"Kenapa kamu menarik narik aku? Dari tadi aku tanya tanya kamu diam saja," kata Rhea kesal begitu mereka sudah duduk di kursi belakang di dalam mobil Taksa.
Mobilnya, Aston Martin DB 9 GT, berwarna lightning silver. Sejenis mobil sedan sport berkursi 4,yang berdesain convertible. Kabinnya nyaman, futuristik dan mewah.
Mobil ini hanya ada sekitar 150 unit di seluruh dunia. Dan 15 unitnya di jual untuk pasar Asia pasifik.
"Ada papaku dan Tante syira, itu si nenek sihir . Mereka di dalam," jelas Chayra. "Tadi aku melihat mereka berjalan mendekati kita." sambungnya.
"Oh," jawab Rhea singkat. Hilang sudah rasa kesalnya.
" Selama papa bersama nenek sihir itu ,aku tidak ingin bertemu," jelas Chayra.
"Lalu kenapa kamu tadi menyikut pinggangku sangat keras? Pinggangku masih sakit sampai sekarang," gerutu nya.
"Stt.." Rhea menempelkan jari telunjuk di bibir. Dia memberikan isyarat mata sambil melirik ke arah depan di mana Taksa sedang menyetir.
"Oh, iya," Chayra mengangguk paham.
"Mau di antarkan kemana nona nona?" tanya Taksa begitu mobil sudah keluar dari area parkir hotel Grand Duke.
"Tolong di antarkan ke rumah saya saja,Pak," pinta Rhea. Lalu dia menyebutkan alamat rumahnya yang terletak di daerah elit di selatan Jakarta.
"Baik, " sahut Taksa.
"Nona Chayra mau di antarkan kemana? " tanyanya lagi.
Aih, dari posisi asisten CEO sekarang dia menjadi supir.
"Ke rumah Rhea saja, Pak, " jawab Chayra sopan.
"Baiklah, " kata Taksa.
Mobil Aston martin pun melaju menembus malam, menuju arah rumah Rhea.
Tak berapa lama, mobil sudah berhenti di teras rumah Rhea yang luas.
"Terimakasih, Pak, " ujar Rhea dan Chayra nyaris serempak.
"Ya, sama sama, " angguk Taksa.
Jangan panggil aku bapak! Ingin dia menjerit. Umurku baru 25 tahun! Tapi dia tidak berani bersuara. Takut CEO Rakhan mendengarnya.
Kemudian Rhea dan Chayra turun dari mobil dan menghilang masuk ke dalam rumah.
Taksa segera mengambil ponselnya yang tergeletak di atas jok depan yang berlapis unique fluted leather.
"Mereka sudah masuk ke dalam rumah, CEO, " lapor Taksa melalui ponsel yang sejak Rhea dan Chayra masuk ke dalam mobil sudah tersambung ke ponsel CEO Rakhan.
"Sekarang kamu balik ke hotel, " perintah CEO Rakhan.
"Balik ke hotel? Bagaimana jika CEO Farras melihat saya, CEO? " tanya Taksa kuatir.
"Tentu saja kamu balik ke hotel. Kamu itu kan asisten aku. Mobil yang kamu bawa itu juga mobil aku, " tukas CEO Rakhan ketus. "Lagipula sekarang aku sudah tidak bersama CEO Farras lagi, " sambungnya tidak sabar.
"Baik, CEO, " sahut Taksa menurut. Dia tidak berani membantah. Dari suara CEO seperti nya CEO sudah kehilangan kesabaran.
"Perintahkan team IT untuk menyelidiki Chayra , " perintah CEO Rakhan.
"Tapi CEO, perintah tadi pagi team IT juga belum bisa... "
"Kerjakan semua perintahku, " potong CEO Rakhan. "Malam ini aku sudah harus menerima hasilnya, jika tidak, mereka semua termasuk kamu, akan aku pindahkan ke kantor cabang di Somalia, " pungkas CEO tajam.
Somalia? Taksa mengigil.
Menurut Situs Spesialis keamanan dan medis global dari international SOS, Somalia termasuk negara beresiko ekstrem kategori tertinggi.
Tingkat keamanan oleh kekerasan politik, kerusuhan dan kejahatan di sana merupakan titik panas yang berbahaya. Belum lagi adanya ancaman bencana alam dan penyakit menular.
Layanan pemerintahan dan transportasi di sana hampir tidak berfungsi dengan baik.
Sungguh suatu ancaman yang sangat mengerikan buat dirinya yang jomblo akut ini. Dia masih belum berumah tangga. Dia juga belum bisa membahagiakan kedua orangtuanya.
"Baik CEO, " kata Taksa menurut.
"Cepat balik ke sini, " CEO Rakhan mematikan ponsel. Lalu menyimpannya dalam kantong tuksedonya.
Tadi dia mendengar Chayra berbicara tentang kedua orang tuanya yang berjalan mendekati mereka.
Dia tidak melihat seorangpun yang mendekati dia dan CEO Farras, karena begitu Chayra dan Rhea berjalan meninggalkan ballroom, dia juga menjauh dari CEO Farras.
Dia menelefon Taksa untuk menyuruhnya mengaktifkan ponselnya, sehingga semua percakapan di dalam mobil bisa terdengar olehnya.
Di dalam ballroom juga tidak ada CCTV sehingga dia tidak bisa melihat sesiapapun yang berjalan mendekati dia tadi.
Tapi ada untungnya juga tidak ada CCTV di sini. Bisa ada orang lain selain Taksa yang melihat dia di raba raba kucing kecil itu.
CEO Rakhan mengelilingi sekitar dengan matanya. Dia melihat di belakangnya, sepasang suami istri tengah bertengkar mulut. Dia tidak tertarik untuk mendengarkan.
"Kenapa tadi tidak jadi? " kata Tante syira ,ibu tirinya Chayra. Dia terlihat kesal.
"Tidak etis jika aku tiba tiba muncul di antara mereka, " balas papa Chayra. Sebenarnya dia sungkan untuk menyela.
Apalah artinya perusahaan dia di banding perusahaan CEO Farras, terlebih lagi di jika di bandingkan perusahaan CEO Rakhan.
Papa Chayra takut kalau membuat mereka marah, perusahaannya akan menjadi butiran debu.
"Stt.. itu dia, " Tante syira menunjuk punggung CEO Rakhan dengan dagunya.
Papa Chayra menggeleng. Dia tidak tahu mau bicara apa dengan CEO Rakhan.
"Dia sedang sendiri, aish.. itu malah pergi,"omelTante Syira.
"Sudah jangan ribut, " tukas Papa Chayra. "Nanti aku akan mencari cara untuk menghubungi CEO Rakhan, " sambung papa Chayra menenangkan.
CEO Rakhan berjalan meninggalkan tempat itu, menuju bagian lain di ballroom. Dia ingin menghindari mendengarkan pertengkaran suami istri itu.
#####
sementara di dalam kamar Rhea , Chayra segera mengganti baju dan membersihkan make up.
Meski make up dari MUA tidak terlalu tebal dan begitu fawless, dia tetap saja merasa mengenakan topeng. Karena hari hari, dia hanya mengandalkan bedak bayi dan lip gloss untuk wajah dan bibirnya.
"Aku ubah perjanjian kita, " kata Rhea sambil menghempaskan badannya di ranjang mahalnya.
"Maksudnya? " Chayra berpaling dari cermin. Kapas penuh sisa sisa make up tertempel di sana.
"Iya, "Rhea melepaskan high heelsnya lalu melemparkannya ke sudut kamar.
waw.. Chayra melongo melihatnya. High heels Rhea berharga puluhan juta itu di lempar begitu saja.
"Aku ingin kamu membantuku agar CEO Rakhan jatuh cinta padaku, " Rhea menjelaskan.
Neebla, tidak mungkin! "Kamu tidak lihat tatapannya padaku tadi? " Chayra mengingatkan. "Dia itu benci padaku, " sambungnya. "Dia mendengarkan semua yang aku katakan tentang dia, "lanjutnya dengan mimik ngeri.
"Oh.. itu, " Rhea merenung sebentar. "Tapi kan kamu juga mengatakan dia secakep Cha Eun Woo. Pastilah dia tidak marah lagi, " sambungnya menenangkan Chayra.
"Tahu dari mana kamu, dia tidak marah padaku? ish, jantungku sampai menggelepar di tatap sama dia. Serem, " tukas Chayra bergidik.
"Tanyakan saja langsung padanya, " sahut Rhea santai.
"Apa?? "biji mata Chayra hampir melompat.
"Iya itu, kamu pergi ke kantornya lalu meminta maaf, gampang kan? " beber Rhea.
Gampang? Chayra terbeliak kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
istrinya Bo qinggang
kasian taksa😁
2023-06-26
2
WWH jin
kerennya mobilnya
2022-07-08
2
Bocil Project
nezt
2022-04-30
2