Zoom meeting selesai 1 jam kemudian. Taksa langsung menekan tombol shut down pada remote smart TV yang barusan di pergunakan untuk zoom meeting. Kemudian dia mencabut USB flask drive yang tertancap di belakang Smart TV.
"Katakan kenapa kamu tadi terlambat?" tanya CEO Rakhan menginterogasi ketika Taksa meletakan remote smart TV di meja kerjanya.
" Saya mengantarkan Mbak Chayra ke kampus dulu, CEO, " jawab Taksa hati hati.
"Apa? Kenapa bisa? " mata CEO Rakhan membesar heran. " Tugas yang aku suruh kamu yang kerjakan? " ucapnya menebak.
Taksa mengangguk. "Maaf CEO, karena saya tidak punya satupun nomor ponsel petugas keamanan kantor, sy memutuskan untuk melakukannya sendiri... " kemudian dengan hati hati dia menceritakan bagaimana dia muncul di depan rumah Rhea lalu Chayra mendekatinya untuk meminta di antarkan ke apartemen kemudian lanjut ke kampus.
"Chayra tidak mengenali kamu kan? " tegas CEO Rakhan.
"Saya rasa tidak CEO, sepanjang perjalanan saya tidak bersuara sedikitpun," jawab Taksa.
"lagipula saya memakai helm ojek online, pasti mbak Chayra mengira saya sebagai salah seorang driver, CEO, " sambungnya.
"Hebat juga kamu bisa berpikir menyamar sebagai driver ojek online, " balas CEO Rakhan puas. Ternyata Taksa tidak selugu yang dia kira.
"Anu CEO, sebenarnya.. waktu saya keluar rumah, saya salah mengambil helm," aku Taksa malu.
"Saya keliru mengambil helm adik yang bekerja paruh waktu sebagai driver ojek, " lanjutnya tidak enak hati.
"He eh, " CEO Rakhan tertawa miring. Ekspetasinya terlalu tinggi pada Taksa. Tapi setidaknya, sekali ini dia menjalankan tugas dengan baik.
"Sekarang kamu cari seorang petugas keamanan yang bisa membuntuti Chayra tanpa ketahuan. langsung suruh saja dia ke kampusnya," perintah CEO Rakhan. "Cepat, jangan pakai lama. Nanti dia keburu pulang. "
"Tapi CEO, "Taksa berusaha mengingatkan."Sebentar lagi anda ada pertemuan dengan rekan bisnis.. "
"Sudah, urus Chayra dulu. Ini lebih penting, " CEO Rakhan mengusir.
Taksa terpaksa mengangguk .Oh, God, semakin lama tugas nya semakin aneh, rintihnya dalam hati.
####
"Pstt.. " Rhea mendesis dari luar jendela kelas. "Ra.. ra.. " panggilnya karena Chayra tidak kunjung mengangkat kepala.
Meski mata kuliah Pengantar aplikasi komputer dan teknologi sudah berakhir, Dosen nya juga telah meninggalkan kelas, Chayra masih memelototi buku paketnya. Ada beberapa pembahasan yang tidak dia mengerti.
Seperti langkah penyelesaian untuk angka pecahan dalam sistem bilangan biner apabila di nilai dalam sistem bilangan desimal, dia belum sepenuhnya mengerti.
Tumben, dia mendesah. Hari ini entah Kenapa pikirannya melayang kemana mana. Dia tidak fokus seperti biasa.
Wajah CEO arogan itu tetiba muncul melayang layang dalam lobus temporal di otak besarnya.
Visualnya yang menyebalkan itu seakan betah hinggap di sana, membuyarkan konsentrasinya, membuat dia benar benar kesal.
Sekarang dia terpaksa mengulang ulang pelajaran hari ini supaya tidak ketinggalan lebih jauh.
"Pstt.. Chayra, " Rhea memanggil dari depan pintu. Kali ini lebih keras.
"Ra, " panggil Medina yang duduk di kursi di sebelah kanan Chayra. "Rhea panggil tuh, " sambungnya.
"Ha? "Chayra mengangkat muka. Dia melihat Rhea berdiri di samping pintu dengan wajah kesal.
"Ayo, " Rhea melambai menyuruh Chayra mendekatinya.
Aduh, titah tuan putri tidak boleh di abaikan. Dengan malas Chayra bergerak ke arah pintu.
"Ayo ikut aku, " Rhea menarik tangan Chayra.
"Aku masih ada satu mata kuliah lagi Re, " Chayra menolak. "Pengantar Akuntansi 2," dia memberitahu.
"Ya sudah, nanti kamu langsung ke parkiran di gedung E ya, mobil BMW touring ya, " pesan Rhea sebelum pergi.
Chayra mengangguk. kemudian dia kembali ke tempat duduknya.
Tak berapa lama, Dosen mata kuliah pengantar akutansi 2 masuk ke dalam kelas.
Pak Jauzan Nevan, dosen mata kuliah pengantar akuntansi 2, dengan cepat menguraikan materi pelajaran hari ini. Menghitung kekayaan atau aktiva perusahaan.
Ugh.. Chayra melenguh. Lagi lagi otak kirinya hari ini terlambat merespon.
Rumus metode garis lurus yang di terangkan secara jelas dan terperinci oleh Pak Jauzan, susah di cerna otak kirinya. Biasanya otak kirinya cepat menangkap semua rumus dan hitungan angka angka.
Apa ini karena perasaan berdosanya pada CEO itu? Karena telah meludahi tuxedo dan kemudian menjelekkan dia?
Chayra sibuk bertanya tanya dalam hati.
"Coba sekarang di hitung berapa penyusutan kendaraan operasional perusahaan A? "Pak Jauzan mengedarkan pandangan mencari mahasiswa yang akan mengerjakannya langsung di white board di depan kelas.
"Untuk menghitung biaya penyusutan, kita pakai rumus metode garis lurus atau straight line, " sambung Pak Jauzan sambil terus berjalan mengelilingi barisan kursi.
Jangan aku, don't me! Chayra menyembunyikan wajahnya di dalam buku paket Pengantar akuntansi 2 yang terbuka lebar.
"Coba.. " Pak Jauzan berhenti di dekat meja Chayra.
Oh, My God! Jantung Chayra berdetak kencang. Dia benar-benar tidak bisa menghitung biaya penyusutan kendaraan itu. Otaknya buntu.
"Saya, Pak, " Tiba tiba sebuah tangan teracung dari kursi di sebelah kiri Chayra.
Chayra seketika menoleh. Dia melihat Arfan Rayyan tersenyum sambil menganggukkan kepala.
Apakah dia membantuku? tanya Chayra dalam hati.
"Harga kendaraan di kurangi nilai sisa penyusutan, " kata Arfan. "Harga kendaraan 200 juta, nilai sisa di perkirakan.. "
"Kerjakan di white board, " perintah Pak Jauzan tegas.
Thanks God, Dankon Dio! Chayra menarik nafas lega.
Arfan berjalan ke depan. Dengan tenang, dia mengambil spidol di atas meja Pak Jauzan, lalu mulai mengerjakan soal yang di tulis Pak Jauzan di white board.
Dalam sekedip mata, dia sudah menyelesaikan soal menghitung biaya penyusutan kendaraan.
"Betul, " Kata Pak Jauzan setelah melihat white board. "Silahkan kembali ke bangku mu, " lanjut Pak Jauzan sambil menerima spidol yang di sodorkan Arfan.
"Ya, Pak, " Arfan mengangguk.
"Thank you, " Chayra menggerakkan bibirnya tanpa suara, begitu Arfan berjalan menuju kursinya.
"Sama sama, " angguk Arfan seraya mengenyahkan pantatnya di kursi. Setelah sekian lama menjadi teman sekelas, akhirnya, dia memandangku juga, " katanya dalam hati.
"Pelajaran hari ini selesai, sampai jumpa minggu depan, "Pak Jauzan memberesi bukunya yang terletak di atas meja, lalu keluar kelas.
Chayra menarik nafas. Dia benar benar lega. Sepertinya hari ini otaknya sudah tidak sanggup untuk pelajaran lagi.
Otaknya seperti terbakar. Ini kejadian langka. Dia tidak pernah merasakan ini sebelumnya.
Chayra segera memberesi buku di atas meja, lalu memasukannya ke dalam tas ranselnya.
"Terimakasih untuk yang tadi, " Chayra menyempatkan diri menghampiri Arfan yang masih memberesi bukunya.
"Oh, iya, " Arfan mengangguk. "Kamu kan tadi sudah mengucapkan terimakasih," dia menambahkan.
"Iya, betul, tapi aku merasa ucapan terimakasih yang tadi belum cukup untuk mewakili rasa terimakasihku, " balas Chayra.
" Kamu kan tahu bagaimana rasanya di suruh ke depan untuk mengerjakan soal tapi tidak bisa mengerjakannya? " tanyanya pada Arfan. "Kamu pasti tidak tahu ya, kamu kan pintar, " sambungnya melihat Arfan hanya diam termangu.
"Ah, tidak, aku biasa saja, " timpal Arfan merendah.
Cuma aku pernah juara 1 olimpiade akuntansi tingkat nasional, medali emas international mathematics olympiade pre university dan beberapa piagam penghargaan lomba internasional lainnya, sambungnya dalam hati.
"Besok kita ngobrol lagi ya, aku di tunggu Rhea di parkiran, " ujar Chayra.
Dengan bergegas dia meninggalkan kelas.
Arfan termangu di kursinya. Chayra mengajaknya ngobrol? Ini pasti mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
WWH jin
fall in love
2022-07-08
2
WWH jin
jangan jangan sdh fall in t😁
2022-07-08
1
WWH jin
trnyata Taksa
2022-07-08
1