"Langsung mandi ya," kata mama Rhea sambil menepuk bahu Rhea dan Chayra secara bergantian.
"Kalau sudah selesai nanti ke ruang rias, sudah ada MUA menunggu di sana,"kata Mama Rhea lagi.
Ruang rias berada di sebelah kamar Rhea.
"Kita akan berangkat sebelum jam setengah 7 malam," mama Rhea mengingatkan.
"Ya, Tan," Chayra mengangguk lesu. Aku tidak ingin pergi, ingin dia berteriak.
"Ayo," Rhea menarik tangan Chayra dengan kuat. Mengajaknya menaiki tangga dengan cepat.
Kamar Rhea berada di lantai 2. Ini adalah kali pertama Chayra masuk ke kamarnya Rhea. Biasanya dia hanya sebatas di ruang tamu.
Kamarnya luas dengan interior khas perempuan. Bernuansa merah muda dengan hiasan lampu gantung kristal dan lampu hias kelap kelip.
Beranda kamarnya mengarah ke taman bunga yang menyejukkan mata.
Namun yang paling mengejutkan adalah ranjangnya. Ranjangnya berlapis emas 24 karat dan berhiaskan kristal swarovski. Bagian dalamnya berisi 16 ribu bulu angsa dan busa yang lembut.
"Sekarang mandi yang bersih, jangan sampai tersisa satupun daki di badanmu," Rhea berwanti wanti sembari mendorong Chayra masuk ke kamar mandi, yang berada di seberang ranjang.
Hih, mulutnya Rhea memang lebih pedas dari mulut tetangga. "Ya lord Rhea," balas Rhea memberi hormat.
Kamar mandi Rhea juga luar biasa. Dindingnya dari glass stone yang mengkilap. Yang paling menyita mata Chayra adalah kehadiran jacuzzi bathtub di sudut kamar mandi.
Jacuzzi bathtub adalah whirlpool bathtub yang biasanya di pakai di tempat Spa.
"Pakai ini," perintah Rhea menyodorkan sebuah gaun merah begitu melihat Chayra keluar kamar mandi berkalung handuk.
"Ini?" Chayra berkerut menerima gaun dari tangan Rhea. "Ini kan gaun untukmu," katanya menolak.
Gaun merah berbahan tipis dengan model ruffle yang panjangnya menjuntai sampai lantai ini harganya hampir mencapai ratusan juta rupiah. Mana berani dia memakainya. Apalagi gaun itu terbuka di bagian pundaknya. Tambah tidak berani dia memakainya.
"Harus mau," tuntut Rhea tegas. "Untuk memikat seorang laki laki apalagi seorang CEO, kamu harus berani mengumbar tubuhmu. Meski tubuhmu itu tidak sebagus aku, yang model gitar Spanyol ini, tapi bentuk tubuhmu juga tidak terlalu buruk," sambungnya.
"Setidaknya dadaku lebih berisi," sindir Chayra dalam hati. "Aku tidak ingin memikat siapa siapa," sahut nya cepat.
"Pengantin pengganti, ingat itu usul dari kamu," sentak Rhea tidak sabar.
"Kamu harus membuat laki laki tua itu tergila gila padamu dan lebih memilih menikahi kamu," dia menatap langsung ke netra mata Chayra.
"Jika laki laki itu yang memilih kamu, papa pasti tidak akan memaksa aku, ayolah, Ra," dia menatap chayra sepenuh hati.
"Lalu nasibku bagaimana?" balas Chayra resah.
"Kamu kan bisa bilang, kalau kamu sudah di jodohkan oleh orang tua mu," jawab Rhea lugas.
"Ruwet," tukas Chayra. "Bagaimana kalau begini saja, di pesta nanti kamu bertindak sesukamu, bisa di pastikan laki laki itu akan ilfeel melihatmu," usulnya.
"Karena aku yakin, meski aku dandan secantik bidadaripun, tidak akan bisa menandingi pesona kamu ,Re, " urainya merendah.
"Hm..benar juga," Pikir Rhea sejenak. "Tapi tidak, tidak bisa Ra, jika aku melakukan itu , nama baik keluarga aku akan cacat, papa akan marah padaku," tolaknya. "Tetap di rencana semula," putusnya tak bergeming.
"Tapi Re.." Chayra berusaha membantah.
"Aku transfer 40 juta," Rhea mengambil ponsel mahal miliknya yang tergeletak di atas karpet di bawah ranjang. "Done," dia memperlihatkan ponselnya ke arah Chayra. "60 juta lagi nanti malam."
100 juta? Ya Tuhan, Dios Mio! Chayra hampir tergoyahkan. Tapi ini menyangkut harga diri.
Tidak ada dalam sejarahnya, Dia-Chayra Minara, merayu seorang laki laki.
"Re, kamu itu kan belum pernah bertemu dengan orangnya. Siapa tahu dia masih muda dan sekeren Cha Eun Woo," bujuk Chayra.
Siapa yang tidak tahu Cha Eun Woo? Pemilik visual paling sempurna di dunia, ini kata dokter ahli bedah plastik.
Dan Chayra setuju.
"Dengar ya, Ra, dia itu CEO sebuah perusahaan besar, perusahaan sendiri, bukan perusahaan warisan dari keluarganya. Pasti usianya sudah tidak muda lagi. Papa saja sudah beruban baru bisa menjadi CEO di perusahaan kakek," kata Rhea bersikukuh.
"Aku tambahin 20 juta lagi," Rhea mengangkat ponselnya. "Nih, sudah di transfer," dia mengacungkan ponselnya ke arah mata Chayra.
Apa ? 60 juta? "Bagaimana ya," Chayra menggaruk rambutnya.
"Sudah ,tidak usah pikir pikir, jarangkan ada yang memberimu uang sebanyak ini kan?" Rhea merangkul bahu Chayra. "Bisa di pakai untuk membayar uang kuliahmu kan?" sambungnya mengingatkan.
Uang kuliah di Universitas Bumi Persada, memang tidak murah. Chayra sudah menunggak selama 1 semester. Uang dari Rhea bisa di pakai untuk melunasinya.
Bukannya sekali, tapi sudah beberapa kali Rhea ingin memberinya uang untuk membayar uang semester.
Tapi Chayra menolak. Sudah cukup Rhea mengeluarkan uang ratusan juta untuk membayar uang masuk universitas dan membiarkan dia tinggal di apartemen tanpa membayar. Dia tidak ingin berhutang budi terlalu banyak.
"Baiklah," Chayra menarik nafas. Dia menyerah.
**////
Sementara di lantai bawah, mama Rhea menanti dengan cemas. Dari tadi berjalan mondar mandir, sedangkan papa Rhea yang duduk di sofa sibuk dengan ponselnya. Memperhatikan dengan seksama pergerakan harga saham perusahaannya di wall street.
"Kenapa lama sekali Pa? MUA sudah pulang dari tadi. Apa mungkin Rhea berubah pikiran?" tanya Mama Rhea cemas.
"Tunggu saja, Ma," imbuh papa Rhea mengingatkan. Matanya tetap terarah melihat layar ponsel.
"Namanya juga anak gadis, pasti dandannya lama," sambung papa Rhea santai.
"Dandan lama apa sih ,pa?"protes mama Rhea. "Dandanan kan sudah di urus MUA. Tugas mereka hanya mengganti baju," malah papa Rhea yang kena semprot mama.
"Mama jangan marah marah, nanti bedaknya luntur," goda papa Rhea.
"Pa,lihat," Mama Rhea menarik tangan suaminya. Memaksa untuk berpaling dari ponselnya.
"Anakmu itu..." suara mama Rhea terdengar kesal.
Papa Rhea segera mendongak. Bola mata papa Rhea hampir keluar melihat penampilan anaknya.
Riasan mata gelap dengan lipstick vampy dan glitter.
"Kita bukan mau ke pesta halloween sayang," kata papa Rhea berusaha sabar. "Sekarang balik lagi ke kamarmu dan hapus riasanmu," sambung Papa Rhea dengan nada pelan.
"Gaunnya juga," timpal Mama Rhea. "Kenapa kalian saling bertukar gaun? Ganti gaunnya ya?" bujuk mama Rhea.
Bagaimana mungkin anaknya memakai gaun biasa ke pesta nanti? Mana kalung choker berlian berharga milyaran juga menggantung di leher Chayra, batin mama Rhea dongkol.
"Aduh papa, make up mata ini namanya smokey eyes, sedang trend. Ini dandanan ala Red Queen Alice in the wonderland, papa. Ini dandanan high-end untuk ke pesta. Papa tidak pernah nonton filmnya sih," jawab Rhea santai.
"Setidaknya ganti bajunya ya sayang," bujuk mama Rhea.
"Aku tidak mau ma, malu. Barusan tumbuh bisul besar dan bernanah di pundak aku," kata Rhea asal menyahut.
Bisul? PFTT.....Chayra berusaha menahan tawa. Putri konglomerat mana ada punya bisul.
"Bisul?" Mama Rhea melotot. "Kenapa kamu tiba tiba punya bisul?"
"Aku juga tidak tahu ,ma," jawab Rhea mengangkat bahu. "Kalau aku tahu, aku pasti akan melarang tumbuh di bahuku."
"Pa..." Mama menatap ke arah suaminya. " Bagaimana ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
istrinya Bo qinggang
kamar mandi orang kaya
2023-06-26
3
WWH jin
gimana y rasanya tidur di ranjang mahal
2022-07-08
2
Bocil Project
novel bagus gini yg like ko dikit
2022-04-30
2