"CEO Rakhan, Bu Rhea sudah datang, " Miku Yamashita, Sekretaris CEO yang berdarah separo Jepang, melaporkan melalui interkom.
"Suruh Taksa datang ke ruanganku dulu, " perintah CEO Rakhan.
Dia tidak ingin semenitpun berduaan saja dengan Rhea. Apalagi sampai 30 menit. Dia butuh Taksa untuk mengakhiri pertemuan yang tidak berguna ini.
"Baik, CEO, "jawab Miku sambil mematikan interkom.
"Silahkan menunggu di ruang tunggu tamu, Bu Rhea, "Miku menatap Rhea dengan ramah.
Menurut desas desus yang santer beredar di perusahaan, Rhea Hadiyan ini adalah calon istri CEO Rakhan.
Miku mengenali midi dress ungu yang di pakai Rhea. Tadi malam, sewaktu dia iseng iseng membuka situs resmi simple plan. com, dia melihat gaun itu terpajang dengan status new comer. Gaun bermodel strap yaitu, gaun dengan tali menggantung tipis yang melingkar di leher itu di hargai dua ribu dolar. Harga yang menurutnya terlalu mahal untuk sebuah gaun.
Gaun itu pas melekat di badan Rhea yang semampai, memperlihatkan banyak kulitnya yang putih mulus.
Rambutnya yang pirang lembut di tata dengan sangat rapi. Model double layer yang keren.
Cantik dan berkelas, nilai Miku dalam hati. Pasangan yang cocok untuk CEO Rakhan yang tampan berkarisma.
Lalu siapa gadis yang berdiri di belakang Rhea? Pakaiannya biasa, kalau tidak mau di katakan lusuh. Dan rambutnya, sangat mengerikan. Seakan habis di terpa angin badai.
Apakah asisten pribadi Rhea?
"Mari ikut saya, " Miku berdiri dari kursinya lalu berjalan mendahului Rhea dan Chayra menuju ruang tunggu tamu.
Ruang tunggu tamu berada di sebelah ruangan sekretaris. Ruangan itu di tata senyaman mungkin. Interiornya berkonsep homey.
Dindingnya di cat dengan warna tanah yang hangat, di beberapa sudut terdapat pot berisi bunga artifisial beraneka warna, di tengah tengahnya di letakkan sofa panjang berbentuk L, dan lantainya di tutupi karpet bulu yang lembut.
"Tunggu sebentar di sini dulu ya, Bu, " kata Miku sopan sebelum dia pergi meninggalkan ruang tunggu tamu.
Rhea duduk di bagian tengah sofa, di susul Chayra di sebelahnya
"Semoga tidak lama, " desah Chayra berharap. "Aku belum makan dari tadi pagi. "
"Tidak lama, " balas Rhea. "CEO Rakhan hanya punya waktu setengah jam untuk bertemu kita," sambungnya memberitahu. "Nanti dari sini, aku traktir kamu makan di Zekkei cafe, "lanjutnya.
Zekkei cafe? Chayra terbelalak. Itukan rooftop cafe yang berada di atas atap Wine Hotel, salah satu hotel bintang lima, di kawasan bisnis Jakarta, hanya berjarak beberapa belas kilometer saja dari sini.
Sesuai namanya yang berbau Jepang, Zekkei cafe menyajikan berbagai menu peruvian-Japanese food yang original khas Jepang.
Chayra belum pernah makan di sana, tapi dia pernah lihat review Vloger wisata kuliner mengenai Zekkei cafe. Vlogger itu memberi bintang 5 untuk rasa makanan dan suasana yang cozy. Dan bintang 1 untuk harga makanannya yang terlalu mahal.
Tidak berapa lama, Miku muncul di depan pintu.
"Mari Bu, saya antarkan ke ruangan CEO, beliau sudah menunggu, " ucap Miku sopan. Dia memberikan senyumnya yang terbaik pada calon nyonya bosnya. Harus memberikan kesan yang baik agar masa depannya di perusahaan ini cerah.
Rhea dan Chayra berdiri dari sofa nyaris berbarengan. Kemudian Chayra mundur beberapa langkah untuk memberikan ruang pada Rhea agar Rhea bisa berjalan lebih dulu.
Ruangan CEO ternyata berada satu lantai di atas. Begitu keluar dari lift, mereka berjalan lurus beberapa belas langkah sampai akhirnya tiba di depan pintu ruangan CEO Rakhan.
Miku mengetuk pintu dengan sopan. "CEO, Bu Rhea sudah datang, " lapornya dari depan pintu.
"Masuk, " terdengar suara CEO Rakhan memerintah.
Miku membuka pintu. Dia masuk di ikuti Rhea dan Chayra.
Ruangan CEO Rakhan besar dan mewah. Meski hanya terdiri dari seperangkat meja dan kursi kerja, lemari buku dan sofa untuk tamu, tapi perabotannya dari bahan kayu yang berkualitas tinggi. Dan di custom berdasarkan keinginan CEO Rakhan sendiri.
"CEO, ini Ibu Rhea Hadiyan, " lapor Miku setelah mendekat.
Taksa yang berdiri tak jauh dari kursi CEO terbeliak kaget. Reindra susah payah membuntuti, yang di buntuti malah menuju ke kantor ini.
"Ya, sekarang kamu balik ke ruanganmu, " perintah CEO Rakhan sambil membalik balik dokumen yang ada di atas mejanya.
Huh, dokumen apa ini, ketus CEO Rakhan dalam hati. Mentang mentang di suruh bawa dokumen apa saja, malah membawa dokumen HRD.
"Baik, CEO, " jawab Miku. Kenapa CEO meneliti dokumen HRD? Apa akan ada pergantian jabatan di perusahaan? batinnya heran.
"Saya tinggal ya, Bu, " senyum Miku sebelum dia beranjak pergi.
"Terimakasih, " balas Rhea tersenyum.
"Sama sama, Bu, " sahut Miku sambil berjalan keluar. Kemudian menutup pintu dengan hati hati.
"Silahkan duduk, " Kata CEO Rakhan seraya terus membolak balik dokumen.
"Terimakasih, " sahut Rhea. Dia menarik kursi yang berada di hadapan CEO Rakhan.
Chayra juga menarik kursi yang ada di sebelah Rhea.
Wait, kenapa ada 2 kursi yang di tarik keluar? Apa Rhea membawa teman? Siapa temannya? CEO Rakhan segera mengangkat wajah.
What? Setengah tak percaya dia pada matanya. Dia melihat Chayra duduk di sebelah Rhea.
Hah, di sini rupanya kucing kecil ini. Dia sudah berprasangka buruk dengan mengira Chayra menghabiskan siangnya di hotel bersama om tua.
Semua pikiran anehnya, ini gara gara chat Samuel kemaren malam.
"Ada perlu apa? " tanya CEO Rakhan sesantai mungkin. Dia menyingkirkan dokumen ke pinggir meja. Akting membolak balik dokumen sudah selesai.
"Saya menemani Chayra untuk meminta maaf pada anda, CEO Rakhan, " ucap Rhea membuka percakapan.
What? Mata Hazel Chayra terbeliak. " Tidak, aku tidak... "dia berusaha membantah.
"Benarkan, Ra? " Rhea memberikan tatapan tajam mematikan pada Chayra.
"Eh, i-iyya, iya betul, " Chayra terpaksa mengangguk.
"Minta maaf kenapa? " tanya CEO Rakhan pura pura tidak mengerti.
"Karena kemaren malam sudah meludahi tuksedo anda, CEO Rakhan, " cicit Chayra.
"Kamu meludahi tuksedo CEO Rakhan? " sambar Rhea tak percaya.
"Bukan begitu, Re, " Chayra menggaruk garuk rambutnya. "Sebenarnya aku tidak meludahi, aku hanya.. "
"Last night, you spit in my tuxedo, " sela CEO Rakhan menegaskan.
"Apa karena itu anda meninggalkan pesta lebih cepat?" tanya Rhea ingin tahu. "Kata papa, anda pulang lebih dulu. "
"Apa hubungannya, Re?" timpal Chayra cepat.
"Tentu saja ada hubungannya, Ra. Siapa sih yang betah memakai tuksedo yang sudah basah oleh ludah, " jawab Rhea cepat.
"Re, kamu kan teman aku, kok malah membela CEO ini," sahut Chayra kesal. "Sebanyak apapun ludah aku, tidak mungkin membuat baju seseorang jadi basah kuyup, "sambungnya lagi. "Memang ludahku seperti curah hujan? Yang bisa menumpahkan sekitar 300 mm air?" lanjutnya.
HPFT... CEO Rakhan menahan tawa. Dia tidak bisa membayangkan ludah Chayra sebanyak curah hujan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
WWH jin
duh Rhea tega bener ngomong ludah Chayra kau air hujan
2022-07-08
3
WWH jin
gaunnya Rhea mahal
2022-07-08
1
Bocil Project
keren ceritanya
2022-04-30
2