"Iya, kamu. Memangnya ada orang lain di sini selain kamu?" tukas Rhea.
"Ide apa..." Chayra menggaruk garuk rambut tebalnya yang berwarna kecoklatan. "Aku sebagai pengantin pengganti?" ucapnya hati hati.
"Ide apa itu. Tidak mungkinlah, kamu menggantikan aku," decak Rhea kesal.
"Wajah kita saja jauh berbeda. Wajah kamu kan bentuknya persegi kotak kotak," lanjutnya.
Persegi kotak kotak? Chayra mengerutkan kening. Justru yang wajahnya persegi kotak kotak itu adalah wajahnya Rhea.
"Memangnya kenapa dengan wajah kotak? Menurut yang aku baca, wajah kotak itu sangat fotogenik. Karena setiap sudut wajah cantik saat di foto," bela Chayra .
"Menurutmu begitu?" tanya Rhea menyakinkan diri.
"Iya," Chayra mengangguk pasti.
"Eh, kenapa justru membahas wajah kotak?" tanya Rhea heran.
Hm...Rhea memang agak sedikit kacau setiap kali dia merasa kalut, batin Chayra.
"Menurutku ide kamu itu bagus juga," kata Rhea setelah berpikir agak lama.
"Ide yang mana?" timpal Chayra mengangkat sebelah alis.
"Aku sebagai pengganti pengantin? Tapi kamukan kamu sudah bilang kalau itu tidak mungkin. Wajah kita jauh berbeda. Kamu juga lebih tua dari aku," dia mengingatkan Rhea.
"Ups.." Chayra mengigit bibir. Dia tersadar telah melakukan kesalahan fatal.
"Ehem...aku cuma lebih tua 15 bulan dari kamu. Jangan bahas umur dengan aku," tandas Rhea tak suka.
"Iya,maaf," Chayra menyeringai.
Menghadapi tuan putri yang satu ini harus punya kesabaran tingkat malaikat.
"Ide kamu sebagai pengganti pengantin itu usul yang bagus, Ra," Rhea mengemukakan pendapatnya.
"Apaaa??" bibir Chayra terbuka lebar.
Jangan bilang Rhea setuju dengan idenya. Ide gila itu begitu saja keluar meluncur dari bibirnya.
"Ya ,itu," Rhea menyeringai. Memperlihatkan deretan gigi putih berkilau yang baru saja di venner.
"Aku tidak setuju," Chayra bersuara keras.
Percuma saja dia kabur dari rumah jika ujung ujungnya dia harus menikah juga.
"Kamu tahu kan kenapa aku kabur dari rumah?" tanya Chayra. "Karena aku mau di nikahkan secara paksa," lanjutnya setelah Rhea mengangguk.
"Lah, itukan ide dari kamu. Sebagai teman yang baik aku harus setuju," kilah Rhea tidak mau di salahkan.
"Rheaa..." Chayra menggoyang goyangkan badan Rhea dengan kesal.
"Jangan panik begitu, kamu tenang saja, serahkan semua padaku," seringai Rhea lebar. Dia mengambil tas ranselnya yang terbaring lemas di sofa.
"Kamu jangan anggap serius usulku tadi, Re," ujar Chayra berwanti wanti.
"Hehe..," Rhea hanya tertawa. Dia berdiri dari sofa dengan wajah ceria. Hilang sudah beban 100 ton yang menggelayuti mukanya.
"Whoaa..aku mengantuk. Aku tidur dulu," dia berjalan masuk kamar. "Kamu tidur di sofa ya," dia mengintip dari balik pintu kamar.
"Iyahhh.." seru Chayra lega.
Dengan sifatnya yang sulit ini, tidak heran Rhea hanya punya Chayra sebagai temannya. Namun andaikata Chayra bisa memilih, diapun sebenarnya tidak ingin berteman dengan Rhea.
Chayra beranjak dari karpet naik ke atas sofa. Tidur di sofa malam ini tidaklah terlalu buruk. Ukuran sofa 3 seater ini sekitar 250 cm, cukup panjang untuk dirinya. Dia tidak akan tersiksa tidur di sini.
Apalagi pelapis sofa dari kain midili yang bertekstur halus yang nyaman di kulit. Di tambah lagi memakai coil spring di dalamnya. Tidur di sofa akan sangat nyaman.
Daripada tidur seranjang dengan Rhea. Gaya tidur Rhea semengerikan sifatnya. Selain sering mengigau, tangan dan kakinya juga tidak bisa diam.
"Ra, ayo tidur," Rhea muncul dari balik pintu yang terbuka.
"Ini juga mau tidur," balas Chayra sambil merebahkan badannya di sofa.
"Bukan di sana, tidur di kamar dengan aku," perintah Rhea.
"Katanya aku tidur di sofa," ujar Chayra mengingatkan.
"Itu tadi, sekarang aku mau kamu tidur di kamar," jawab Rhea sebelum dia menghilang.
Ya, Tuhan. Dios Mios! " Aku datang lord paduka maharaja Rhea Ravika," sahut Cayra patuh.
Dia berjalan patuh masuk ke kamar lalu menutup pintu.
Di dalam kamar, Rhea sedang duduk di depan meja rias. Tengah membersihkan wajahnya dengan rangkain produk pembersih muka yang berjejer di atas meja rias.
"Sudah jam 10.15, waktunya tidur," kata Rhea memberikan perintah.
Baru juga jam 10.15 malam, masih terlalu pagi buat aku yang gamer sejati ini,apalagi besok hari minggu, gerutu Chayra dalam hati.
"Aku mau ke kamar mandi dulu," timpal Chayra. "Mau menggosok gigi." dia berjalan ke arah kamar mandi yang berada di seberang ranjang.
"Jangan lupa cuci muka dengan facial foam. Heran aku, facial foam yang aku beli 6 bulan yang lalu masih awet banyaknya. Kamu tidak pernah pakai ya? Pantas kulit mukamu kusam,"omel Rhea panjang.
"Iya," tukas Chayra sambil menutup pintu kamar mandi.
Dengan wajah imut dan kecil, dia hanya membutuhkan facial foam seujung kuku untuk membasuh mukanya. Karena itu facial foam yang di beli Rhea tidak terlalu banyak berkurang, meski sudah lama di beli.
Setelah selesai menggosok gigi dan mencuci muka, Chayra keluar dari kamar mandi. Dia melihat Rhea sudah tertidur pulas di atas ranjang.
Sambil menghela nafas, Chayra membaringkan tubuhnya di sebelah Rhea.
Tiba tiba...plak! tangan Rhea mampir ke pipi Chayra.
Chayra segera membalikan badan membelakangi Rhea. Namun sebuah kaki menendang bokongnya.
Argh.. Chayra bergumam kesakitan. Dia buru buru bangun dari ranjang. Jika terus begini,dia tidak akan bisa tidur sampai pagi.
Apalagi Rhea sabuk coklat karate. Bisa di bayangkan bagaimana rasanya pukulan dan tendangannya.
Dengan mengendap endap, Chayra keluar dari kamar. Menuju ke arah sofa di ruang depan.
Sesampainya di sofa, Chayra segera merebahkan diri. Dia tertidur pulas sampai pagi.
Ting...tong! Bel apartement berbunyi.
"Huh, siapa itu?" suara bel membangunkan Cahyra dari tidur nyenyaknya.
Cleaning service apartement kah? Biasanya mereka datang jam 9 pagi dan hari ini bukan jadwalnya.
"Siapa ?" teriak Chayra malas.
"Paket ,mbak," suara sopan seorang laki laki dari depan pintu apartement.
Paket? Chayra mengernyitkan dahi. Dia meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas di samping armrest atau lengan sofa. Masih jam 6 pagi, katanya dalam hati.
"Pengiriman paket one night service, Mbak," laki laki di luar kembali bersuara.
"Sebentar," Chayra bangun dari sofa. Dia berjalan dengan terhuyung huyung karena masih mengantuk.
Sebelum membuka pintu,dia mengintip keluar melalui door viewer. Dia melihat dua orang laki laki berseragam pengantar paket di depan pintu.
"Paket untuk siapa?" Chayra bertanya lagi.
"Ibu Chayra minara," balas laki laki yang berdiri lebih dekat dari pintu.
Paket buat aku?
Chayra mengerutkan dahi. "Dari siapa, Pak?"
"Nino, Mbak."
Nino? Chayra berpikir keras. Dia tidak ingat pernah mengenal seorang laki laki bernama Nino. Tapi sudahlah, dia juga ingin tahu isi paket itu.
Chayra membuka pintu, lalu meminta pengantar paket itu untuk meletakkan paket itu di dekat pintu.
"Paket apa ini?" Chayra mengelilingi paket itu setelah pengantar paket pergi.
Paket ini terlihat sangat mencurigakan, gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
WWH jin
ga kebayang kalau teman tidur model gini, auto ga bs merem🤣🤣🤣
2022-07-08
3
Bocil Project
novel baru auto pav
2022-04-30
3
Naaa
lanjutt
2022-03-03
3