"Kamu..." Suara Chayra tersekat di tenggorokan.
Kenapa CEO arogan ini bisa berada di belakangnya?
"Kamu kenal ,Ra?" Rhea menyenggol bahu Chayra.
"Hm..ehm.." Chayra berdehem. Memaksa lobus frontal berpikir.
"Um..um.." dia mendegupkan ludah. Berusaha menghilangkan perasaan kikuknya.
"Kamu kenapa?" Rhea melirik curiga. Tidak biasanya Chayra bersikap aneh begini.
Chayra menunjuk pangkal tenggorokannya untuk memberitahu jika pita suara dan kotak suaranya ,yang menghasilkan produksi suara enggan bekerja. Alasan yang bagus untuk menghindari interogasi Rhea.
"Suaramu hilang?" tanya Rhea menegaskan.
Chayra mengangguk. Dia menggerakkan mulutnya tanpa suara.
"Temannya kenapa?" CEO berjalan mendekat.
Astaga, Rhea terbeliak. Suaranya terdengar empuk di telinga, dia membatin. Wajahnya juga tampan mempesona.
"Katanya,suaranya hilang ," ujar Rhea menjawab CEO.
"Padahal tadi baik baik saja," jelasnya bingung.
Bagaimana Rhea tidak bingung. Chayra tidak bisa menjalankan tugas sebagai pengganti dirinya jika Chayra tidak bisa bicara.
"Dari penglihatan aku, temanmu ini terkena laringitis atau peradangan pita suara," CEO dengan cepat mendiagnosa.
Terkena laringitis? Aku cuma sedang malas bicara,geram Chayra dalam hati.
"Biasanya di sebabkan oleh virus atau bakteri. Harus cepat di obati,jika tidak..." CEO berhenti bicara. Dia sengaja untuk melihat reaksi lawan bicaranya.
"Jika tidak kenapa?" sambar Rhea kuatir.
"Jika tidak cepat di obati, pita suara dia akan membengkak dan terjadi kelumpuhan pada pita suara. Selain dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk bicara,juga menganggu pernafasan," papar CEO serius.
Taksa mendengarkan dengan takjub. Dia baru tahu kalau CEO ahli juga dalam ilmu kedokteran.
"Pita suara itu terdapat di bagian kiri dan kanan pangkal tenggorokan. Kelumpuhan bisa terjadi pada salah satu pita suara tapi jika terjadi pada kedua bagian pita suara bisa mengancam nyawa," urai CEO dengan nada dramatis.
"Seriously?" tanya Rhea cepat.
"Kalau tidak percaya, bawa saja temanmu ini ke rumah sakit. Tampaknya infeksinya semakin parah, lihat saja pangkal lehernya sudah membengkak, di rumah sakit akan di lakukan metode laringoskopi untuk pemeriksaan," lanjut CEO dengan ekspresi sungguh sungguh.
kelumpuhan pita suara? Laringoskopi? Dahi Chayra berkerut. CEO arogan bicara apa lagi ini?
"Laringoskopi?" ulang Rhea tidak mengerti."Apa itu?"
"Pemeriksaan tenggorokan yang menggunakan alat berupa pipa tipis dengan lampu dan lensa kamera di ujungnya. Dokter bedah akan memasukan laringoskopi melalui hidung menuju bagian belakang mulut. Ini di lakukan di ruangan operasi. Pasien akan di bius total," sahut CEO sambil menatap Chayra lekat lekat. Begitu mengintimidasi.
Ish..Chayra memalingkan muka. Menghindari tatapan tajam CEO. Mau apa CEO aneh ini? Menatapnya lekat lekat begini? Membuat dia grogi saja.
"Hih,mengerikan," desis Rhea terbelalak.
"Tindakan itu perlu di ambil, untuk mengetahui penyakit yang di derita temanmu," timpal CEO.
Siapa sih yang sakit? gerutu Chayra dalam hati.
"Jadi aku harus bawa Chayra ke Rumah sakit sekarang juga?" tanya Rhea meminta pertimbangan. "Bagaimana kalau besok saja?"
"As soon as possible," balas CEO tegas.
"Aku tidak apa apa," teriak Chayra kencang. Saking kencangnya, dia sampai kaget dengan suaranya sendiri. Ups..dia mengigit bibir bawahnya.
Beruntung suasana di ballroom sudah ramai oleh para tamu, jadi teriakan Chayra yang hampir 7 oktaf tidak memenuhi ruangan.
CEO tersenyum kecil. Gotcha!
Menakuti kucing kecil ini ternyata tidak butuh amunisi penuh,cukup di gertak langsung ketakutan.
"Benar kamu tidak apa apa,Ra?" ucap Rhea berusaha memastikan.
Chayra mengangguk kuat kuat. Berusaha menyakinkan Rhea. Dia tidak ingin di bawa ke rumah sakit.
"Syukurlah," kata Rhea lega. "Tadi itu kenapa suara kamu tiba tiba hilang?" tanyanya heran.
"Aku.." Chayra menggaruk belakang rambutnya yang di sanggul model sleek low bun, yaitu gaya rambut cepol rendah, yang hampir menyentuh pundak.
"Apa?" mata Rhea yang indah menatap Chayra meminta jawaban.
"Aku malu karena laki laki yang aku bicarakan tadi tiba tiba muncul di belakangku," bisik Chayra tanpa mengambil nafas.
"Apa? Kamu bicara apa? Laki laki yang kamu bicarakan apa?" timpal Rhea mendesak. Dia bingung dengan sikap Chayra yang begitu aneh. "Laki laki yang..."
Ish...Chayra buru buru mencubit tangan Rhea untuk membuatnya berhenti bicara.
"Sepertinya aku bisa bantu," CEO menyela. "Temanmu ini cerita tentang laki laki yang sombong, angkuh, sok kuasa tapi wajahnya cakep mirip Cha Eun Woo, member astro, idola teman mu itu, " jelas CEO.
Muka Chayra langsung memerah menahan malu.
Ya ,Tuhan! Laki laki itu mendengar semuanya. Dia bahkan menceritakan semua tanpa ada yang ketinggalan. Apalagi saat pada bagian mengucapkan, wajahnya cakep mirip Cha Eun Woo, CEO itu mengunci netra matanya dengan tatapan yang menggetarkan hatinya.
Taksa yang berdiri di belakang CEO, mendengarkan dengan raut muka heran. Sejak dia menjadi asisten CEO dua tahun yang lalu, CEO tidak pernah mau repot repot mengurusi seorang gadis. Apa karena gadis ini sudah mengotori tuksedo CEO? atau karena alasan yang lain?
"Maksudnya.." Rhea menunjuk Chayra dan CEO bolak balik dengan raut muka bingung.
"Iya.." Chayra mengangguk membenarkan.
"Oh.." Rhea menutup mulutnya. Pantas Chayra bersikap aneh tadi.
"Selamat malam, CEO Rakhan," mendadak Papa Rhea muncul dari arah belakang Rhea. "Bagaimana kabarnya?" tanya Papa Rhea sambil menyalami tangan CEO.
"Baik ,Om," CEO menyambut tangan Papa Rhea yang terjulur.
Mereka bersalaman dengan erat.
Chayra terbelalak. Papa Rhea kenal CEO aneh ini? Bahkan papa Rhea yang sudah berumur setengah abad terlihat begitu segan pada si CEO.
"Kalian sudah kenal dengan CEO Rakhan? " papa Rhea berpaling menatap Rhea dan Chayra bergantian. "Papa lihat dari jauh, kalian terlihat akrab dengan CEO ," lanjut papa Rhea.
Aish, siapa yang akrab, omel Chayra dalam hati.
"Kami baru saja bertemu Pa," jawab Rhea. "Baru bicara sebentar tapi belum berkenalan," sambungnya malu malu.
What? Chayra melotot. Sejak kapan Rhea jadi flirty begini?
"Baiklah," Papa Rhea menyungging senyum. Wajahnya terlihat bahagia.
"Kenalkan CEO Rakhan,ini anak saya, Aisyahzaara Rhea Ravika Hadiyan," Papa Rhea memperkenalkan Rhea dengan senyum sumringah.
"Selamat malam CEO Rakhan," Rhea menjulurkan tangan, mengajak CEO bersalaman.
"Selamat malam Aisyahzaara," Rakhan menyambut uluran tangan Rhea lalu melepaskannya dengan segera. Seakan enggan bersentuhan lama lama.
"Panggil saja, Rhea ," suara Rhea mengurai manja.
Aish, flirty, genitnya, batin Chayra.
"CEO Rakhan Khaizurran ini CEO World Technology, perusahaannya termasuk perusahaan top five di seluruh dunia, bukan apa apa di banding perusahaan kita lo ,Re," kata papa Rhea memberitahu.
"Wah, CEO Rakhan hebat ya, bisa memajukan perusahaan , padahal masih muda," kata Rhea takjub.
Masih muda, tampan, kaya raya, berkuasa... Wajah Rhea berbinar kagum.
Chayra berdiri di sebelah Rhea dengan wajah dongkol. Dia merasa menjadi nyamuk di antara mereka.
"Betul Re, CEO Rakhan mendirikan perusahaan sendiri begitu selesai kuliah strata dua dari Amerika. Tidak butuh waktu lama, perusahaannya berkembang begitu pesat," timpal Papa Rhea kagum.
"Tapi pengalaman saya tidak bisa di bandingkan dengan CEO Farras," balas
CEO Rakhan merendah.
"Jangan panggil CEO Farras lah, bagaimana jika memanggil Papa?" ujar Papa Rhea ramah.
Papa? Rhea terkesiap. Kenapa CEO Rakhan harus memanggil papa?
####
Maaf y readers, author telat update. Dikarenakan selama beberapa hari menginap di rumah mertua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
WWH jin
keren ini CEO, paham ilmu kedokteran juga
2022-07-08
2
eda
keren
2022-02-05
1
Minaminami
keren thor
2022-01-23
1