidak akan bisa kabur dariku." Ucapnya dengan tatapan yang menakutkan.

Alice baru melihat sisi lain dari Tuan Kenzo, membuatnya ketakutan.

Yang biasanya Tuan Kenzo menunjukkan sisi lembutnya, sekarang dia melihat sisi kejamnnya.

Tuan Kenzo duduk di sofa yang langsung berhadapan dengan pintu, Violet sujud dibawah kaki Tuan Kenzo menghadap ke pintu.

Enam anak buahnya berdiri dibelakang Tuan Kenzo.

Tuan Kenzo menarik rambut Violet sampai kepalanya terangkat, memperlihatkan wajahnya yang babak belur dihajar olehnya sampai tubuh Violet lemas tak berdaya.

"Apa yang kau lakukan padanya." Teriak Alice marah.

"Berani kau menyakitinya!"

"Ini karena kamu tidak patuh." Ucapnya dengan tatapan yang tajam.

Alice yang berjalan mendekat.

"Berhenti disitu!" ucapnya.

Alice tetap berjalan masuk tidak menghiraukan perkataan Tuan Kenzo, tampak wajah Alice yang marah.

"Aku bilang berhenti disitu!" ucapnya marah, menghantamkan kepala Violet ke meja yang ada di hadapannya.

Crassh!!!...

Karena benturan keras dikepalanya Violet jatuh pingsan.

"Bajingan!" teriak Alice menangis.

Alice berlari menghampiri Violet yang terjatuh.

"Kenapa kau melibatkannya, dia tidak tahu apa-apa!" ucapnya marah mengangkat kepala Violet di pangkuannya.

"Aku tidak akan segan-segan membunuh semua orang yang berada disekitarmu, jika kamu masih tidak mau patuh denganku!" ucapnya dengan aura yang menakutkan.

"Aku tidak akan patuh dengan siapapun!" teriaknya marah.

"Kalian berdua pegang dia." Ucapnya memerintahkan anak buahnya.

Kedua anak buahnya menarik tubuh Alice berdiri.

"Lepaskan!" ucapnya memberontak.

Alice berhasil melepaskan salah satu tangannya dari anak buah Tuan Kenzo

Dia menghajar wajah pria yang ada di samping kirinya dengan sikunya sampai hidung pria itu berdarah.

Dan pria di sebelahnya juga dihajar habis-habisan olehnya.

"Kalau kamu masih bersikeras tidak mau patuh. Kamu akan melihat temanmu ini mati dihadapanmu!" ucapnya mengarahkan pistolnya ke Violet.

Terlihat api amarah di mata Alice melihat sahabatnya diperlakukan seperti.

"Apa yang kau inginkan sebenarnya dariku? kenapa kau menahanku!"

"Kau adalah cintaku dan dirimu adalah milikku!" ucapnya dengan tatapan yang tajam.

"Pria brengsek!" teriak Alice.

"Kamu cuman punya dua pilihan ikut aku pulang, atau melihat temanmu mati disini!"

Alice sudah terpojok dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi memilih untuk ikut pulang demi menyelamatkan sahabatnya.

"Aku akan ikut pulang denganmu. Tapi dengan satu syarat, kau harus membawanya ke rumah sakit sekarang." Ucapnya merendahkan suaranya.

"Pilihan yang bagus."

Tuan Kenzo memasukan pistolnya ke celananya menghampiri Alice.

"Kalian berdua bawa wanita itu ke rumah sakit, pastikan dia mendapat perawatan yang baik." Ucapnya memerintahkan anak buahnya.

"Baik Tuan."

Anak buahnya menggendong Violet keluar dari apartemen.

"Maafkan aku Violet karena diriku, kamu terluka seperti itu." Ucapnya sedih.

"Ayo kita pulang ke rumah, ratuku." Ucapnya tersenyum menarik tangan Alice keluar dari apartemen.

Dengan berat hati Alice ikut pulang bersama Tuan Kenzo tanpa perlawanan.

Alice pikir akan mudah untuk bisa lari cengkraman Tuan Kenzo, tapi nyata belum juga semalam Alice sudah tertangkap olehnya.

Terlihat dari depan gedung apartemen, Alice dan Kenzo  masuk dalam mobil.

Di dalam mobil Alice tidak melirik sebelahnya, dia terus menatap ke arah jendela, amarahnya masih terlihat jelas di wajahnya.

Sampai kediaman rumah Tuan Kenzo, Alice keluar dari mobil membanting pintu mobil dengan keras.

Dia meninggalkan Tuan Kenzo di dalam mobil.

Di depan rumah Tuan Kenzo, ada Tuan Hendrik yang menunggu mereka pulang.

"Nona sudah pulang," ucapnya tersenyum menyambut kedatangan Alice.

Tapi Alice malah mencueki sapaan Tuan Hendrik, dia melewatinya begitu saja masuk ke dalam rumah dengan wajah marah.

Tidak lama kemudian Tuan Kenzo datang.

"Ke mana wanita itu pergi?"

"Sepertinya dia naik ke kamarnya Tuan."

Tuan Kenzo pun pergi menyusul Alice.

Di depan kamar, Alice berdiri menunggu Tuan Kenzo. Karena kamarnya tidak bisa dibuka.

Tidak lama kemudian Tuan Kenzo datang, dia langsung membukakan pintu kamar Alice.

Alice masuk ke dalam kamar tanpa menengok kanan-kirinya, dia masih mencueki Tuan Kenzo.

Alice langsung berbaring di tempat tidur menyelimuti dirinya dengan selimut.

Tuan Kenzo datang menghampiri Alice. Melihat Tuan Kenzo yang duduk di samping tidurnya, dia membalikan tubuhnya membelakangi Tuan Kenzo.

"Kamu masih marah padaku?"

Alice menjawab dalam hatinya dengan penuh amarah.

"Pria bodoh, jelas aku marah padanya. Dia pikir dia siapa bisa mengatur hidupku."

"Aku cuman tidak mau kehilanganmu." ucapnya dengan nada yang sedih.

Alice masih tidak peduli dengan perkataan Tuan Kenzo. dia malah tertidur.

"Aku mencintaimu, jadi kamu harus bersamaku selamanya!"

Melihat Alice yang sudah tertidur pulas. Tuan Kenzo mendekatkan wajahnya.

"Selamat tidur ratuku." Ucapnya mencium kening Alice.

Bersambung.

Jangan Lupa dukung author dengan cara😊

- Like

- Komentar

- Vote

Terpopuler

Comments

Amelin Kwok

Amelin Kwok

next

2021-08-29

0

mamixfonda

mamixfonda

tuan kenzo sadarlah kalau mau dicintai ❤️❤️❤️

2021-08-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!