Paket itu di bungkus dengan karton jenis kraft liner, bahan karton yang memiliki kekuatan lebih baik dari bahan lainnya. Tinggi karton sekitar 130 cm dan lumayan berat karena butuh dua orang laki laki untuk mengangkatnya.
"Paket dari siapa?" Rhea keluar dari kamar sambil mengucek mata.
Chayra mengangkat bahu. "Ntah."
"Buat siapa?" Rhea datang mendekat. "Lah,ini buat kamu," dia membaca nama penerima yang tertera di atas kotak kardus.
"Iya, tapi aku tidak kenal siapa yang mengirim," kata Chayra menjawab. "Paketnya juga sangat mencurigakan."
"Buka saja," saran Rhea. Dia berjalan ke arah dapur, yang berada di samping kamar untuk mengambil gunting. "Ini," dia memberikan gunting itu kepada Chayra.
"Bagaimana kalau kita panggil petugas security? Sebagai saksi?" kata Chayra sambil menerima gunting yang di sodorkan Rhea.
"Takutnya isinya sesuatu yang aneh," lanjut Chayra was was.
"Ga usahlah, repot," tolak Rhea. "Kita buat video unboxing saja, kalau isinya aneh tinggal upload ke medsos," katanya memberi saran.
"Tapi Re..." Chayra ragu ragu.
"Sini," Rhea mengambil gunting yang ada di genggaman Chayra. Lalu menggunting semua sisi paket tanpa perasaan.
Paket terbuka. menganga lebar. Memperlihatkan isinya. Sebuah robot humanoid!
Robot itu duduk tertekuk di dalam kotak. Kepalanya tertunduk kebawah.
Oh, My God. Dios Mios. Duh Gusti... Chayra melongo.
Rhea terkesima. Dia mengucek ucek mata tidak percaya ."Si..siapa yang sudah mengirim ini Ra?" tanyanya tergagap .
"Nino, tapi aku tidak kenal siapa orangnya," jawab Chayra. Dia berjalan mendekati robot humanoid itu.
"Nino? " Rhea menegaskan."Nino apa? Nama lengkapnya? Alamatnya?" tanyanya minta kejelasan.
"Just Nino, hanya Nino. Tidak ada alamat," jawab Chayra.
"Asal pengiriman?" tanya Rhea lagi. Sepertinya dia sangat penasaran.
"Ntah, aku tidak menanyakannya pada pengantar paket tadi," sahut Chayra. Dia jongkok di depan robot humanoid. "Tangan dan kakinya belum terpasang," katanya kemudian.
"Ada petunjuk cara pemasangannya," tunjuk Rhea ke arah sebelah kiri robot. Dia mengambil setumpuk kertas yang merupakan hasil print komputer.
"Di sini tertulis untuk merakit robot ini di perlukan kit mikrokontroler smart AVR robotics berbasis atmega 16, lalu SPC....eh, apa yang kamu lakukan?" dia terkaget melihat Chayra dengan santai memasang bagian kaki dan tangan dengan menggunakan mur dan baut seperti ahli.
"Lepaskan! Bagaimana jika salah memasangnya?" cegah Rhea cepat. " Kita harus memasangnya sesuai buku panduan ini." dia menggoyang goyangkan tumpukan kertas di depan mata Chayra.
"Tenang saja,waktu SMA aku pernah kursus robotik," ujar Chayra menenangkan." Lumayanlah sudah sampai tahap membuat robot BRAT, itu robot humanoid berkaki," jelasnya lagi.
"Tapi robot humanoid yang satu ini benar benar canggih. Mirip dengan manusia,"lanjut Chayra sambil mengelus elus semua bagian tubuh robot yang sudah selesai dia pasang. "Bagian luarnya bahkan di lapisi kulit sintetis. Beda jauh dengan BRAT yang dulu aku rakit. Bodynya dari arylic atau seng," dia tidak habis habis mengagumi humanoid itu.
"Pembuatnya pasti seseorang yang sangat ahli dalam ilmu robot. Seorang pakar. Layak mendapat 10 jempol dari aku," dia berdecak kagum.
"Sekarang coba aktifkan," kata Rhea tidak sabar.
"Di mana tombol on off,baterai..." dia meraba raba seluruh bagian robot .
"Kenapa tidak ada?" tanyanya heran. "lalu bagaimana menggerakkan robot ini?" sambungnya lagi tidak mengerti.
"Aktifkan dengan QR code," jawab Chayra pelan.
"Apa?" Rhea menoleh.
"Aktifkan dengan QR code, mungkin," ulang Chayra dengan nada tidak yakin. Dia menunjuk QR code yang terdapat di bagian tengkuk robot.
QR code atau quick response code adalah barcode matrix 2 dimensi. Biasanya menyimpan mengenai informasi produk.
"QR code?" Rhea mengulang perkataan Chayra.
Chayra berjalan ke arah nakas, mengambil ponselnya lalu mengarahkan ponsel untuk memindai QR code yang terdapat di tengkuk robot.
"Tunggu,pakai ponselku sajaaa.." Rhe berusaha mencegah.
"Sudah selesai," Chayra menurunkan ponselnya. lalu memasukkannya ke dalam kantong celana panjangnya.
"Kan aku sudah bilang, pakai ponselku saja," tukas Rhea kesal.
"Apa bedanya?" tanya Chayra merasa aneh.
"Tentu saja beda. Ponsel aku kan lebih mahal dari ponsel kamu. Memorinya lebih besar, banyak fitur fitur canggih. Ponselnya juga berlapis emas 24 karat dan berhiaskan kristal swarovski" sembur Rhea.
"Maaf, aku tidak tahu kalau perlu ponsel mahal untuk scanner QR code," seringai Chayra.
"Tuan Putri.." suara serak seorang laki laki membuat Chayra dan Rhea spontan memutar kepala ke segala arah untuk mencari sumber suara.
Tapi mereka tidak menemukan sesiapapun di dalam apartemen ini.
"Si..siapa itu?" Chayra bersuara takut.
"Tenang saja ,Ra," kata Rhea. "Arah suaranya seperti dari belakang," katanya menduga duga.
Chayra dan Rhea segera membalik badan. Menunggu sesuatu yang akan muncul.
Jantung Chayra berdegup kencang.
"Stt..." Rhe berdesis. Dia segera memasang kuda kuda teknik hachi dachi, yaitu posisi kaki di buka lebar dengan tangan terkepal di bawah. Bersiap menghadapi musuh.
"Tuan putri," sebuah tangan menepuk pundak Chayra dari belakang.
"Ha...." Chayra menjerit kencang.
"Hiat!" Rhea secara refleks berbalik menghadap asal suara dan melakukan tendangan mae-geri, yaitu tendangan ke arah perut.
"Robot?" seru Rhea dan Chayra nyaris serempak.
Robot ternyata sudah aktif!
"Argh..." robot terpental jauh sampai menyentuh meja makan di areal dapur.
Tendangan Rhea benar benar luarbiasa!
"Robot, kamu tidak apa apa?" Chayra bergegas menghampiri robot .
"Tidak apa apa, Tuan Putri," jawab robot. Dia terduduk di kaki meja makan.
"Siapa gadis brutal yang tadi menendang 081212?" tanya robot.
"Aku bukan gadis brutal," sambar Rhea. "Kamu itu yang mengagetkan kami. Tindakan yang tadi namanya membela diri." tandasnya.
"Aku Chayra , yang ini temanku Rhea," kata Chayra memberitahu.
"Siapa yang memindai 081212?" tanya robot lagi.
"Ponselku," jawab Chayra cepat. "Kenapa?"
"Berarti anda adalah tuan putri," robot berdiri. Dia menundukkan kepala tanda hormat.
"Tuan putri?" balas Chayra kaget.
"081212 di program untuk menjadi pesuruh orang yang sudah memindai QR code 081212," robot menjelaskan.
"Untungnya yang menjadi tuan 081212 adalah seorang gadis yang cantik dan baik hati seperti tuan putri Chayra," ungkap robot . Dia menatap bola mata Chayra. " Memindai iris, warna iris hazel, ukuran bola mata 24,2 mm, ukuran sagitalnya 24 mm. Pemindaian selesai. Putri Chayra sudah menjadi tuan robot," katanya lebih lanjut.
"Hah? aku punya pesuruh robot?" tanya Chayra tak percaya.
Ini pasti mimpi. "Argh..sakit," Chayra mencubit tangannya. Ini bukan mimpi.
"Iya, putri Chayra," robot tersenyum. Dia menatap bola mata Chayra.
Robot bisa tersenyum? Chayra memandang takjub. Robot ini benar benar keren. Fabulous!
"Aku ini lebih cantik dari Chayra, aku juga pewaris tunggal In Tech, perusahaan tekhnologi no 1 di Indonesia, seharusnya kamu jadi robotku," tukas Rhea tidak rela.
Chayra mendapatkan robot keren ini sebagai pesuruh? Seharusnya, robot ini miliknya!
* ***
Dukung terus novel ini ya ,readers. Jangan lupa tinggalkan jejak. Like, komen dan vote. Terimakasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
WWH jin
siap Thor
2022-07-08
3
WWH jin
keren ini Rhea
2022-07-08
1
WWH jin
Chayra paham sm robot ini kayaknya
2022-07-08
1