Mimpi apa ya, aku semalam, Chayra bergumam resah.
"Kenapa diam saja?" CEO mendekatkan wajahnya yang mulus tanpa pori.
Ya Tuhan, mulus sekali, perawatan mukanya pakai apa itu? Chayra membatin iri.
"Huh.." CEO mendengus. Sedikit kesal karena Chayra tak kunjung menjawab.
Chayra merasakan sinyal bahaya. Aku harus cepat cepat pergi, desisnya. Sebelum CEO arogan ini bertindak aneh aneh.
"Kamu mau ke mana?" CEO menghadang jalan Chayra dengan tangannya.
"Anu..mau.. mau.." Chayra diam sejenak . Lobus frontal atau otak bagian depannya berpikir keras untuk mencari alasan.
"Kamu pikir bisa pergi begitu saja setelah meludahi tuksedoku?" tukas CEO dingin dan tajam.
Hadeuh, ini CEO mau memperpanjang urusan rupanya, geram Chayra dalam hati.
"Aku..aduh, tiba tiba aku merasa pusing," Chayra mengurut pelipisnya.
"Entah ini tensiku naik atau vertigoku kambuh," gumamnya agak keras. Cukuplah sampai terdengar oleh CEO.
"Aku lemes..mau pingsan," Chayra berjalan pelan terhuyung huyung. "Kenapa semuanya gelap ini.."
CEO melihat sambil meringis. "Akting yang totalitas," geramnya.
"CEO.." asisten CEO melihat CEO meminta arahan.
"Biarkan dia pergi," CEO menyingkirkan tangannya yang menghalangi jalan Chayra.
"Sini mbak, biar saya antarkan," asisten CEO dengan sigap meraih tangan Chayra ,berusaha menolong. " Anda bisa beristirahat di lantai 50," sambungnya memberitahu.
Lantai 50? Itukan lantai buat VVVIP, batin Chayra.
Mau apa dia di bawa ke sana? Apa CEO sombong ini mau menggerogotinya? Berniat mengambil kesuciannya?
Hi..Chayra bergidik. Berbagai dugaan mengerikan yang melintas di benaknya membuat bulu kuduknya meremang.
Chayra memaksa lobus frontalnya berpikir. Dia harus menemukan alasan untuk pergi tanpa di curigai.
"Ti..tidak usah" Chayra melepaskan tangannya dari pegangan asisten CEO.
" aku tiba tiba merasa mual, jangan jangan aku hamil,hoek..hoek..mau mun..tah," Chayra menggelembungkan mulutnya sembari mengeluarkan bunyi bunyi aneh. "Uwek...wek..wek". dia menahan mulutnya dengan kedua tangannya.
"Toiletnya di sebelah sana, mbak," asisten CEO menunjuk kearah di seberang meja prasmanan.
"Terimakasih," Chayra segera berlalu dengan langkah kilat.
"Selidiki perempuan itu," desis CEO begitu Chayra sudah melangkah jauh.
"Perempuan yang mana ,CEO?" tanya asisten tidak mengerti.
"Si mata hazel," jawab CEO. "Mata kucing," sambungnya dengan intonasi tidak sabaran.
Warna mata hazel memang mirip dengan warna bola mata kucing.
Hah, kenapa aku punya asisten bebal seperti ini ya, gumam CEO menyesali.
"Baik, CEO, " asisten mengangguk cepat. "Caranya bagaimana CEO?" katanya kemudian, setelah lobus frontalnya berpikir keras namun tidak menemukan jawaban.
"Hah!" CEO menarik nafas kasar. "Di lobby utama kan ada CCTV, kamu bisa lihat dia datang dengan siapa. Setiap undangan di pesta ini wajib mengisi buku daftar tamu," sambungnya dengan intonasi kesal.
Andai Paman Brandon tidak memaksa Brennie untuk menjadi asistennya, sudah lama dia memecat Taksa sebagai asistennya.
"Baik ,CEO," Taksa, si asisten menundukkan kepala sebagai tanda hormat.
Taksa segera melangkah ke ruangan monitor CCTV yang berada di luar ballroom.
CEO mengikuti gerak langkah Chayra dengan matanya yang tajam.
Setelah berjalan lumayan jauh, Chayra menoleh ke belakang. Dia melihat CEO masih berdiri di samping meja prasmanan. Meski tidak terlihat dengan jelas, entah kenapa dia merasa CEO menatapnya dengan tajam dan tanpa kedip.
"Di sini rupanya," sebuah tangan menepuk bahu Chayra yang telanjang. "Kenapa lama sekali?" ujar Rhea, si pemilik tangan,dengan raut muka gusar.
"Aku bertemu dengan seorang laki laki yang menyebalkan," Chayra menyahut. "Sudah bertemu dengan calon mu?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"Belum," Rhea menggeleng muram. " Aku ingin cepat cepat pulang dan menghapus riasan smokey eyes yang memalukan ini," gerutunya sewot. "Semua orang menatapku dengan pandangan aneh."
PUFTT...Chayra berusaha menahan tawa.
"Bukannya itu ide kamu untuk menakuti laki laki itu?" Chayra mengingatkan.
"Aku pikir kita akan segera bertemu dengan dia. Ternyata meski aku sudah di kenalkan dengan selusin CEO teman papa,dia belum muncul juga," geram Rhea menahan emosi.
Di kejauhan CEO masih memperhatikan Chayra tanpa kedip. Matanya menyipit saat mengenali lawan bicara Chayra.
Siapa gadis itu? Dia memakai long dress berwarna coklat muda berbahan tweed. Bahan tweed atau kain woll, biasanya di gunakan untuk pakaian formal.
Jarang perempuan memakai gaun dari bahan tweed untuk ke pesta.
" CEO," kedatangan Taksa membuat CEO memalingkan wajah. "Aku sudah mendapatkan data tentang gadis itu," dia menyerahkan selembar kertas hasil print out komputer.
CEO segera mengambil kertas yang dijulurkan Taksa. " Tunggu saja, kamu tidak akan aku lepaskan," dia membatin.
" Nama Chayra Minara, tinggi 165 cm.Neck : 15, bust : 35, waist : 30, hip : 35.." CEO membaca dengan dahi berkerut. " Apa ini maksudnya?" dia menoleh melihat Taksa dengan pandangan tajam. Seakan ingin memangsanya.
"Itu data pribadi gadis yang tadi CEO," jawab Taksa memucat.
Salah apa dia? Kenapa CEO tampak begitu menakutkan?
"Kami sudah melakukan perhitungan dengan teliti berdasarkan gambar gadis itu di kamera CCTV," jelas Taksa hati hati.
"Bust itu ukuran dada, waist adalah ukuran pinggang," cicitnya begitu menyadari wajah CEO berubah ungu.
"Aku tidak minta data yang itu," sentak CEO menahan amarah. "Data pribadi yang aku ingin kan, di mana dia tinggal, sekolahnya ,teman temannya, hobinya, kenapa hal sekecil itu kamu tidak bisa menyelesaikannya?" geram CEO.
"Maaf CEO.." Wajah Taksa tambah memucat. "Kami lihat dia datang bersama keluarga bapak Farras Hadiyan, sepertinya dia berteman dengan anak perempuan bapak Farras," sambung nya dengan pelan. "Ya, dengan gadis itu," tunjuknya mengikuti arah pandangan CEO.
Anak CEO Farras memakai gaun formal dan anting sederhana , sementara temannya mengenakan gaun pesta mewah dengan kalung berharga fantastis?
Dahi CEO berkerut. Hidungnya mencium sebuah keanehan.
CEO menatap lagi sepasang gadis yang tengah berdiri cukup jauh dari dia berada saat ini.
"Sekarang jelaskan padaku, siapa laki laki yang menghambat kamu di depan meja prasmanan," selidik Rhea setelah mendengar cerita Chayra.
"aku tidak tahu Re," Chayra menggeleng. " Laki laki itu tidak penting, kenapa ingin membahasnya?" sambungnya malas.
"Dia laki laki yang sombong, angkuh, menyebalkan,sok kuasa," lanjutnya lagi.
"Oh.." Rhea menjawab pendek.
"Sebenarnya sih jika di lihat lihat dia lumayan cakep, mirip Cha Eun Woo , idola aku, itu yang member ASTRO," ujar Chayra agak menyayangkan.
"OOhh.." balas Rhea pendek. Bola matanya berpendar takjub.
"Kenapa sih oh, oh terus," sambar Chayra heran." kamu lihat apa sih , seperti kesambit meja," dia memutar kepalanya. Mencari tahu.
OH, My God!
Mata Chayra hampir keluar karena kaget. Jantungnya juga berdebar kencang.
Dia melihat CEO berdiri di belakangnya dengan ekspresi wajah yang tidak berani dia lukiskan.
A-apa saja yang sudah di dengar laki laki itu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
sayang orangtua
terinci sekali ya ukurannya/Grin/
2024-04-12
1
WWH jin
duh malunya🤣🤣🤣
2022-07-08
2
WWH jin
ukurannya detail y CEO?
2022-07-08
1