Papa Rhea menatap istrinya dan anaknya bergantian. Ragu sesaat.
"Baiklah," akhirnya Papa Rhea mengalah.
"Tapi kamu jangan sampai mengacaukan pesta , mengerti?" lanjut papa tegas.
"Beres ,Pa," Rhea tersenyum cerah. Merasa lega. Sejauh ini semua berjalan sesuai rencananya.
Tak berapa lama kemudian, mereka sampai di Hotel Grand Duke, hotel bintang 5 di pusat kota, masih 1 blok dengan apartement milik Rhea.
"Semuanya aku serahkan padamu," bisik Rhea begitu mereka melangkahkan kaki memasuki ballroom hotel.
"Jangan mengecewakan aku ,"bisiknya lagi. "Don't let me down," dia menegaskan.
Chayra mengangguk tanpa semangat. Harga diriku terkoyak oleh transferan 70 juta, batinnya memelas.
"Yang mana orangnya,Pa?" tanya Rhea yang berjalan di belakang papanya.
"Sepertinya belum datang,Re," balas papa tanpa menoleh. Wajah smokey eyes Rhea membuat papanya malas menatap.
"Kamu ikut papa sama mama menyapa kolega Papa dulu, " ajak Papa Rhea.
Papa Rhea melangkah menuju ke tengah tengah ballroom, di mana sekelompok laki laki berdiri. Dari gaya berpakaiannya, dapat di pastikan mereka adalah sekumpulan CEO.
"Aku ke sana dulu ya," bisik Chayra di telinga Rhea sambil menunjuk deretan meja prasmanan di sudut ballroom.
Dia baru teringat jika ayahnya juga seorang CEO. Dia tidak ingin bertemu dengan ayahnya saat ini, terlebih jika ayahnya bersama nenek sihir itu .
"Aku haus," kata Chayra beralasan.
"Jangan lama lama," pesan Rhea.
Chayra mengangguk. Dia berjalan ke arah meja prasmanan lalu berhenti di sana.
Tempat ini merupakan tempat yang paling strategis untuk mengamati siapa saja yang masuk kedalam ballroom ini.
Chayra menatap semua yang datang dengan teliti sembari berharap ayahnya tidak akan datang. Andaipun datang, hanya sendirian. Tanpa di temani nenek sihir itu.
"I -can't - believe -it ," gumam Chayra marah. Mata nya melotot penuh kebencian.
Dia melihat ayahnya masuk bergandengan tangan dengan perempuan yang paling di bencinya.
Dan yang membuatnya tambah emosi adalah, nenek sihir itu memakai tiara berlian ibunya. Tiara itu di dapatkan ibunya saat memenangi kontes kecantikan tingkat provinsi, sewaktu masih gadis dulu.
"Dasar tidak tahu malu, muka tembok, kulit badak," geram Chayra pelan. "Wajah ikan, badan pelepah pisang," racaunya tak jelas.
Jika tidak ingat situasi, ingin dia melempar nenek sihir itu dengan sepatu high heels 8 cm yang tengah di pakainya.
"Terimakasih," katanya saat melihat sebuah gelas berada di depan matanya.
Dia langsung meminumnya untuk melampiaskan kemarahan yang membuncah di dada.
"Minuman apa ini?Uhuk..uhuk," dia terbatuk batuk saat cairan berwarna oranye masuk kedalam kerongkongannya. "Rasanya sangat aneh," dia mengangkat muka.
laki laki yang berdiri di hadapannya sangat tampan. Alis nya hitam,lurus dan tebal. Hidungnya panjang dan mancung. Rahangnya kuat dan kokoh. Postur tubuhnya tinggi proporsional.
"Cha eun woo," nama itu meluncur keluar dari bibirnya.
Sejenak Chayra terpana. Tapi kemudian dia tersadar. Ini bukan Cha Eun Woo.
Cha eun woo berkulit putih halus. Yang ini kulitnya,agak kecoklatan. Skin tanned yang berkilau.
"Itu tadi minumanku," kata laki laki itu pendek. Suara baritonnya menggetarkan pendengaran Chayra.
"Oh, eh, anu, maaf," Chayra terbata bata. "Ini aku ambilkan lagi sebagai gantinya," dia segera mengambil gelas yang berisi minuman yang sama di atas meja prasmanan lalu memberikannya pada laki laki itu.
Laki laki itu hanya diam . Tak bergeming.
"Sini mbak, biar saya yang ambil," seorang laki laki yang berdiri di belakang laki laki yang tadi, maju menggambil gelas yang ada di tangan Chayra.
" Saya asisten CEO, "dia menjawab keheranan yang terpancar di wajah Chayra.
"Ini CEO. Silahkan di minum," kata asisten CEO memberikan gelas yang di ambilnya dari tangan Chayra.
CEO? Dia seorang CEO? Masih muda. Umurnya mungkin baru awal 30 tahun.
"I have no appetitte," sang CEO menepiskan gelas yang terjulur ke arahnya.
Aku tidak selera? Sombong sekali, decak Chayra dalam hati.
"Sini buat aku saja," kata Chayra untuk memberi muka pada asisten CEO.
Dia mengambil gelas yang ada di tangan asisten CEO lalu meminumnya sampai habis.
"Uhuk..uhuk, ini kan air yang tadi. Tidak enak. Air apa ini," dia meletakkan gelas itu ke atas meja.
"Bukan air mbak, itu namanya orange zone. Campuran vodka dan jus jeruk," jelas asisten CEO. "Minuman beralkohol," dia menambahkan.
Minuman alkohol? Aku sudah memasukkan racun ke dalam tubuhku, teriak Chayra dalam hati.
"Peh..peh..peh!" Chayra meludah sembarangan dengan panik.
"Heh, apa yang kamu lakukan?" CEO mengibas ngibaskan tangannya berusaha menghadang semburan ludah Chayra.
"Mbak sudah ,mbak ," asisten CEO berusaha menghentikan tindakan Chayra.
"Aku berusaha membuang racun dalam tubuhku," jawab Chayra sembari terus meludah.
"What a moran! Bodoh!" sentak CEO. " Mana ada racun! oranye zone ini campuran vodkanya hanya sedikit. Lebih banyak jus jeruknya," dengusnya kesal.
"Stop spitting! You spit in my tuxedo," geramnya sambil menutup mulut chayra.
"Um..am..wawawa..." Chayra susah bicara karena mulutnya masih di bekap CEO.
"Argh," CEO melepaskan tangannya yang menutup mulut Chayra. " Berani sekali kamu mengigit tanganku," sentaknya marah.
"Kamu menutup mulutku," Chayra berusaha membela diri.
"Kamu meludahi tukedo aku," sergah CEO tidak mau kalah.
"Aku tidak meludahi tuksedo kamu," balas Chayra cepat.
"Salahmu sendiri berdiri terlalu dekat.." dia berhenti bicara saat menyadari wajah CEO sudah berubah ungu.
"Eh, anu, maaf..." Chayra melangkah lebih dekat pada CEO.
"Aku bantu mengelapnya," katanya seraya mengulurkan jemari ke arah badan CEO.
Chayra mulai meraba raba bagian dada CEO yang terbungkus tuksedo dengan perlahan. Terasa oleh jemarinya dada CEO yang berotot dan kencang. Dia menelusuri dadanya tanpa terlewat. Otot pecs di bagian dadanya terbentuk sempurna. Terbersit sesaat kekaguman di otak Chayra.
Setelah menelusuri bagian atas tanpa terlewat, jemari Chayra turun ke bagian perut CEO yang tanpa lemak.
Terus mencari cari bagian yang basah oleh ludahnya.
Oh My God! Mata asisten CEO melotot. Gadis ini sungguh berani. Dia berusaha untuk mencegah.
Namun tangan CEO menahannya. Memberi isyarat pada asisten untuk diam.
"Sampai berapa lama kamu mau meraba raba?" Kata CEO dengan nada tajam. Dia sudah tidak kuat menahan diri.
Jemari halus gadis ini membuat jantungnya berdebar kencang. Sangat tidak nyaman.
"Weird girl," dengus CEO.
"Aku bukan gadis aneh," sanggah Chayra. Dia menghentikan aktifitas meraba raba.
"Aku mau membersihkan ludahku di tuksedo kamu. Tapi waktu aku raba tadi, tuksedo kamu kering," ujar Chayra memberitahu hasil investigasinya .
"Kamu menuduh aku berbohong?" tukas CEO dingin. Mata elangnya menusuk tajam hingga ke rongga jantung Chayra.
Deg! Jantung Chayra serasa berhenti berdetak."Bukan begitu," jawabnya cepat.
Aish, kenapa dia bertemu laki laki mengesalkan ini?
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Tara
nanti lama lama bisa bucin
2024-04-05
2
WWH jin
main raba raba aja ini si chayra
2022-07-08
2
Farah
part yg ini😱
2022-06-14
3