Wajah Rhea memucat. Dia hafal benar langkah kaki ini.
Chayra mendongakkan muka. "Siapa Re?" dia menggerakkan bibirnya tanpa mengeluarkan suara. Dia tidak pernah melihat Rhea segugup ini.
"Cepat seret robot ke samping sofa," perintah Rhea.
"Ayo," Chayra mendorong tubuh Damon ke arah depan sementara Rhea menarik tangannya.
"Pelan pelan Re, takut tangannya copot," Chayra mengingatkan Rhea. Dia agak seram melihat cara Rhea menarik tangan Damon.
"Cepat, Ra," Rhea mulai panik. Dia menatap pintu dengan wajah was was.
"Kardus boxnya, " tunjuk Chayra.
Rhea segera melepaskan pegangan tangannya dari Damon lalu secepat kilat meraih kardus di samping pintu kemudian melemparkannya secara serampangan ke dalam kamar.
Kret..pintu apartment terbuka dari luar.
Yang bisa membuka pintu apartemen hanya orang yang punya access card apartement.
Access card apartement adalah kunci pintu elektronik berbentuk kartu. Bentuknya mirip kartu ATM.
Untuk membuka pintu, kartu ini di tempelkan pada platform elektronik yang di tempel di sebelah pintu.
kartu yang oleh pengelola apartemen hanya di berikan 2 buah saja. Satu di pegang oleh Chayra dan satunya lagi di pegang Rhea.
Lalu sekarang siapa lagi yang punya kartu itu?
Chayra menanti dengan cemas.
"Papa?" Rhea menatap gugup ketika melihat papanya muncul seiring pintu terbuka.
Papa Rhea berumur sekitar 50 tahun, berpenampilan tegas dan gagah. Satu satunya orang yang di takuti oleh Rhea.
"Ada apa papa kemari? Tidak pergi kerja?" Rhea bergegas menyambut papa di depan pintu. Berusaha menghadang mata papa untuk melihat yang ada di belakang nya.
"Kenapa papa bisa punya access card?" dia memberondong papa dengan banyak pertanyaan.
"Sekarang kan hari minggu ,Rhea. Papa tidak bekerja," jawab papa.
"Papa pinjam dari sekuriti di lantai bawah," jelas papa seraya mengacungkan access card yang ada di tangannya.
"Om," Chayra datang menyapa. Mengambil tangan kanan papa Rhea lalu menciumnya dengan khidmat.
" Ya," papa Rhea mengelus rambut Chayra. Anak yang sopan, papa berujar dalam hati.
"Ra," Rhea menarik ujung baju Chayra.
"Aman," bisik Chayra pelan.
Rhea menarik nafas lega.
"Kenapa kalian berdua berbisik bisik? Kalian menyembunyikan sesuatu?" selidik papa Rhea curiga.
Papa berjalan ke arah sofa. Dia melihat 1 stell pakaian laki laki dan sebuah sepatu olahraga di atas sofa.
"Chayra membelikan hadiah buat pacarnya, Pa," Rhea buru buru menjelaskan
Dia segera memasukan pakaian laki laki dan sepatu olahraga itu ke dalam kantong kertas yang tergeletak di sebelahnya.
"Iyakan, Ra?" dia menyikut Chayra yang berdiri di sebelahnya.
"Eh, iya ,om," Chayra mengangguk.
Papa Rhea tersenyum. "Akting kalian jelek," katanya sembari duduk di sofa.
Oh, tidak! Rhea menutup erat bibirnya. Dia melihat Damon di letakkan di samping nakas. Terlihat sangat mencolok.
Untuk mengelabui, Chayra menutupi kepala Damon dengan sweater Hoodie miliknya . Tudungnya di pakai untuk menutupi kepalanya.
Sweater hoodie adalah sweater yang memiliki penutup kepala atau tudung.
Tapi tetap terlihat mencolok!
"Aman apanya?" gerutu Rhea dalam hati. Tinggal tunggu waktu saja, papa pasti akan segera melihatnya, hatinya berkata lagi.
"Benar,Pa," Rhea buru buru duduk di sebelah papanya. Untuk menghalangi mata papa agar tidak melihat Damon.
"Aku mana bisa menyembunyikan sesuatu dari papa," Rhea mengeluarkan jurus mautnya. Jurus merajuk.
"Hahaha.." papa Rhea tertawa. Wajah Rhea yang cemberut itu terlihat lucu di mata papanya.
Chayra melihat dari kejauhan. Betapa irinya dia.Andai saja papanya tidak terpikat nenek sihir itu, diapun bisa bermanja manja dengan papanya seperti ini.
"Papa ke sini untuk menjemput kamu pulang," kata papa Rhea setelah puas tertawa.
"Buat apa? Mau menikahkan aku?" jawab Rhea cemberut. "Aku tidak mau menikah," tandasnya lagi.
"Kamu bertemu dulu dengan dia. Baru putuskan mau atau tidak," kata papa Rhea dengan berat hati. "Walau sebenarnya papa ingin kamu bersedia."
"Hanya bertemu? Benar Pa?" mata Rhea yang indah berbinar senang.
"Iya," papa mengangguk. "Sekarang pulang ikut papa. Acaranya malam ini," papa Rhea berdiri dari sofa.
"Acara apa, Pa?" tanya Rhea heran.
"Pesta para CEO. Kamu akan bertemu dia malam ini," jelas papa.
Pantaslah papa datang menjemput, kata Rhea dalam hati. Selama ini, jika dia kabur dari rumah, selalu mama yang datang membujuk.
"Ma..malam ini ,pa?" mata Rhea terbelalak kaget.
"Apa mau mamamu mengatur candle light dinner untuk kalian bertemu?" papa Rhea menawarkan pilihan.
"Tidak, pa. Tidak," Rhea menggeleng kuat kuat. Jika candle light dinner ,dia tidak akan bisa mengajak Chayra ikut serta.
"Ya, Aku mau pergi malam ini. Mau pa, mau," sambung Rhea cepat cepat.
"Baiklah, ayo pulang, mama sudah menunggu di rumah," Papa Rhea menggandeng tangan anaknya.
"Aku ajak Chayra ya ,pa? Ajak Chayra ke pesta nanti malam. Boleh ya ,pa? Boleh ya?" Rhea memohon. Dia memasang wajah puppy face yang menggemaskan.
Chayra melongo. Tidak menyangka jika Rhea bisa terlihat begitu lucu dan imut.
"Baiklah," papa mengalah.
"Terimakasih, Pa," Rhea mencium pipi papanya. lalu berlari masuk ke dalam kamar untuk mengambil tas ranselnya.
Tak berapa lama, Rhea sudah keluar dari kamar.Dia berjalan ke arah Chayra.
"Ayo, Ra," Rhea langsung menarik tangan Chayra yang masih mematung di samping pintu.
Chayra ingin menolak. Tapi tangan Rhea sudah mencengkram erat tangannya.
Satu jam berselang, mereka tiba di rumah Rhea yang luas dan megah. Rumahnya, atau tepatnya, istananya tinggi menjulang di atas tanah seluas 1 hektar.
Di sisi kiri dan kanannya terdapat taman yang indah. Berbagai bunga dan pohon tumbuh di sana.
Mulai dari Lavender, bunga nasional Portugal sampai bunga Protea berwarna merah muda dari Afrika selatan. Bahkan Pohon raksasa Baobab, yang berasal dari Madagaskar juga tumbuh di sana.
Di teras rumah Rhea, sudah menunggu Mama Rhea. Dulunya Mama Rhea adalah seorang supermodel, tidak heran meski umurnya sudah melewati angka 40 tahun, masih terlihat cantik dan langsing.
"Rhea anak mama," Mama Rhea langsung memeluk Rhea seakan lama tidak bersua. Padahal belum juga 24 jam sejak Rhea pergi dari rumah jam 9 tadi malam.
"Kamu terlihat kuyu dan kusam. Ikut mama, kita akan ke Spa," kata mama Rhea sambil menggandeng lengan anaknya.
Wajah Rhea yang begitu terawat dan glowing di katakan kusam? Bagaimana dengan wajahku yang hanya mengenal foam pembersih muka? batin Chayra.
"Sekalian beli baju buat nanti malam," papa Rhea berpesan.
"Siap Papa," jawab mama Rhea sumringah.
Selesai Spa lanjut shopping! Betapa bahagianya mama Rhea.
Bertambah bahagia,saat papa menyelipkan black card dari Bank American Express di jemari mama Rhea.
Dunia orang kaya, Chayra membatin.
"Ayo kita pergi," mama Rhea mengandeng Rhea dan Chayra dengan tangan kiri dan kanannya.
"Girls day," seru mama Rhea bersemangat.
Girls day ala mama Rhea sungguh melelahkan jiwa dan raga Chayra.
Selesai Spa, lanjut shopping baju di mall. Ternyata shopping baju itu meliputi beli baju, sepatu, tas dan aksesoris lainnya, yang masing masing itemnya di beli di toko yang berbeda , di lantai yang berbeda pula.
"Aku sudah tidak tahan," Chayra meringis. Tulang betisnya terasa pegal. Tulang tempurung lututnya juga mulai goyah di langkahkan.
"Cepat, Ra," Rhea menoleh ke belakang.
Chayra sudah tertinggal belasan langkah di belakang pasangan ibu dan anak yang energik itu.
"Duluan saja, aku tunggu di sini," putus Chayra sambil berpegangan pada pagar pembatas lantai mall.
"Kenapa sayang?" Mama Rhea mendekat. Dia masih terlihat kuat dan bersemangat.
"Tidak apa apa, Tan," jawab Chayra malu hati.Dia yang usia muda kalah bugar di banding seorang ibu yang umurnya hampir menjelang setengah abad.
Beruntung kemudian, papa Rhea menelepon ke ponsel istrinya. Menyuruh untuk segera pulang.
"Baik papa sayang," Mama Rhea menurut.
"Come on girls, kita pulang, " mama Rhea menoleh ke belakang. "Jangan sedih sayang, nanti kita girls day out lagi," dia menepuk bahu Chayra.
Mama Rhea salah mengartikan ekspresi memelas Chayra.
Tidaaakkk...,jerit Chayra dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
WWH jin
enaknya di ajak soping😁
2022-07-08
2
WWH jin
keren nih tamannya rhea
2022-07-08
1
Naaa
up
2022-03-03
1